Deni kesal dengan Yuhane yang meledeknya. Padahal tadinya dia yang akan ngerjain gadis tersebut.
"Bos..Saya ngantuk. Bolehkan tidur sekarang." Deni merebahkan dirinya di sofa. Revano pun mengangguk.
"Kalian istirahatlah lagi. Besok kalian akan pergi kerja." Ujar Revano pada keduanya.
Yuhane pun masuk ke kamar begitu juga Revano. Tinggallah Deni sendiri yang tidur di sofa. matanya sudah terpejam.
Beda dengan Revano yang resah di kamarnya, pikirannya penuh dengan gadis remaja yang yang di apartemen nya sekarang.
"Padahal tadinya dia menangis dan ingin mengakhiri hidupnya. Tapi barusan tawanya seolah tidak ada beban apa pun, gadis aneh." Keluh Revano sendiri.
Dengkuran halus menghiasi kamar tersebut. Yuhane tidur dengan damai sekali. Ia tak sedikitpun memikirkan masalahnya. Ia tidak pikirkan ayahnya yang sudah panik kehilangannya.
"Ini anak. Kenapa tidak pulang. Padahal ini sudah malam. Dasar anak durhaka." Kesal Pak Toha pada anaknya.
Pak Toha membuka pintu rumahnya. Kalau anak gadis pulang juga. Hujan sudah mulai reda, tidak selebar tadi.
****
Pagi yang cerah, secerah harapan gadis cantik yang baru saja mandi. ia kembali memakai baju yang di pakainya semalam. Untung saja Bks menyarankan untuk mencuci dan menyetrika langsung.
"Wah. keren banget hidup orang kaya. apa-apa semua tinggal pencet saja.semuanya beres. kalian ya punya hidup kayak gini. Bisa bahagia hidupku." Hayalan gadis tersebut.
Keningnya langsung kena jiplak oleh seseorang. " Aduh. Kok aku sarapan nya gini amat ya." Sungut Yuhane melihat orang yang baru saja lewat.
"Pagi-pagi bukannya menghayal. Tapi kerja.!" Sindir Deni menuju dapur,kalau di lihat bukan seperti dapur. Karena semua barang tidak terlihat. Bahkan kompornya saja pun tidak terlihat jika tidak menekan tombol untuk penghubung tempat masak Revano yang di rancang nya sendiri.
"Ya Pak. Saya kan tadi mau saja masak. tapi tidak tahu di mana tempatnya,dan Tidak tahu di mana bahannya. Yang saya tahu makanan sisa semalam." Jawab Yuhane menggosok keningnya.
Deni kembali rencana akan menjiplak kening gadis tersebut. Namun Yuhane yang sudah tahu gerak geriknya. Langsung menghindar.
"Pak. Kalau begini sama cewek. Mana ada yang mau sama bapak. pantas saja bapak jomblo terus." Ledek Yuhane terkekeh.
"Kamu nyindir aku. Kamu kan jomblo juga kan. Eh lupa kamu udah mau nikah ya. Siapa sih orangnya. apa karyawan saya juga." Tanya Revano penasaran.
Deni melongo dengan sikap Bosnya. Ia tidak pernah lihat Bos nya yang kepo tentang kehidupan seorang gadis. secantik dan sekaya apa pun dia. Selain mantan pacarnya yang pergi hilang tanpa kabar pergi entah kemana.
"HM! Nggak. Dia satu warga sama saya Tuan Bos... Saya sih berharap batal." Jawabnya sedih.
Kedua laki-laki dewasa tersebut heran." Kenapa berharap batal.?" Tanya Deni yang tak kalah kepo nya.
"Siapa juga yang mau jadi istri ke empat pak. Walaupun dia kaya, tapi saya rasa lebih kaya Tuan bos sih. Tapi di kampung saya itu, dia yang paling kaya dan banyak istri. Atau di katakan kaya istri kali ya.ha.ha." Tawa gadis tersebut.
Deni hendak menjiplak nya lagi. namun ditahan Revano. "Kenapa kamu mau.?" Tanya Revano lagi.
"Siapa juga yang mau Tuan Bos. Coba deh Tuan Bos pikirkan. Ayah saya berhutang untuk biaya operasi ibu saya. Yang jaminan nya itu saya pak. Saya sendiri tidak tahu, tahunya pas dia hari kepergian ibu saya. Kuburan ibu saya aja masih merah. Eh ia udah datang nagih hutangnya. Dan Minggu depan janji itu akan di laksanakan. Gimana saya nggak sedih. Kan sama saja Ayah jual anaknya sendiri. Tegakan Pak Bos." Jawab Yuhane menatap kedua laki-laki yang menatapnya intens begitu.
"Tega lah.!" Jawaban Deni keceplosan.
Spontan Yuhane memukul lengan Deni dengan sendok makannya. " Aduh. Kamu sadis juga ya." Ujar Deni menggosok lengannya.
"Sudah. cepat beres-beres. Kita berangkat." Perintah Revano dan meninggalkan keduanya. Deni dan Yuhane pun merapikan meja makan dengan cekatan.
Dalam perjalan ke kantor. Yuhane terus saja heboh bersama Deni. Revano tak habis pikir dengan kedua orang itu yang ada saja bahan untuk di hebohkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments