Sebuah pelukan hangat

Tanpa diduga saat Devan tengah mendekap Monic, pemandangan itu disaksikan oleh Delia.

Mulanya Delia ingin menghilangkan rasa gugupnya dengan cara menjauh sejenak dari keramaian. Namun tak disangka pilihan untuk datang ke rooftop nyatanya adalah pilihan yang salah.

Delia mematung sejenak sebelum akhirnya membalikkan badannya dan memutuskan untuk pergi.

Namun kedatangan Delia ternyata disadari oleh Devan, pria itu melihatnya dan dengan cepat Devan segera melepas pelukannya.

"Delia," ucap Devan spontan.

Monic pun langsung menoleh, mengikuti arah pandang Devan.

Langkah kaki Devan pun menuntunnya untuk mengejar Delia yang sudah semakin menjauh. Entah kenapa ia harus segera menjelaskan pada Delia tentang kesalahpahaman ini.

Sedangkan Monic hanya bisa terdiam melihat Devan mengejar Delia. Memang ia tidak memiliki perasaan apapun, jadi untuk sekarang Monic tidak begitu memperdulian kepergian Devan.

Sesampainya Devan di depan lift, rupanya pintu lift sudah menutup sesaat sebelum dirinya muncul. Karena panik tiba-tiba pandangan Devan tertuju ke arah tangga darurat. Dengan terpaksa Devan segera berlari menuruni anak tangga dengan langkah tergesa-gesa.

Ting..

Pintu lift sudah terbuka, memperlihatkan sosok Delia yang datang dengan wajah cemberut. Lalu Delia melangkahkan kakinya menuju tempat pesta, namun tiba-tiba ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Sebuah foto keluarga berukuran besar yang terpajang di dinding, dimana didalam foto itu memperlihatkan keharmonisan sebuah keluarga. mereka tampak sangat serasi dan penuh kasih sayang.

"Apa ada yang istimewa dari foto itu?" tanya Liliana yang ternyata sudah berdiri di samping Delia.

"Maaf tante.." jawab Delia kaget seperti habis ketahuan melakukan sesuatu.

Liliana ikut memandang foto itu sambil tersenyum. "Mereka berdua anak tante, mungkin kalau untuk Dirgantara kamu pasti pernah melihatnya. Tapi kalau Arjuna, dia ada di London sekarang."

"Dirgantara?" Delia mengulang ucapan Liliana sambil mengerutkan dahinya.

"Tara maksud tante, yang sebelah kanan. Dia juga ikut hadir di pernikahan kamu," jawab Liliana sambil menunjuk foto itu.

Delia menganggukkan kepalanya, sekilas ia memang tidak asing dengan wajah Tara namun Delia tidak tahu jika nama Tara adalah Dirgantara.

"Kamu jangan sungkan kalau sama tante ya, kalau ada masalah atau kamu mau curhat apapun itu kamu bisa datang ke tante. Devan juga begitu, bisa dibilang anak tante itu sebenarnya 3, dan sekarang malah jadi 4 karena ada kamu," kata Liliana sambil tertawa renyah.

Delia pun ikut tertawa meskipun ia tidak paham dengan maksud ucapan Liliana. Setidaknya Delia tahu jika masih ada orang yang peduli padanya tanpa memandang siapa dirinya.

Liliana pun memeluk Delia. Wanita itu mengusap rambut Delia dengan lembut. "Pintu rumah tante selalu terbuka buat kalian."

Delia mematung, selama ini ia tidak pernah mendapat pelukan hangat seperti ini. Bahkan dari ibu tirinya sekalipun.

Pelukan Liliana terasa nyaman dan menenangkan, entah kenapa Delia ingin berlama-lama berada dalam pelukan wanita itu. Mungkin karena Liliana adalah sosok wanita pertama yang menyambutnya dengan hangat.

"Ehemmmb"

Deheman Devan membuat Liliana melepas pelukannya.

"Ayo kita masuk, jangan-jangan kalian mau coba kabur dari acara tante ya," ucap Liliana untuk mengalihkan perhatian sambil menarik tangan Delia.

Devan mengekor di belakang Delia, sementara Delia hanya bisa pasrah saat Liliana menariknya.

Liliana melepaskan genggamannya ketika ia sudah melihat suaminya. Ia pergi meninggalkan Delia yang hanya bisa terdiam sambil menatap tangannya yang tadi di tarik olehnya.

Entah kenapa saat Liliana melepaskan tangannya, Delia merasakan sesuatu yang sulit untuk dijelaskan, seperti rasa takut untuk di tinggalkan dan merasa bahwa ia dibuang begitu saja.

Perasaan ini persis seperti apa yang dulu Delia rasakan saat ibu kandungnya pergi meninggalkannya. Saat itu Delia kecil masih berumur 5 tahun, Delia bahkan sudah tidak ingat lagi seperti apa wajah ibunya karena semua foto Ibunya sudah dibuang oleh Pak Jaya saat itu juga.

"Kamu kenapa bisa ada di rooftop?"

Pertanyaan itu membuyarkan lamunan Delia. Ia menoleh dan mendapati Devan sudah ada di sampingnya.

"Mau nyari udara seger, kenapa?"

"Itu.. Soal Monic.. aku hanya menghiburnya," jawab Devan gugup. Padahal sebenarnya ia tidak perlu menjelaskan hal itu karena Delia pun juga tidak menanyakannya.

"O..." Delia sudah membulatkan mulutnya.

"Cuma O..?" ucap Devan terkejut, ia tidak menyangka jika tanggapan Delia hanya sesimpel itu.

Melihat Delia yang seolah cuek padanya, membuat Devan kesal. Ia mengambil wine yang ada di hadapannya dan langsung meminumnya.

"Terus mau gimana, kamu mau aku cemburu gitu?"

"Uhukk.. Uhukk.." Ucapan Delia membuat Devan tersedar. Apa benar itu yang Devan takutkan, tapi kenapa? Jelas-jelas ia sudah menolak keras kehadiran Delia dihatinya.

"Bukankah aku dilarang mencampuri urusanmu," jawab Delia dengan lirikan malas sambil menggerutu, "mana bisa lupa kalau taruhannya uang 500.000.000, sampai keriput pun aku nggak akan sanggup untuk membayarnya."

Devan baru ingat jika ia menuliskan hal ini dalam surat perjanjiannya, baru juga beberapa hari ia bahkan sudah melanggarnya sendiri.

Saat mereka terdiam tiba-tiba Delia kembali fokus dengan Liliana. Kini Delia ingin mengenal wanita itu lebih dalam lagi, mungkin Devan tahu banyak karena tadi Liliana juga bilang bahwa Devan juga dekat dengannya.

"Tante Liliana itu sosok yang gimana sih?" tanya Delia.

"Kenapa kamu tanya soal Tante Liliana?"

"Mau tau aja, kenapa dia bisa baik sama aku.. disaat mami kamu aja nggak bisa nerima aku."

"Ya itu karena Tante Liliana orang yang baik."

Delia berusaha menerima penjelaskan Devan, sejauh apapun ia menerawang Liliana, tetap tidak ada jawaban lain selain kata baik. Tapi Delia seperti mengharapkan ucapan yang berbeda dari mulut Devan. Entah apa?

Tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrak Delia dan menumpahkan wine ke gaunnya.

Delia pun terkejut, begitu juga dengan Devan. Pria itu sudah bersiap untuk memarahi orang itu.

"Kam..."

Devan memotong ucapannya karena begitu ia mendongak, rupanya yang menabrak Delia adalah maminya sendiri Margaret.

Sebenarnya Delia juga kesal namun ia tidak berani untuk membuka suara, ia sibuk membersihkan noda itu dan segera pergi ke toilet.

"Mami sengaja?!" ucap Devan dengan raut muka marah.

"Sengaja kamu bilang," ucap Margaret dengan senyum getir, ia tidak menyangka putranya sendiri lebih membela Delia dibanding dirinya. "Mami itu tadi lagi buru-buru dan mami juga nggak tau kalau ternyata yang mami tabrak itu istri kamu," jawab Margaret sambil melirik ke arah seseorang. Ia mengedipkan matanya seakan memberi isyarat.

Delia yang sedang berada di dalam toilet hanya bisa menghembuskan napasnya, beruntung baju yang ia pakai berwarna hitam jadi noda itu tidak akan terlihat dengan jelas. Namun tetap saja Delia merasa kesal karena bagaimana pun harga gaun itu sangatlah mahal, misal ia jual pun pasti bisa untuk memenuhi hidupnya selama beberapa bulan ke depan.

"Ahh sial," rutuk Delia.

Saat Delia sedang berdiri di depan cermin tiba-tiba ada seseorang yang masuk. Awalnya Delia tidak merasa curiga sedikit pun, namun tiba-tiba ada bunyi seperti suara pintu yang dikunci.

Delia segera menoleh ke arah wanita itu dan dalam sekejap wanita itu sudah membekap mulut Delia menggunakan kain dan tak lama Delia pun memejamkan matanya.

BERSAMBUNG..

Maaf baru up lagi, kemarin othor lagi ada acara yang nggak bisa dipending🥲

Insyaallah hari ini othor up 3 bab, ditunggu ya😍🥰

Episodes
1 Kabur dari rumah
2 Pria misterius
3 Ancaman Santi
4 Ide cerdik Delia
5 Kekaguman Delia
6 Salting brutal
7 Seorang teman
8 Perseteruan Devan dan Margaret
9 Perhatian kecil Devan
10 Act of service-nya seorang Devan
11 Apa yang dibisikkan Margaret?
12 Sebatas pernikahan kontrak
13 Semakin menjadi
14 Rencana yang gagal
15 Dia lebih segalanya
16 Malu-malu tapi mau
17 Terkurung seperti sandera
18 Penuh rahasia
19 Menjadi pusat perhatian
20 Sebuah pelukan hangat
21 Pertarungan sengit
22 Kecurigaan Anna
23 Kesaltingan yang hakiki
24 Rencana Anna
25 Kedatangan tamu
26 Daripada mati sia-sia
27 Rahasia besar
28 Kenangan 4 tahun silam
29 Mimpi buruk
30 Keceplosan
31 Sadar akan perasaan itu
32 Ketahuan
33 Perasaan itu semakin tak terkendali
34 Ini yang pertama
35 Sama-sama gengsi
36 Ibu kandung vs ibu tiri
37 Aku menginginkanmu
38 Kebiasaan baru
39 Menemui Devan
40 Tanda kepemilikan
41 Benarkah itu kamu?
42 Dia kekasihku
43 Permintaan maaf
44 Suami istri sungguhan
45 Belum tuntas
46 Melibatkan polisi
47 Ketegangan antara Devan dan Kafa
48 Cemburu, benarkah?
49 Teka-teki
50 Masih belum percaya
51 Dia milikku
52 Tunggu pembalasanku
53 Aksi kejar-kejaran
54 Bukan lawan yang mudah
55 Tak sia-sia
56 Menyerahlah
57 Orang misterius
58 Hanya pura-pura
59 Senasib
60 Siapa yang menyuruhmu?
61 Delia hilang
62 Kamu kemana?
63 Ketakutan
64 De-javu
65 Dia anakku
66 Papa pun tahu
67 Hadiah terakhir
68 Rasanya kehilangan
69 Dipertemukan
70 Saling menerima
71 Pelukan seorang ibu
72 Janji kelingking
73 Istri orang
74 Belum terbiasa
75 Tidak sempat bertemu
76 Amarah Smith
77 Kali pertama (21+)
78 Menerima apa adanya (21+)
79 Pengakuan seorang ibu
80 Tak percaya
81 Kecanggungan antara ibu dan anak
82 Kesempatan kedua
83 Situasi mencekam
84 Terimakasih putriku
85 Kita impas
86 Dikejar umur
87 Kedua kalinya
88 Bakti seorang anak
89 Ibu-ibu sosialita
90 Tertangkap basah.
91 Saling mengandalkan
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Kabur dari rumah
2
Pria misterius
3
Ancaman Santi
4
Ide cerdik Delia
5
Kekaguman Delia
6
Salting brutal
7
Seorang teman
8
Perseteruan Devan dan Margaret
9
Perhatian kecil Devan
10
Act of service-nya seorang Devan
11
Apa yang dibisikkan Margaret?
12
Sebatas pernikahan kontrak
13
Semakin menjadi
14
Rencana yang gagal
15
Dia lebih segalanya
16
Malu-malu tapi mau
17
Terkurung seperti sandera
18
Penuh rahasia
19
Menjadi pusat perhatian
20
Sebuah pelukan hangat
21
Pertarungan sengit
22
Kecurigaan Anna
23
Kesaltingan yang hakiki
24
Rencana Anna
25
Kedatangan tamu
26
Daripada mati sia-sia
27
Rahasia besar
28
Kenangan 4 tahun silam
29
Mimpi buruk
30
Keceplosan
31
Sadar akan perasaan itu
32
Ketahuan
33
Perasaan itu semakin tak terkendali
34
Ini yang pertama
35
Sama-sama gengsi
36
Ibu kandung vs ibu tiri
37
Aku menginginkanmu
38
Kebiasaan baru
39
Menemui Devan
40
Tanda kepemilikan
41
Benarkah itu kamu?
42
Dia kekasihku
43
Permintaan maaf
44
Suami istri sungguhan
45
Belum tuntas
46
Melibatkan polisi
47
Ketegangan antara Devan dan Kafa
48
Cemburu, benarkah?
49
Teka-teki
50
Masih belum percaya
51
Dia milikku
52
Tunggu pembalasanku
53
Aksi kejar-kejaran
54
Bukan lawan yang mudah
55
Tak sia-sia
56
Menyerahlah
57
Orang misterius
58
Hanya pura-pura
59
Senasib
60
Siapa yang menyuruhmu?
61
Delia hilang
62
Kamu kemana?
63
Ketakutan
64
De-javu
65
Dia anakku
66
Papa pun tahu
67
Hadiah terakhir
68
Rasanya kehilangan
69
Dipertemukan
70
Saling menerima
71
Pelukan seorang ibu
72
Janji kelingking
73
Istri orang
74
Belum terbiasa
75
Tidak sempat bertemu
76
Amarah Smith
77
Kali pertama (21+)
78
Menerima apa adanya (21+)
79
Pengakuan seorang ibu
80
Tak percaya
81
Kecanggungan antara ibu dan anak
82
Kesempatan kedua
83
Situasi mencekam
84
Terimakasih putriku
85
Kita impas
86
Dikejar umur
87
Kedua kalinya
88
Bakti seorang anak
89
Ibu-ibu sosialita
90
Tertangkap basah.
91
Saling mengandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!