Rencana yang gagal

Begitu melihat mobil Devan sudah meninggalkan rumah, Delia buru-buru keluar ditemani Keyla. Mereka pergi menggunakan sepeda motor milik salah satu penjaga rumah, kebetulan memang Delia bisa mengendarainya.

Delia mengendarainya dengan sangat kencang, tak memperdulikan Keyla yang sudah ketakutan.

"Del pelan-pelan, aku takut," teriak Keyla sambil berpegangan erat pada Delia.

Delia tidak menggubris, ia terus melajukan motornya dengan kecepatan penuh berharap ia bisa segera sampai di rumah sakit.

Begitu sampai, Delia langsung memarkirkan motornya dan berlari menuju ke ruangan bapaknya.

Sedangkan Keyla, gadis itu masih mencoba mengatur napasnya. Perutnya bahkan terasa mual begitu motor yang ia naikin sudah berhenti.

Dengan napas yang memburu, Delia membuka pintu ruang VVIP. Ia melangkah masuk sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Dimana Margaret, apa dia sudah pergi?

Namun meskipun Margaret tidak ada, Delia tetap tidak bisa untuk menghilangkan prasangka buruknya. Ia segera menghampiri bapaknya.

"Pak, Tadi Nyonya Margaret kesini ya, dia ngomong apa sama bapak?" tanya Delia, meski bibirnya tersenyum namun Delia tidak bisa menyembunyikan rasa paniknya.

Pak Jaya menggelengkan kepalanya dengan susah payah. Dan Delia menyambutnya dengan hembusan napas lega.

Selama Margaret tidak mengancam ataupun menyakiti Bapaknya, Delia masih bisa untuk menahan amarahnya.

Delia lalu keluar untuk menemui perawat yang selama ini menjaga bapaknya.

Begitu menemukannya Delia langsung menariknya ke tempat yang sepi.

"Kenapa kamu membiarkan Nyonya Margaret masuk?" tanya Delia dengan sorot mata tajam.

"Kenapa saya tidak boleh menjenguk bapak kamu?" tanya Margaret sambil menyunggingkan senyum smirk-nya, tak lupa ia juga melipat kedua tangannya didada.

Delia tersenyum getir. Lalu menghampiri Margaret dan menatapnya dengan sengit. "Kalau anda berpikir bahwa saya takut pada anda, anda salah... Saya tidak pernah takut pada siapapun. Saya akan ikuti semua mau kamu tapi tunggu, semua butuh waktu. Sekali lagi anda melibatkan bapak saya dalam masalah ini. Saya tidak akan tinggal diam."

Margaret justru tertawa senang, ancaman Delia seakan tidak berarti apa-apa. "Kamu pikir kamu siapa, berani mengancam saya?!"

"Devan yang mengajarkan pada saya untuk tidak pernah takut pada anda. Bagaimana perasaan anda mendengar ini? Putra anda sendiri mengatakan hal seperti ini pada saya. Ini menunjukkan bahwa anda sudah gagal menjadi seorang ibu."

"Tutup mulutmu! Devan seperti itu juga karena kamu, kalau saja dia tidak bertemu denganmu semua ini tidak akan pernah terjadi."

"Saya ingatkan sekali lagi, jangan pernah anda datang kesini," Delia pergi meninggalkan Margaret tanpa ada perasaan takut sedikitpun.

Sementara Margaret hanya mematung di tempat sambil mengepalkan tangannya.

*****

Di tempat lain,

Devan tengah fokus menatap layar monitornya. Rupanya tanpa sepengetahuan siapapun, Devan diam-diam memiliki aksen cctv di ruangan Pak Jaya. Ia bisa melihat apapun dan siapapun yang masuk ke dalam sana, tak terkecuali saat Margaret datang dan mengancam Delia.

Devan yang sudah sangat marah bahkan tanpa sadar sampai mematahkan bolpoin yang di pegangnya.

Anna yang berada disana hanya bisa menyembunyikan rasa paniknya.

"Anna.. Kamu siapkan dua pengawal untuk menjaga ruangan Pak Jaya, sekarang!" titah Devan, membuat Anna bergegas keluar.

Melalui sambungan telpon, Devan juga langsung menghubungi Dio.

"Siapkan mobil sekarang!"

"Baik Tuan."

Devan berjalan dengan langkah cepat menuju pintu keluar. Sesampainya di depan kantor, Devan melihat Dio sudah berdiri di samping pintu kemudi.

Dengan sigap Dio berjalan mengitari mobil untuk membukakan pintu, namun belum sempat tangan Dio menyentuh handle pintu Devan justru sudah masuk ke pintu kemudi. Dan melajukan mobilnya dengan cepat, meninggalkan Dio yang masih saja mematung ditempatnya berdiri.

Devan melajukan mobilnya seperti penguasa jalanan, ia menyalip dengan sesuka hati. Bahkan Devan tidak memperdulikan umpatan orang ketika mobilnya menyalip dengan sembarangan.

Devan tidak akan bertindak sejauh ini jika tidak menyangkut Delia. Entah kenapa jika sesuatu terjadi pada Delia, rasanya Devan ingin membunuh siapapun yang sudah menyakiti gadis itu, tak terkecuali maminya.

Setelah menempuh perjalanan yang menegangkan, akhirnya mobil Devan berhasil mendarat di depan rumah Margaret. Tanpa permisi atau apapun Devan langsung membuka pintu dan mencari Margaret dengan amarah yang menumpuk.

"Tuan.. Tuan.. Nyari siapa?" tanya salah seorang pelayan di rumah itu.

"Dimana mami," tanya Devan dengan raut muka dingin membuat pelayan itu gugup dan ketakutan.

"Maaf Tuan, Nyonya sedang tidak berada di rumah"

Devan mendaratkan bokongnya di sofa. "Telfon mami dan bilang kalau aku ada di rumah, suruh dia untuk datang sekarang juga."

Pelayan itu pergi dengan patuh, ia segera berlari untuk mengambil ponselnya.

"Nyonya maaf mengganggu, ini.. Tuan Devan ada di rumah dan dia meminta Nyonya untuk segera pulang."

"Ada apa?" tanya Margaret, tidak biasanya Devan datang ke rumahnya jika tidak ada hal yang mendesak.

"Tidak tau Nyonya."

Margaret mematikan panggilan itu dan langsung meminta pada sopirnya untuk mempercepat laju kendaraan. Belum terlintas di pikiran Margaret bahwa Devan datang karena CCTV rumah sakit sehingga ia masih bisa duduk dengan santai.

Setibanya di rumah, Margaret berjalan dengan santai menghampiri Devan. Wanita itu tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa.

"Tumben kamu ke rumah mami, ada perlu apa?" tanya Margaret yang kini sudah duduk di hadapan Devan.

Devan terdiam sejenak lalu sesaat kemudian ia justru tersenyum mengejek.

Margaret yang melihat senyum itu hanya bisa mengerutkan alisnya.

"Devan sudah hafal dengan cara main mami. Apapun yang mami lakukan, Devan selalu selangkah di depan mami."

Margaret masih belum memahami ucapan Devan. Namun ia mulai curiga. "Ini maksud kamu apa?"

"Pukul 07.35 mami masuk ke ruangan Pak Jaya dan pukul 07.42 mami keluar dari sana."

Margaret terbelalak, ia tidak menyangka jika Devan benar-benar mengetahui hal ini bahkan sampai sedetail itu.

"Apa maksud kamu," kelak Margaret sambil menyunggingkan senyum gugupnya.

"Kali ini Devan nggak akan tinggal diam, sekali lagi mami mengusik Delia maka lawan mami adalah Devan," ucap Devan sambil bangkit dari tempat duduknya.

"Kamu berani melawan mami hanya untuk gadis kampung itu?" Senyum Margaret terlihat getir, tidak percaya jika putranya sendiri lebih membela istrinya dibanding ia, ibunya.

Devan terus berjalan seakan tidak ada lagi yang perlu dijelaskan dalam masalah ini.

Namun siapa sangka, ketegasan Devan justru meninggalkan amarah yang memuncak di hati Margaret. Kecewa, marah, dendam semua sudah menyatu, menjadikan Margaret semakin bertekad untuk menghancurkan Delia.

"Devan.. Kamu lupa kalau mami selalu bisa mendapatkan apa yang mami mau, kali ini pun juga akan begitu," gerutu Margaret sambil menatap lurus kepergian Devan.

BERSAMBUNG..

Hai.. Hai.. Mana nih like dan komennya, othor tungguin nih..

Othor juga mau ngucapin terimakasih banyak karena kalian sudah setia sama othor disini.

Lopee 🩷🩷🩷 buat kalian semua.

Episodes
1 Kabur dari rumah
2 Pria misterius
3 Ancaman Santi
4 Ide cerdik Delia
5 Kekaguman Delia
6 Salting brutal
7 Seorang teman
8 Perseteruan Devan dan Margaret
9 Perhatian kecil Devan
10 Act of service-nya seorang Devan
11 Apa yang dibisikkan Margaret?
12 Sebatas pernikahan kontrak
13 Semakin menjadi
14 Rencana yang gagal
15 Dia lebih segalanya
16 Malu-malu tapi mau
17 Terkurung seperti sandera
18 Penuh rahasia
19 Menjadi pusat perhatian
20 Sebuah pelukan hangat
21 Pertarungan sengit
22 Kecurigaan Anna
23 Kesaltingan yang hakiki
24 Rencana Anna
25 Kedatangan tamu
26 Daripada mati sia-sia
27 Rahasia besar
28 Kenangan 4 tahun silam
29 Mimpi buruk
30 Keceplosan
31 Sadar akan perasaan itu
32 Ketahuan
33 Perasaan itu semakin tak terkendali
34 Ini yang pertama
35 Sama-sama gengsi
36 Ibu kandung vs ibu tiri
37 Aku menginginkanmu
38 Kebiasaan baru
39 Menemui Devan
40 Tanda kepemilikan
41 Benarkah itu kamu?
42 Dia kekasihku
43 Permintaan maaf
44 Suami istri sungguhan
45 Belum tuntas
46 Melibatkan polisi
47 Ketegangan antara Devan dan Kafa
48 Cemburu, benarkah?
49 Teka-teki
50 Masih belum percaya
51 Dia milikku
52 Tunggu pembalasanku
53 Aksi kejar-kejaran
54 Bukan lawan yang mudah
55 Tak sia-sia
56 Menyerahlah
57 Orang misterius
58 Hanya pura-pura
59 Senasib
60 Siapa yang menyuruhmu?
61 Delia hilang
62 Kamu kemana?
63 Ketakutan
64 De-javu
65 Dia anakku
66 Papa pun tahu
67 Hadiah terakhir
68 Rasanya kehilangan
69 Dipertemukan
70 Saling menerima
71 Pelukan seorang ibu
72 Janji kelingking
73 Istri orang
74 Belum terbiasa
75 Tidak sempat bertemu
76 Amarah Smith
77 Kali pertama (21+)
78 Menerima apa adanya (21+)
79 Pengakuan seorang ibu
80 Tak percaya
81 Kecanggungan antara ibu dan anak
82 Kesempatan kedua
83 Situasi mencekam
84 Terimakasih putriku
85 Kita impas
86 Dikejar umur
87 Kedua kalinya
88 Bakti seorang anak
89 Ibu-ibu sosialita
90 Tertangkap basah.
91 Saling mengandalkan
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Kabur dari rumah
2
Pria misterius
3
Ancaman Santi
4
Ide cerdik Delia
5
Kekaguman Delia
6
Salting brutal
7
Seorang teman
8
Perseteruan Devan dan Margaret
9
Perhatian kecil Devan
10
Act of service-nya seorang Devan
11
Apa yang dibisikkan Margaret?
12
Sebatas pernikahan kontrak
13
Semakin menjadi
14
Rencana yang gagal
15
Dia lebih segalanya
16
Malu-malu tapi mau
17
Terkurung seperti sandera
18
Penuh rahasia
19
Menjadi pusat perhatian
20
Sebuah pelukan hangat
21
Pertarungan sengit
22
Kecurigaan Anna
23
Kesaltingan yang hakiki
24
Rencana Anna
25
Kedatangan tamu
26
Daripada mati sia-sia
27
Rahasia besar
28
Kenangan 4 tahun silam
29
Mimpi buruk
30
Keceplosan
31
Sadar akan perasaan itu
32
Ketahuan
33
Perasaan itu semakin tak terkendali
34
Ini yang pertama
35
Sama-sama gengsi
36
Ibu kandung vs ibu tiri
37
Aku menginginkanmu
38
Kebiasaan baru
39
Menemui Devan
40
Tanda kepemilikan
41
Benarkah itu kamu?
42
Dia kekasihku
43
Permintaan maaf
44
Suami istri sungguhan
45
Belum tuntas
46
Melibatkan polisi
47
Ketegangan antara Devan dan Kafa
48
Cemburu, benarkah?
49
Teka-teki
50
Masih belum percaya
51
Dia milikku
52
Tunggu pembalasanku
53
Aksi kejar-kejaran
54
Bukan lawan yang mudah
55
Tak sia-sia
56
Menyerahlah
57
Orang misterius
58
Hanya pura-pura
59
Senasib
60
Siapa yang menyuruhmu?
61
Delia hilang
62
Kamu kemana?
63
Ketakutan
64
De-javu
65
Dia anakku
66
Papa pun tahu
67
Hadiah terakhir
68
Rasanya kehilangan
69
Dipertemukan
70
Saling menerima
71
Pelukan seorang ibu
72
Janji kelingking
73
Istri orang
74
Belum terbiasa
75
Tidak sempat bertemu
76
Amarah Smith
77
Kali pertama (21+)
78
Menerima apa adanya (21+)
79
Pengakuan seorang ibu
80
Tak percaya
81
Kecanggungan antara ibu dan anak
82
Kesempatan kedua
83
Situasi mencekam
84
Terimakasih putriku
85
Kita impas
86
Dikejar umur
87
Kedua kalinya
88
Bakti seorang anak
89
Ibu-ibu sosialita
90
Tertangkap basah.
91
Saling mengandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!