Sebatas pernikahan kontrak

Margaret melirik tangan Anna sambil memberikan tatapan membunuh. "Lepasin tangan kotor kamu dari baju saya!"

Anna segera melepaskan tangannya tanpa berkata apa-apa. Keberanian Anna memang patut untuk diapresiasi.

Sementara itu Margaret langsung mengibaskan baju yang tadi disentuh oleh Anna dan mulai berjalan meninggalkan mereka.

Mendengar suara pintu terbuka membuat Keyla segera menoleh. Kecemasan pun nampak jelas di wajah gadis itu, sejak tadi ia hanya bisa berjalan mondar-mandir sambil menunggu seseorang keluar dari ruangan Delia.

Akhirnya Margaret keluar dengan wajah kesal. Keyla yang sudah lelah hanya dengan menebak-nebak, kini langsung menerobos masuk untuk memeriksa kondisi Delia. Dan benar saja, Delia tiba-tiba mulai merasakan sesak setelah kepergian Margaret.

Napas Delia memburu dengan kedua mata yang sudah memerah menahan tangis.

"Del, kamu kenapa?" Tanya Anna panik.

Delia tidak menjawab, bahkan tatapan gadis itu seperti kosong. "Delia jawab aku!!!" Anna sampai harus mengguncang-guncangkan tubuh Delia untuk mengembalikan kesadarannya.

"Apa aku harus memanggil Tuan Devan?" kata Keyla yang mulai terlihat cemas.

Tak ada jawaban dari Anna membuat Keyla berpaling begitu saja, namun tiba-tiba tangan Delia menahannya.

Delia menatap Keyla sambil tersenyum. Entah apa yang ada dipikiran Delia, bisa-bisanya ia tersenyum ditengah kondisi seperti ini.

"Jangan.. Aku nggak papa?" ucap Delia dengan suara lirih.

"Delia.. Apa yang Nyonya katakan sama kamu, apa dia mengancamku?" tanya Anna, sekian lama ia bekerja dengan Devan tentu sudah paham dengan watak Margaret.

Delia hanya menggeleng.

Anna tak bisa menghilangkan pikiran buruknya, ia bahkan langsung meluapkan amarahnya dengan menjambak rambutnya sambil berteriak. "Ahhh shittt! Kenapa aku bisa seceroboh ini!"

Keyla yang melihat itu hanya bisa menunjukkan ekspresi bingung. Kenapa Anna begitu berlebihan?

Anna yang sudah frustasi kembali menghampiri Delia, ia bahkan sudah berjongkok di depan gadis itu.

Ditatapnya wajah Delia dengan cukup lama. "Aku bisa simpan rahasia ini, jadi tolong kamu katakan sama aku. Aku nggak akan bisa maafin diri aku kalau sampai sesuatu yang buruk menimpa kamu Del."

Delia mengusap lembut tangan Anna. "Nggak ada hal buruk yang akan menimpa aku Na, dan nggak ada ancaman apapun. Maaf kalau aku tadi sedikit syok karena tiba-tiba saja nafasku sesak, bukan karena Nyonya Margaret," jawab Delia.

"Kamu yakin?"

"Iya," jawab Delia sambil menganggukkan kepalanya.

***

Dengan di dampingi Anna dan Keyla, Delia sudah melangkah keluar. Delia tampak tersenyum bahagia, namun begitu ekor matanya menatap Margaret ada perasaan khawatir yang seketika itu menyerangnya.

Sementara itu, di depan Delia tampak sosok tinggi nan gagah sedang terpukau menatapnya. Pria dengan setelan jas putih itu tersenyum tanpa mengedipkan matanya sedikitpun.

Delia tak bisa menyembunyikan rasa gugupnya ketika langkahnya hampir mendekat ke arah Devan. Apalagi tatapan kagum Devan yang secara terang-terangan ditunjukkan di depan semua orang, menambah irama jantung Delia semakin berpacu dengan lebih cepat.

'Jangan gugup Delia, tenang. Kamu harus bisa mengontrol diri kamu,' gerutu Delia dalam hati berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Langkah Delia terhenti ketika ia sudah berdiri di hadapan Devan. Delia hanya bisa menundukkan kepalanya, sementara Devan masih belum bosan untuk menatap wajahnya.

"Bagaimana, apa terlihat cantik hari ini?" tanya Delia dengan pipi yang semakin merona.

Devan segera mengalihkan pandangannya, "Ayo kita selesaikan acara ini dengan cepat."

Dengan di gandeng Devan, Delia dituntun untuk mendekat ke pendeta. Mereka mengucapkan janji pernikahan satu sama lain tanpa ada kendala apapun.

Devan sudah memasangkan cincin di jari Delia, begitu pun sebaliknya. Untuk sesaat Delia merasa jika ini adalah pernikahan sungguhan. Ia bahkan tertawa lepas saat Devan menyunggingkan senyum termanisnya.

Namun tiba-tiba ada sesuatu yang mengganjal di diri Delia. Senyumnya bahkan langsung sirna. Sesekali Delia akan melirik ayahnya yang duduk di sebelah kirinya dengan tatapan penuh kekhawatiran.

Di sesi foto keluarga pun, Delia seperti tidak percaya diri. Beberapa kali fotografer meminta Delia untuk tersenyum lepas karena wajahnya seperti memendam kesedihan.

"Apa yang mengganggu pikiranmu?" bisik Devan yang juga sadar akan hal itu.

"Tidak, aku hanya gugup." Delia melirik Devan lalu tersenyum paksa.

"Apa tadi terjadi sesuatu?"

Delia hanya menggelengkan kepalanya. Tak mungkin ia mengatakan keresahannya pada Devan.

Pernikahan itu berjalan dengan cepat sama seperti yang diharapkan Devan. Para tamu undangan sudah meninggalkan kediamannya, kini hanya tinggal Margaret seorang.

Perlahan Margaret berjalan mendekati Delia. "Kamu harus ingat kata-kata saya, atau-"

"Saya paham, dan secepatnya saya akan membereskan masalah ini," potong Delia, wajahnya sudah berubah tegang.

"Ehemmmbb." Suara deheman Devan membuat Margaret sedikit menjauhkan tubuhnya dari Delia.

Devan yang tadi sempat pergi sebentar untuk mengambil air minum, membuat Margaret memiliki kesempatan untuk mendekati Delia.

Devan mendekat lalu menatap Margaret dengan penuh curiga, "Mami ngapain masih disini?"

"Menyapa menantu mami, apalagi. Oh iya mami sudah siapkan wine jauh-jauh dari Prancis sebagai kado pernikahan kalian, semoga kalian suka," jawab Margaret sambil mengedipkan satu matanya bermaksud untuk menggoda mereka.

Devan yang paham akan maksud maminya hanya bisa melirik Delia dengan wajah yang sudah memerah.

"Mami pulang dulu, sekali lagi selamat untuk pernikahan kalian," ucap Margaret sambil cepika-cepiki dengan Devan dan juga Delia.

Kini hanya tinggal mereka berdua di ruangan itu. Devan berjalan ke sebuah meja lalu mengambil sebuah dokumen dari dalam lacinya.

"Ini adalah isi dari surat perjanjian pernikahan kita. Kamu baca baik-baik jika ada yang membuat kamu keberatan kamu bisa katakan." Devan sudah menyerahkan maps itu pada Delia.

Delia membacanya dengan teliti, namun baru sebentar membaca mata Delia sudah menunjukkan protesnya.

"Ini.. Kenapa disini tertulis pernikahan kita hanya 2 tahun?"

Sejak awal Delia tidak pernah diberitahu bahwa mereka hanya akan menikah kontrak. Yang ia tahu bahwa Devan menikahinya hanya untuk menggantikan pengantin sungguhannya.

"Pernikahan ini hanya sekedar formalitas. Kita sama-sama diuntungkan bukan, kamu terbebas dari ibu tirimu sedangkan aku terbebas dari pernikahan bisnis yang juga tidak aku inginkan."

"Selama masa pernikahan, pihak pertama dan pihak kedua tidak boleh mencampuri urusan masing-masing. Kalaupun mendesak hanya pihak pertama yang boleh." Delia membacakan isi surat itu dengan wajah terheran-heran.

"Pihak pertama dan kedua tidak boleh melakukan kontak fisik yang berlebihan. Jika ada salah satu pihak yang melanggar isi surat perjanjian ini maka akan dikenakan denda sebesar 30 USD atau setara dengan 500.000.000," lanjut Delia.

"Apa ada yang membuat kamu keberatan?" tanya Devan mencoba menelisik wajah Delia.

Perasaan getir seketika menyesakkan dada Delia. Ia tidak menyangka jika Devan melakukan hal sejauh ini hanya untuk menjaga jarak darinya.

Delia langsung menandatangani surat perjanjian itu tanpa berpikir panjang.

"Kamu bisa tetap tinggal di kamar kamu sekarang, aku akan mencari kamar lain," ucap Devan kemudian sambil membereskan dokumen itu.

Delia hanya melirik malas sambil melepas heelsnya, lalu ia pergi meninggalkan Devan tanpa berkata apapun.

Devan menatap heels yang ditinggalkan oleh Delia, lalu berjalan mendekatinya. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul begitu tangan Devan menyentuh heels itu, namun Devan berusaha untuk mengabaikannya.

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Kabur dari rumah
2 Pria misterius
3 Ancaman Santi
4 Ide cerdik Delia
5 Kekaguman Delia
6 Salting brutal
7 Seorang teman
8 Perseteruan Devan dan Margaret
9 Perhatian kecil Devan
10 Act of service-nya seorang Devan
11 Apa yang dibisikkan Margaret?
12 Sebatas pernikahan kontrak
13 Semakin menjadi
14 Rencana yang gagal
15 Dia lebih segalanya
16 Malu-malu tapi mau
17 Terkurung seperti sandera
18 Penuh rahasia
19 Menjadi pusat perhatian
20 Sebuah pelukan hangat
21 Pertarungan sengit
22 Kecurigaan Anna
23 Kesaltingan yang hakiki
24 Rencana Anna
25 Kedatangan tamu
26 Daripada mati sia-sia
27 Rahasia besar
28 Kenangan 4 tahun silam
29 Mimpi buruk
30 Keceplosan
31 Sadar akan perasaan itu
32 Ketahuan
33 Perasaan itu semakin tak terkendali
34 Ini yang pertama
35 Sama-sama gengsi
36 Ibu kandung vs ibu tiri
37 Aku menginginkanmu
38 Kebiasaan baru
39 Menemui Devan
40 Tanda kepemilikan
41 Benarkah itu kamu?
42 Dia kekasihku
43 Permintaan maaf
44 Suami istri sungguhan
45 Belum tuntas
46 Melibatkan polisi
47 Ketegangan antara Devan dan Kafa
48 Cemburu, benarkah?
49 Teka-teki
50 Masih belum percaya
51 Dia milikku
52 Tunggu pembalasanku
53 Aksi kejar-kejaran
54 Bukan lawan yang mudah
55 Tak sia-sia
56 Menyerahlah
57 Orang misterius
58 Hanya pura-pura
59 Senasib
60 Siapa yang menyuruhmu?
61 Delia hilang
62 Kamu kemana?
63 Ketakutan
64 De-javu
65 Dia anakku
66 Papa pun tahu
67 Hadiah terakhir
68 Rasanya kehilangan
69 Dipertemukan
70 Saling menerima
71 Pelukan seorang ibu
72 Janji kelingking
73 Istri orang
74 Belum terbiasa
75 Tidak sempat bertemu
76 Amarah Smith
77 Kali pertama (21+)
78 Menerima apa adanya (21+)
79 Pengakuan seorang ibu
80 Tak percaya
81 Kecanggungan antara ibu dan anak
82 Kesempatan kedua
83 Situasi mencekam
84 Terimakasih putriku
85 Kita impas
86 Dikejar umur
87 Kedua kalinya
88 Bakti seorang anak
89 Ibu-ibu sosialita
90 Tertangkap basah.
91 Saling mengandalkan
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Kabur dari rumah
2
Pria misterius
3
Ancaman Santi
4
Ide cerdik Delia
5
Kekaguman Delia
6
Salting brutal
7
Seorang teman
8
Perseteruan Devan dan Margaret
9
Perhatian kecil Devan
10
Act of service-nya seorang Devan
11
Apa yang dibisikkan Margaret?
12
Sebatas pernikahan kontrak
13
Semakin menjadi
14
Rencana yang gagal
15
Dia lebih segalanya
16
Malu-malu tapi mau
17
Terkurung seperti sandera
18
Penuh rahasia
19
Menjadi pusat perhatian
20
Sebuah pelukan hangat
21
Pertarungan sengit
22
Kecurigaan Anna
23
Kesaltingan yang hakiki
24
Rencana Anna
25
Kedatangan tamu
26
Daripada mati sia-sia
27
Rahasia besar
28
Kenangan 4 tahun silam
29
Mimpi buruk
30
Keceplosan
31
Sadar akan perasaan itu
32
Ketahuan
33
Perasaan itu semakin tak terkendali
34
Ini yang pertama
35
Sama-sama gengsi
36
Ibu kandung vs ibu tiri
37
Aku menginginkanmu
38
Kebiasaan baru
39
Menemui Devan
40
Tanda kepemilikan
41
Benarkah itu kamu?
42
Dia kekasihku
43
Permintaan maaf
44
Suami istri sungguhan
45
Belum tuntas
46
Melibatkan polisi
47
Ketegangan antara Devan dan Kafa
48
Cemburu, benarkah?
49
Teka-teki
50
Masih belum percaya
51
Dia milikku
52
Tunggu pembalasanku
53
Aksi kejar-kejaran
54
Bukan lawan yang mudah
55
Tak sia-sia
56
Menyerahlah
57
Orang misterius
58
Hanya pura-pura
59
Senasib
60
Siapa yang menyuruhmu?
61
Delia hilang
62
Kamu kemana?
63
Ketakutan
64
De-javu
65
Dia anakku
66
Papa pun tahu
67
Hadiah terakhir
68
Rasanya kehilangan
69
Dipertemukan
70
Saling menerima
71
Pelukan seorang ibu
72
Janji kelingking
73
Istri orang
74
Belum terbiasa
75
Tidak sempat bertemu
76
Amarah Smith
77
Kali pertama (21+)
78
Menerima apa adanya (21+)
79
Pengakuan seorang ibu
80
Tak percaya
81
Kecanggungan antara ibu dan anak
82
Kesempatan kedua
83
Situasi mencekam
84
Terimakasih putriku
85
Kita impas
86
Dikejar umur
87
Kedua kalinya
88
Bakti seorang anak
89
Ibu-ibu sosialita
90
Tertangkap basah.
91
Saling mengandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!