Apa yang dibisikkan Margaret?

Devan tengah duduk di sofa panjang sebuah restoran mewah sambil mengamati suasana kota yang terlihat jelas dari tempatnya. Sesekali ia melirik jam tangannya sambil berdecak kesal.

Devan adalah tipikal pria yang sangat menghargai waktu, ia akan datang ke acara apapun sesuai dengan jam yang telah ditentukan. Tidak ada kata terlambat di kamus hidupnya.

"Heii, kamu udah nunggu lama?" tanya Monic yang tiba-tiba muncul dari arah belakang bersama dengan Tara.

Devan hanya menoleh dengan malas.

"Mana calon istri lo Dev, gue pikir lo ngajakin kita ketemu karena mau ngenalin dia," ucap Tara sambil menepuk pundak Devan.

Pria itu kini sudah duduk di sofa sambil mengangkat kaki kirinya untuk bertumpu di kaki kanan.

"Aku mau minta ke kalian buat merahasiakan pernikahan aku, karena gimana pun aku tidak mau orang-orang sampai tahu," kata Devan langsung ke point-nya.

"Emang siapa sih dia sampai harus di sembunyikan segala?" tanya Monic heran.

"Kamu nggak perlu tahu. O iya.. Mami pasti udah telfon kamu kan? Apa dia punya rencana buat gagalin pernikahanku?" tanya Devan. Keberpihakan Margaret pada Monic akan memudahkan ia untuk mendapatkan informasi dari temannya itu.

"Kemarin tante emang sempet ngajakin aku ketemu, cuma nggak jadi," jawab Monic dengan santai.

Tara yang sejak tadi hanya fokus mengamati Devan, kini mencoba untuk mengutarakan pendapatnya.

"Gue rasa ini ada sesuatu yang nggak beres soal pernikahan lo. Apa jangan-jangan lo sewa orang ya buat nikah sama lo. Jujur lo Dev?" Desak Tara seakan bisa membaca pikiran Devan.

Monic mencoba mencerna ucapan Tara, dan sepertinya itu bisa saja terjadi mengingat semuanya serba dadakan. Dan selama ini pun mereka tahu bahwa Devan tidak memiliki seorang kekasih, bahkan dekat dengan wanita pun tidak.

Monic menatap Devan dengan intens seolah meminta jawaban atas pertanyaan Tara.

"Inget ya, jangan sampai ada yang tau." Sekali lagi Devan menegaskan ucapannya.

"Terus pernikahanmu kapan, dimana?" tanya Monic dengan tidak sabaran. "Jangan bilang lusa...?" tebak Monic. Tiba-tiba saja wanita itu teringat dengan tanggal pernikahan mereka yang seharusnya dilaksanakan 2 hari lagi.

Devan mengangguk, lalu bangkit usai kembali menatap jam tangannya. Delia melangkah pergi meninggalkan mereka tanpa ada kejelasan lebih lanjut.

"Mon.. Lo yakin dia nikah beneran?" Tara sudah mencondongkan badannya ke arah Monic yang masih diam membisu.

"Kita lihat aja," jawab Monic setelah terdiam cukup lama. Lalu Monic menyunggingkan senyumnya membuat Tara semakin bingung dengan sikap dua sahabatnya.

****

Hari pernikahan Devan dan Delia pun akhirnya tiba. Halaman rumah Devan yang luas sudah disulap dengan dekorasi yang cantik dan elegan, ditambah hiasan bunga putih yang dominan juga semakin menambah kesan sakralnya acara ini.

Tidak banyak tamu undangan yang hadir di acara ini, hanya keluarga inti Devan dan Delia, lalu ada juga keluarga Tara dan Monic sendiri.

Keluarga Tara terutama mamanya, sudah dianggap seperti ibu sendiri oleh Devan. Sikapnya yang lembut dan penuh kasih sayang membuat Devan sering datang dan mengadu padanya. Apalagi keluarga mereka memang sudah dekat sejak lama.

Di dalam rumah, Delia sudah dirias dengan begitu cantik, apalagi gaun putihnya yang indah dan mewah membuat Delia tak mau beranjak dari tempatnya sekarang. Di depan Delia memang ada sebuah cermin besar yang membuatnya terus tersenyum sambil menatap dirinya sendiri.

Untuk kali ini saja, Delia ingin menyombongkan dirinya sendiri. 'Lihat, betapa cantiknya diriku. Apa aku sudah pantas bersanding dengan seorang Devanta Adijaya?'

Saat Delia sedang terpana oleh kecantikan dirinya sendiri, suara ketukan pintu membuatnya segera menoleh.

Seketika itu juga jantung Delia sudah berdetak lebih kencang. Apa Devan akan datang menjemputnya? Delia belum siap jika harus bertemu dengan Devan sekarang. Meski beberapa detik yang lalu ia tampak begitu sombong, namun dihadapkan dengan Devan tetap saja ia belum sepercaya diri itu.

Begitu pintu terbuka dan menampakkan sosok Keyla, Delia mengusap dadanya sambil menghembuskan napas panjang.

Sedangkan Keyla justru mematung di depan pintu. Gadis itu bahkan sudah menutup mulutnya yang terbuka lebar begitu menatap kecantikan Delia.

Tak lama Keyla segera berlari menghampiri Delia.

"Ini serius Delia temen aku.." ucap Keyla sambil memutar-mutar kursi Delia, mencoba menelisik penampilannya.

Delia hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya. Jika Keyla saja bisa pangling, itu artinya Devan juga akan terpukau ketika melihatnya, batin Delia.

"Del.. Kamu mimpi apa sih bisa tiba-tiba nikah sama cowok tajir + ganteng kaya Tuan Devan. Sumpah ya Del, aku awalnya nggak percaya waktu denger kalau kamu akan menikah sama Tuan Devan," ucap Keyla panjang lebar.

Delia sendiri pun juga masih bingung, kenapa tiba-tiba keberuntungan datang menghampirinya dengan bertubi-tubi.

"Hidup kamu itu mirip dongeng Cinderella tau nggak, yang tiba-tiba dinikahi pangeran tampan lalu hidup bahagia." Keyla menatap Delia lekat-lekat teringat semua kenangan hidup Delia di masa lalu.

Sungguh semuanya masih seperti mimpi. Baru beberapa hari yang lalu ia membantu Delia, memberinya tempat tinggal. Tapi kini, Delia sudah menjadi Nyonya di rumah sebesar ini bahkan Delia lah yang kini memberinya pekerjaan.

Suara ribut-ribut di luar tiba-tiba mengalihkan fokus mereka berdua. Keyla segera bangkit untuk melihat keadaan di luar.

Seusai Keyla keluar, ia kembali menutup pintu itu sehingga membuat Delia sangat penasaran dengan apa yang terjadi di luar.

Memang ruangan itu sudah dijaga ketat oleh beberapa pengawal. Devan sudah mempersiapkan hal ini karena ia yakin pasti akan ada seseorang yang berusaha untuk menemui Delia sebelum pernikahan itu terjadi. Dan benar saja.

"Anda siapa?" tanya Keyla begitu melihat seorang wanita berdiri di depannya dengan gaya angkuh.

Wanita itu tersenyum remeh. "Kamu yang siapa?! Cepat buka pintunya!" titahnya.

"Maaf-"

Ucapan Keyla terputus karena tiba-tiba Anna datang.

"Nyonya anda dilarang untuk masuk ke ruangan Nona Delia," ucap Anna yang sudah berlarian mengejar Margaret.

Margaret menoleh ke arah Anna dengan tatapan sinis. "Kamu lagi... Saya kesini mau ketemu sama calon menantu saya, kenapa dilarang?"

Keyla yang mendengar itu perlahan mulai paham, ia sedikit menepikan tubuhnya dari balik pintu karena tidak ingin terlibat masalah dengan Nyonya besar.

"Maaf Nyonya-"

"Kenapa, perintah Devan lagi?" potong Margaret, ia sampai hafal dengan kalimat yang selalu diucapkan oleh Anna. "Ada yang harus saya bicarakan sama dia dan itu nggak lama, atau kamu bisa ikut masuk untuk memastikan apakah saya akan menyakiti gadis itu atau tidak."

Anna terdiam sejenak, mempertimbangkan ucapan Margaret. Namun akhirnya ia membukakan pintu dan ikut masuk ke dalam.

Delia yang melihat kedatangan Margaret tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dengan susah payah ia mencoba mengatur napasnya agar tidak terlihat gugup di depan wanita itu.

Delia mencoba tersenyum.

Sebelum Margaret berbicara, ia menoleh ke arah Anna sebentar lalu mulai mendekat ke arah Delia.

Langkah Margaret semakin dekat dan wanita itu bahkan sudah mencondongkan badannya untuk lebih dekat lagi dengan Delia.

Margaret membisikkan sesuatu ke telinga Delia, memang tak lama seperti janjinya tadi. Tapi ekspresi Delia setelahnya benar-benar membuat Anna khawatir.

Anna mendekat lalu memberanikan diri untuk menarik baju Margaret. "Maaf Nyonya anda bisa keluar sekarang."

Anna dan Margaret saling beradu tatapan sengit. Tak seperti biasanya, kali ini Anna benar-benar berani menunjukkan ketidaksukaannya pada Margaret.

BERSAMBUNG...

Terus dukung othor ya. Like, subscribe dan komen kali sangat berarti untuk othor..

🩷🩷🩷

Episodes
1 Kabur dari rumah
2 Pria misterius
3 Ancaman Santi
4 Ide cerdik Delia
5 Kekaguman Delia
6 Salting brutal
7 Seorang teman
8 Perseteruan Devan dan Margaret
9 Perhatian kecil Devan
10 Act of service-nya seorang Devan
11 Apa yang dibisikkan Margaret?
12 Sebatas pernikahan kontrak
13 Semakin menjadi
14 Rencana yang gagal
15 Dia lebih segalanya
16 Malu-malu tapi mau
17 Terkurung seperti sandera
18 Penuh rahasia
19 Menjadi pusat perhatian
20 Sebuah pelukan hangat
21 Pertarungan sengit
22 Kecurigaan Anna
23 Kesaltingan yang hakiki
24 Rencana Anna
25 Kedatangan tamu
26 Daripada mati sia-sia
27 Rahasia besar
28 Kenangan 4 tahun silam
29 Mimpi buruk
30 Keceplosan
31 Sadar akan perasaan itu
32 Ketahuan
33 Perasaan itu semakin tak terkendali
34 Ini yang pertama
35 Sama-sama gengsi
36 Ibu kandung vs ibu tiri
37 Aku menginginkanmu
38 Kebiasaan baru
39 Menemui Devan
40 Tanda kepemilikan
41 Benarkah itu kamu?
42 Dia kekasihku
43 Permintaan maaf
44 Suami istri sungguhan
45 Belum tuntas
46 Melibatkan polisi
47 Ketegangan antara Devan dan Kafa
48 Cemburu, benarkah?
49 Teka-teki
50 Masih belum percaya
51 Dia milikku
52 Tunggu pembalasanku
53 Aksi kejar-kejaran
54 Bukan lawan yang mudah
55 Tak sia-sia
56 Menyerahlah
57 Orang misterius
58 Hanya pura-pura
59 Senasib
60 Siapa yang menyuruhmu?
61 Delia hilang
62 Kamu kemana?
63 Ketakutan
64 De-javu
65 Dia anakku
66 Papa pun tahu
67 Hadiah terakhir
68 Rasanya kehilangan
69 Dipertemukan
70 Saling menerima
71 Pelukan seorang ibu
72 Janji kelingking
73 Istri orang
74 Belum terbiasa
75 Tidak sempat bertemu
76 Amarah Smith
77 Kali pertama (21+)
78 Menerima apa adanya (21+)
79 Pengakuan seorang ibu
80 Tak percaya
81 Kecanggungan antara ibu dan anak
82 Kesempatan kedua
83 Situasi mencekam
84 Terimakasih putriku
85 Kita impas
86 Dikejar umur
87 Kedua kalinya
88 Bakti seorang anak
89 Ibu-ibu sosialita
90 Tertangkap basah.
91 Saling mengandalkan
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Kabur dari rumah
2
Pria misterius
3
Ancaman Santi
4
Ide cerdik Delia
5
Kekaguman Delia
6
Salting brutal
7
Seorang teman
8
Perseteruan Devan dan Margaret
9
Perhatian kecil Devan
10
Act of service-nya seorang Devan
11
Apa yang dibisikkan Margaret?
12
Sebatas pernikahan kontrak
13
Semakin menjadi
14
Rencana yang gagal
15
Dia lebih segalanya
16
Malu-malu tapi mau
17
Terkurung seperti sandera
18
Penuh rahasia
19
Menjadi pusat perhatian
20
Sebuah pelukan hangat
21
Pertarungan sengit
22
Kecurigaan Anna
23
Kesaltingan yang hakiki
24
Rencana Anna
25
Kedatangan tamu
26
Daripada mati sia-sia
27
Rahasia besar
28
Kenangan 4 tahun silam
29
Mimpi buruk
30
Keceplosan
31
Sadar akan perasaan itu
32
Ketahuan
33
Perasaan itu semakin tak terkendali
34
Ini yang pertama
35
Sama-sama gengsi
36
Ibu kandung vs ibu tiri
37
Aku menginginkanmu
38
Kebiasaan baru
39
Menemui Devan
40
Tanda kepemilikan
41
Benarkah itu kamu?
42
Dia kekasihku
43
Permintaan maaf
44
Suami istri sungguhan
45
Belum tuntas
46
Melibatkan polisi
47
Ketegangan antara Devan dan Kafa
48
Cemburu, benarkah?
49
Teka-teki
50
Masih belum percaya
51
Dia milikku
52
Tunggu pembalasanku
53
Aksi kejar-kejaran
54
Bukan lawan yang mudah
55
Tak sia-sia
56
Menyerahlah
57
Orang misterius
58
Hanya pura-pura
59
Senasib
60
Siapa yang menyuruhmu?
61
Delia hilang
62
Kamu kemana?
63
Ketakutan
64
De-javu
65
Dia anakku
66
Papa pun tahu
67
Hadiah terakhir
68
Rasanya kehilangan
69
Dipertemukan
70
Saling menerima
71
Pelukan seorang ibu
72
Janji kelingking
73
Istri orang
74
Belum terbiasa
75
Tidak sempat bertemu
76
Amarah Smith
77
Kali pertama (21+)
78
Menerima apa adanya (21+)
79
Pengakuan seorang ibu
80
Tak percaya
81
Kecanggungan antara ibu dan anak
82
Kesempatan kedua
83
Situasi mencekam
84
Terimakasih putriku
85
Kita impas
86
Dikejar umur
87
Kedua kalinya
88
Bakti seorang anak
89
Ibu-ibu sosialita
90
Tertangkap basah.
91
Saling mengandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!