Perhatian kecil Devan

Dengan sigap Devan melindungi kepala Delia dengan kedua tangannya. Sikap protes yang ditunjukkan oleh Margaret benar-benar sudah keterlaluan apalagi di depan Delia langsung. Namun bagi Devan itu sudah menjadi hal yang biasa.

Margaret adalah wanita dengan emosi yang meledak-ledak, apapun keinginannya harus terpenuhi. Itulah yang kemudian membuat Erwin Adijaya, papinya Devan memilih untuk bercerai dan meninggalkan wanita itu.

Setibanya mereka di lift, Delia tampak mengamati wajah Devan. Dibalik sosoknya yang nyaris sempurna ternyata Devan juga memiliki problematikanya sendiri.

Devan mencoba meraih telapak tangan Delia lalu menggenggamnya dengan erat.

"Selanjutnya mungkin kamu akan bertemu mami tanpa aku, jadi mulai sekarang kamu harus persiapkan diri kamu, tunjukkan ke mami kalau kamu pantas untuk mendampingiku. Mami juga bukan orang yang istimewa, dia juga punya celah," ucap Devan tiba-tiba.

Delia hanya bisa terdiam sambil melirik tangannya.

"Kamu harus bisa melawan sama seperti saat kamu menghadapi ibu tirimu. Jangan biarkan siapapun merendahkan dirimu termasuk mamiku."

Sejak awal pertemuan mereka, ini adalah kalimat terpanjang yang pernah Devan ucapkan padanya.

Rupanya sikap Devan yang terlihat tegas dan dingin hanyalah sebuah tampilan luar untuk melindungi dirinya sendiri.

Sebelum pintu lift terbuka, Devan sempat melirik heels yang dikenakan Delia, ucapan Anna tadi tiba-tiba terngiang di ingatannya.

"Lepas heels-mu," titah Devan.

"Apa.. Lepas? Lalu aku-?"

Ting...

Bunyi itu menandakan bahwa pintu lift sudah terbuka, dan dengan sigap Devan sudah berjongkok di depan Delia. "Ayo naik."

"Apa?"

Delia yang masih linglung hanya bisa terdiam, namun ia akhirnya memberanikan diri untuk naik ke punggung Devan. Karena ini, Devan yang memintanya maka ia hanya bisa menurut.

"Sebenarnya aku juga bisa berjalan tanpa alas kaki," gerutu Delia pelan.

Devan hanya terdiam. Ia melangkah dengan percaya diri meski orang-orang di sekelilingnya sudah memperhatikannya.

Begitu pun dengan Margaret, wanita itu tampak mengamati mereka dari balik jendela. Perhatian yang ditunjukkan Devan pada Delia benar-benar membuatnya penasaran akan sosok Delia.

Tak lama Margaret mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi seseorang.

"Kamu cari tahu siapa wanita yang bersama Devan? Dia... gadis yang cukup menarik," ucap Margaret sambil menerbitkan senyum penuh makna.

Anna yang melihat kemunculan Devan sambil menggendong Delia di punggungnya membuatnya tak bisa berkedip. Ia bahkan hanya terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya berlari menghampiri mereka.

"Tuan, apa yang terjadi dengan Nona Delia?" tanya Anna khawatir.

"Tidak ada apa-apa."

Usai mengucapkan kalimat itu, Devan segera menurunkan Delia lalu berjalan meninggalkan mereka. Padahal jaraknya dengan mobil hanya tinggal beberapa meter saja.

Delia dan Anna hanya bisa saling memandang dengan tatapan kosong. Lalu Delia mengedikkan bahu, memberi isyarat bahwa ia juga tidak tahu apa-apa.

"Bagaimana.. Apa semua berjalan dengan lancar?" tanya Anna pada Delia.

Delia hanya bisa menghela napas panjang sambil menatap Anna dengan wajah murung.

"Ternyata tebakkanku benar," gerutu Anna sambil kembali melanjutkan perjalanan.

Di dalam mobil Devan kembali bersikap dingin pada Delia, padahal baru beberapa menit yang lalu pria itu menggendongnya tanpa alasan yang jelas.

Delia sudah memberengutkan wajahnya.

"Tuan jadwal keberangkatan anda satu jam lagi, apa kita langsung ke bandara?" tanya Anna usai menatap fokus sebuah I-pad yang ada di genggamannya.

"Batalkan acara itu, dan untuk 4 hari kedepan jangan adakan kunjungan ke luar negeri."

Pernikahan Devan dan Delia memang tinggal 3 hari lagi, mungkin itu yang menjadi pertimbangan Devan.

"Tapi Tuan, acara ini sangat penting. Ini menyangkut-"

"Baik Tuan."

Jika Devan sudah memberikan tatapan dingin, maka mau tidak mau Anna harus menghentikan ucapannya. Meneruskannya pun akan percuma karena keputusan Devan selalu tidak bisa dibantahkan oleh siapapun.

***

Di tempat lain, seorang wanita dengan tubuh indah dan sexy sedang asik berjoget menikmati alunan musik yang menggema di sebuah club malam. Tubuhnya tampak sempoyongan namun ia sama sekali tidak berniat untuk berhenti.

Seorang pria tiba-tiba menarik wanita itu, namun wanita itu memberontak. Ia bahkan berteriak-teriak memaki pria itu.

"Heii.. lo siapa berani narik-narik gue. Lo jangan berani macem-macem ya sama gue," ucap wanita itu dengan nada bicara khas orang mabuk.

"Monic udah. Lo udah teler," ucapnya sambil mendekatkan bibirnya di telinga wanita itu karena terganggu oleh suara musik yang begitu keras.

"Nggak.. Gue nggak mau pulang." Wanita bernama Monic itu sudah menggeleng sambil mencoba melepaskan genggaman pria itu.

Pria itu segera mengangkat tubuh Monic, meletakkannya di bahu seperti membawa sebuah barang.

Monic terus meronta-ronta namun karena ia sudah mabuk, tenaganya tentu tidak seberapa. "Turunin gue. Lo tuli ya, gue minta turuni gue sekarang!"

Setelah mereka berhasil keluar dari club, tiba-tiba saja Monic memuntahkan isi perutnya membuat baju pria itu sedikit basah.

"Ahhh shittt!" rutuk pria itu. Ia semakin mempercepat langkahnya agar segera sampai ke mobil.

Begitu tubuh Monic sudah tergeletak di jok belakang, pria itu langsung melepas bajunya dan melemparkannya ke tempat sampah. Sekarang pria itu hanya mengenakan celana panjang, memperlihatkan otot perutnya yang terbagi menjadi 8 segmen.

Beberapa wanita yang melihat itu nampak menggodanya dengan kedipan mata, namun pria itu tak menggubrisnya. Ia segera masuk ke dalam mobil dan mulai melaju meninggalkan tempat yang penuh kemaksiatan itu.

"Lo bener-bener ya, bisanya cuma nyusahin gue," rutuk pria itu sambil melirik Monic dari balik spion dalamnya. Namun apa yang terjadi, wanita itu ternyata sudah terlelap.

Pria itu sudah mengambil ponselnya yang ada di dasboard lalu menghubungi seseorang yang tak lain adalah Devan.

"Van, lo dimana. Bisa-bisanya ya lo biarin Monic pergi ke club sendirian."

"Monic?"

"Iya Monic calon istri lo. Bentar lagi lo nikah kan sama dia. Ya meskipun kalian dijodohkan setidaknya lo harus bisa jaga dia."

"Siapa yang bilang kalau aku mau menikah dengan dia. Aku memang sebentar lagi akan menikah tapi bukan dengan Monic."

"Apa. Tunggu tunggu... Terus sama siapa?"

Sebelum pria itu mendapatkan jawaban, Devan sudah mematikan sambungan telponnya.

Kebingungan terlihat jelas di mata pria itu. Namun ketika ia kembali melirik Monic, ada perasaan lega yang sulit diungkapkan.

Pria bernama Tara itu memang sudah sejak lama memendam rasa untuk Monic. Namun ia tidak berani untuk menyampaikannya, bukan karena Devan atau siapapun namun karena sejak awal Monic pernah mengatakan jika ia tidak tertarik untuk berpacaran.

Devan, Monic dan juga Tara dulu adalah sahabat. Mereka menjadi dekat karena keluarga mereka sama-sama berasal dari keluarga berada. Bisa dibilang, keluargalah yang awalnya memperkenalkan mereka satu sama lain.

Hingga suatu ketika keluarga Monic dan Devan membuat kesepakatan untuk menikahkan mereka hanya semata-mata untuk kepentingan bisnis.

Tara tahu jika Devan dan Monic menolak keras perjodohan itu, tapi yang membuat Tara terkejut adalah Devan sudah memiliki pengganti Monic. Siapa dia?

"Devan.. Lo bener-bener ya..." ucap Tara sambil menyunggingkan senyumannya.

BERSAMBUNG...

Ju jing yi sebagai Monic

Episodes
1 Kabur dari rumah
2 Pria misterius
3 Ancaman Santi
4 Ide cerdik Delia
5 Kekaguman Delia
6 Salting brutal
7 Seorang teman
8 Perseteruan Devan dan Margaret
9 Perhatian kecil Devan
10 Act of service-nya seorang Devan
11 Apa yang dibisikkan Margaret?
12 Sebatas pernikahan kontrak
13 Semakin menjadi
14 Rencana yang gagal
15 Dia lebih segalanya
16 Malu-malu tapi mau
17 Terkurung seperti sandera
18 Penuh rahasia
19 Menjadi pusat perhatian
20 Sebuah pelukan hangat
21 Pertarungan sengit
22 Kecurigaan Anna
23 Kesaltingan yang hakiki
24 Rencana Anna
25 Kedatangan tamu
26 Daripada mati sia-sia
27 Rahasia besar
28 Kenangan 4 tahun silam
29 Mimpi buruk
30 Keceplosan
31 Sadar akan perasaan itu
32 Ketahuan
33 Perasaan itu semakin tak terkendali
34 Ini yang pertama
35 Sama-sama gengsi
36 Ibu kandung vs ibu tiri
37 Aku menginginkanmu
38 Kebiasaan baru
39 Menemui Devan
40 Tanda kepemilikan
41 Benarkah itu kamu?
42 Dia kekasihku
43 Permintaan maaf
44 Suami istri sungguhan
45 Belum tuntas
46 Melibatkan polisi
47 Ketegangan antara Devan dan Kafa
48 Cemburu, benarkah?
49 Teka-teki
50 Masih belum percaya
51 Dia milikku
52 Tunggu pembalasanku
53 Aksi kejar-kejaran
54 Bukan lawan yang mudah
55 Tak sia-sia
56 Menyerahlah
57 Orang misterius
58 Hanya pura-pura
59 Senasib
60 Siapa yang menyuruhmu?
61 Delia hilang
62 Kamu kemana?
63 Ketakutan
64 De-javu
65 Dia anakku
66 Papa pun tahu
67 Hadiah terakhir
68 Rasanya kehilangan
69 Dipertemukan
70 Saling menerima
71 Pelukan seorang ibu
72 Janji kelingking
73 Istri orang
74 Belum terbiasa
75 Tidak sempat bertemu
76 Amarah Smith
77 Kali pertama (21+)
78 Menerima apa adanya (21+)
79 Pengakuan seorang ibu
80 Tak percaya
81 Kecanggungan antara ibu dan anak
82 Kesempatan kedua
83 Situasi mencekam
84 Terimakasih putriku
85 Kita impas
86 Dikejar umur
87 Kedua kalinya
88 Bakti seorang anak
89 Ibu-ibu sosialita
90 Tertangkap basah.
91 Saling mengandalkan
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Kabur dari rumah
2
Pria misterius
3
Ancaman Santi
4
Ide cerdik Delia
5
Kekaguman Delia
6
Salting brutal
7
Seorang teman
8
Perseteruan Devan dan Margaret
9
Perhatian kecil Devan
10
Act of service-nya seorang Devan
11
Apa yang dibisikkan Margaret?
12
Sebatas pernikahan kontrak
13
Semakin menjadi
14
Rencana yang gagal
15
Dia lebih segalanya
16
Malu-malu tapi mau
17
Terkurung seperti sandera
18
Penuh rahasia
19
Menjadi pusat perhatian
20
Sebuah pelukan hangat
21
Pertarungan sengit
22
Kecurigaan Anna
23
Kesaltingan yang hakiki
24
Rencana Anna
25
Kedatangan tamu
26
Daripada mati sia-sia
27
Rahasia besar
28
Kenangan 4 tahun silam
29
Mimpi buruk
30
Keceplosan
31
Sadar akan perasaan itu
32
Ketahuan
33
Perasaan itu semakin tak terkendali
34
Ini yang pertama
35
Sama-sama gengsi
36
Ibu kandung vs ibu tiri
37
Aku menginginkanmu
38
Kebiasaan baru
39
Menemui Devan
40
Tanda kepemilikan
41
Benarkah itu kamu?
42
Dia kekasihku
43
Permintaan maaf
44
Suami istri sungguhan
45
Belum tuntas
46
Melibatkan polisi
47
Ketegangan antara Devan dan Kafa
48
Cemburu, benarkah?
49
Teka-teki
50
Masih belum percaya
51
Dia milikku
52
Tunggu pembalasanku
53
Aksi kejar-kejaran
54
Bukan lawan yang mudah
55
Tak sia-sia
56
Menyerahlah
57
Orang misterius
58
Hanya pura-pura
59
Senasib
60
Siapa yang menyuruhmu?
61
Delia hilang
62
Kamu kemana?
63
Ketakutan
64
De-javu
65
Dia anakku
66
Papa pun tahu
67
Hadiah terakhir
68
Rasanya kehilangan
69
Dipertemukan
70
Saling menerima
71
Pelukan seorang ibu
72
Janji kelingking
73
Istri orang
74
Belum terbiasa
75
Tidak sempat bertemu
76
Amarah Smith
77
Kali pertama (21+)
78
Menerima apa adanya (21+)
79
Pengakuan seorang ibu
80
Tak percaya
81
Kecanggungan antara ibu dan anak
82
Kesempatan kedua
83
Situasi mencekam
84
Terimakasih putriku
85
Kita impas
86
Dikejar umur
87
Kedua kalinya
88
Bakti seorang anak
89
Ibu-ibu sosialita
90
Tertangkap basah.
91
Saling mengandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!