Kekaguman Delia

Tiga buah mobil sudah mendarat di depan rumah Delia. Beberapa laki-laki dengan setelan serba hitam sudah menuruni mobil, diikuti seorang wanita berkacamata yang tidak lain adalah Anna.

Salah satu bodyguard berjalan mendekati sebuah mobil yang paling mencolok diantara ketiganya. Mobil itu berada di tengah-tengah kedua mobil lain.

Begitu pintu dibuka, keluarlah seorang pria yang nampak gagah dengan setelan jas hitamnya dan sepatu kulit yang mengkilap. Kesan mewah itu semakin terlihat dari sebuah jam tangan rolex yang bertengger di pergelangan tangan pria itu dan tak lupa kaca mata hitam yang semakin menambah kharisma-nya.

Pria itu keluar dengan langkah santai sambil menyugarkan rambutnya. Di belakangnya sudah berbaris rapi para bodyguard-nya, dan tentu ada Anna yang selalu mendampinginya kemanapun dia pergi.

Usai Anna mengetuk pintu rumah itu, tak lama pintunya terbuka menampakkan sosok Santi yang masih mematung di tempat. Tentu saja Santi bingung, mereka siapa dan apa tujuan mereka kemari?

Melihat penampilan Devan, tidak tidak.. Anna saja.

Hanya dengan melihat Anna, Santi yakin bahwa mereka bukan orang sembarang, ditambah ada sekitar 8 bodyguard di belakang Anna dan Devan.

Sebelum Santi mempersilahkan Devan untuk duduk, Devan sudah menerobos masuk. Bahkan pria itu sengaja mendorong bahu Santi karena Santi sudah menghalangi jalannya.

"Aoww.." Santi meringis, beruntung tangannya segera berpegangan pada pintu sehingga badannya tidak sampai terjatuh.

"Kalian siapa, mau apa dateng kesini," sergah Santi.

"Mencari calon istriku yang sudah kamu culik."

Mendengar itu Santi terbelalak, tentu ia tak langsung percaya pada ucapan Devan. Seorang Delia, gadis kampung yang bahkan tidak punya apa-apa, bagaimana mungkin bisa mengenal seorang pria tampan dan juga kaya raya.

Beberapa detik kemudian Santi terkekeh meremehkan ucapan Devan. "Calon istri.. Kamu salah kalau datang ke tempat seperti ini."

Devan melangkahkan kakinya ke setiap sudut ruangan, lalu pandangannya tiba-tiba terfokus pada sebuah kamar yang di depannya sudah di jaga oleh dua orang berbadan gempal.

"Siapa kamu, keluar dari sini atau saya hajar kalian semua," ucap salah satu pria yang berdiri di depan kamar Delia, dari suaranya pria itu nampak ketakutan tapi tetap berusaha untuk menggertak.

Devan tertawa remeh, "Ahh sial, kenapa aku harus datang ke tempat seperti ini," gerutu Devan.

Lalu Devan melangkah maju, tentu saja mereka akan menghadang langkah Devan. Namun apa yang terjadi..

Bahkan sebelum mereka mendekat, Devan dengan sigapnya sudah memberi bogeman mentah disaat pria itu lengah.

Dua pria itu dengan cepat terjatuh di lantai. Mereka nampak meringis kesakitan, namun tak lama setelah itu mereka sudah dikepung oleh bodyguard Devan.

Melihat itu, tentu saja Santi ketakutan. Lawannya bukan orang sembarang, bahkan memanggil Sapto pun percuma.

Disaat semua orang terfokus pada dua anak buah Sapto, Santi memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur. Tapi baru saja ia berbalik, Anna sudah berdiri di depannya dengan senyum smirk-nya.

Santi tak mungkin bisa melawan, ia balas menyunggingkan senyum kakunya.

"Tuan saya punya penawaran yang bagus buat kamu. Yakin kamu mau pergi gitu aja?" ucap Anna sambil mengeluarkan sebuah kertas panjang yang ternyata adalah sebuah cek.

Bukan Santi namanya jika ia tidak bisa memanfaatkan keadaan sebaik mungkin. Setiap kali melihat uang, maka binar matanya akan berubah.

"Duduk, mari kita bicara," ajak Anna, dengan gerakan tangan ia meminta pada Santi untuk duduk.

Sementara Delia yang melihat kedatangan Devan hanya bisa tersenyum lega. Apalagi lagi pria itu datang bak superhero yang selalu ada disaat ia membutuhkan pertolongan.

"Aku pikir kamu cuma bercanda waktu itu, tapi ternyata aku salah," ucap Delia saat Devan berusaha melepaskan ikatan tangannya.

"Apa wajahku menunjukkan kalau aku seorang penipu?" Devan mendekatkan wajahnya ke Delia, menatap manik hitam gadis itu dengan tajam.

Dengan jarak sedekat itu, tentu jantung Delia sedang tidak aman. Bahkan mungkin mereka bisa merasakan deru napas masing-masing.

Dipikiran Delia, Devan pasti akan melakukan sesuatu padanya, bahkan kini ia sudah memejamkan matanya saat Devan semakin mendekatkan wajahnya. Ia pasrah jika memang Devan akan berbuat sesuatu karena ia sendiri sadar bahwa dirinya-lah yang sudah meminta Devan untuk datang.

Namun...

"Tanganmu sudah terlepas, kenapa masih diam saja," bisik Devan di telinga Delia.

Nafas Delia rasanya seperti tercekat. Seketika itu juga ia membuka matanya lebar-lebar dan langsung mendorong tubuh Devan. Bagaimana bisa ada pikiran seperti itu di dalam otaknya.

"Apa yang kamu pikirkan Delia," rutuk Delia dalam hati. Ia hanya bisa memejamkan matanya untuk menyembunyikan rasa malunya.

Tanpa berkata-kata, Delia segera keluar meninggalkan Devan yang hanya bisa tersenyum usai di dorong olehnya.

Usai keluar, Delia sudah disambut dengan senyum ramahnya Santi. Tentu saja Delia tak terkejut akan hal itu, karena Santi pandai berkamuflase.

"Dimana bapak?!"

Baru saja Santi akan membuka mulutnya, Delia sudah lebih dulu menyerangnya dengan kata-kata.

Santi mencoba menghampiri Delia, menyentuh bahunya seolah ingin menunjukkan keakraban diantara mereka, namun Delia dengan cepat mengedikkan bahunya.

"Aku tanya dimana bapak!" tegas Delia dengan tatapan penuh amarah.

"Tenang dulu sayang.. Sebentar, ibu akan bawa bapak kamu kehadapan kamu."

Ucapan manis Santi benar-benar membuat Delia jijik, bisa-bisanya dia berubah begitu drastis setelah melihat uang.

Santi berjalan kearah belakang, dan tak lama ia sudah kembali sambil mendorong kursi roda Pak Jaya.

"Mana mungkin aku menelantarkan bapak kamu. Lihat sendiri kan?" ucap Santi dengan percaya dirinya.

Delia langsung berlari menghampiri bapaknya. Ia sudah bersimpuh dengan air matanya yang langsung terjun bebas membanjiri pipinya.

"Bapak nggak kenapa-napa kan. Bapak.. maafin Delia, Delia gagal jagain bapak," isak Delia.

Entah kenapa ada perasaan yang berbeda ketika Devan menatap Delia. Seperti ada rasa iba melihat ketulusan hati Delia dalam menjaga bapaknya.

"Ayo kita pergi, tempat ini menyesakkan," ucap Devan usai memalingkan wajahnya dari arah Delia.

Delia segera menoleh, setelah mengusap air matanya ia perlahan bangkit dan menghampiri Devan. "Apa aku boleh bawa bapakku, bapak harus ikut kemana pun aku pergi."

Santi mencoba membuka suara untuk menarik perhatian mereka. "Delia kamu tenang saja, bapak kamu-"

Devan segera mengangkat tangannya untuk memotong ucapan Santi.

"Kamu..." Devan sudah menoleh ke arah bodyguard-nya.

Hanya dengan gerakan kepala bodyguard itu langsung memahaminya dan segera membawa Pak Jaya untuk keluar dari rumah itu.

"Tunggu, aku perlu bicara dengan bapak. Ada yang harus aku sampaikan sebelum kita pergi dari rumah ini," ucap Delia.

Bodyguard itu langsung melepaskan tangannya dari kursi roda Pak Jaya.

Delia tersenyum lega, lalu ia memandang Devan dengan tatapan kagum. Bagaimana bisa Tuhan tiba-tiba mengirimkan sosok pria yang begitu gagah dan tampan?

Ucapan terimakasih pun rasanya tak ada apa-apanya dibanding semua hal yang sudah Devan lakukan untuknya. Delia sudah memutuskan bahwa ia akan dengan senang hati menerima tawaran Devan, bahkan apapun permintaannya Delia akan mengabulkan. Ini sudah menjadi komitmennya sebagai balasan atas kebaikan Devan.

Sekalipun pernikahan ini terjadi karena suatu hal, Delia sudah bertekad bahwa ia akan mencoba membuka hati untuk Devan.

"Aku akan jadikan ini pernikahan sungguhan," ucap Delia dalam hati.

BERSAMBUNG...

Haii-haii.. Ini adalah karya keduaku di Noveltoon, semoga kalian suka ya..

Gimana nih pendapat kalian tentang Delia dan Devan?

Jangan lupa untuk kasih sarannya di kolom komentar ya,

Saranghae🩷

Episodes
1 Kabur dari rumah
2 Pria misterius
3 Ancaman Santi
4 Ide cerdik Delia
5 Kekaguman Delia
6 Salting brutal
7 Seorang teman
8 Perseteruan Devan dan Margaret
9 Perhatian kecil Devan
10 Act of service-nya seorang Devan
11 Apa yang dibisikkan Margaret?
12 Sebatas pernikahan kontrak
13 Semakin menjadi
14 Rencana yang gagal
15 Dia lebih segalanya
16 Malu-malu tapi mau
17 Terkurung seperti sandera
18 Penuh rahasia
19 Menjadi pusat perhatian
20 Sebuah pelukan hangat
21 Pertarungan sengit
22 Kecurigaan Anna
23 Kesaltingan yang hakiki
24 Rencana Anna
25 Kedatangan tamu
26 Daripada mati sia-sia
27 Rahasia besar
28 Kenangan 4 tahun silam
29 Mimpi buruk
30 Keceplosan
31 Sadar akan perasaan itu
32 Ketahuan
33 Perasaan itu semakin tak terkendali
34 Ini yang pertama
35 Sama-sama gengsi
36 Ibu kandung vs ibu tiri
37 Aku menginginkanmu
38 Kebiasaan baru
39 Menemui Devan
40 Tanda kepemilikan
41 Benarkah itu kamu?
42 Dia kekasihku
43 Permintaan maaf
44 Suami istri sungguhan
45 Belum tuntas
46 Melibatkan polisi
47 Ketegangan antara Devan dan Kafa
48 Cemburu, benarkah?
49 Teka-teki
50 Masih belum percaya
51 Dia milikku
52 Tunggu pembalasanku
53 Aksi kejar-kejaran
54 Bukan lawan yang mudah
55 Tak sia-sia
56 Menyerahlah
57 Orang misterius
58 Hanya pura-pura
59 Senasib
60 Siapa yang menyuruhmu?
61 Delia hilang
62 Kamu kemana?
63 Ketakutan
64 De-javu
65 Dia anakku
66 Papa pun tahu
67 Hadiah terakhir
68 Rasanya kehilangan
69 Dipertemukan
70 Saling menerima
71 Pelukan seorang ibu
72 Janji kelingking
73 Istri orang
74 Belum terbiasa
75 Tidak sempat bertemu
76 Amarah Smith
77 Kali pertama (21+)
78 Menerima apa adanya (21+)
79 Pengakuan seorang ibu
80 Tak percaya
81 Kecanggungan antara ibu dan anak
82 Kesempatan kedua
83 Situasi mencekam
84 Terimakasih putriku
85 Kita impas
86 Dikejar umur
87 Kedua kalinya
88 Bakti seorang anak
89 Ibu-ibu sosialita
90 Tertangkap basah.
91 Saling mengandalkan
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Kabur dari rumah
2
Pria misterius
3
Ancaman Santi
4
Ide cerdik Delia
5
Kekaguman Delia
6
Salting brutal
7
Seorang teman
8
Perseteruan Devan dan Margaret
9
Perhatian kecil Devan
10
Act of service-nya seorang Devan
11
Apa yang dibisikkan Margaret?
12
Sebatas pernikahan kontrak
13
Semakin menjadi
14
Rencana yang gagal
15
Dia lebih segalanya
16
Malu-malu tapi mau
17
Terkurung seperti sandera
18
Penuh rahasia
19
Menjadi pusat perhatian
20
Sebuah pelukan hangat
21
Pertarungan sengit
22
Kecurigaan Anna
23
Kesaltingan yang hakiki
24
Rencana Anna
25
Kedatangan tamu
26
Daripada mati sia-sia
27
Rahasia besar
28
Kenangan 4 tahun silam
29
Mimpi buruk
30
Keceplosan
31
Sadar akan perasaan itu
32
Ketahuan
33
Perasaan itu semakin tak terkendali
34
Ini yang pertama
35
Sama-sama gengsi
36
Ibu kandung vs ibu tiri
37
Aku menginginkanmu
38
Kebiasaan baru
39
Menemui Devan
40
Tanda kepemilikan
41
Benarkah itu kamu?
42
Dia kekasihku
43
Permintaan maaf
44
Suami istri sungguhan
45
Belum tuntas
46
Melibatkan polisi
47
Ketegangan antara Devan dan Kafa
48
Cemburu, benarkah?
49
Teka-teki
50
Masih belum percaya
51
Dia milikku
52
Tunggu pembalasanku
53
Aksi kejar-kejaran
54
Bukan lawan yang mudah
55
Tak sia-sia
56
Menyerahlah
57
Orang misterius
58
Hanya pura-pura
59
Senasib
60
Siapa yang menyuruhmu?
61
Delia hilang
62
Kamu kemana?
63
Ketakutan
64
De-javu
65
Dia anakku
66
Papa pun tahu
67
Hadiah terakhir
68
Rasanya kehilangan
69
Dipertemukan
70
Saling menerima
71
Pelukan seorang ibu
72
Janji kelingking
73
Istri orang
74
Belum terbiasa
75
Tidak sempat bertemu
76
Amarah Smith
77
Kali pertama (21+)
78
Menerima apa adanya (21+)
79
Pengakuan seorang ibu
80
Tak percaya
81
Kecanggungan antara ibu dan anak
82
Kesempatan kedua
83
Situasi mencekam
84
Terimakasih putriku
85
Kita impas
86
Dikejar umur
87
Kedua kalinya
88
Bakti seorang anak
89
Ibu-ibu sosialita
90
Tertangkap basah.
91
Saling mengandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!