Ancaman Santi

"Tuan Devan sendiri yang sudah memilih kamu untuk menjadi istrinya."

"Bukankah kamu seharusnya beruntung dinikahi pria kaya raya seperti beliau. Apalagi melihat dirimu yang hanya seorang gadis biasa."

"Pernikahannya minggu depan, kamu mau minta bayaran berapa?"

Semua ucapan Anna kini terngiang di pikiran Delia. Gadis itu masih belum mengerti kenapa dirinya harus bertemu dan menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal.

Disisi lain Delia memiliki tanggung jawab besar, ia harus menafkahi dirinya dan juga bapaknya, lalu jika dia memang sudah di pecat, ia harus bekerja dimana?

Delia menatap bapaknya lekat-lekat, apakah ia harus menerima tawaran itu?

Tiba-tiba pintu kamar Delia terbuka, menampakkan wajah Keyla yang terlihat lelah setelah seharian bekerja.

"Tadi kamu pergi kemana Del dan siapa pria itu," tanya Keyla usai duduk disamping Delia. "Kamu tau nggak satu cafe heboh begitu melihat kamu dibawa pergi sama pria itu, di depan Pak Andika lagi," ucap Keyla sambil menghela napas panjang.

Pak Andika adalah manajer cafe itu. Orangnya memang terkenal judes dan pemarah.

"Terus gimana Key, apa aku beneran di pecat?"

"Aku nggak tau, besuk kamu disuruh menghadap Pak Andika."

"Mampus aku!" Delia menepuk jidatnya. "Kira-kira aku dipecat nggak ya?"

"Lagian kamu kenapa sih main kabur gitu aja. Kamu itu lagi kerja Del, seharusnya apapun masalah kamu, kamu nggak boleh pergi gitu aja."

Ucapan Keyla memang ada benarnya, tapi kembali mengingat hal itu hanya akan membawa penyesalan.

"Terus siapa pria itu, kamu belum cerita kalau kamu punya kenalan cowok super tajir. Kamu tau nggak orang-orang di cafe itu ngiranya kalau kamu tu sebenarnya orang kaya cuma lagi nyamar jadi orang biasa." Lalu Keyla terkekeh. "Bisa-bisanya mereka bikin cerita kaya gitu."

"Emmm.. Dia.. Aku nggak kenal siapa dia, tiba-tiba aja dia nolongin aku," ujar Delia gugup. Ia masih belum berani untuk menceritakan kejadian tadi, yang ada Keyla akan tertawa-tawa terbahak-bahak begitu mendengar ceritanya yang semakin diluar nalar.

"Ya udah aku keluar dulu ya, mau mandi terus istirahat," ucap Keyla santai, gadis itu seolah tidak curiga dengan jawaban Delia.

***

Pagi-pagi sekali Delia sudah berada di ruangan Pak Andika. Harapannya hanya satu yaitu diberi kesempatan untuk tetap bekerja.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Andika datang. Pria itu nampak terkejut melihat Delia sudah berada di ruangannya, mengingat kejadian yang sudah-sudah beberapa karyawan baru tidak akan berani muncul dihadapannya usai menyebabkan masalah di tempat kerja.

"Punya nyali juga kamu," gerutu Andika sambil meletakkan tasnya di kursi.

"Saya kesini mau minta maaf pak, saya tau kesalahan-"

"Duduk." Andika memotong pembicaraan Delia dan malah mempersilahkannya untuk duduk.

"Kamu tau etika dan sopan santun dalam bekerja?" ucap Andika usai mendaratkan bokongnya di kursi.

Delia mengangguk sambil menundukkan kepalanya, ia sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya.

"Kalau begitu kenapa kamu kemarin pergi dari cafe seolah-olah cafe ini punya nenek moyang kamu." Pria itu sudah bangkit lalu mendekat ke arah Delia. " Delia.. Delia.. Delia.."

Tiba-tiba saja tangan Pak Andika menyibak anak rambut yang menutupi wajah Delia membuat gadis itu berjingkat kaget. "Kamu gadis yang menarik."

Reflek Delia menjauhkan tubuhnya dari jangkauan Andika. Ia ketakutan begitu tahu bahwa Andika berani menyentuhnya seperti itu.

"Kamu masih mau bekerja disini?"

Dengan percaya dirinya, Andika bahkan berani mempertanyakan hal itu. Dan dengan sombongnya, dia sudah duduk bersandar sambil mengangkat satu kakinya ke meja.

Delia terdiam cukup lama. Ia yang semula begitu yakin untuk tetap bekerja disini kini malah punya ketakutan besar pada Andika. Tatapan pria itu bahkan kini terlihat seperti ingin segera memangsa Delia. Tatapan garang dan penuh nafsu, benar-benar menjijikkan.

Setelah mengumpulkan keberaniannya, Delia bangkit. "Maaf pak, saya tidak bisa untuk tetap bekerja disini. Saya akan segera mengirim surat pengunduran diri saya."

Cepat-cepat Delia keluar dari ruangan pria mesum itu. Bodo amat dengan pekerjaan, berada disini hanya akan membuat hidupnya tak tenang karena suatu saat Andika akan kembali untuk menggodanya. Dan itu pasti.

Hati Delia sangat lega setelah berhasil keluar dari ruangan Andika. Ia mencoba mengatur napasnya yang memburu dengan kaki yang sudah bergetar hebat.

"Bagus Delia, kamu hebat, keputusannya sudah tepat," puji Delia dalam hati.

Delia meninggalkan cafe itu dengan senyum leganya, sambil berusaha menguatkan hatinya atas kenyataan yang tidak berjalan sesuai keinginannya.

Delia sudah berjalan tanpa arah dan tujuan, ia tidak tahu harus kemana lagi. Pekerjaan satu-satunya sudah hilang, kini yang tersisa hanyalah keputusasaan.

Tiba-tiba saja dari arah belakang datang dua pria yang langsung menyeretnya. Satu pria membekap mulut Delia, sementara pria yang lain mencoba memasukkan Delia ke dalam mobil.

Delia berusaha untuk melawan, tapi semakin lama tenaganya justru semakin melemah. Bersamaan dengan itu, pandangannya juga semakin kabur. Hingga akhirnya semua berubah menjadi gelap.

Setelah Delia sadar, ia sudah berada di sebuah rumah yang nampak tak asing baginya.

Yah.. Itu adalah rumahnya, rumah yang tiga hari lalu ia tinggalkan.

Lalu Delia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan bapaknya, namun nihil. Dikamar itu hanya ada dia seorang diri dengan kondisi tangan yang terikat.

Delia berusaha keras untuk melepaskannya, yang ada dipikirannya sekarang adalah mencari keberadaan bapaknya. Delia tidak akan bisa memaafkan dirinya jika terjadi sesuatu yang buruk pada bapaknya.

"Kamu ngapain berusaha begitu keras, toh pada akhirnya kamu juga akan kembali ke tempat ini."

Suara itu membuat Delia mendongak, ia menatap intens wajah wanita yang kini sudah berdiri di hadapannya.

"Kamu.." Delia menggertakkan rahangnya, menunjukkan amarah yang begitu besar pada wanita itu. "Dimana bapak, dimana bapakku!" Delia berteriak kencang.

Wanita yang tak lain adalah Santi justru ikut tertawa. Ia tahu persis bahwa hal pertama yang akan Delia tanyakan adalah bapaknya, karena semua usaha keras Delia tujuannya hanyalah bapaknya.

"Berani kamu nyakitin bapak, habis kamu! Aku nggak takut sama kamu!" raung Delia lagi.

Santi mendekat, menyentuh pipi Delia dengan lembut. "Delia sayang.. Ibu itu cuma minta kamu buat nurut, udah itu aja. Kalau saja kamu tidak membangkang seperti ini, mungkin sekarang ibu akan memperlakukan kamu dengan lebih baik. Ibu bisa lo jadi ibu peri yang bahkan lebih baik dari ibu kandungmu, asal-"

Delia justru meludahi wajah Santi, membuat wanita itu murka dan langsung menampar wajah Delia.

Belum cukup hanya dengan menamparnya, Santi sudah menjambak rambut Delia. Mereka saling beradu tatapan sengit.

"Semakin kamu ngelawan, maka kamu akan semakin menderita," ucap Santi sebelum melepas cengkramannya di rambut Delia.

"Kalau kamu nggak mau bapak kamu kenapa-napa, minggu depan kamu harus menikah dengan Sapto."

"Aku nggak sudi menikah dengan pria hidung belang!"

"Ohh.. Oke.. Itu artinya kamu udah nggak mau lihat bapak kamu lagi, jangan sampai kamu menyesal ya," ucap Santi sebelum meninggalkan Delia.

"Dasar wanita jalang, aku pasti akan membunuhmu!" teriak Delia yang sudah sangat frustasi.

Pada akhirnya Delia harus kembali ke tempat ini, rumah yang sudah menjadi neraka baginya.

BERSAMBUNG...

Dukung aku terus ya teman-teman..

Terimakasih sudah singgah di novel ini, dan semoga kalian suka..

Episodes
1 Kabur dari rumah
2 Pria misterius
3 Ancaman Santi
4 Ide cerdik Delia
5 Kekaguman Delia
6 Salting brutal
7 Seorang teman
8 Perseteruan Devan dan Margaret
9 Perhatian kecil Devan
10 Act of service-nya seorang Devan
11 Apa yang dibisikkan Margaret?
12 Sebatas pernikahan kontrak
13 Semakin menjadi
14 Rencana yang gagal
15 Dia lebih segalanya
16 Malu-malu tapi mau
17 Terkurung seperti sandera
18 Penuh rahasia
19 Menjadi pusat perhatian
20 Sebuah pelukan hangat
21 Pertarungan sengit
22 Kecurigaan Anna
23 Kesaltingan yang hakiki
24 Rencana Anna
25 Kedatangan tamu
26 Daripada mati sia-sia
27 Rahasia besar
28 Kenangan 4 tahun silam
29 Mimpi buruk
30 Keceplosan
31 Sadar akan perasaan itu
32 Ketahuan
33 Perasaan itu semakin tak terkendali
34 Ini yang pertama
35 Sama-sama gengsi
36 Ibu kandung vs ibu tiri
37 Aku menginginkanmu
38 Kebiasaan baru
39 Menemui Devan
40 Tanda kepemilikan
41 Benarkah itu kamu?
42 Dia kekasihku
43 Permintaan maaf
44 Suami istri sungguhan
45 Belum tuntas
46 Melibatkan polisi
47 Ketegangan antara Devan dan Kafa
48 Cemburu, benarkah?
49 Teka-teki
50 Masih belum percaya
51 Dia milikku
52 Tunggu pembalasanku
53 Aksi kejar-kejaran
54 Bukan lawan yang mudah
55 Tak sia-sia
56 Menyerahlah
57 Orang misterius
58 Hanya pura-pura
59 Senasib
60 Siapa yang menyuruhmu?
61 Delia hilang
62 Kamu kemana?
63 Ketakutan
64 De-javu
65 Dia anakku
66 Papa pun tahu
67 Hadiah terakhir
68 Rasanya kehilangan
69 Dipertemukan
70 Saling menerima
71 Pelukan seorang ibu
72 Janji kelingking
73 Istri orang
74 Belum terbiasa
75 Tidak sempat bertemu
76 Amarah Smith
77 Kali pertama (21+)
78 Menerima apa adanya (21+)
79 Pengakuan seorang ibu
80 Tak percaya
81 Kecanggungan antara ibu dan anak
82 Kesempatan kedua
83 Situasi mencekam
84 Terimakasih putriku
85 Kita impas
86 Dikejar umur
87 Kedua kalinya
88 Bakti seorang anak
89 Ibu-ibu sosialita
90 Tertangkap basah.
91 Saling mengandalkan
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Kabur dari rumah
2
Pria misterius
3
Ancaman Santi
4
Ide cerdik Delia
5
Kekaguman Delia
6
Salting brutal
7
Seorang teman
8
Perseteruan Devan dan Margaret
9
Perhatian kecil Devan
10
Act of service-nya seorang Devan
11
Apa yang dibisikkan Margaret?
12
Sebatas pernikahan kontrak
13
Semakin menjadi
14
Rencana yang gagal
15
Dia lebih segalanya
16
Malu-malu tapi mau
17
Terkurung seperti sandera
18
Penuh rahasia
19
Menjadi pusat perhatian
20
Sebuah pelukan hangat
21
Pertarungan sengit
22
Kecurigaan Anna
23
Kesaltingan yang hakiki
24
Rencana Anna
25
Kedatangan tamu
26
Daripada mati sia-sia
27
Rahasia besar
28
Kenangan 4 tahun silam
29
Mimpi buruk
30
Keceplosan
31
Sadar akan perasaan itu
32
Ketahuan
33
Perasaan itu semakin tak terkendali
34
Ini yang pertama
35
Sama-sama gengsi
36
Ibu kandung vs ibu tiri
37
Aku menginginkanmu
38
Kebiasaan baru
39
Menemui Devan
40
Tanda kepemilikan
41
Benarkah itu kamu?
42
Dia kekasihku
43
Permintaan maaf
44
Suami istri sungguhan
45
Belum tuntas
46
Melibatkan polisi
47
Ketegangan antara Devan dan Kafa
48
Cemburu, benarkah?
49
Teka-teki
50
Masih belum percaya
51
Dia milikku
52
Tunggu pembalasanku
53
Aksi kejar-kejaran
54
Bukan lawan yang mudah
55
Tak sia-sia
56
Menyerahlah
57
Orang misterius
58
Hanya pura-pura
59
Senasib
60
Siapa yang menyuruhmu?
61
Delia hilang
62
Kamu kemana?
63
Ketakutan
64
De-javu
65
Dia anakku
66
Papa pun tahu
67
Hadiah terakhir
68
Rasanya kehilangan
69
Dipertemukan
70
Saling menerima
71
Pelukan seorang ibu
72
Janji kelingking
73
Istri orang
74
Belum terbiasa
75
Tidak sempat bertemu
76
Amarah Smith
77
Kali pertama (21+)
78
Menerima apa adanya (21+)
79
Pengakuan seorang ibu
80
Tak percaya
81
Kecanggungan antara ibu dan anak
82
Kesempatan kedua
83
Situasi mencekam
84
Terimakasih putriku
85
Kita impas
86
Dikejar umur
87
Kedua kalinya
88
Bakti seorang anak
89
Ibu-ibu sosialita
90
Tertangkap basah.
91
Saling mengandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!