Kendra panik Desi pingsan

Desi masih setia berada di dalam kulkas. Meski tubuhnya sudah menggigil dengan hebat karena kedinginan, ia tetap kekeh berada di dalam kulkas demi bisa menghindar dari kejaran Kendra. Desi benar-benar takut dengan Kendra yang membuatnya sampai rela bersembunyi di dalam kulkas terlalu lama.

Hingga 25 menit berlalu.

Kesabaran Kendra menunggu Desi keluar dari kulkas kini sudah hilang. Ia sudah tidak bisa sabar lagi menunggu Desi untuk keluar sendiri dari kulkas tersebut. Pria itu pun berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kulkas tersebut.

"Dasar gadis keras kepala!" umpat Kendra.

Kendra pun membuka pintu kulkas. Namun ....

"GADIS NAKAL!" pekik Kendra dengan mata yang melotot dengan sempurna. Kendra benar-benar terkejut ketika melihat Desi di dalam sana yang sudah tidak sadarkan diri dengan tubuh yang sedikit membiru.

Dengan segera Kendra menarik tangan Desi untuk keluar dari sana. Kendra dapat merasakan tangan Desi yang benar-benar dingin seperti es batu.

"Gadis nakal, sadarlah!" Dengan panik Kendra menepuk-nepuk pipi Desi secara perlahan berharap Desi segera terbangun, namun tidak ada respon dari gadis itu.

"Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan. Aku membiarkan dia berada di dalam kulkas terlalu lama!" pekik Kendra dengan perasaan yang sangat bersalah. Kendra pun segera menggendong tubuh Desi lalu membawanya naik ke lantai dua.

Di kamar.

Kendra meletakkan tubuh Desi di atas tempat tidur. Ia pun berjalan ke arah lemari besar miliknya dan mengambil beberapa selimut untuk melindungi tubuh Desi.

Setelah memastikan tubuh Desi ditutupi oleh beberapa selimut hangat, Kendra pun segera keluar dari kamarnya untuk memanggil Sam.

"Sam! Sam!" teriak Kendra dengan sangat keras sehingga suara baritonnya itu terdengar ke seluruh penjuru mansion.

Tanpa menunggu waktu yang lama. Sam pun segera muncul di hadapan tuannya itu.

"Ada apa, Tuan?" tanya Sam ikut panik melihat Kendra sedang panik.

"Panggil Dokter Ethan untuk segera ke mari, Sam!" titah Kendra yang membuat Sam kebingungan.

"Kenapa, Tuan?"

"PANGGIL SAJA!" teriak Kendra dengan sangat keras.

"Ba--Baik, Tuan!" Sam pun segera pergi dari sana untuk memanggil Dokter Ethan. Sedangkan Kendra kembali ke kamar untuk melihat kondisi Desi.

Di dalam kamar. Desi masih sama. Tubuhnya sedikit membiru, dan belum sadarkan diri.

Kendra duduk di samping Desi. "Maafkan aku, Gadis nakal. Ini semua salahku. Aku yang sudah membiarkanmu berada di dalam kulkas terlalu lama," ucap Kendra dengan penuh penyesalan. Kendra mengecup kening Desi berkali-kali sebagai tanda bahwa ia sangat menyesal telah membuat Desi kedinginan.

Kendra tetap setia berada di samping Desi. Salah satu tangan kendra terus mengusap tangan desi secara lembut, ia berharap gadis itu segera bangun dari pingsannya.

Beberapa menit kemudian.

Tok-! Tok-! Tok-!

"Masuk!"

Sam dan Dokter Ethan pun segera masuk ke dalam. Pandangan Dokter Ethan langsung tertuju pada Desi yang sedang berbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidur.

"Ada apa dengannya?" tanya Dokter Ethan.

"Dia kedinginan sampai pingsan. Aku mohon selamatkan gadis nakal ini, Dok," pintah Kendra sangat memohon dengan wajah yang terlihat sangat cemas dan khawatir.

'Gadis nakal?' Entah mengapa ketika mendengar Kendra menyebut Desi sebagai gadis nakal membuat Sam merasa sangat lucu.

'Pffttt ... Tuan menyebutnya gadis nakal. Lucu sekali,' gumam Sam berusaha menahan tawanya mati-matian, namun Kendra tetap menyadarinya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***