19 Kalah?

Setelah acara arisan Oma selesai, Ana masih berbincang dengan Oma di ruangan yang agak berantakan menyisakan sisa sisa acara yang sedang di bereskan. Di sana oma tiba-tiba memberikan Ana sebuah gelang etnik dengan batu-batu indah sebagai hadiah yang di belinya dari temannya.

“Cantik, kan? Pas banget buat kamu, Ana. Kulit kamu bersih, jadi makin kelihatan bagus,” kata Oma sambil memakaikan gelang itu di pergelangan tangan Ana.

“Buat Ana, Oma?”

“Iya. Terima kasih, ya, udah bantuin Oma. Kamu kerjanya bagus, cepat belajar. Oma jadi kepikiran, kamu cocok kalau sekolah desain. Gambar-gambar kamu itu bagus, apalagi desain bajunya.”

“Aaah, Oma… Itu cuma gambar biasa, kok.”

“Beda, sayang. Kamu punya bakat. Nanti kita usahain, ya, supaya kamu bisa sekolah desain. Masa depan kamu pasti cerah.”

Kata-kata Oma membuat hati Ana hangat. Namun, rasa bahagia itu bercampur getir. Ana ingat dia harus pergi. Bagaimana caranya meninggalkan rumah ini tanpa membuat Oma sedih atau merasa di jahati?

Ana kemudian berjalan ke tempat para pembantu sedang merapikan sisa-sisa acara sambil memikirkan cara bagaimana dia pergi dari sana dia bahkan tidak menghubungi Ode sebab pasti Ode sudah menunggunya saat ini waktunya sudah tiba. Di sana dia juga sesekali dia mencari-cari Auriga, tetapi laki-laki itu tidak tampak di mana pun.

“Mba Ana, itu obatnya dari mas Riga.”

“Mas Riga ke mana, Bik?” tanya Ana pada salah satu pembantu.

“Mas Riga tadi keluar. Tadi dia pesen agar Mbak Ana istirahat, katanya jangan capek-capek. Obat baru dari dokter juga ada di meja kerja Oma, baru dikirim dari rumah sakit tadi.”

Ana mengernyit. “Dia keluar ke mana?”

“Enggak bilang, Mbak. Cuma pesen gitu aja. Udah, sana istirahat. Nanti takut pingsan lagi kayak waktu itu.”

Ana tersenyum tipis mendapatkan perhatian Auriga rasanya tidak tahu bilang, Abel bahagia sekali.

Sementara itu, di halaman depan rumah, seorang wanita berkerudung masuk setelah berbicara dengan satpam. “Saya Sintia, bibinya Ana. Saya dari kampung, mau ketemu dia.”

Oma, yang baru selesai berbincang dengan para pekerjanya di luar sana, segera meminta seseorang memanggil Ana.

Pembatu itu berlarian memanggil Ana di dalam rumah. “Mbak Ana, ada yang cari. Katanya Bibi dari kampung.”

Ana terkejut. “Bibi?” Bibi siapa bathinnya mungkin itu salah orang.

Namun, dia tetap menghampiri wanita itu dengan ragu. Saat melihat wajahnya, Ana merasa semakin bingung.

“Ini, Ana. Katanya Bibi kamu,” kata Oma.

Wanita itu tersenyum lebar. “Ana! Bibi tadi nyasar, padahal udah cari sesuai alamat yang kamu kasih.”

Ana menatap wanita itu dengan heran bibi? Kasih dia alamat. Namun nama itu… Sintia? Itu nama yang sering Ode gunakan dalam candaan kalau dia menyamar menjadi perempuan.

“Oh, iya… Bibi Sintia…” Ana akhirnya bersuara mencoba mengikuti alur dan mulai memahami.

Wanita itu mengangguk, “Bibi cari rumah ini sejak siang. Bisa kita bicara sebentar di luar?”

Ana berpamitan pada Oma, lalu mengikuti wanita itu ke halaman depan. Tapi saat mereka tiba di luar, Ode langsung muncul dari balik bayangan.

“Masuk ke mobil. Sekarang!” perintah Ode tegas.

“Ode? Apa-apaan ini?”

“MASUK!” bentak Ode lagi, wajahnya tampak gelap.

Wanita yang mengaku sebagai “Bibi Sintia” itu segera pergi setelah menerima bayaran dari Ode. Ana masih mencoba menerka-nerka apa yang terjadi ketika Ode menariknya ke dalam mobil.

Di dalam mobil, suasana penuh ketegangan atmosfer ketegangan begitu terasa. Wajah Ode terlihat sangat kesal.

“Cukup, Abel. Sudah selesai. Enggak ada lagi main-main di sini.”

“Tapi aku belum pamit sama Oma. Aku belum bilang apa-apa ke Mas Riga.”

“Diam! Gue bilang diam!” Ode menatapnya tajam.

Abel terdiam dia tahu seperti apa Ode saat marah. Sejak dia kecil Ode memang seperti kakak sekaligus penjaga bagi Abel, tapi kali ini dia benar-benar menakutkan.

“Lo tahu enggak, haa? Gue udah kayak orang gila nyari alasan ke bokap lo biar dia enggak curiga. Lo pikir gue enggak capek?” Ode melanjutkan, suaranya penuh frustrasi.

Seketika Mobil melaju di jalanan gelap, Ode mengemukakan kencang sekali Abel bahkan enggan bertanya mau di bawa kemana oleh Ode. Dia menerobos lampu merah, para lalu lalang di keramaian.

Sampai 30 menit kemudian lampu depan mobil Ode menyinari sebuah di jalanan sepi tempat sebuah cafe berada namun Cafe itu sudah tutup, mobil itu memperlihatkan sebuah mobil, sebuah mobil yang Abel kenal.

Di sana tampak ada Auriga yang tak sadarkan diri di balik kemudi.

“Itu… Mas Riga? Ode, dia kenapa?” tanya Abel panik.

“Ini yang lo mau, kan? Ya udah, ini dia. Waktu lo dua jam,” kata Ode sambil membuka pintu mobil dan menarik Abel keluar.

“Ode! Dia kenapa? Ode, jawab aku!” Abel berteriak, tetapi Ode hanya melempar sebuah kotak kecil ke arah Abel.

“Lo mau apa, terserah. Malam ini dia milik lo. Puas? Selesai, Abel. Habis ini, lo ikut gue!”

Bugh

Pintu mobil dibanting dengan keras, meninggalkan Abel yang berdiri kaku di tengah jalan gelap, di depan mobil Auriga.

Abel menerima kotak yang di lempar Ode itu sebuah kotak alat kontrasepsi pria, Abel bengong bertanya maksudnya Ode apa?

Abel lalu membuka pintu mobil Auriga, menatap wajah pria itu yang terlihat pucat dan tak berdaya. Lalu melihat ke arah depan Ode yang sudah pergi jauh entah kemana.

“Mas Riga… Tolong bangun…” suara Abel bergetar, air matanya mulai mengalir.

Abel tahu, ada sesuatu yang salah. Tapi apa yang bisa dia lakukan dalam waktu dua jam? Mau apa?

“Mas? Mas apa yang terjadi?” Abel berusaha membangunkan Auriga, “Apa yang di lakukan Ode?” Abel menatapi wajah Auriga yang tidak berdaya itu

Sampai kemudian dia melihat ponsel Auriga mengudarakan deringan di saku kemejanya.

Abel berusaha mengambil benda itu, sebab begitu berisik dan saat dia lihat nama Sahara muncul di sana. Abel tertegun. Napasnya tertahan, jantungnya berdetak lebih cepat. Matanya terpaku pada layar ponsel itu hingga panggilan berakhir.

Namun, tak lama kemudian, muncul sebuah pesan masuk di layar. Abel membaca pop-up itu dengan jelas

Sahara: Banyak banget, Ga, ini nominal yang sangat besar. Terima kasih sudah peduli dengan putraku.

Pesan itu menghantam perasaan Abel seperti pukulan keras. Putraku? Pikir Abel. Pandangannya mulai kabur, dadanya terasa sesak.

“Mas Riga...” bisiknya pelan, air mata mulai menggenang di sudut matanya.

Abel berusaha menenangkan dirinya, tapi bayangan tentang hubungan Auriga dan Sahara memenuhi pikirannya. Apakah mereka punya hubungan yang lebih dari sekadar mantan? Apakah Auriga benar-benar terlibat dalam kehidupan Sahara lagi, mereka selingkuh?

“Dia bahkan mengirim uang untuk anak Sahara...” gumam Abel, suaranya bergetar karena marah dan patah hati. Jangan bilang mereka punya anak bersama. Tapi kan ya putraku? putra dia dong?

Abel menatap wajah Auriga yang masih terkulai lemas, rasa sakit di hatinya semakin menusuk. Semua hal yang selama ini dia pendam, semua rasa cinta dan harapannya untuk Auriga, mendadak terasa seperti lelucon kejam.

Abel ingin percaya bahwa ini semua hanya salah paham, tapi bukti di depannya seolah berkata lain. Abel merasa benar-benar kalah oleh seseorang, oleh cinta Auriga yang begitu besar pada Sahara dan oleh perasaan yang tak pernah berbalas.

Terpopuler

Comments

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

maaf kak, disini ada typo "mah dj basa"
mungkin kak Tris mau ngetik "mau di bawa kemana"🙏

2024-12-21

1

likerain_1308

likerain_1308

udah bell, kembali ke pa2 mahendra, sblm semua menjadi rumit...Ode mkn udh di batas yg udh bnr2 bingung ngadepin pa2 Abell yg slalu tanya ttg anaknya. bkn Abell nglepasin Auriga dong mb tris 😄😄

2024-12-20

1

Herlinawati Ana

Herlinawati Ana

tenang Abel semua itu salah faham aja kok teruskan perjuangan km hingga dpt sprt apa yg kau mau...
atau mau rehat dlu sbntr juga gak papa kok bisa itu action lagi Semangat Abelllll....

2024-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 1 ABEL OBSES
2 2 SATU LANGKAH
3 3 Tidak Sesuai Rencana
4 4 LANJUTKAN!
5 5 Kamu siapa?
6 6 RUMIT
7 7 Solusi Sementara
8 8 Calon Mantu?
9 9 Drama Telur
10 10 Jangan Baper!
11 11 Kesempatan
12 12 Jatuh Dari Angan
13 13 Di mana dia?
14 14 Membuat Masalah
15 15 Misi Berhasil?
16 16 Lebih dari Cukup
17 17 Lolipop Spesial
18 18 Buka Mata
19 19 Kalah?
20 20 Titik Kembali
21 21 Ke semula
22 22 Membingungkan
23 23 Arabella?
24 24 Wajah di Antara bayang
25 25 It's You,
26 26 Usaha Menangkap
27 27 HANTU!
28 28 Badai Depan Mata
29 29 Caught!
30 30 0 -1
31 31 Come Back
32 32 Sayang?
33 33 Pedas?
34 34 Carolina Reaper
35 35 Pelipur Lara
36 36 Enggak Butuh!
37 37 Keras Kepala
38 38 Serba salah
39 39 Memalukan.
40 40 Polisi!
41 41 Piatu
42 42 Mimpi?
43 43 Terlalu Sempurna
44 44 Tidak Sudi Terinjak.
45 45 Ide
46 46 Ambigu
47 47 SURPRISE
48 48 KAMU
49 49 Mari...
50 50 OM-OM?
51 51 LIMA PULUH SATU
52 52 LIMA PULUH DUA
53 53 LIMA PULUH TIGA
54 54 LIMA PULUH EMPAT
55 55 LIMA PULUH LIMA
56 56 LIMA PULUH ENAM
57 57 LIMA PULUH TUJUH
58 58 LIMA PULUH DELAPAN
59 59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 60 ENAM PULUH
61 61 ENAM PULUH SATU
62 62 ENAM PULUH DUA
63 63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN..
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 Extra Part 1
93 Extra Part 2
94 Extra Part 3
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1 ABEL OBSES
2
2 SATU LANGKAH
3
3 Tidak Sesuai Rencana
4
4 LANJUTKAN!
5
5 Kamu siapa?
6
6 RUMIT
7
7 Solusi Sementara
8
8 Calon Mantu?
9
9 Drama Telur
10
10 Jangan Baper!
11
11 Kesempatan
12
12 Jatuh Dari Angan
13
13 Di mana dia?
14
14 Membuat Masalah
15
15 Misi Berhasil?
16
16 Lebih dari Cukup
17
17 Lolipop Spesial
18
18 Buka Mata
19
19 Kalah?
20
20 Titik Kembali
21
21 Ke semula
22
22 Membingungkan
23
23 Arabella?
24
24 Wajah di Antara bayang
25
25 It's You,
26
26 Usaha Menangkap
27
27 HANTU!
28
28 Badai Depan Mata
29
29 Caught!
30
30 0 -1
31
31 Come Back
32
32 Sayang?
33
33 Pedas?
34
34 Carolina Reaper
35
35 Pelipur Lara
36
36 Enggak Butuh!
37
37 Keras Kepala
38
38 Serba salah
39
39 Memalukan.
40
40 Polisi!
41
41 Piatu
42
42 Mimpi?
43
43 Terlalu Sempurna
44
44 Tidak Sudi Terinjak.
45
45 Ide
46
46 Ambigu
47
47 SURPRISE
48
48 KAMU
49
49 Mari...
50
50 OM-OM?
51
51 LIMA PULUH SATU
52
52 LIMA PULUH DUA
53
53 LIMA PULUH TIGA
54
54 LIMA PULUH EMPAT
55
55 LIMA PULUH LIMA
56
56 LIMA PULUH ENAM
57
57 LIMA PULUH TUJUH
58
58 LIMA PULUH DELAPAN
59
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60
60 ENAM PULUH
61
61 ENAM PULUH SATU
62
62 ENAM PULUH DUA
63
63 ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN..
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
Extra Part 1
93
Extra Part 2
94
Extra Part 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!