10 Jangan Baper!

Setelah Abel atau Ana, diajak berkeliling untuk diperkenalkan kepada semua orang yang bekerja di rumah Oma, ia kemudian diajak ke sebuah tempat yang tidak jauh dari kediaman Oma.

Tempat itu adalah sebuah butik pakaian etnik yang memproduksi kebaya, baju-baju bordiran, serta pakaian formal yang dibuat dengan tangan. Butik itu berada di sebuah rumah besar dengan desain unik, dihiasi ukiran batik di bagian depannya.

"Ini tempat Oma sehari-hari menghabiskan waktu dulu tapi sekarang ya udah kurang karena oma sering sakit maklum udah tua. di sinilah Oma sibuk Dulu ya sampai, sekarang sesekali aja, Tempat ini sudah ada selama 25 tahun. Awalnya sih untuk mengisi waktu kosong saat anak-anak Oma mulai besar dan cucu-cucu sudah sibuk dengan dunia mereka masing-masing," cerita Oma sambil tersenyum kecil.

"Bagus sekali bangunan rumahnya," puji Ana sambil mengagumi arsitektur butik tersebut.

Oma tersenyum bangga. "Oma memang suka yang klasik dan unik. Nah, ayo masuk."

Ana menoleh dengan kagum. "Oma seorang fashion designer?" tanyanya penasaran.

"Awalnya, Oma cuma hobi jahit baju sendiri. Lama-lama, ada yang suka, katanya bagus. Jadi Oma mulai serius. Ikut kelas, sekolah lagi, dan terus belajar sampai bisa seperti sekarang ya walaupun akhirnya ya kerabat-kerabat oma yang lanjutin, Oma udah nggak sanggup paling sesekali," jawab Oma dengan nada riang.

"Hebat sekali, Oma," puji Ana tulus, membuat Oma tersenyum semakin lebar.

Di dalam butik, Oma memperkenalkan Ana kepada semua pekerja. Mereka menyambutnya dengan ramah. Ana mengikuti Oma ke mana-mana, sambil membawa beberapa barang milik Oma seperti tumbler minuman dan tas kecil berisi berbagai printilan Oma.

Di tempat lain, di sebuah ruang pertemuan, Auriga duduk sebagai salah satu peserta utama dalam rapat yang membahas pengembangan proyek besar. Namun pikirannya tiba-tiba melayang ke wanita asing itu.

Ana.

Apa yang dilakukannya sekarang bersama Oma? Jangan sampai ada kekacauan.

Merasa perlu memastikan, Auriga mengambil ponselnya dan menekan nomor rumah Oma. Panggilan itu diangkat oleh salah satu pembantu.

“Oma?”

"Mas Auriga?" suara di seberang terdengar ceria.

"Ya, ini saya. Oma ada di rumah?" tanyanya dengan nada serius.

"Oh, Oma sudah pergi sama Mbak Ana sejak sore tadi. Katanya mau ke butik," jawab si pembantu santai.

Auriga mengerutkan kening. "Semuanya aman kan? Oma baik-baik saja?"

"Baik-baik saja, Mas. Oma malah kelihatan senang banget sekarang ada temannya. Mbak Ana juga baik kok," balas si pembantu.

"Hmm, baiklah," jawab Auriga pendek sebelum menutup telepon tanpa menambah komentar.

Auriga sengaja tidak menelepon langsung ke Oma. Ia tahu, jika telepon itu diangkat, kemungkinan besar akan dilakukan oleh Ana, mengingat ia pasti yang membawa tas Oma. Dan Auriga tidak ingin berinteraksi langsung dengannya. Belum.

***

Beberapa jam kemudian

Malam sudah larut. Dalam hitungan menit, jarum jam akan menunjukkan pukul 00. Itu artinya, usia Abel genap 18 tahun. Di luar balkon lantai dua, ia duduk sendirian. Langit malam itu cukup terang, seakan ikut menemaninya.

Abel memeluk lututnya erat-erat, tangisnya terpendam dalam gelap. Di tangannya, sebuah korek api yang ia temukan di ruangan lantai dua tadi. Ia menyalakan nyala kecil itu, satu-satunya cahaya dalam kesendiriannya.

“Selamat ulang tahun, Abel,” bisiknya kepada diri sendiri. “Kali ini berbeda, ya. Cuma ditemani langit dan satu korek api. Selamat datang di dunia orang dewasa.”

Ia menarik napas panjang, menghapus air matanya yang tak kunjung kering.

“Hai, Papa. Sampai hari ini, putrimu mungkin masih belum menjadi apa-apa. Maafkan aku yang selalu menyusahkanmu sejak kehadiranku di dunia ini... Hingga hari ini.”

Suaranya semakin kecil, bergetar. Tangannya memegang erat korek api yang sudah mati.

“Hai, Mama. Putrimu yang kau tinggalkan ini sudah 18 tahun. Kita bahkan belum pernah bertemu, ya? Tapi aku sudah sebesar ini. Sampai sekarang, Papa masih sendiri. Dia belum menggantikanmu. Aku tahu dia kesepian, dan kadang aku juga merasa demikian. Tapi... aku bahagia menjadi anak kalian. Semoga Mama bahagia di surga sana. Aku dan Papa di sini baik-baik saja. Selamat ulang tahun, Abel. Putri Papa dan Mama...”

Di dalam rumah, langkah kaki pelan terdengar naik ke lantai dua. Itu Auriga. Ia baru saja selesai dengan urusan bisnisnya, kembali dari meeting dan makan malam yang melelahkan.

Seperti biasa, lantai dua rumah itu gelap. Hanya ada beberapa ruangan di sana: kamar-kamar, ruang baca, dan balkon tempat Abel kini berada.

Ketika ia membuka pintu yang mengarah ke balkon, angin malam menyambut dengan dingin. Matanya langsung menangkap sosok kecil yang tengah duduk di sana, memeluk lutut sambil menangis. Itu Ana, wanita asing yang kini ada di bawah tanggung jawab Oma.

Auriga mendekat perlahan kr tempat tamaram itu, langkahnya nyaris tak bersuara. Tatapannya dingin, mencoba membaca situasi. Anak itu memegang korek api, wajahnya basah oleh air mata. Dia tampak rapuh, berbeda jauh dari sikap ceria yang ia tunjukkan di depan Oma.

Auriga berdiri di ambang pintu, mempertimbangkan sesuatu. Haruskah aku menegurnya? Bertanya? Atau berpura-pura tidak tahu? Pikirnya. Namun, akhirnya ia memilih untuk berdeham, cukup keras untuk membuat Abel terkejut.

Gadis itu langsung menoleh, wajahnya pucat dan panik. “M-Mas?” katanya dengan suara gemetar. Ia cepat-cepat bangkit, seakan takut Auriga mendengar sesuatu yang tidak seharusnya.

Ada banyak pertanyaan di benak Auriga. Kenapa kamu menangis? Apa yang kamu ingat? Apa yang sebenarnya terjadi?Ingat sesuatu kah? Tapi dia terlalu malas untuk mengucapkannya. Sebagai gantinya, ia merogoh saku jasnya, mengeluarkan sapu tangan.

“Pastikan tidak melakukan hal bodoh di sini,” ucapnya dingin, sambil menyerahkan sapu tangan itu. Kemudian, tanpa berkata apa-apa lagi, ia berbalik pergi, meninggalkan Abel yang masih tertegun.

Abel memandangi sapu tangan itu, warna putihnya dihiasi motif kotak-kotak krem. Sesuatu di dalam dirinya terasa hangat, meski ekspresi Auriga begitu dingin. Ia memeluk sapu tangan itu erat-erat.

Namun, langkah Auriga mendadak berhenti. Ia berbalik lagi, tatapannya menusuk. Abel yang hampir merasa lega langsung tegang kembali.

“Kenapa kamu menangis?” tanyanya datar akhirnya.

Abel menggeleng lemah. “T-tidak, Mas.”

Auriga mendesah, nada frustrasi terdengar jelas. “Hmph. Baiklah,” gumamnya, lalu melangkah pergi lagi.

Sebelum benar-benar menghilang, ia menoleh sekali lagi. “Ponsel barumu ada di lantai bawah, di atas meja kerja Oma. Gunakan sebaik-baiknya.”

Abel menatap kepergiannya dalam diam, masih memeluk sapu tangan itu. Ia tahu pria itu dingin, tapi entah kenapa, ada sisi Auriga yang terasa peka dan perhatian.

Mungkin hanya perasaanku saja...

Ya, perasaanku saja Please Abel jangan baper terlalu awal. Tapi demi apapun tangan Abel langsung Berkeringat dingin tanpa bisa bersuara dia berteriak di sana mendapatkan perhatian yang walaupun dingin seperti itu

"OMG.....Tuhan, aaaaaaa......"

Abel kembali memeluk sapu tangan itu kemudian tanpa sadar dia mengusap ingusnya dan mendadak dia bilang, "Tidak, tidak, jangan kotor! Jangan kotor, jangan kotor. Ini mau gue bawa tidur." lalu tiba-tiba dia sadar, "Sangat menggelikan nggak sih, Astaga Abel lo malu-maluin tahu nggak.

Di dalam kamarnya Auriga masih menerka-nerka dan belum menemukan jawaban yang pasti Kenapa wanita asing itu menangis, tampaknya dia mengingat sesuatu atau mungkin dia merasa kosong dan bingung akan hidupnya, jangan sampai dia melakukan sesuatu hal yang menakutkan seperti bunuh diri.

Terpopuler

Comments

likerain_1308

likerain_1308

kasian juga abel, tp itu jalan yg dia pilih sendiri demi mendekati Riga....gk bs bayangin akn spt apa marahnya Riga jika ketahuan klo Abel pura2 amnesia...🤭
makasihh up nya mb tris, sehat2 selalu 😍😍

2024-12-13

1

Herlinawati Ana

Herlinawati Ana

Ana Ngelike n komen aja dlu ya kak Tris😍
blom bca lg ngumpulin dlu aja biar banyakan bru bc... skrg lg bc si Onta sm Adam kangen mereka kak😍
Makasih Upnya Kak sehat sllu😍

2024-12-13

0

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

pikiran auriga udah kemana mana dan yg dipikirkan sedang sedih karena tdk bisa merayakan ulangtahun dgn papanya

2024-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 1 ABEL OBSES
2 2 SATU LANGKAH
3 3 Tidak Sesuai Rencana
4 4 LANJUTKAN!
5 5 Kamu siapa?
6 6 RUMIT
7 7 Solusi Sementara
8 8 Calon Mantu?
9 9 Drama Telur
10 10 Jangan Baper!
11 11 Kesempatan
12 12 Jatuh Dari Angan
13 13 Di mana dia?
14 14 Membuat Masalah
15 15 Misi Berhasil?
16 16 Lebih dari Cukup
17 17 Lolipop Spesial
18 18 Buka Mata
19 19 Kalah?
20 20 Titik Kembali
21 21 Ke semula
22 22 Membingungkan
23 23 Arabella?
24 24 Wajah di Antara bayang
25 25 It's You,
26 26 Usaha Menangkap
27 27 HANTU!
28 28 Badai Depan Mata
29 29 Caught!
30 30 0 -1
31 31 Come Back
32 32 Sayang?
33 33 Pedas?
34 34 Carolina Reaper
35 35 Pelipur Lara
36 36 Enggak Butuh!
37 37 Keras Kepala
38 38 Serba salah
39 39 Memalukan.
40 40 Polisi!
41 41 Piatu
42 42 Mimpi?
43 43 Terlalu Sempurna
44 44 Tidak Sudi Terinjak.
45 45 Ide
46 46 Ambigu
47 47 SURPRISE
48 48 KAMU
49 49 Mari...
50 50 OM-OM?
51 51 LIMA PULUH SATU
52 52 LIMA PULUH DUA
53 53 LIMA PULUH TIGA
54 54 LIMA PULUH EMPAT
55 55 LIMA PULUH LIMA
56 56 LIMA PULUH ENAM
57 57 LIMA PULUH TUJUH
58 58 LIMA PULUH DELAPAN
59 59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 60 ENAM PULUH
61 61 ENAM PULUH SATU
62 62 ENAM PULUH DUA
63 63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN..
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 Extra Part 1
93 Extra Part 2
94 Extra Part 3
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1 ABEL OBSES
2
2 SATU LANGKAH
3
3 Tidak Sesuai Rencana
4
4 LANJUTKAN!
5
5 Kamu siapa?
6
6 RUMIT
7
7 Solusi Sementara
8
8 Calon Mantu?
9
9 Drama Telur
10
10 Jangan Baper!
11
11 Kesempatan
12
12 Jatuh Dari Angan
13
13 Di mana dia?
14
14 Membuat Masalah
15
15 Misi Berhasil?
16
16 Lebih dari Cukup
17
17 Lolipop Spesial
18
18 Buka Mata
19
19 Kalah?
20
20 Titik Kembali
21
21 Ke semula
22
22 Membingungkan
23
23 Arabella?
24
24 Wajah di Antara bayang
25
25 It's You,
26
26 Usaha Menangkap
27
27 HANTU!
28
28 Badai Depan Mata
29
29 Caught!
30
30 0 -1
31
31 Come Back
32
32 Sayang?
33
33 Pedas?
34
34 Carolina Reaper
35
35 Pelipur Lara
36
36 Enggak Butuh!
37
37 Keras Kepala
38
38 Serba salah
39
39 Memalukan.
40
40 Polisi!
41
41 Piatu
42
42 Mimpi?
43
43 Terlalu Sempurna
44
44 Tidak Sudi Terinjak.
45
45 Ide
46
46 Ambigu
47
47 SURPRISE
48
48 KAMU
49
49 Mari...
50
50 OM-OM?
51
51 LIMA PULUH SATU
52
52 LIMA PULUH DUA
53
53 LIMA PULUH TIGA
54
54 LIMA PULUH EMPAT
55
55 LIMA PULUH LIMA
56
56 LIMA PULUH ENAM
57
57 LIMA PULUH TUJUH
58
58 LIMA PULUH DELAPAN
59
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60
60 ENAM PULUH
61
61 ENAM PULUH SATU
62
62 ENAM PULUH DUA
63
63 ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN..
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
Extra Part 1
93
Extra Part 2
94
Extra Part 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!