5 Kamu siapa?

Dengan langkah berat dan perasaan kesal, Auriga Sean Anderson keluar dari area hotel, malam yang seharusnya berakhir dengan tenang berubah menjadi malam yang memuakkan. Di tengah dinginnya udara malam Jakarta, dia memanggil taksi, enggan menggunakan kendaraan resmi dari hotel untuk perjalanan yang tidak pernah dia rencanakan ini.

“Kenapa aku?” gumamnya kesal sambil masuk ke dalam taksi. Malam itu rencananya dia akan pulang ke rumah sang oma sekaligus melepas rindu ke tempat yang selalu membuatnya merasa tenang setiap kali menginjakkan kaki di Jakarta, Rumah besar yang sepi tempat yang dia sukai. Namun, dengan kejadian ini, tampaknya kunjungannya harus ditunda hingga besok.

Auriga memandang keluar jendela taksi, lampu kota Jakarta yang gemerlap membuat pikirannya melayang. Dua tahun ini dia sudah jarang kembali ke kota ini, jika bukan untuk urusan bisnis atau sesekali mengunjungi keluarganya. Auriga sekarang menetap di Singapura, memilih tinggal di sana karena memang dia punya pekerjaan di sana selain itu Singapura menawarkan ketenangan dan privasi yang sulit didapatkan di Jakarta.

Namun tetap kota Jakarta adalah tujuannya yang tidak bisa di lewatkan setiap hari-hari besar, Auriga tumbuh besar di sana.

 Kedua orang tuanya kini tinggal di sebuah pulau kecil di dekat perbatasan Filipina, telah menyerahkan kendali bisnis keluarga kepada anak-anaknya. Ayahnya, seorang pengusaha sukses, lebih memilih menjalani masa pensiun dengan damai bersama istrinya mengelola pulau mereka menjadi tempat wisata, seorang wanita keturunan bangsawan yang memiliki sejarah keluarga yang tragis.

Dari pihak ibunya, keluarga mereka pernah menjadi korban tragedi berdarah di pulau yang mereka miliki. Tragedi itu menghancurkan banyak anggota keluarga, termasuk kakek Auriga dari pihak ibunya yang tewas dengan cara mengenaskan. Hingga kini, cerita itu masih menjadi bayangan gelap di balik nama besar keluarga mereka.

Auriga memeriksa ponselnya di perjalanan sembari kembali mengingat wanita yang tidak dikenalnya, yang tiba-tiba menghampirinya di bar, sekarang menjadi alasan dia harus menuju rumah sakit di tengah malam. "Benar-benar menyusahkan," pikir Auriga sambil memijat pelipisnya. Namun, dia tahu, situasi ini tidak akan selesai sampai dia memastikan semuanya terkendali.

Saat taksi mendekati rumah sakit, Auriga menghela napas panjang, mencoba menguasai emosi.

Di dalam sebuah ruangan setelah melewati serangkaian pemeriksaan, Abel akhirnya dipindahkan ke ruangan perawatan yang lebih nyaman. Namun, kegelisahan masih terus menyelimuti pikirannya. Jantungnya berdebar tak karuan, dan telapak tangannya berkeringat dingin.

Dia mendengar dari suster bahwa pihak rumah sakit, bersama pihak hotel, telah memanggil Auriga untuk datang. Hatinya dag dig dug mendengar itu. Aktingnya yang terus-menerus memanggil “Mas” dengan suara lirih ternyata benar-benar membuat situasi ini menjadi lebih rumit dari yang dia bayangkan. Auriga masuk dalam perangkap dan rencana yang sudah dia dan Ide atur

“Ini gila sih. Kenapa gue malah bikin semuanya jadi sejauh ini?” pikir Abel sambil meremas selimut di atas pangkuannya. Dia mencoba menarik napas panjang untuk menenangkan diri, tetapi pikirannya terus berlarian tanpa kendali.

Abel tahu tindakannya keterlaluan. Tapi di sisi lain, ini adalah satu-satunya cara yang dia pikir bisa membuat Auriga benar-benar terlibat dalam hidupnya, walaupun hanya untuk sementara. “Kalau gue nggak nekat, kapan lagi gue bisa dekat sama dia? Kapan lagi gue bisa merasakan rasanya diperhatikan sama orang yang biasanya cuma gue bayang-bayang ini doang. Astaga apa-apan ini.”

Pikiran itu membuat hatinya campur aduk. Abel tahu, Auriga bukan pria biasa. Dia adalah sosok yang selalu menjadi pusat perhatian, bukan hanya karena wajah tampannya, tetapi juga karena karirnya,kehidupannya, keluarganya dan banyak aspek lain. Auriga sering disebut sebagai pria yang sulit dijangkau, seseorang yang tak sulit menunjukkan ketertarikan pada wanita seperti pria lainnya, meskipun banyak yang mencoba mendekatinya.

Abel sering mendengar obrolan papanya, Mahendra, tentang Auriga. Bagaimana pria itu selalu didekati oleh wanita-wanita sukses, dari pengusaha muda hingga selebriti. Bahkan, banyak kolega Mahendra yang mencoba menjodohkan Auriga dengan putri-putri mereka yang cantik, cerdas, dan berkelas. Tapi Auriga tetap dingin, seolah tidak terpengaruh oleh itu semua.

Bahkan Mahendra sendiri, suka menjodoh-jodohkan, pernah mencoba memperkenalkan Auriga dengan wanita-wanita kalangan atas. Namun, semua usaha itu berakhir dengan kegagalan. Auriga tampaknya terlalu fokus pada kehidupannya sendiri untuk peduli pada drama romansa.

“Kalau wanita-wanita dengan segala spek sempurna aja nggak bisa ngubah hati dia, apalagi gue?” pikir Abel getir. Dia melirik bayangannya di kaca ruangan, mencoba mencari kepercayaan diri yang biasanya dia miliki. “Cuma bocil 18 tahun yang belum tahu apa-apa soal hidup. Tapi… ini nggak berarti gue nggak bisa coba kan?”

Pikiran Abel kemudian terhenti pada nama yang terus menghantuinya Sahara. Mantan kekasih Auriga yang selalu muncul dalam cerita-cerita Papa. Sahara, yang pernah bekerja di kedutaan besar, seorang wanita karir yang sukses dan berwibawa. Wanita itu adalah contoh nyata dari tipe pasangan yang mungkin diinginkan oleh pria seperti Auriga.

Namun, Abel tahu satu hal hubungan Sahara dan Auriga tidak berakhir dengan bahagia. Sahara meninggalkan Auriga, memilih pria lain. Entah apa yang sebenarnya terjadi, tapi Abel merasa ini adalah alasan mengapa Auriga menjadi semakin dingin dan sulit didekati.

Malam ini, meskipun tubuhnya lemah, Abel merasakan tekad yang kuat di dalam dirinya. “Auriga mungkin nggak akan pernah masukin gue ke list perempuan-perempuan yang dia inginkan. Tapi gue akan buat dia sadar kalau gue layak kok. Meskipun cara ini gila, meskipun ini sumpah demi apa sangat buang waktu dan rasanya malu setengah mati, gue harus coba.”

Abel menarik napas panjang, mencoba menenangkan debaran jantungnya, Apakah rencananya akan berhasil, atau malah berakhir menjadi bencana besar? Abel hanya bisa menunggu dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Abel duduk bersandar di ranjang rumah sakit, tubuhnya lemah tapi pikirannya penuh gejolak. Dengan hati-hati, dia membuka ponselnya yang dia tidak sadar kenapa mati. Begitu layar menyala, notifikasi langsung membanjiri, membuatnya sedikit cemas. Puluhan pesan masuk, sebagian besar dari sang papa, Mahendra.

Dia menggigit bibirnya, enggan membaca pesan-pesan itu. Namun, satu pesan mencuri perhatiannya. Pengirimnya siapa lagi kalau bukan Ode.

Ode Cong : Gue Cuma bisa kendaliin ini semua beberapa hari. Gue akan bilang ke papa lo, lo ke Surabaya nyusul Claudia. Ini pas kan, lo lagi ngambek juga. Pokoknya manfaatin waktu ini, setelah itu lo janji cabut dari Jakarta. Gue udah susah payah daftarin lo di kampus terbaik di Aussie itu.”

Abel menatap pesan itu lama. Pesan Ode seperti tamparan keras baginya. Dia tahu, semua ini hanya sementara, sebuah ilusi yang dia ciptakan sendiri. Sebentar lagi, segalanya akan kembali ke kenyataan.

Ya, gue janji. Sekali ini aja. Janji!

Abel menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya. Tapi ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba, dia mendengar langkah kaki mendekat. Bukan langkah perawat, pikirnya. Langkah ini terdengar lebih berat, lebih tenang, tapi penuh otoritas.

Jantungnya semakin berdebar kencang. Suara langkah itu mendekat semakin dekat, hingga berhenti tepat di depan pintu kamarnya. Abel menahan napas, merasa seluruh tubuhnya kaku. Pintu perlahan terbuka, dan suara deheman seorang pria memecah keheningan.

Dia menoleh. Di sana, berdiri Auriga Sean Anderson. Wajahnya dingin seperti biasanya, penampilannya tetap rapi meski malam sudah larut. Setelan yang dia kenakan memancarkan kesan profesional, tapi hawanya terasa dingin tatapannya tampak menakutkan

Abel merasa tubuhnya membeku. Dia mencoba mengendalikan dirinya, tapi keberanian yang tadi dia miliki seolah menguap begitu saja. Jantungnya berpacu seperti genderang perang, dan pikirannya hanya dipenuhi satu pertanyaan,“Kenapa gue harus main-main sama makhluk seperti ini? Apa gue salah langkah?”

Auriga berdiri di ambang pintu, menatap Abel dengan tatapan tajam yang tak bisa dia artikan. Wajah pria itu begitu tampan, tapi sekaligus mengintimidasi. Pesonanya membuat hati Abel seolah meleleh, namun ketenangannya yang dingin membuat jantungnya serasa ingin meledak karena takut.

“So, udah bangun? Apa yang anda inginkan?” ucap Auriga akhirnya, suaranya rendah dan penuh tekanan.

Abel menelan ludah. Dalam hati, dia bertanya-tanya, Mau jawab apa? Harus jawab apa?

“Ka-kamu kamu siapa? Kamu mas?” Kata-kata itu keluar begitu saja tanpa bisa dia saring.

"Mas?” Auriga mengulang kata itu dengan nada dingin, sudut bibirnya sedikit tertarik membentuk senyum yang jelas mencerminkan rasa kesal. “Siapa mas? Sama seperti pernyataan kamu, kamu siapa? Kita tidak saling kenal, maka ini selesai. Hanya salah paham.”

Abel menatapnya dengan ekspresi yang dibuat sedramatis mungkin. Wajahnya sengaja dibentuk seperti orang yang kebingungan total, matanya membesar seolah mencoba mencari jawaban di kekosongan. “Tidak kenal? Tidak kenal aku? Aku siapa?” tanyanya, suaranya hampir berbisik, penuh kepura-puraan.

Abel memegang kepalanya dengan gemetar. “Aku... siapa? Aku... siapa?” gumamnya lirih, mencoba membuat Auriga semakin panik dengan aktingnya yang begitu meyakinkan.

Auriga mengerutkan alis, tubuhnya sedikit condong ke depan. “Apa-apaan ini?” pikirnya. Pertanyaan itu,“Aku siapa?”benar-benar membuatnya tidak percaya. Manusia mana yang bertanya seperti itu tentang dirinya sendiri? Ini mulai terasa konyol, bahkan absurd.

“Ini pasti lelucon,” katanya, mencoba menguasai situasi meskipun kebingungannya mulai menjadi-jadi. “Katakan ini bohong! Katakan ini hanya bercanda!”

“Bercanda?” ulang Abel dengan nada polos, wajahnya semakin dibuat tampak kosong dan linglung. “Kenapa? Kenapa bercanda? Aku... siapa?” Suaranya terdengar tulus, tapi di baliknya, dia merasa hatinya hampir meledak karena tegang. Apakah Auriga percaya atau justru akan marah besar?

Auriga memijat pelipisnya, frustrasi. “Astaga, ini gila,” gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri. Dia menatap Abel yang masih duduk di ranjang dengan ekspresi bingung yang hampir menyakitkan untuk dilihat. Wanita ini benar-benar seperti teka-teki yang dia tidak ingin pecahkan, tapi kini dia terpaksa melibatkan dirinya.

“Baiklah,” katanya akhirnya, nadanya lebih dingin dari sebelumnya. “Kalau kamu tidak tahu siapa kamu, saya juga tidak tahu siapa kamu. Kita cari tau sekarang,mana ponsel kamu yang mati itu? Saya akan berikan pada tim saya untuk melacak semuanya."

"Ponsel? Aku? enggak tau." Geleng Abel lagu kepalanya lebih polos dari sebelumnya.

Terpopuler

Comments

🔥🔥🔥

🔥🔥🔥

apa ibunya auriga ini dari cerita sebelumnya lupa yg keluarga di bantai habis itu lupa aku tapi ada kan salah satu kisah nya 😂 pokoknya itulah

2024-12-09

1

Miamia

Miamia

dilvy temannya Sofia, mempertahankan pulau warisan apa ya,, terus Julian datang sama Felix, peperangan di mulai di pulau itu sampai Julian berdarah " sampai dilvy akhirnya memaafkan Julian,, kurang lebih nya seperi itu 😍

2024-12-13

0

Aleta Henderinahauteas

Aleta Henderinahauteas

kak ini Auriga anaknya Julian sama livi ya q baru ngeh

2025-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 1 ABEL OBSES
2 2 SATU LANGKAH
3 3 Tidak Sesuai Rencana
4 4 LANJUTKAN!
5 5 Kamu siapa?
6 6 RUMIT
7 7 Solusi Sementara
8 8 Calon Mantu?
9 9 Drama Telur
10 10 Jangan Baper!
11 11 Kesempatan
12 12 Jatuh Dari Angan
13 13 Di mana dia?
14 14 Membuat Masalah
15 15 Misi Berhasil?
16 16 Lebih dari Cukup
17 17 Lolipop Spesial
18 18 Buka Mata
19 19 Kalah?
20 20 Titik Kembali
21 21 Ke semula
22 22 Membingungkan
23 23 Arabella?
24 24 Wajah di Antara bayang
25 25 It's You,
26 26 Usaha Menangkap
27 27 HANTU!
28 28 Badai Depan Mata
29 29 Caught!
30 30 0 -1
31 31 Come Back
32 32 Sayang?
33 33 Pedas?
34 34 Carolina Reaper
35 35 Pelipur Lara
36 36 Enggak Butuh!
37 37 Keras Kepala
38 38 Serba salah
39 39 Memalukan.
40 40 Polisi!
41 41 Piatu
42 42 Mimpi?
43 43 Terlalu Sempurna
44 44 Tidak Sudi Terinjak.
45 45 Ide
46 46 Ambigu
47 47 SURPRISE
48 48 KAMU
49 49 Mari...
50 50 OM-OM?
51 51 LIMA PULUH SATU
52 52 LIMA PULUH DUA
53 53 LIMA PULUH TIGA
54 54 LIMA PULUH EMPAT
55 55 LIMA PULUH LIMA
56 56 LIMA PULUH ENAM
57 57 LIMA PULUH TUJUH
58 58 LIMA PULUH DELAPAN
59 59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 60 ENAM PULUH
61 61 ENAM PULUH SATU
62 62 ENAM PULUH DUA
63 63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN..
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 Extra Part 1
93 Extra Part 2
94 Extra Part 3
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1 ABEL OBSES
2
2 SATU LANGKAH
3
3 Tidak Sesuai Rencana
4
4 LANJUTKAN!
5
5 Kamu siapa?
6
6 RUMIT
7
7 Solusi Sementara
8
8 Calon Mantu?
9
9 Drama Telur
10
10 Jangan Baper!
11
11 Kesempatan
12
12 Jatuh Dari Angan
13
13 Di mana dia?
14
14 Membuat Masalah
15
15 Misi Berhasil?
16
16 Lebih dari Cukup
17
17 Lolipop Spesial
18
18 Buka Mata
19
19 Kalah?
20
20 Titik Kembali
21
21 Ke semula
22
22 Membingungkan
23
23 Arabella?
24
24 Wajah di Antara bayang
25
25 It's You,
26
26 Usaha Menangkap
27
27 HANTU!
28
28 Badai Depan Mata
29
29 Caught!
30
30 0 -1
31
31 Come Back
32
32 Sayang?
33
33 Pedas?
34
34 Carolina Reaper
35
35 Pelipur Lara
36
36 Enggak Butuh!
37
37 Keras Kepala
38
38 Serba salah
39
39 Memalukan.
40
40 Polisi!
41
41 Piatu
42
42 Mimpi?
43
43 Terlalu Sempurna
44
44 Tidak Sudi Terinjak.
45
45 Ide
46
46 Ambigu
47
47 SURPRISE
48
48 KAMU
49
49 Mari...
50
50 OM-OM?
51
51 LIMA PULUH SATU
52
52 LIMA PULUH DUA
53
53 LIMA PULUH TIGA
54
54 LIMA PULUH EMPAT
55
55 LIMA PULUH LIMA
56
56 LIMA PULUH ENAM
57
57 LIMA PULUH TUJUH
58
58 LIMA PULUH DELAPAN
59
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60
60 ENAM PULUH
61
61 ENAM PULUH SATU
62
62 ENAM PULUH DUA
63
63 ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN..
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
Extra Part 1
93
Extra Part 2
94
Extra Part 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!