Bui

Gaji dari menulis, Fatur membeli bibit sayuran seperti tomat, cabai dan bayam. Dia membeli sebidang tanah kecil di desanya. Dia menanam dengan semangat. Meski awalnya tidak memiliki pengalaman berkebun. Semangatnya tidak pernah padam, demi cita-citanya di masa depan dan dia ingin menjadi pengusaha sukses. Fatur rajin menonton video online tentang berkebun yang baik dan aktif berdiskusi dengan warga desa yang memiliki pengalaman yang lebih banyak darinya.

Awalnya ada beberapa warga enggan mengajari Fatur, karena latar belakangnya pernah masuk bui dan terkenal dengan kejahatannya di desa tersebut. Sering berkelahi, mencuri, mabuk dan juga mengisap sabu-sabu. Namun melihat kegigihan dan wajah polos Fatur, akhirnya beberapa warga bersedia mengajari Fatur.

Namun awal perjalanan itu tidak mudah.

Awalnya panennya tidak begitu memuaskan disebabkan karena tanah gersang dan kurang subur. Ada beberapa tanaman yang layu, terkena hama. Namun Fatur tak gampang menyerah, justu Fatur semakin bersemangat. Dari sebagian hasil penjualan buku nya, dia membeli pupuk organik dan mencari tahu cara meningkatan kesuburan tanah. Setelah melewati beberap musim kegagalan, kerja keras Fatur akhirnya membuahkan hasil.

Kebunnya menghijau dengan tanaman-tanaman yang tumbuh subur. Keberhasilan Fatur mendapatkan pujian dari warga setempat dan mendapat dukungan penuh dari warga. Warga juga memberi kesempatan Fatur untuk lebih semangat dalam berkebun, dengan membeli hasil panen Fatur. Mereka berpikir dengan membeli hasil panennya, Fatur akan meninggalkan kebiasaan buruknya dan tidak sering melakukan kejahatan lagi didesa.

Karena dengan begitu, dia akan sibuk berkebun dan semangat dalam perubahan karakternya. Hasil panennya tidak hanya di minati oleh warga dikampungnya, tapi juga warga di luar daerah desa Pasir, toko-toko kecil dan mencakup bagian kota di bagian kabupaten.

Keberhasilan itu memberi Fatur kepuasan tersendiri. Tidak lupa Fatur menyisihkan uangnya untuk memperlebar kebunnya. Dari kebunnya yang kecil memberinya harapan, sekecil apapun jika dilakukan dengan giat dan kerja keras, akan membawamu pada keberhasilan.

Keberhasilan itu membuat Fatur melangkah lebih jauh.

Dari keuntungan hasil dari royalti bukunya dan hasil panen, selain memperluas lahan, dia juga menambah beberapa bibit, seperti kangkung, terong, dan mentimun. Dia juga belajar tentang bagaimana cara pengolahan air, rotasi tanah, dan cara mengatasi hama tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya. Fatur juga rutin mensosialisasikan kegiataan mingguan tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan bertani.

Di umur 22 tahun, Fatur mendapatkan kesempatan mengikuti program pelatihan pertanian, dan ilmu yang dia dapatkan, dia ajarkan kembali pada anak-anak muda didesanya. Dia mendapat ilmu bagaimana cara bertani dengan hidroponik dan pemasaran hasil tani secara digital.

Disela kesibukannya menjadi seorang petani.

Dia juga menulis sebuah novel tentang perjalanan hidupnya menjadi seorang petani. Melalui tulisannya membuat para pembaca terinspirasi untuk lebih giat dalam mengejar cita-cita. Kini Fatur tidak hanya menjadi penulis hebat, tapi juga menjadi petani muda yang sukses. Membuat dirinya disegani dan dihormati oleh warga desa.

Namun dibalik kesuksesan orang, pasti ada orang iri dengki dengan itu. Fatur kembali di uji oleh sang pencipta disaat dirinya, tengah naik daun sebagai penulis dan menjadi motivator bagi warga desa.

Pada suatu hari seseorang yang mengklaim lahan milik Fatur adalah lahan miliknya. Fatur berusaha mencari jalan damai. Namun ditolak oleh orang yang mengaku lahan yang dibeli Fatur itu miliknya.

Kasus ini semakin serius dan melebar di kepolisian. Juga dituduh tanaman yang di budidayakannya merusak ekosistem setempat. Salah satu tanaman yang dibudidayakan sebagai spesies invasif. Kasus ini menjadi tekanan dalam hidupnya. Akhirnya Fatur dijatuhi hukum penjara, karena dianggap lalai melakukan riset. Yang membuat Fatur semakin terpuruk adalah, lahan berserta isinya di ambil oleh pihak yang mengaku lahan milik Fatur, adalah miliknya.

"Bagaimana bisa lahanku berserta isinya jadi milik dia? Jika benar itu miliknya kenapa pas pak Johan menjual padaku, dia tidak protes? Jika benar tanah itu miliknya, setidaknya bayar ganti rugi penglolaan lahan dan bibit-bibit yang kubeli. Kalian pikir aku belinya pakai ludah? Mikir! Jangan tolol kali jadi orang. Karena dengki sama orang, tega memfitnah orang. Kenapa nggak dari awal dia bilang, itu tanahnya? Setelah ditanami dan hasilnya banyak, baru mau mengakui itu tanahnya. Kan terlihat kali pengen makan gratis hasil orang." sanggah Fatur saat pihak pak Joni menyudutkannya dan menginginkan tanah dan isinya.

Namun sanggahan tidak diterima oleh polisi yang menangani kasus tersebut. Fatur menatap tajam pak polisi yang bernama Arlan itu. Jiwa iblisnya yang selama ini tidur, seketika membara. Dia mencekik polisi tersebut dan menghajar pak Joni. Karena tidak terima dengan keputusan polisi yang tidak adil.

Seketika ruangan kantor kepala desa menjadi rusuh. Banyak yang membela Fatur. Tapi Arlan tidak mengindahkan para warga yang membela Fatur.

"Bagaimana kau memutuskan isi kebunku miliknya? Setidaknya pakai otak memutuskan perkara. Kau pikir menanam tanaman itu mudah hah? Satu tahun lama aku berjuang sampai panennya seperti sekarang, dan kau dan si bangsat ini sesuka hati minta isi kebunki. Setidaknya ganti rugi bodoh." Fatur menarik kerah baju polisi dan meninjunya dengan keras.

Arlan mencoba memberi peringatan dengan menodongkan pistol di kepala Fatur

"Kau pikir aku takut dengan pistolmu itu? Kau salah!" Fatur merebut pistol itu dan menembak si polisi di bagian betis dan si joni dibagian perut.

Suasana semakin kacau. Untung ada beberapa tentara yang lewat. Saat melihat keributan, mereka mampir dan berusaha menanangkan Fatur yang nampak kerasukan. Fatur dibawa ke penjara. Hukumannya makin berat, karena melakukan penyerangan terhadap petugas. Lima tahun penjara.

Saat Fatur diborgol dan dibawa keluar dari kantor kepala desa, Fatur melihat Eva tersenyum padanya. Dia mengartikan senyuman itu adalah senyuman kemenangan karena melihatnya dipenjara. Fatur hanya tersenyum sinis. Dia dibawa ke Panipahan. Di dalam bui ada beberapa polisi mencoba melakukan kekerasan padanya. Namun dia tidak tinggal diam, dia membalas apa yang dilakukan polisi padanya.

Dimalam hari terdengar langkah berat terdengar menggema di koridor sempit. Tiga polisi dengan wajah dingin berhenti di depan sel Fatur. Salah satu dari mereka membuka pintu tahanan.

"Bangun, tahanan!" teriak salah satu dari mereka.

Fatur yang sedang tertidur terperanjat mendengar teriakan dan tendangan yang mengenai belakangnya. Fatur bangun dengan ditarik paksa oleh polisi itu. Fatur hanya diam menatap tiga polisi itu dengan tajam. Dia ditarik menuju sebuah ruangan kecil di ujung lorong. Ruangan itu dingin, lebih mirip ruang introgasi daripada ruang tahanan.

"Kau pikir kau bisa main hakim sendiri diluar sana ya?" ejek salah satu polisi sambil mendorong Fatur duduk di kursi dengan kasar.

"Kalau disini kau bukan siapa-siapa!" ucap mereka dingin.

Mereka mulai memukul Fatur pakai pentungan yang menghantam perutnya. Fatur terbatuk, darah merembes dari sudut bibirnya. Dia hanya diam menatap polisi dingin. Karena tidak ada tanggapan apa-apa dari Fatur, justru membuat para polisi semakin marah.

"Bicara bajingan!" teriak dari mereka menendang Fatur dengan kakinya.

Fatur lagi-lagi diam. Tapi saat pukulan berikutnya datang lagi, Fatur melompat menghajar polisi dengan kakinya. Menghantam kepala polisi dengan borgol di tangannya. Sikunya menghantam rahang sang polisi, sehingga berbunyi suara retakan. Dua polisi lainnya nampak terkejut.

Tapi sebelum mereka bertindak, Fatur lebih dulu menghantam keduanya. Fatur merebut kunci borgol ditangan polisi itu, dan merebut petungan saat borgolnya sudah bisa dibuka. Fatur memukul lutut polisi. Jeritan memenuhi ruangan. Darah memercik di lantai. Saat ketiga polisi itu masih mau melawan, Fatur menangkap dan melemparkan kedinding sang polisi. Hanya beberapa menit, tiga polisi itu sudah terkapar, mengerang kesakitan. Fatur berdiri ditengah ruangan, napasnya berat menatap nanar para polisi itu. Tubuhnya penuh luka dan lebam, namun matanya memperlihatkan kemarahan yang begitu besar.

"Kalau kalian pikir kalian bisa memperlakukan aku sesuka kalian. Kalian salah! Jangan mentang-mentang polisi, sesuka hati kalian memperlakukan tahanan." katanya dingin. Suaranya serak tapi tegas.

Sipir lain akhirnya datang. Dia terkejut melihat tiga polisi telah terkapar dan meringis kesakitan.

Fatur menatap sipir itu dengan dingin.

"Ini akibat sesuka hati memperlakukan tahanan. Tahanan itu bukan binatang, yang bisa sesuka hati kalian siksa." selesai berbicara, Fatur meninggalkan ruangan itu dan kembali ke kamar selnya.

Setelah malam itu, Fatur bukan lagi hanya seorang tahanan. la menjadi simbol pemberontakan di penjara. Polisi mulai melihatnya dengan penuh kehati-hatian. Setiap kali ia melangkah, suasana berubah menjadi tegang. Bahkan para sipir yang sebelumnya merasa berkuasa kini mulai menghindarinya.

Mereka tahu, Fatur bukan orang yang bisa mereka jinakkan dengan kekerasan biasa.

Selama menjalani hukuman, Fikri juga mengajarkan narapidana lain keterampilan bercocok tanam di area kecil yang tersedia di dalam penjara. Dengan menggunakan teknik sederhana, mereka berhasil membuat kebun kecil yang menghasilkan sayuran segar untuk konsumsi mereka sendiri.

Bahkan para sipir yang sebelumnya merasa berkuasa kini mulai menghindarinya. Mereka tahu, Fatur bukan orang yang bisa mereka jinakkan dengan kekerasan biasa. Ada beberapa orang sampai penasaran dengan kekuataan Fatur dan ingin menguji kemahiran beladirinya.

Episodes
1 Akhir yang berdarah
2 Narapidana
3 Maladaptive daydreamer
4 Malam Petaka
5 Kejutan Dari Tuhan
6 Harapan Baru
7 Permulaan
8 Hiburan Malam
9 Membalas sang bayangan
10 Vonis
11 Pelakor yang tersakiti
12 Tunggu aku disana
13 Untukmu Astuti
14 Ayah yang gagal
15 Bui
16 Kau akan mati
17 Teror
18 Kehidupan yang terbalik
19 Mimpi Buruk
20 Hari-hari yang mencekam
21 Belancang
22 Permainan Akan Berakhir
23 Wanita Iblis
24 Penyelidikan
25 Teka teki
26 Cindai
27 Penyergapan
28 Dominasi
29 Lawan
30 Playing Victim
31 Raja Kegelapan
32 Fiko vs Eva
33 Terjebak di masalah yang sama
34 Sabotase
35 Bertemu dengan Fatur, adalah maut bagi mereka
36 Pertemuan
37 Gara-gara belacan
38 Harusnya aku
39 Jangan pernah lupa
40 Mengusik
41 Permainan baru saja dimulai
42 Prilaku terbaik didunia
43 Segenap Jiwa yang hilang
44 Manipulator
45 Asusila
46 Kejutan
47 Liburan ke Panti
48 Dukungan Fatur
49 Penjagaan ketat
50 Pembicara kedamaian
51 Propaganda
52 Berjuang demi kedamaian
53 Debat panas
54 Duta perdamaian
55 Baba yang terbaik
56 Kenapa kau begitu dingin?
57 Bukan siapa-siapa
58 Dia, bukan siapa-siapaku
59 Memanipulasi
60 Melindungi?
61 Porak poranda
62 Penjemputan obat-obatan
63 Cari Perhatian
64 Tengil
65 Calon Abang ipar
66 Badut-badut lumpur
67 Ketegangan di pengungsi
68 Demo
69 Serangan panik
70 Jatuh lagi
71 Capek, Tuhan
72 Kelinci gesit
73 Kami, ingin kamu pulang
74 Manusia Kelinci tidak tahu diri
75 Devil
76 Bantuan jalur udara
77 Penyerangan
78 Misteri kematian pak Hanif
79 Jejak berdarah
80 Luka di Bawah Langit Malam
81 Jejak Luka di Malam Kelam
82 Teror yang tak berhenti
83 Bayang-bayang kematian
84 Jejak darah di desa Pasir
85 Rahasia kematian di desa Pasir
86 Siapa yang membunuh Agus?
87 Benang Merah pembunuhan di desa Pasir
88 Siapa pria bermasker itu?
89 Malam panjang di desa Pasir
90 Rahasia kelam di desa Pasir
91 Di Jebak atau terjebak?
92 Tidak mau ambil resiko
93 Malam tanpa rumah
94 Jejak kematian di desa Pasir
95 Perdebatan tanpa Akhir
96 Sebuah Rencana
97 Satu bulan menuju kebenaran
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Akhir yang berdarah
2
Narapidana
3
Maladaptive daydreamer
4
Malam Petaka
5
Kejutan Dari Tuhan
6
Harapan Baru
7
Permulaan
8
Hiburan Malam
9
Membalas sang bayangan
10
Vonis
11
Pelakor yang tersakiti
12
Tunggu aku disana
13
Untukmu Astuti
14
Ayah yang gagal
15
Bui
16
Kau akan mati
17
Teror
18
Kehidupan yang terbalik
19
Mimpi Buruk
20
Hari-hari yang mencekam
21
Belancang
22
Permainan Akan Berakhir
23
Wanita Iblis
24
Penyelidikan
25
Teka teki
26
Cindai
27
Penyergapan
28
Dominasi
29
Lawan
30
Playing Victim
31
Raja Kegelapan
32
Fiko vs Eva
33
Terjebak di masalah yang sama
34
Sabotase
35
Bertemu dengan Fatur, adalah maut bagi mereka
36
Pertemuan
37
Gara-gara belacan
38
Harusnya aku
39
Jangan pernah lupa
40
Mengusik
41
Permainan baru saja dimulai
42
Prilaku terbaik didunia
43
Segenap Jiwa yang hilang
44
Manipulator
45
Asusila
46
Kejutan
47
Liburan ke Panti
48
Dukungan Fatur
49
Penjagaan ketat
50
Pembicara kedamaian
51
Propaganda
52
Berjuang demi kedamaian
53
Debat panas
54
Duta perdamaian
55
Baba yang terbaik
56
Kenapa kau begitu dingin?
57
Bukan siapa-siapa
58
Dia, bukan siapa-siapaku
59
Memanipulasi
60
Melindungi?
61
Porak poranda
62
Penjemputan obat-obatan
63
Cari Perhatian
64
Tengil
65
Calon Abang ipar
66
Badut-badut lumpur
67
Ketegangan di pengungsi
68
Demo
69
Serangan panik
70
Jatuh lagi
71
Capek, Tuhan
72
Kelinci gesit
73
Kami, ingin kamu pulang
74
Manusia Kelinci tidak tahu diri
75
Devil
76
Bantuan jalur udara
77
Penyerangan
78
Misteri kematian pak Hanif
79
Jejak berdarah
80
Luka di Bawah Langit Malam
81
Jejak Luka di Malam Kelam
82
Teror yang tak berhenti
83
Bayang-bayang kematian
84
Jejak darah di desa Pasir
85
Rahasia kematian di desa Pasir
86
Siapa yang membunuh Agus?
87
Benang Merah pembunuhan di desa Pasir
88
Siapa pria bermasker itu?
89
Malam panjang di desa Pasir
90
Rahasia kelam di desa Pasir
91
Di Jebak atau terjebak?
92
Tidak mau ambil resiko
93
Malam tanpa rumah
94
Jejak kematian di desa Pasir
95
Perdebatan tanpa Akhir
96
Sebuah Rencana
97
Satu bulan menuju kebenaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!