Seseorang Di Rumah Sakit

Nadia menceritakan bahwa adeknya mempunyai tanda lahir di bagian punggung sebelah kanan. Tadi ia tidak sengaja melihat punggung Chila dengan tanda lahir yang sama. Sebab itu Nadia menganggap Chila adalah adeknya.

Aldo mengangguk. Ia menganggap itu hal yang wajar. Mungkin hanya kebetulan sama saja. Kemudian Aldo melirik Reyna yang sedang duduk sendiri di belakang. Sedari tadi tatapan Reyna tidak seperti biasanya. Seperti tersirat ada amarah dalam raut wajah Reyna. Membuat Aldo merasa penasaran. Sebab baru kali ini melihat Reyna seperti itu.

Setelah sampai di rumah dan Nadia sedang pergi ke kamar mandi. Aldo mendekati Reyna. Belum sempat Aldo bertanya, ternyata malah Reyna duluan yang membuka suara.

"Tante-tante tadi apa mamanya Chila om? Kenapa om peluk tante itu? Kalo om masih sayang sama mamanya Chila, kenapa om mau menikahi mama Nadia? Kenapa om nggak kembali sama mamanya Chila saja?" Cecar Reyna dengan tatapan tidak suka dengan apa yang dilihatnya tadi.

Meskipun dalam hati kecilnya ada perasaan haru yang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata tapi ego dan hati besarnya merasa tidak terima, jika sampai mama Nadia di khianati.

Aldo merasa terkejut dengan apa yang di katakan Reyna. Ternyata itu sebabnya Reyna tampak sedang kesal dan marah. Ternyata Reyna melihatnya sedang memeluk Arin.

"Om nggak ada perasaan apa-apa sama mamanya Chila. Om cuma kasihan saja." Jawab Aldo menjelaskan.

"Kasihan tidak harus dengan memeluknya. Kalo mama melihatnya, pasti mama akan sakit hati om." Ucap Reyna memberi paham.

Setelah di tegur Reyna. Aldo baru menyadari apa yang di lakukannya tadi memang salah. Ia langsung meminta maaf pada Reyna dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Reyna hanya mengangguk dan kemudian ingin bertanya tentang makam Sherly. Mumpung mamanya masih belum kembali.

"Om, kenapa di batu nisan sebelah makam papa, binti nya atas nama papa, bukan opa Diego? Padahal opa Dirga bilang, itu makam adiknya mama. Terus kalo ternyata adiknya mama yang satu masih hidup. Makam yang bernama Sherly itu makam siapa dong? Apa Reyna juga punya saudara lain om?" Tanya Reyna penasaran.

Aldo tampak terkejut dengan pertanyaan Reyna. Ternyata Reyna sudah paham sampai kesana.

"Iya mungkin. Bisa jadi. Mungkin Opa Dirga sengaja bilang seperti itu supaya mama nggak nyariin adek nya lagi. Maksud om, biar nunggu sampai mama benar-benar sembuh dulu. Jadi untuk saat ini Reyna nggak usah mikirin itu dulu ya! Nanti kalo mama sudah sembuh, baru boleh tanya-tanya sama mama."

Reyna mengangguk paham dan sedikit tersenyum. Kemudian Aldo memeluknya, merasa kasihan pada Reyna yang katanya dulu di temukan di tempat sampah saat masih bayi.

"Kira-kira siapa, yang sudah membuang Reyna di tempat sampah? Keterlaluan." Batin Aldo merasa kesal membayangkan bayi kecil dibuang orang seperti kotoran atau sampah tak berharga. Apa mereka tidak tahu betapa berharganya seorang anak bagi orang yang mandul? Aldo jadi kembali merasa bersalah saat dulu pernah menolak bertanggung jawab pada Arin yang sedang hamil anaknya.

"Om?" Panggil Reyna dengan mendongak ke arah laki-laki dewasa yang sedang memeluknya.

"Iya, kenapa?" Ucap Aldo sambil menoleh ke arah Reyna.

"Boleh, Reyna panggil om papa sekarang saja? Meskipun nggak lagi di depan mama?" Tanya Reyna penuh harap.

Aldo tersenyum dan mencubit gemas hidung Reyna.

"Kenapa nggak boleh? Om malah senang kalo Reyna mau anggap om papanya Reyna beneran seperti Reyna menganggap mama Nadia mama Reyna dan papa Arka papanya Reyna. Om senang punya anak pintar dan baik seperti Reyna." Ucap Aldo dengan tersenyum sembari mengelus rambut kepala Reyna dengan sayang.

Reyna langsung tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

"Arka, kamu nggak balik kerja lagi?" Tanya Nadia saat kembali dan melihat Reyna sedang mengobrol dengan laki-laki yang Nadia anggap Arka.

"Ini mau balik lagi. Kalian di rumah saja ya! Jangan kemana-mana!" Ucap Aldo sembari beranjak dari duduknya.

"Iya. Maaf, tadi kita nggak izin dulu kalo mau pergi ke kolam renang." Ucap Nadia merasa bersalah.

Aldo hanya mengangguk dengan tersenyum, kemudian segera pamit untuk pergi. Tak lupa ia mencium kening Nadia dan Reyna supaya Nadia tidak merasa di lupakan seperti waktu itu.

Di sisi lain. Saat ini Rani merasa marah saat Chila dan Reyna mengadu tentang apa yang terjadi di kolam tadi. Rani langsung menghubungi Aldo dan memintanya untuk pulang.

Aldo menyempatkan pulang ke rumah mamanya terlebih dahulu sebelum kembali ke kantor. Sesampainya di rumah mamanya. Arin sudah tidak ada lagi, dan Chila sedang tidur siang.

"Aldo, lama-lama kamu jadi ikutan gila juga sama seperti wanita gila itu. Bisa-bisanya kamu lebih memilih mengurus wanita gila itu daripada mengantar pulang anak kamu yang sedang ketakutan." Marah Rani dengan penuh emosi. Merasa gregetan dengan sikap putra keduanya tersebut.

Aldo hanya diam karna merasa bersalah dan merasa malas untuk berdebat dengan mamanya.

"Maaf mah." Hanya itu yang bisa Aldo ucapkan.

Rani hanya bisa menghela nafas, berusaha bersabar menghadapi kelakuan putranya. Dan kemudian mengingat rencananya.

"Mama ingin mengajak kamu pergi makan malam sama teman mama. Kapan kamu ada waktu?"

Rani merasa sudah tidak sabar ingin menjodohkan putranya dengan putri teman sosialitanya supaya Aldo bisa fokus dengan keluarga kecilnya. Tidak mengurus Nadia melulu.

"Belum tahu. Nanti Aldo kabarin." Jawab Aldo tanpa curiga dengan rencana mamanya. Kemudian ia segera pamit pergi untuk kembali ke kantor.

             ***********

Malam ini Keyla mendadak demam tinggi. Ratu merasa panik dan berusaha untuk membawa Keyla pergi ke rumah sakit. Meskipun takut dan khawatir bertemu dengan suaminya. Tapi Ratu lebih mengkhawatirkan keadaan putrinya.

Setelah sampai di rumah sakit dan putrinya mendapat perawatan. Ratu merasa lega. Kekhawatirannya berkurang. Ia berharap putrinya bisa segera sembuh dan sehat seperti sedia kala.

Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB, Ratu merasa perutnya sangat lapar. Ia memutuskan untuk keluar membeli makanan. Tentunya dengan mengenakan masker supaya aman.

"Mbak, dompetnya jatuh, mbak." Ucap seorang perempuan yang berjalan di belakang Ratu.

Ratu berhenti dan menoleh ke belakang bagian bawah. Ternyata dompetnya beneran jatuh. Ratu langsung mengambilnya. Dan hendak mengucap terimakasih pada perempuan yang mengingatkannya. Namun betapa terkejutnya Ratu saat mengetahui bahwa perempuan tersebut ternyata tidak sendirian. Ia berjalan dengan seseorang laki-laki yang sangat Ratu kenal.

"Makasih ya mbak." Ucap Ratu pada perempuan tersebut. Kemudian Ratu segera melangkah pergi dengan langkah terburu-buru. Ada rasa sesak juga saat melihat sepasang manusia dewasa yang di kenalinya tersebut.

"Kenapa tu orang? Aneh banget. Kayak habis liat setan aja." Ucap perempuan tadi saat melihat Ratu buru-buru pergi.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

si ratu ngeliat Kenzo kali ya ..

2024-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Di Usir Dari Rumah
2 Ternyata Om Itu Papanya Chila
3 Bayi Di Tempat Sampah
4 Aldo Bertemu Mama Reyna
5 Aldo Tidak Sengaja Bertemu Arin
6 Menikah Dengan ODGJ, Apakah Sah?
7 Jadi, Nadia Masih Hidup?
8 Ayo kita pulang, Arka!
9 Lebih Mirip Arin Daripada Nadia
10 Kamu Mau Nggak Menikah Sama Aku?
11 Teman Masalalu
12 Nasib Malang Hubungan Kenzo
13 Kok om? Ini papa kamu sayang.
14 Pekerjaan Untuk Nadia Dan Ratu
15 Adik Nadia Yang Hilang
16 Arin Dan Mantan Suami Keduanya.
17 Mencari Keberadaan Anak Kandung
18 Pertemuan Yang Tak Di Sengaja
19 Seseorang Di Rumah Sakit
20 Saya Adalah Ayah Kandung Keyla
21 Gadis Yang Dijodohkan Dengan Aldo
22 Arin Dan Rani Menemui Nadia
23 Nadia Pergi Menemui Arin
24 Mimpi Bertemu Arka
25 Arin Kembali Menemui Nadia
26 Hari Pernikahan Tiba
27 Nad, Bayi Siapa Ini?
28 Merasa Tidak Terima
29 Menjemput Chila
30 Memilih Tinggal Dengan Nenek
31 Reyna Ingin Tidur Sendiri
32 Sulit Untuk Bisa Terlelap
33 Nadia Bertemu Vera
34 Pil KB Untuk Nadia
35 Gara-Gara Pil KB
36 Aku Sudah Percaya Sama Kamu
37 Bertemu Seseorang Di Sekolah Chila
38 Nadia Pergi Tanpa Izin
39 Lebih Baik Pergi Daripada Di Madu
40 Arin Ingin Meminta Hak Asuh Chila
41 Hilangnya Reyna
42 Setuju Untuk Di Madu
43 Perdagangan Manusia
44 Sebenarnya Reyna Anak Kandung Kamu
45 Aku Mau Jujur Sama Kamu
46 Kamu Akan Tetap Kalah
47 Pertemuan Dirga Dan Aldo
48 Pilihan Yang Sulit
49 Pisah Ranjang
50 Kedatangan Dirga
51 Habis Kesabaran Mesya
52 Merasa Cemburu
53 Saya Dan Nadia Sudah Menikah
54 Kabur Dari Tahanan
55 Takut Kehilangan
56 Kecelakaan Beruntun
57 Bagaimana Nasib Putrinya Kelak
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75 (TAMAT)
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Di Usir Dari Rumah
2
Ternyata Om Itu Papanya Chila
3
Bayi Di Tempat Sampah
4
Aldo Bertemu Mama Reyna
5
Aldo Tidak Sengaja Bertemu Arin
6
Menikah Dengan ODGJ, Apakah Sah?
7
Jadi, Nadia Masih Hidup?
8
Ayo kita pulang, Arka!
9
Lebih Mirip Arin Daripada Nadia
10
Kamu Mau Nggak Menikah Sama Aku?
11
Teman Masalalu
12
Nasib Malang Hubungan Kenzo
13
Kok om? Ini papa kamu sayang.
14
Pekerjaan Untuk Nadia Dan Ratu
15
Adik Nadia Yang Hilang
16
Arin Dan Mantan Suami Keduanya.
17
Mencari Keberadaan Anak Kandung
18
Pertemuan Yang Tak Di Sengaja
19
Seseorang Di Rumah Sakit
20
Saya Adalah Ayah Kandung Keyla
21
Gadis Yang Dijodohkan Dengan Aldo
22
Arin Dan Rani Menemui Nadia
23
Nadia Pergi Menemui Arin
24
Mimpi Bertemu Arka
25
Arin Kembali Menemui Nadia
26
Hari Pernikahan Tiba
27
Nad, Bayi Siapa Ini?
28
Merasa Tidak Terima
29
Menjemput Chila
30
Memilih Tinggal Dengan Nenek
31
Reyna Ingin Tidur Sendiri
32
Sulit Untuk Bisa Terlelap
33
Nadia Bertemu Vera
34
Pil KB Untuk Nadia
35
Gara-Gara Pil KB
36
Aku Sudah Percaya Sama Kamu
37
Bertemu Seseorang Di Sekolah Chila
38
Nadia Pergi Tanpa Izin
39
Lebih Baik Pergi Daripada Di Madu
40
Arin Ingin Meminta Hak Asuh Chila
41
Hilangnya Reyna
42
Setuju Untuk Di Madu
43
Perdagangan Manusia
44
Sebenarnya Reyna Anak Kandung Kamu
45
Aku Mau Jujur Sama Kamu
46
Kamu Akan Tetap Kalah
47
Pertemuan Dirga Dan Aldo
48
Pilihan Yang Sulit
49
Pisah Ranjang
50
Kedatangan Dirga
51
Habis Kesabaran Mesya
52
Merasa Cemburu
53
Saya Dan Nadia Sudah Menikah
54
Kabur Dari Tahanan
55
Takut Kehilangan
56
Kecelakaan Beruntun
57
Bagaimana Nasib Putrinya Kelak
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75 (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!