Bab. 11

Jendral Mo ternyata pergi ke hutan belakang. Dia memikirkan sesuatu yang terlihat janggal. Karena tidak mungkin mereka keluar melewati pintu depan.

Karena hal itu pasti akan terlihat oleh pengawal dan para pelayan lainnya. Mereka memilih jalan yang lain, yang tersulit.

Sepanjang dinding tembok pembatas itu, Jendral Mo dengan teliti memperhatikan setiap incinya.

Dan tiba-tiba dia berhenti, dia melihat ada rumput dan ranting pohon di sekitar itu sepertinya telah terinjak-injak.

Dia mendekatkan obor yang dia pegang ke dinding. Ada gesekan dan jejak sepatu di dinding tersebut.

'Hmm, ternyata mereka memanjat tembok ini. Menarik' Gumam Jendral Mo.

Dia tidak menyangka bahwa seorang yang tidak memiliki status sosial bisa memikirkan sedetail itu.

'Bagaimana dia tahu rencana kaisar?' pikirnya lagi.

Jika bukan orang yang pintar, dia pasti tidak akan tahu, bahwa kemurahan hati kaisar ketika di aula pertemuan tadi siang adalah hanya topeng semata.

Kaisar Dong Xendu yang terkenal dengan kelicikannya, tidak akan membiarkan hal berharga bisa lepas begitu saja.

Dia seorang yang penggemar kuliner pasti tidak akan rela melepaskan koki terbaiknya begitu saja.

Tapi, sekarang dia telah kalah. Mereka belum tahu pasti, siapa di antara mereka yang memiliki ide melarikan diri seperti ini. Apakah ada orang lain di belakang mereka yang membantu pelarian ayah dan anak itu.

Jendral Mo menatap ujung tembok di atas kepalanya. Dengan sekali hentakan dia telah terbang dan mendarat di atas dinding tembok itu.

Dia menatap ke bawah bagian luar tembok. Ternyata tali yang mereka gunakan tertinggal di sana.

Jendral Mo melompat ke bawah, di bagian luar tembok. Karena di sekitar area itu di tumbuhi rumput dan pepohonan yang jarang di lalui orang, sehingga bekas langkah mereka sangat jelas. Karena rumput bekas langkah mereka rebah semua, tanda-tanda baru saja di injak seseorang.

Dengan hati-hati dia melangkah mengikuti jejak kaki mereka, di temani cahaya obor yang hampir redup tertiup angin.

Ketika sampai di hutan bambu, dia berhenti. Karena merasa bingung kemana harus melangkah.

Di hutan bambu, pohon bambu menjulang tinggi, hanya saja rerumputan di bawahnya tidak tinggi dan terkadang tidak ada, karena semua telah tertutup ranting-ranting dan daun berwarna coklat. Karena mulai musim gugur dan daun bambu yang sudah tua akan mudah jatuh.

Dia mengangkat obornya tinggi-tinggi, untuk melihat area di sekitar itu. Dia masih berfikir, dia sekarang ada di posisi bagian mana. Karena semuanya pohon bambu, dia belum menemukan jalan utama.

Tapi, tiba-tiba angin kencang bertiup, dan mengakibatkan obor yang dia bawa padam.

"Ck," dia merasa kesal sendiri.

Dia tidak bisa melanjutkan perjalanannya malam ini. Dia memutuskan untuk melanjutkannya besok. Dia tidak kemana-mana, dia beristirahat di tempat dia berdiri terakhir.

Tanpa dia sadari, sebenarnya Alin dan ayahnya belum jauh berlari dari hutan bambu itu. Ketika dia sampai di hutan bambu, Alin masih bisa melihat cahaya obornya dari jauh. Sehingga dia mengirim angin untuk memadamkan obor itu.

Hanya saja, Alin tidak bisa mengenali dari jarak itu, siapa yang membawa obor. Karena gelap dan cahaya obor yang redup menghalangi dia bisa melihat jelas wajah pria itu.

Ketika melihat tidak ada pergerakan dari pria pembawa obor itu. Alin langsung membawa ayahnya ke desa terdekat. Hanya saja, dia tidak masuk perkampungan itu dan tidak jadi untuk menyewa sebuah penginapan.

Karena esok hari, pria itu pastinya akan mencari mereka di sekitar desa itu. Semua penginapan akan di geledah dan pastinya beberapa orang pasti melihat mereka masuk ke desa itu.

Akhirnya dia memilih untuk berjalan mengitari desa tersebut. Dan kebetulan ada sungai di pinggiran desa itu. Dia membawa ayahnya berjalan dari pinggir sungai tersebut.

"Ayah, ayah lelah?" Tanyanya ketika melihat ayahnya sudah melambat.

Tubuh ayahnya sedikit gemuk, jadi sangat muda lelah.

"Tidak apa-apa, kita lanjutkan saja." Su Yuan kuatir kebebasan putrinya hilang gara-gara dirinya.

"Tidak ayah, istirahatlah dulu. Besok pagi-pagi sekali kita lanjutkan lagi."

"Tapi ayah juga melihat cahaya obor itu Lin."

"Tidak apa-apa ayah, malam ini dia tidak akan bergerak. Ayok kita istirahat di bawah pohon besar itu." Dia merasa kasihan melihat ayahnya yang kelelahan.

Alin membujuk ayahnya agar tidur, karena dia bisa menjaga mereka.

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

👍👍👍👍 kamu sangat keren deh bisa membuat kaiser curut itu marah2 🤣🤣🤣🤣 kalau Alin yang asli pasti tidak bisa memikirkan apa2 ...beruntung kamu bisa membawa ayah mu pergi siang itu juga kalau ikutkan aysh mu mau pergi besok alamat kalian akan menjadi bual2lan orang banyak deh kerana rencana kaiser curut yang licik itu yah...intung ayah mu itu bisa berkerja sama kalau tidak pasti maeuah kalian menjafi mainan si kaiser curut itu yah ...semoga perjalanan kalian lancar & selamat sampai du negeri kekaiseran yang lain yah ...lanjutkan thor

2025-03-12

0

Erna Fkpg

Erna Fkpg

lanjut thor tetap semangat

2025-01-20

0

nadira ST

nadira ST

ayo lanjut up kak, srmangat

2024-12-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!