Bab. 6

"Baiklah, ayah akan membicarakan terlebih dahulu dengan Kaisar sebelum dia memberikan dekrit kepadamu."

Su Yuan tidak ingin anak semata wayangnya ini menderita di dalam istana Kekaisaran, hanya karena harus mengikuti keinginan Kaisar yang tidak mempertimbangkan keinginan hati kecil mereka.

"Salam kepala juru masak istana." Tiba-tiba seorang pelayan datang ke kamar Alin dan memberi salam.

"Kamu siapa?" Su Yuan terkejut ketika wanita itu memberi salam, karena setahu mereka tidak ada orang lain di kediaman mereka yang kecil ini.

Selama ini memang mereka hidup berdua, tanpa seorang pelayan yang mengurus.

Jika ayahnya sibuk bekerja di dapur istana, maka Alin yang membantu ayahnya membersihkan tempat tinggal mereka yang berada jauh di belakang istana.

Sedangkan masalah makanan, biasanya ayahnya akan membawa beberapa makanan sisa dari dapur istana.

"Maaf tuan, yang mulia Kaisar menyuruh hamba untuk bekerja di kediaman anda tuan. Yang mulia mengatakan bahwa saya harus membantu nona Su setiap harinya." Ucapnya dengan senyum dan terkadang menunduk sedikit.

"Hmm, jadi siapa yang membayar upahmu?" Alin tidak ingin dikemudian hari mereka yang diberatkan oleh pelayan yang diutus Kaisar ini.

"Itu, saya kurang tahu nona, mungkin saja Kaisar yang membayar upah saya." Dia sedikit bingung dengan pertanyaan Alin. Karena Kaisar tidak ada mengatakan masalah upahnya.

Tapi di dalam hatinya bergumam, 'Ya, tentu kalian yang bayar, karena aku kerja di sini bukan di istana Kaisar.'

"Jika kamu tidak tahu pasti, jadi kembalilah, karena kami tidak bisa membayar upah mu. Lebih baik jangan memberatkan kami di kemudian hari masalah upahmu, karena kami tidak memerlukan seorang pelayan." Alin tidak ingin ada mata-mata yang akan di masukkan istana kedalam rumah mereka.

'Kaisar licik, apakah kau segitu takutnya akan perbuatan putri mu? Sampai ingin menyogok ku agar bungkam.' Alin juga tidak bodoh, Kaisar ingin memasang seseorang di kediaman mereka.

'Apa yang dia takutkan? Apakah di memasukkan pelayan ini untuk menggoda ayahku dan mengikatku? Hah..! Mimpi..!'

"Maaf Nona, tapi saya tidak bisa membantah Kaisar." Dia langsung bersujud di hadapan ayah dan anak itu.

"Tidak perlu minta maaf kepada kami, katakan saja kepada Kaisar, kami tidak membutuhkan pelayan di rumah kecil ini. Kami juga tidak memiliki kamar lebih. Di rumah ini hanya ada dua kamar untuk saya dan ayah saya. Jadi, untukmu tidak ada tempat untuk beristirahat nantinya." Alin menolak dia dengan halus, agar dia bisa memberi alasan kepada Kaisar.

"Ba, baik nona, saya akan mengatakannya kepada kaisar." Setelah dia berucap demikian, dia berpamitan untuk kembali ke istana.

Walau di dalam hati pelayan itu merasa senang juga bisa lepas dari rumah kecil itu. 'Siapa juga yang mau tinggal bersama mereka? Sudah rumah kecil, pasti makanan tidak ada di dalamnya. Siapa yang mau lapar tiap hari?' Dia bergumam sambil berjalan menuju istana utama.

Sebenarnya sudah lama dia berkeinginan untuk menjadi pelayan bagi putra atau putri dari Kaisar. Karena dia melihat teman-temannya selama ini berkelimpahan dan memiliki banyak uang.

Karena setiap nona atau tuannya menyuruh sesuatu, mereka akan di beri imbalan yang cukup menggiurkan.

Jadi, dari sejak lama dia terobsesi untuk bekerja di salah satu anggota keluarga Kekaisaran.

"Mengapa kamu kembali?" Kaisar bertanya ketika seorang kasim telah memberitahu kedatangannya dan mempersilahkan pelayan itu masuk.

Dia langsung sujud di hadapan Kaisar. Dengan suara yang di buat sesedih mungkin, dia seperti sedang merajuk kepada Kaisar.

"Maaf Yang mulia, hamba di tolak mereka, mereka mengatakan tidak membutuhkan hamba."

"Hmm," Kaisar mencubit dagunya sendiri pelan, dia terlihat sedang berpikir.

"Mereka tidak memberi alasan mengapa kau di tolak?"

"Kata tuan Su, rumah mereka kecil dan hanya memiliki dua kamar, untuk dirinya dan putri nya saja. Jadi, tidak ada kamar untuk hamba Yang Mulia." Jawabnya dengan menunduk sampai ke lantai.

Kaisar mengetuk-ngetuk sandaran kursi yang dia duduki.

"Bawa pelayan ini, dan jual kembali ke tempat penjualan budak."

Dia langsung terkejut mendengar apa yang di katakan oleh Kaisar.

"Yang Mulia, apa salah hamba yang Mulia?! Bukan karena saya tidak mau bekerja yang Mulia, tapi mereka yang menolak hamba..."

"Karena itu, kau tidak di butuhkan lagi di sini. Jadi, bukankah lebih baik di jual saja."

Dia tidak menyangka bahwa Kaisar bisa sedingin itu terhadap rakyat miskin di depannya.

"Karena putri dari juru masak telah sadarkan diri, panggil mereka menghadap saya saat ini." Perintahnya kepada orang suruhannya.

Dia sangat benci orang-orang yang menolaknya. Sehingga, dia ingin tahu apa keinginan kedua orang itu. Apakah ingin memerasnya? Pikirnya di dalam hati.

Dia mengira, bahwa putri dari juru masaknya seorang yang rakus. Dan dia telah menduga bahwa Alin dan ayahnya menginginkan harta benda.

Terpopuler

Comments

Alan Banghadi

Alan Banghadi

Dasar kaisar bodoh taunya otak oleng kalo ya😡😡😡

2025-02-21

0

Ayu Dani

Ayu Dani

dasar pukimai nih kaisar otak lo terlalu jahat

2024-12-23

0

Murni Dewita

Murni Dewita

ternyata kaisar orang yang picik dan licik

2024-12-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!