Silent Word: Bagian 2

Bagian 2: Ketika Sunyi Bicara Lebih Keras

Suasana kelas perlahan kembali normal setelah guru melanjutkan pelajaran, tapi aku masih merasa berat untuk mengalihkan pandangan dari Aiko Shizuru. Dia duduk di barisan depan, tubuhnya sedikit membungkuk saat menatap buku catatannya. Sesekali, tangannya bergerak pelan untuk menulis sesuatu, tapi gerakannya terlihat ragu-ragu. 

Sementara itu, aku… hanya duduk di sini, di bangku belakang, berpura-pura memperhatikan pelajaran. 

“Shizuru Aiko,” gumamku lagi, nama itu terasa asing di lidahku, tapi juga membuatku penasaran. Dia tampak seperti tokoh utama dalam kisah dramatis yang kutonton di anime. Gadis yang lemah lembut, penuh kesabaran, tapi terjebak dalam situasi sulit. 

Tapi ini bukan anime. Ini nyata. 

Suara gesekan kapur di papan tulis hampir tidak terdengar di tengah bisik-bisik para siswa. Beberapa anak di barisan tengah sesekali melirik ke arah Aiko, tertawa kecil sambil saling berbisik. Jelas, mereka tidak membicarakan hal yang baik. 

Aku menggigit bibir. Sejak kecil, aku tahu bagaimana rasanya menjadi target. Aku tahu betul betapa menyakitkannya diabaikan atau bahkan direndahkan. Tapi sekarang, di dunia ini, aku hanya penonton. Tokoh latar. 

“AniGate…” bisikku pelan, berharap sistem itu muncul lagi. 

Tidak ada jawaban. Tentu saja. 

Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Tidak ada yang bisa kulakukan sekarang. 

...****************...

Waktu istirahat datang.

Kerumunan siswa langsung memenuhi lorong kelas. Beberapa anak berjalan keluar dengan obrolan riuh, sementara yang lain sibuk membuka bekal atau berbicara dengan teman sebangku mereka. Aku tetap di tempatku, mencoba menghindari perhatian. 

Aiko masih duduk di tempatnya. Dia membuka kotak bekalnya perlahan, tampak berhati-hati seperti takut membuat suara. Dari jauh, aku bisa melihat dia membawa nasi kepal dan beberapa potongan buah, semuanya terlihat sederhana tapi rapi. 

Saat aku sedang memperhatikannya, sekelompok anak laki-laki dan perempuan dari barisan tengah mendekati mejanya. 

“Shizuru-san, itu makananmu?” salah satu dari mereka bertanya, nada suaranya terdengar manis tapi penuh ejekan. 

Aiko mengangkat kepalanya, lalu tersenyum kecil sambil mengangguk. Tapi sebelum dia sempat merespon lebih jauh, salah satu anak laki-laki di kelompok itu, yang aku kenali sebagai Tetsuya Kagami, mengambil salah satu nasi kepalnya. 

“Kelihatannya enak, ya,” katanya sambil tersenyum lebar. Dia melempar nasi kepal itu ke udara dan menangkapnya dengan satu tangan, seolah-olah itu hanya mainan. 

Aiko menatapnya dengan bingung, tangannya bergerak pelan untuk menggunakan bahasa isyarat. Tapi sebelum dia sempat menyampaikan sesuatu, Kagami sudah menggigit nasi kepal itu dengan sengaja, mengunyah dengan ekspresi puas. 

“Wow, enak juga,” katanya, lalu menoleh ke teman-temannya. “Kalian mau coba?” 

“Hey, hentikan itu!” 

Aku tidak sadar kapan aku bangkit dari tempat dudukku, tapi suaraku menggema di seluruh kelas. Semua orang menoleh ke arahku, termasuk Kagami dan Aiko. 

“Ah, ternyata kau. Hahaha, si latar belakang akhirnya ngomong juga,” kata Kagami, tertawa kecil sambil menatapku dengan tatapan meremehkan. “Ada apa, kamu juga mau nasi kepalnya?” 

Aku mengepalkan tanganku, mencoba menahan amarah. “Itu makanan miliknya. Kau nggak berhak mengambilnya.” 

Kagami memiringkan kepalanya, ekspresinya seolah-olah aku baru saja menceritakan lelucon yang buruk. “Oh, jadi kamu pahlawan sekarang?” 

Aku menelan ludah. Tubuhku gemetar, tapi aku mencoba menatap matanya dengan tegas. “Kembalikan nasi kepalnya.” 

Kagami hanya tertawa. “Hei-hei? Lihatlah siapa dirimu? Memangnya apa yang akan kamu lakukan kalau aku nggak mau?” 

Aku terdiam. Aku tahu aku tidak bisa melawan Kagami. Dia lebih tinggi, lebih kuat, dan memiliki geng yang siap mendukungnya kapan saja. Semua yang ada di tubuh ini, karakter ini, terasa tidak memadai. 

“Tepat sekali,” kata Kagami, melempar sisa nasi kepal ke tempat sampah di sudut ruangan. “Kamu nggak bisa ngapa-ngapain.” 

Aku menggertakkan gigi, merasa darahku mendidih. Tapi sebelum aku bisa melakukan apa pun, Aiko tiba-tiba berdiri. Dia melangkah maju, berdiri di depan Kagami dengan ekspresi tenang yang sulit dijelaskan. 

Dia tidak berbicara, tentu saja. Sebaliknya, dia mengambil kotak bekalnya dan memegangnya erat, seolah mengatakan bahwa dia tidak akan membiarkan Kagami mengambil lebih banyak lagi. 

Selama beberapa detik, suasana menjadi hening. Kagami menatapnya dengan tatapan bingung, lalu tertawa kecil. “Kamu punya nyali juga, ya.” 

Dia berbalik, berjalan kembali ke tempat duduknya sambil tertawa dengan teman-temannya. 

Aku hanya bisa berdiri diam, merasa marah pada diriku sendiri. Kenapa aku tidak bisa melakukan apa pun? 

> “User, tampaknya Anda menghadapi kesulitan dengan peran Anda.”

Suara AniGate muncul lagi, kali ini terdengar sedikit lebih sinis dari biasanya. 

“AniGate,” bisikku, “kenapa kau menempatkanku di posisi ini? Aku ingin membantu, tapi aku tidak bisa!” 

> “Tugas Anda bukan untuk menjadi pahlawan, User. Tugas Anda adalah menemukan cara untuk membantu tanpa melawan sifat dasar karakter Anda.”

Aku memejamkan mata, mencoba menenangkan diriku sendiri. Tapi suara tawa Kagami dan teman-temannya terus bergema di telingaku, membuatku merasa semakin tidak berguna. 

Aiko kembali ke tempat duduknya. Dia membuka buku catatannya, berusaha mengabaikan semua yang baru saja terjadi. Tapi dari jarak ini, aku bisa melihat tangannya sedikit gemetar. 

Aku mengepalkan tanganku lagi. Dalam hati, aku berjanji, Aku harus menemukan cara untuk membantumu, Aiko. Bagaimanapun caranya.

Episodes
1 Prolog
2 Hana no Yuki: Bagian 1
3 Hana no Yuki: Bagian 2
4 Hana no Yuki: Bagian 3
5 Hana no Yuki: Bagian 4
6 Hana no Yuki: Final Chapter
7 Silent Word: Bagian 1
8 Silent Word: Bagian 2
9 Silent Word: Bagian 3
10 Silent Word: Bagian 4
11 Silent Word: Bagian 5
12 Silent Word: Bagian 6
13 Silent Word: Bagian 7
14 Silent Word: Bagian 8
15 Silent Word: Bagian 9
16 Silent Word: Final Chapter
17 Tidak Seburuk Itu: Bagian 1
18 Tidak Seburuk Itu: Bagian 2
19 Tidak Seburuk Itu: Bagian 3
20 Tidak Seburuk Itu: Bagian 4
21 Tidak Seburuk Itu: Bagian 5
22 Tidak Seburuk Itu: Bagian 6
23 Tidak Seburuk Itu: Bagian 7
24 Tidak Seburuk Itu: Bagian 8
25 Tidak Seburuk Itu: Bagian 9
26 Tidak Seburuk Itu: Final Chapter
27 Cinta Tanpa Cinta: Bagian 1
28 Cinta Tanpa Cinta: Bagian 2
29 Cinta Tanpa Cinta: Bagian 3
30 Cinta Tanpa Cinta: Bagian 4
31 Cinta Tanpa Cinta: Bagian 5
32 Cinta Tanpa Cinta: Bagian 6
33 Cinta Tanpa Cinta: Bagian 7
34 Cinta Tanpa Cinta: Bagian 8
35 Cinta Tanpa Cinta: Bagian 9
36 Cinta Tanpa Cinta: Final Chapter
37 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 1
38 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 2
39 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 3
40 Lagi Takdir di Bawah Sakura: Bagian 4
41 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 5
42 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 6
43 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 7
44 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 8
45 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 9
46 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 10
47 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 11
48 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 12
49 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 13
50 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 14
51 Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 15
52 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 1
53 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 2
54 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 3
55 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 4
56 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 5
57 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 6
58 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 7
59 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 8
60 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 9
61 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 10
62 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 11
63 Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 12
64 Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 1
65 Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 2
66 Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 3
67 Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 4
68 Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 5
69 Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 6
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Prolog
2
Hana no Yuki: Bagian 1
3
Hana no Yuki: Bagian 2
4
Hana no Yuki: Bagian 3
5
Hana no Yuki: Bagian 4
6
Hana no Yuki: Final Chapter
7
Silent Word: Bagian 1
8
Silent Word: Bagian 2
9
Silent Word: Bagian 3
10
Silent Word: Bagian 4
11
Silent Word: Bagian 5
12
Silent Word: Bagian 6
13
Silent Word: Bagian 7
14
Silent Word: Bagian 8
15
Silent Word: Bagian 9
16
Silent Word: Final Chapter
17
Tidak Seburuk Itu: Bagian 1
18
Tidak Seburuk Itu: Bagian 2
19
Tidak Seburuk Itu: Bagian 3
20
Tidak Seburuk Itu: Bagian 4
21
Tidak Seburuk Itu: Bagian 5
22
Tidak Seburuk Itu: Bagian 6
23
Tidak Seburuk Itu: Bagian 7
24
Tidak Seburuk Itu: Bagian 8
25
Tidak Seburuk Itu: Bagian 9
26
Tidak Seburuk Itu: Final Chapter
27
Cinta Tanpa Cinta: Bagian 1
28
Cinta Tanpa Cinta: Bagian 2
29
Cinta Tanpa Cinta: Bagian 3
30
Cinta Tanpa Cinta: Bagian 4
31
Cinta Tanpa Cinta: Bagian 5
32
Cinta Tanpa Cinta: Bagian 6
33
Cinta Tanpa Cinta: Bagian 7
34
Cinta Tanpa Cinta: Bagian 8
35
Cinta Tanpa Cinta: Bagian 9
36
Cinta Tanpa Cinta: Final Chapter
37
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 1
38
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 2
39
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 3
40
Lagi Takdir di Bawah Sakura: Bagian 4
41
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 5
42
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 6
43
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 7
44
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 8
45
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 9
46
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 10
47
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 11
48
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 12
49
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 13
50
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 14
51
Lagu Takdir di Bawah Sakura: Bagian 15
52
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 1
53
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 2
54
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 3
55
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 4
56
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 5
57
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 6
58
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 7
59
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 8
60
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 9
61
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 10
62
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 11
63
Jejak yang Tak Terhapuskan: Bagian 12
64
Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 1
65
Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 2
66
Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 3
67
Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 4
68
Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 5
69
Di Balik Senyum Keabadian: Bagian 6

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!