kebenaran 2

Ruangan itu terasa lebih dingin saat Safira menatap Febry dengan tatapan tajam.

Dia mengambil napas dalam,dan mulai berbicara.

Safira "Kau ingin tahu siapa aku sebenarnya? Baik. Aku adalah adik Takahiro, salah satu orang paling berpengaruh di Jepang. Dia tidak hanya seorang pebisnis,tapi juga seseorang yang mengendalikan dunia bawah tanah di Asia."

Febry menegang. Dia menatap Safira,lalu Takahiro, mencoba mencari tanda bahwa ini hanya lelucon.

Tapi tidak ada tawa,tidak ada sindiran_ hanya keseriusan.

Febry tercengang "Kau bercanda kan?"

Safira menjawab dengan nada dingin "Aku tidak pernah bercanda tentang hal ini"

Febry mundur selangkah, mencoba mencerna semuanya.

"Jadi selama ini.......kau menyembunyikan ini semua dariku?" Tanyanya lirih.

Safira "Karena aku tidak ingin kau terlibat. Aku sudah kehilangan banyak orang dalam hidupku. Aku tidak ingin kau menjadi salah satunya"

Ada keheningan yang panjang. Febry terlihat terluka,bukan karena pengakuan itu,tapi karena Safira memilih menyembunyikan nya selama ini.

Sementara itu, Takahiro memperhatikan Febry dengan penuh ketertarikan.

Takahiro "Jadi, sekarang kau tahu. Apa yang akan kau lakukan?"

Febry tidak langsung menjawab. Dia hanya menatap Safira,lalu berkata dengan suara pelan,tapi tegas.

Febry "Aku tidak akan pergi"

Safira mengalihkan pandangannya, sementara Takahiro tersenyum kecil.

Takahiro "Menarik"

Tapi sebelum percakapan mereka bisa berlanjut,salah satu anak buah Takahiro masuk dengan ekspresi tegang.

Anak buah "Tuan Takahiro,ada laporan tentang seseorang yang mencurigakan"

Takahiro menyipitkan mata.

Takahiro "Siapa?"

Anak buah itu ragu sejenak sebelum menjawab.

Anak buah "Hardian"

Safira langsung menegang.

Safira "Tidak mungkin! Hardian sudah banyak membantuku!"

Febry juga ikut mengernyit.

Febry "Hardian? Maksudmu, Hardian yang sering muncul tiba-tiba di saat Safira dalam bahaya?"

Takahiro menatap Febry dengan ekspresi penuh makna.

Takahiro "Menarik. Jadi kau juga menyadarinya?"

Febry "Dulu aku pikir dia cuma terlalu peduli sama Safira. Tapi sekarang,kalau di pikir-pikir lagi......dia selalu muncul di waktu yang terlalu tepat "

Safira menggeleng.

Safira "Hardian adalah orang yang bisa ku percaya "

Takahiro menatapnya tajam.

Takahiro "Aku tidak bilang dia pasti musuh.tapi terlalu berbahaya menganggapnya sebagai sekutu tanpa kepastian "

Safira mengepalkan tangannya,ragu.

Takahiro "Aku akan menyelidikinya. Jika dia benar-benar berbahaya,aku sendiri yang akan mengurusnya "

Safira menatap kakaknya dengan ragu, sementara Febry hanya bisa diam, menyadari bahwa semua ini jauh lebih rumit dari yang dia duga.

Di tempat lain, Hardian duduk di dalam mobilnya, menatap sebuah pesan di ponselnya.

"Mereka mulai mencurigaimu,bersiaplah"

Hardian menghela nafas panjang sebelum memasukkan ponselnya ke saku.

Tatapannya kosong,tapi ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya.

Hardian bergumam "Sepertinya aku harus mengambil langkah lebih dulu..."

.

.

.

Safira duduk di dalam mobilnya, tangannya menggenggam kemudi dengan erat. Dia baru saja keluar dari kantor kejaksaan setelah mengakses beberapa dokumen tentang Hardian.

Semakin banyak dia mencari tahu, semakin sulit baginya untuk mengabaikan kenyataan kalau Hardian bukan orang biasa.

Dia bukan hanya seorang intel kejaksaan. Dia memiliki keterkaitan dengan kasus-kasus besar,bahkan beberapa di antaranya berhubungan dengan mafia di Indonesia dan luar negeri.

Tapi yang membuat Safira bingung adalah,jika Hardian memang berbahaya, kenapa dia selalu menolongnya?.

Hari-hari berlalu,dan semakin sering Safira mengamati Hardian, semakin ia menyadari sesuatu yang tidak pernah ia perhatikan sebelumnya.

Cara Hardian memperlakukannya, bagaimana dia selalu hadir saat Safira

Membutuhkannya,bahkan ketika Safira sendiri tidak menyadarinya bahwa dia sedang dalam bahaya.

Perasaan aneh mulai tumbuh dalam hatinya.

Tapi Safira masih Safira,dia mencoba menyangkalnya.

Sementara itu, Febry semakin tidak bisa menahan emosinya.

Dia tahu Safira dan Hardian sering bertemu,dia tahu ada sesuatu yang berubah. Dia benci mengakuinya,tapi dia takut kehilangan Safira sepenuhnya.

Dan itu membuatnya terjerumus lebih dalam ke kegelapan.

Di sebuah bar mewah di Serang, Febry duduk dengan seorang wanita di pangkuannya, tertawa sambil meneguk alkohol.

Perempuan itu menempel padanya,tangannya melingkari lehernya. Di sekelilingnya,ada beberapa wanita lain juga yang juga mengelilinginya, tertarik dengan pesona pria yang sedang melarikan diri dari kenyataan.

Ketika Safira mendengar tentang kelakuan Febry,dia hanya bisa menghela nafas panjang.

Saat itu juga,dia sadar. Bahwa perasaan terhadap Febry sudah mati.

Safira tidak lagi melihatnya sebagai seseorang yang bisa ia cintai.

Yang tersisa hanyalah jijik.

.

.

Malam itu, Safira berdiri di balkon rumahnya. Memandangi langit kota Serang yang di penuhi cahaya lampu.

Pikirannya kacau. Sejak ia mulai menyelidiki Hardian,ia semakin sering bertemu dengannya.

Awalnya hanya untuk mencari jawaban,tapi sekarang....dia tidak yakin lagi.

Tiba-tiba, ponselnya bergetar.

Hardian "Lagi sibuk?"

Safira tersenyum tipis.

Safira "Lagi di rumah. Kenapa?"

Hardian "Aku lagi di bawah. Boleh naik?"

Safira melirik ke jalan,dan benar saja Hardian bersandar di mobilnya, menatap ke atas seolah tahu Safira sedang melihatnya.

Beberapa menit kemudian, Hardian sudah duduk di sofa rumah Safira,menyesap kopi yang Safira buatkan.

Hening mengisi ruangan sebelum akhirnya Hardian berbicara.

Hardian "Kamu masih curiga sama aku?"

Safira menatapnya,mencoba membaca ekspresi pria itu.

Safira "Aku nggak tahu. Awalnya iya. Tapi sekarang...."

Hardian "Sekarang apa?"

Safira mengigit bibirnya. Dia tidak bisa mengatakan nya. Tidak bisa mengakui bahwa kehadiran Hardian membuatnya merasa aman,bahwa tatapan pria itu mulai membuatnya gugup.

Safira "Sekarang aku cuma bingung"

Hardian menatapnya dalam,lalu meletakkan cangkir kopinya.

Hardian "Aku nggak pernah minta kamu percaya sama aku, Saf. Tapi aku selalu ada buat kamu. Dan aku akan terus ada,apapun yang terjadi "

Jantung Safira berdegup lebih cepat.

Saat itulah ia sadar, perasaannya terhadap Hardian bukan sekedar rasa penasaran lagi.

Itu lebih dari itu.

.

.

Di tempat lain.

Febry menatap layap ponselnya dengan ekspresi muram. Beranda media sosialnya di penuhi dengan foto dan cerita tentang safira. Tapi yang membuat nya panas adalah satu hal di hampir semua foto terbaru Safira,ada Hardian.

Di kantor,di sebuah kafe,bahkan di parkiran kejaksaan.

Febry mengepalkan tangannya.

"sejak kapan mereka jadi sedekat itu?"

Hatinya terbakar. Ia tahu bahwa dirinya yang salah. Ia yang menghancurkan segalanya dengan keputusannya sendiri.

Tapi melihat Safira dengan pria lain? Itu sesuatu yang tidak bisa ia terima.

Malam itu, Febry datang ke rumah Safira tanpa peringatan. Ia mengetuk pintu beberapa kali sebelum akhirnya terbuka.

Dan di sana, berdiri Hardian.

Hardian "Ada apa, Febry?"

Febry menatap pria itu tajam. Ia ingin marah,ingin berteriak,tapi ia tahu itu hanya akan membuatnya terlihat menyedihkan.

Febry "Aku mau ketemu Safira.

.

.

.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!