Febry membeku di tempatnya.
Nama itu..... terdengar familiar.
Dia pernah dengar dari gosip bahwa ada seorang taipan jepang yang misterius,tapi dia tidak pernah mengira orang itu adalah kakak Safira.
"Lo yakin? Maksud gue,kenapa Safira nggak pernah cerita?" Ucap Febry.
Rekan Safira "Gue juga nggak tahu. Mungkin karena dia nggak mau ada yang tahu dia punya hubungan dengan orang sekuat itu. Takahiro ini orang yang berpengaruh, Feb. Nggak sembarang orang bisa menyebut namanya "
Febry merasa perutnya sedikit mual. Ini bukan hanya tentang seorang kakak yang kaya raya. Ini Tentang seseorang yang memiliki kekuatan besar, seseorang yang bisa mengontrol banyak hal tanpa di ketahui orang lain.
Di kamarnya malam itu, Febry duduk sambil melihat ponselnya.
Pesan ancaman yang ia terima beberapa hari lalu kembali terlintas di pikirannya.
"Jangan pernah menyakiti Safira lagi, atau kau tidak akan seberuntung ini."
Febry berbisik "Apa ini ancaman dari Takahiro?"
Febry tidak bisa tidur. Semakin dipikirkan,semakin masuk akal jika kakak Safira ada di balik semuanya. Dia lalu mengambil ponselnya dan mencoba mencari tahu lebih banyak informasi tentang Takahiro.
Saat sedang mencari, tiba-tiba ada telepon masuk dari nomor tidak di kenal.
Dengan ragu, Febry mengangkatnya.
??? Suara berat "kau harus berhati-hati, Febry"
Febry terkejut "Siapa ini?"
??? "Kau salah paham. Bukan Takahiro yang melakukannya "
Febry mengerutkan dahi "Apa maksudmu?"
??? Suara rendah "Musuh Safira lebih banyak dari yang kau kira. Kecelakaanmu bukan karena Takahiro. Tapi seseorang ingin membuatmu percaya bahwa itu ulahnya"
Febry terdiam "Jadi........siapa yang melakukannya?"
??? Tertawa pelan "Cari tahu sendiri. Tapi jangan pernah berfikir untuk meninggalkan Safira. Itu satu-satunya perlindungan yang kau punya sekarang "
Telepon terputus. Febry menatap layar ponselnya dengan bingung dan ketakutan. Jika bukan Takahiro yang ingin mencelakainya, lalu siapa?
Febry mencoba menemui Safira.
Febry berdiri di depan rumah Safira, mengetuk pintu berkali-kali. Dia masih memikirkan ancaman yang di terimanya. Jika ada orang yang ingin menyakitinya untuk menjauhkan dia dari Safira,maka dia harus memberitahunya secepat mungkin.
Namun, setelah beberapa menit,tak ada jawaban. Rumah itu terlihat sepi.
Febry menghela nafas "Kemana dia?"
Doni yang sedang bertugas hari itu, menghampiri Febry.
"Mas Febry? Ada perlu apa?" Tanya Doni.
Febry menoleh "Doni,gue mau ketemu Safira. Dia di dalem,kan?"
Doni menggeleng "Nggak,mas,Bu Safira lagi di jepang,udah beberapa hari ini"
Febry tertegun. Jepang?
"Dia ke jepang? Kenapa?" Tanya Febry.
Doni terlihat ragu "Saya kurang tahu mas,tapi katanya sih mau menemui kakaknya. Bu Safira kan memang tempat tinggal aslinya di jepang mas,cuma memang sudah menetap lama di Indonesia. Tapi kalau boleh saran, sebaiknya mas jangan cari dia dulu"
Febry mengerutkan dahi "Kenapa?"
Doni memandang ke sekeliling,lalu berbicara pelan "Beberapa hari ini ada orang-orang aneh yang kelihatan mondar-mandir di sekitar sini. Saya nggak tahu mereka siapa,tapi saya rasa mereka bukan orang baik. Mencurigakan "
Febry merasa bulu kuduknya berdiri. Apa mungkin orang-orang yang mengancamnya itu juga mengincar Safira.
Febry bergumam "Gue harus ke Jepang"
Sementara itu di Jepang, Safira sedang duduk bersama Takahiro di ruang kerja kakaknya yang luas dan megah. Mereka sedang bicara serius tentang kecelakaan Febry.
Takahiro "Aku sudah menyelidiki. Bukan anak buahku yang melakukannya"
Safira "Lalu,siapa? Siapa yang mau menjebakmu kak?"
Takahiro menghela nafas "Banyak yang ingin aku jatuh, Safira. Tapi aku tak menyangka mereka berani sejauh ini"
Sebelum Safira sempat menjawab, pintu ruang kerja Takahiro terbuka dengan keras. Salah satu anak buahnya masuk dengan nafas memburu.
Anak buah Takahiro "Tuan! Gudang kita di Distrik Minato di serang"
Takahiro mengerutkan dahi "Siapa?"
Anak buah "Belum jelas,tapi mereka membawa banyak senjata. Mereka seperti ingin menguasai tempat itu!"
Takahiro segera berdiri,meraih jasnya.
"Kau tetap di sini" Ucap Takahiro ke Safira.
Safira menatapnya tajam "Tidak mungkin. Aku ikut"
Takahiro menghela nafas "Ini bukan urusanmu, Safira"
"Kalau mereka berani menyerangmu,itu sudah jadi urusanku juga" Seru Safira.
Takahiro menatap adiknya beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk.
"Baiklah,tapi tetap di dekatku" Ucap Takahiro.
Mereka segera bergegas menuju gudang dengan mobil lapis baja, diiringi beberapa kendaraan lain yang membawa anak buah Takahiro bersenjata lengkap.
Dalam perjalanan, Safira mengepalkan tangannya. Ini bukan tentang kakaknya, tapi juga tentang dirinya dan Febry.
Hubungannya dengan Febry sudah berakhir dan tidak seharusnya Febry di celakai orang yang berurusan dengannya begitu saja.
Karena dia tahu orang-orang ini tidak hanya ingin menghancurkan kehidupan Takahiro. Mereka juga ingin menghancurkan hidupnya.
Mobil Takahiro berhenti di luar gudang yang luas,di kelilingi oleh beberapa mobil lain yang membawa anak buahnya.
Dari kejauhan,suara tembakan sudah terdengar.
Lampu-lampu jalanan berkedip-kedip, memberikan suasana tegang di udara malam tokyo.
Safira turun dari mobil dengan cepat,matanya tajam menyapu keadaan sekitar.
Dia melihat beberapa anak buah Takahiro sudah berlindung di balik mobil, menembakkan senjata ke arah musuh yang bersembunyi di balik gudang.
Takahiro berbicara melalui earpiece " Laporan"
Seorang anak buahnya menjawab melalui komunikasi,suaranya terdengar tegang.
Anak buah "Mereka masuk dari sisi belakang dan mengambil alih sebagian gudang. Ada sekitar dua puluh orang bersenjata lengkap "
Safira menatap kakaknya "Apa kau yakin ini hanya serangan biasa?"
Takahiro mengerutkan dahi "Tidak, ini teroganisir "
Safira menarik nafas dalam. Ini bukan pertama kalinya dia terjebak dalam situasi seperti ini,tapi kali ini berbeda.
Ini bukan tentang jaksa dan tersangka,ini perang antar kelompok yang jauh lebih berbahaya.
Takahiro " kita masuk"
Safira mengangguk, mengencangkan jaketnya.
Anak buah Takahiro membagi tim, beberapa masuk dari depan,yang lain mencoba mengepung dari belakang.
Saat mereka melangkah masuk,suara tembakan semakin jelas.
Gudang yang luas itu penuh dengan kontainer dan rak-rak besi yang di gunakan untuk menyimpan barang-barang takahiro. Musuh bersembunyi di antara tumpukan peti, menembakkan peluru tanpa henti.
Safira merunduk di salah satu rak besi,mengamati situasi.
Safira berbisik "Mereka menargetkan apa?"
Takahiro "Bukan barang. Mereka ingin menghancurkan kita"
Tiba-tiba sebuah granat asap di lemparkan ke tengah ruangan. Asap putih pekat menyebar, mengaburkan pandangan.
Takahiro melalui earpiece "Bersiap untuk serangan jarak dekat!"
Dari balik asap,suara langkah kaki cepat terdengar.
Musuh berlari ke arah mereka, menyerang dengan pisau dan senjata api.
Safira segera menghindari serangan dari salah satu pria bertopeng yang mencoba menusuknya.
Dia menangkap pergelangan tangan pria itu, memelintirnya dengan cepat hingga pisau terjatuh.
Sebelum pria itu bisa melawan, Safira menghantamkan siku ke rahangnya, membuatnya jatuh tak sadarkan diri.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments