Safira

Di kantor Safira

.

Rekan kerja Safira "Kamu tahu nggak Saf? Febry kecelakaan parah. Katanya sekarang dia di rawat di rumah sakit."

Safira terdiam sejenak, mencoba mencerna kabar tersebut. Meski hatinya masih sakit karena Febry,dia tidak bisa mengabaikan rasa khawatir yang muncul.

Safira bertanya dengan nada mendesak "Dia di rawat di rumah sakit mana?"

Safira bergegas ke rumah sakit tempat Febry di rawat. Di ruang tunggu,dia melihat Adi yang tampak gelisah.

Adi kaget melihat Safira datang "Mbak Safira? Ngapain ke sini?"

"Gimana kondisi Febry?" tanya Safira serius.

Adi menghela nafas "dia butuh operasi segera,mbak. Tapi biayanya besar banget,aku nggak tahu harus gimana"

Tanpa berfikir panjang, Safira langsung menuju ke bagian administrasi.

"Saya akan bayar semua biayanya. Pastikan operasinya di lakukan sekarang juga" Seru Safira.

Adi menatap Safira dengan mata berkaca-kaca.

"Makasih mbak Safira,kak Febry pasti bersyukur punya seseorang seperti mbak Safira di hidupnya "Ucap Adi.

"Aku cuma nggak mau dia kehilangan kesempatan untuk hidup Adi. Itu aja Adi " Jawab Safira.

Operasi Febry berlangsung lama,dan Safira menunggu dengan penuh kecemasan di luar ruang operasi bersama Adi.

Di dalam hatinya, Safira tahu bahwa meskipun dia sudah mencoba melupakan Febry, perasaannya tidak bisa sepenuhnya hilang.

Operasi Febry berlangsung selama berjam-jam, Safira dan Adi menunggu di ruang tunggu dengan hati penuh kekhawatiran.

Pintu ruang operasi akhirnya terbuka,dan seorang dokter keluar dengan wajah serius.

Dokter "Operasi berjalan lancar,kondisi pasien stabil,tapi dia butuh istirahat total selama beberapa minggu ke depan"

Adi merasa lega "Terimakasih Dok, makasih banyak "

Adi memeluk Safira dengan penuh rasa syukur.

Safira hanya mengangguk kecil, mencoba menahan emosinya.

Keesokan harinya, Febry mulai membuka matanya perlahan.

pandangannya kabur,tapi dia bisa melihat siluet seseorang duduk di kursi dekat tempat tidurnya. Itu Adi.

Adi tersenyum tipis "Kak, akhirnya sadar juga. Kamu itu bikin aku hampir gila tahu nggak?"

"Adi.......aku kenapa?" Tanya Febry pelan.

"Kakak kecelakaan. Parah banget. Kalau nggak ada mbak Safira, mungkin kakak nggak akan selamat " Ucap Adi.

Nama itu membuat Febry langsung tertegun.

Dia mencoba mengangkat tubuhnya,tapi rasa sakit di sekujur tubuhnya membuatnya terjatuh kembali ke ranjang.

Febry terkejut "Safira? Dia.....dia tahu aku kecelakaan?"

Adi mengangguk "Iya. Dia yang bayar operasi kakak. Dia ada di sini sampai tadi malam"

Hati Febry campur aduk. Rasa bersalah, terimakasih,dan cinta berkecamuk di dalam dirinya.

Sore itu, Safira kembali ke rumah sakit untuk melihat kondisi Febry.

Dia memasuki ruang rawat dengan hati yang berat, mencoba menguatkan dirinya sendiri.

"Gimana kondisimu sekarang?" Tanya Safira pelan.

Febry berusaha tersenyum "Lebih baik..... karena kamu"

Safira mendekat ke tempat tidur, menatap Febry dengan mata yang penuh kelelahan.

"Aku cuma nggak mau ada yang terluka lagi karena aku" Ucap Safira.

Febry menatapnya "Saf, aku minta maaf........untuk semuanya. Aku bodoh,aku hancurin semua yang kita punya"

Safira menghela nafas panjang, mencoba menahan emosinya.

"Aku nggak mau bicara tentang itu sekarang. Yang penting kamu sembuh. Setelah itu ....kita lihat aja nanti" Ucap Safira.

Beberapa hari berlalu, Febry mulai menunjukan kemajuan dalam pemulihannya. Adi tetap berada di sisinya, sementara Safira mengurangi kunjungannya.

Dia merasa semakin berat untuk terus terlibat,terutama karena luka di hatinya belum sepenuhnya sembuh.

Di sisi lain, Febry tidak pernah berhenti mencoba mencari cara untuk memperbaiki segalanya.

tapi dia tahu, Safira sudah tidak sama seperti dulu.

.

.

Malam itu, Safira menerima sebuah pesan misterius di ponselnya.

"kami mungkin selamatkan dia kali ini,tapi tidak akan ada yang bisa menyelamatkanmu selamanya jaksa Safira "

Safira terdiam, menyadari bahwa ancaman yang dia hadapi belum selesai.

Di saat yang sama, Febry mulai merencanakan sesuatu untuk merebut kembali hati Safira , meskipun dia tahu itu akan sulit.

.

.

Safira segera menghubungi seseorang. Telepon tersambung,dan suara seorang pria menjawab dari seberang.

"Kamu janji nggak akan campur tangan lagi dalam hidupku. Kenapa ini terjadi?" Seru Safira.

Suara di telepon "Safira,aku hanya melindungimu. Aku dengar dia menyakitimu. Aku tidak bisa diam saja"

" kak Takahiro! Aku bisa urus ini sendiri. Jangan gunakan caramu!" Seru Safira.

Takahiro,kakak Safira,adalah pemimpin salah satu kelompok mafia terbesar di jepang. Meskipun dia memiliki sisi kelam sebagai pemimpin mafia,dia selalu melindungi Safira dengan cara apapun.

"Dia membuatmu terluka. Dia tidak layak untukmu" Seru Takahiro.

Safira menggertakan gigi "Kalau kakak mau melindungiku,biarkan aku hidup dengan caraku. jangan ganggu hidupku lagi"

Safira memutus telepon dengan tangan gemetar.

Dia tahu, meskipun Takahiro adalah kakaknya,dia bukan seseorang yang mudah di kendalikan.

Sementara itu, Febry yang masih dalam pemulihan mulai merasa ada sesuatu yang aneh dengan kecelakaannya.

Adi,adiknya, menunjukan sebuah laporan polisi yang baru saja dia terima.

"Kak, laporan polisi bilang kecelakaan ini bukan murni kecelakaan. Ada dugaan kalau rem motor kakak sengaja di rusak " Ucap Adi.

Febry terkejut "Apa? Siapa yang mau nyakitin aku?"

"Aku nggak tahu kak. tapi kalau ini benar,orang itu pasti nggak main-main "

Febry terdiam, mencoba mengingat apa yang pernah terjadi.

Pikirannya tiba-tiba melayang ke Safira.

Febry berbisik "Apa ini ada hubungannya sama dia"

.

.

Beberapa hari kemudian, Safira memutuskan untuk pergi ke jepang.

Dia tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut.

Setibanya di sebuan mansion besar,dia di sambut oleh barisan pria berseragam hitam,anak buah Takahiro.

Takahiro berdiri di depan tangga, menyambut adik kesayangannya dengan senyuman tipis.

Takahiro "Adikku yang kerasa kepala akhirnya datang juga"

"Kita perlu bicara kak,sekarang" Seru Safira.

Safira di bawa ke ruang kerja mewah Takahiro.

Di sana dia langsung meluapkan kekesalannya.

Safira "Hentikan semua ini. Kakak nggak bisa main hakim sendiri dalam hidupku"

Dengan nada dingin, Takahiro "Safira,kamu adalah adikku. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu. Aku dengar pria itu menghancurkan hatimu. Itu sudah cukup bagiku untuk bertindak "

Safira menatap tajam "Aku bukan anak kecil lagi,kakak. Aku bisa jaga diriku sendiri"

Takahiro menghela nafas,tapi tetap dengan ekspresi dingin khasnya.

Takahiro "Kalau dia layak untukmu,dia harus membuktikan nya. Sampai saat itu,aku tidak akan menarik anak buahku"

Di Indonesia, Febry mendapat informasi dari seorang teman Safira yang juga bekerja di kejaksaan. Temannya mengatakan bahwa Safira berasal dari keluarga yang sangat kaya dan berkuasa di jepang.

Teman Safira "Kamu tahu Takahiro? Dia salah satu orang terkaya di asia. Dan dia kakanya Safira"

Febry terkejut "Pengusaha? Dia orang kaya?"

.

.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!