berdiri di ambang pintu kuil, pedang sakral terhunus di tangannya. Ia menatap sekelompok orang asing yang sedang memasuki Lembah Tersembunyi, wajah mereka penuh dengan amarah dan haus kekuasaan. Mereka berpakaian dengan pakaian yang aneh, seperti seragam berwarna gelap dengan lambang aneh yang terukir di dada mereka. Mereka membawa senjata yang tajam, mengeluarkan aura yang mengancam. Mereka adalah ancaman nyata bagi Lembah Tersembunyi.
"Siapa mereka?" pikir Jian. "Apa yang mereka cari?" Ia merasakan getaran dari pedang sakral di tangannya, seolah pedang itu memberinya kekuatan dan keberanian. Ia merasakan aliran energi yang lembut di dalam tubuhnya, seolah-olah tubuhnya telah siap untuk bertempur. Ia telah mempelajari teknik dasar kultivasi dari Master Agung, dan ia merasa bahwa ia telah siap untuk menghadapi tantangan ini.
Orang-orang asing itu bergerak cepat, mata mereka tertuju pada kuil. Mereka berteriak dengan bahasa asing yang tidak dimengerti Jian, suara mereka keras dan penuh ancaman. Mereka menebas dan menusuk dengan senjata mereka, menghancurkan apa pun yang menghalangi mereka. Mereka tidak menunjukkan belas kasihan. Mereka ingin menghancurkan Lembah Tersembunyi.
Jian berteriak, "Berhenti! Ini adalah Lembah Tersembunyi! Kalian tidak diizinkan masuk!"
Orang-orang asing itu berhenti sejenak, menatap Jian dengan tatapan dingin dan penuh dendam. Mereka tertawa mengejek. "Kau terlalu lemah untuk menghentikan kami," kata salah seorang dari mereka. "Kami akan menemukan apa yang kami cari, dan tidak ada yang bisa menghentikan kami."
Mereka menerjang kembali, serangan mereka semakin kuat dan brutal. Jian menghunus pedang sakralnya, gerakannya cepat dan tepat. Cahaya keemasan memancar dari pedang, membuat orang-orang asing itu tersentak. Ia mengayunkan pedang dengan kekuatan yang tak terbayangkan, menebas dan menusuk dengan kecepatan kilat. Setiap tebasannya membuat orang-orang asing itu terhuyung mundur, mengeluarkan jeritan kesakitan. Ia menggunakan kekuatan baru yang ia pelajari dari Master Agung, kekuatan yang mengalir melalui tubuhnya seperti aliran sungai. Ia merasakan aliran energi itu, mengalir melalui urat-uratnya, memberinya kekuatan dan kecepatan yang luar biasa.
Namun, orang-orang asing itu terlalu banyak. Mereka menyerang dari berbagai arah, membuat Jian kewalahan. Ia terhuyung mundur, mencoba untuk mempertahankan diri. Ia merasakan pedang sakral itu bergetar di tangannya, seolah-olah pedang itu memberinya kekuatan. Ia merasakan aliran energi yang lembut di dalam tubuhnya, seolah-olah tubuhnya telah siap untuk bertempur. Ia harus menemukan cara untuk mengalahkan mereka.
Tiba-tiba, Master Agung muncul dari dalam kuil. Ia berdiri di depan Jian, matanya berbinar dengan kekuatan. Ia mengangkat tangannya, dan sebuah aura spiritual yang kuat terpancar darinya, menghentikan serangan orang-orang asing itu. Orang-orang asing itu tersentak, mengerang kesakitan. Mereka merasakan kekuatan Master Agung, kekuatan yang tidak bisa mereka lawan.
"Kalian telah melakukan kesalahan besar dengan memasuki Lembah Tersembunyi," kata Master Agung dengan suara yang dalam dan berwibawa. "Lembah Tersembunyi adalah tempat suci. Kalian tidak diizinkan masuk."
Orang-orang asing itu mencoba untuk melawan, namun mereka tidak bisa bergerak. Mereka merasakan kekuatan Master Agung, kekuatan yang mengikat mereka, kekuatan yang membuat mereka tidak berdaya.
Master Agung menoleh kepada Jian. "Jian, kau harus belajar mengendalikan kekuatan pedang sakral itu. Kau harus belajar menguasai seni kultivasi ini. Kau harus belajar untuk melindungi dirimu sendiri dan orang-orang yang kau cintai."
Jian mengangguk, matanya tertuju pada Master Agung. Ia merasakan kekuatan Master Agung, kekuatan yang membuatnya kagum dan terinspirasi. Ia tahu bahwa ia harus belajar dari Master Agung. Ia tahu bahwa ia harus menguasai seni kultivasi ini. Ia tahu bahwa ia harus menemukan jati dirinya.
Master Agung mengangkat tangannya, dan orang-orang asing itu terhempas ke tanah, kehilangan kesadaran. Master Agung menoleh kepada Jian. "Perjalananmu baru saja dimulai, Jian. Kau harus terus berlatih. Kau harus terus belajar. Kau harus terus berkembang."
Jian mengangguk. Ia tahu bahwa ia harus terus belajar. Ia tahu bahwa ia harus terus berkembang. Ia tahu bahwa ia harus menemukan jati dirinya. Ia tahu bahwa ia harus melindungi desanya. Ia tahu bahwa ia harus menemukan arti sebenarnya dari kekuatan ini.
(Bersambung ke Chapter 6)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Kresentia Rosida
cerita yang bagus
2024-12-16
0