Bisakah Kita Bertemu Lagi

Tiga puluh tahun lebih tidak bertemu, Sandra terlihat canggung. Dia tidak menduga jika pria yang harus dia temui adalah mantan kekasihnya dulu.

Pantas saja dia merasa tidak asing dengan nama Daniel. Dia benar-benar tak menduga mereka akan dipertemukan kembali dengan cara seperti itu setelah sekian lama. Rasanya jadi bernostalgia dengan masa lalu. Meski kebersamaan mereka yang singkat, tapi dia masih mengingatnya walau dia tidak tahu apakah Daniel masih mengingat kebersamaan mereka atau tidak karena dia yang pergi meninggalkan pria itu.

Mereka sudah duduk bersama. Sandra kembali memesan minuman yang sudah habis. Daniel meliriknya sesekali. Tidak banyak yang berubah dari Sandra meskipun 30 tahun lamanya mereka tak berjumpa.

Dia tetap seperti dulu, bersikap tenang dan terlihat seperti wanita berkelas yang mahal tapi memang sejak dulu Sandra sudah seperti itu karena dia dari keluarga terpandang.

“Apa yang?” Ucapan itu mereka lontarkan secara bersama-sama.

Sandra semakin canggung. Rambut yang sedikit mengganggu diselipkan ke daun telinganya. Entah harus memulai dari mana, dia bingung. Selain memiliki masa lalu yang indah tapi mereka juga memiliki kenangan tak menyenangkan.

“Hm!” Daniel berdehem sebagai isyarat jika dia yang akan berbicara terlebih dahulu.

"Apa kabarmu, Sandra. Tidak menyangka dapat bertemu seperti ini setelah sekian lama, kau tidak banyak berubah!"

"Aku baik. Kau juga sama, tidak banyak yang berubah!" Mereka berdua saling pandang. Kenangan masa lalu memenuhi pikiran yang membuat mereka sulit memalingkan padangan. Mereka berdua tampak saling mengagumi meski tidak diucapkan.

"Makanannya, Tuan," seorang pramusaji yang mengantar makanan membuat mereka saling membuat pandangan.

Sandra kembali menyelipkan rambutnya, dia memang selalu melakukan hal itu ketika dia sedang merasa canggung.

“Kenapa kau mengikuti situs jodoh itu, Sandra?” Akhirnya pertanyaan itu terlontar. Melihat kecantikan yang Sandra miliki, tidak mungkin dia tidak memiliki pasangan hidup. Apa Sandra sudah menjadi janda sama seperti dirinya?

“Hanya untuk iseng saja, Daniel. Mungkin saja aku bisa menemukan jodoh dengan mengikuti situs seperti itu.

Kau sendiri bagaimana? Kenapa kau mengikuti perjodohan seperti ini? Apa istrimu tidak akan marah karena kau melakukannya?”

“Tentu saja tidak, aku sudah bercerai."

"Oh, maaf," dia jadi tidak enak hati.

"Tidak apa-apa. Bagaimana denganmu, apa tidak ada yang menentangmu?"

"Tentu saja ada. Putraku menentang keputusan gilaku ini tapi aku ingin mencobanya."

"Oh," Daniel mengangguk, "Apa suamimu telah meninggal?" Rasa penasaran terhadap mantan kekasihnya kini memenuhi hatinya.

Sandra tersenyum mendengar pertanyaannya. Dia tidak menjawab karena dia tidak mau Daniel tahu jika dia belum menikah. Dulu dia pernah mencari Daniel, ketika dia kembali ke kota itu tapi dia mendapati Daniel telah menikah.

Dia sempat merasa patah hati tapi memang dialah yang salah karena dia telah meninggalkan pria itu begitu saja. Dia mencoba menjalin hubungan dengan beberapa pria tapi dia justru dicampakkan hanya gara-gara masalah sepele. Tapi dia tidak menyesali itu karena Jeffry begitu berarti baginya.

Sandra menyeruput minuman dinginnya. Tatapan Daniel tidak berpaling, dia sangat penasaran dengan kejadian masa lalu. Dia akan menanyakannya karena Sandra sudah berada di depan mata.

"Sandra, sudah lama aku ingin mengetahui hal ini dan aku harap kau memberikan penjelasan padaku."

"Apa yang ingin kau tahu?" gelas minuman didorong menjauh. Kini tatapan matanya tertuju pada Daniel.

"Sekarang beritahu aku kenapa dulu kau pergi begitu saja tanpa memberi aku kabar?" Inilah yang sangat ingin dia tahu selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Padahal dia begitu mencintai Sandra tapi kepergiannya yang secara tiba-tiba membuat cinta yang dia miliki kandas begitu saja.

"Maaf, Daniel," Sandra menunduk. Dia benar-benar merasa bersalah untuk hal ini.

"Aku tidak diberi kesempatan untuk menemuimu dan mengatakan padamu jika aku harus pergi karena kedua orang tuaku mengirim aku ke luar negeri secara tiba-tiba. Padahal aku sangat ingin memberitahu dirimu tapi ayah dan ibuku tidak mengizinkannya," Sandra mengangkat wajah, tampak rasa bersalah dari ekspresi wajahnya.

Selama ini dia memang sangat ingin meminta maaf kepada Daniel karena telah pergi meninggalkan dirinya secara tiba-tiba tapi setelah dia mendengar Daniel sudah menikah,  tentu dia tidak berani melakukan hal itu.

"Jadi kau pergi karena hal itu?" Selama ini Dia mengira Sandra pergi karena menyukai pria lain. Bagaimanapun dia adalah Primadona sekolah. Sedikit masa lalu jadi teringat di mana mereka masih bersama dulu.

"Apa ada alasan lain? Kita masih remaja waktu itu, Daniel. Aku masih naif dan menganggap cinta di antara kita berdua hanyalah cinta sementara. Aku pun tidak bisa melawan kedua orang tuaku"

"Yeah, kau benar," Daniel memegangi tangan Sandra yang ada di atas meja, "Aku masih naif waktu itu. Setidaknya aku tahu sekarang apa alasanmu pergi. Pertanyaan yang selalu menghantuiku selama 30 tahun belakangan kini terjawab sudah."

"Apa itu berarti kau mau memaafkan aku?"

"Tidak ada alasan bagiku untuk membenci dirimu, Sandra."

"Terima masih, Daniel.  Sekali lagi aku meminta maaf padamu."

"Sudahlah!" Sandra tersenyum, rasanya jadi lega.

Daniel memandanginya tanpa berpaling. Senyuman Sandra sama seperti dulu, tidak terlalu banyak berubah meskipun sudah terlihat guratan dari wajahnya.

"Hm, ngomong-ngomong," Shandra menarik tangannya dari genggaman Daniel. Dia jadi sedikit canggung akan kedekatan mereka secara tiba-tiba.

"Apa anak-anakmu tidak menentang mengikuti perjodohan seperti ini, Daniel?"

"Aku rasa mereka tidak akan keberatan aku melakukan hal seperti ini. Lagi pula aku hidup sendiri setelah aku bercerai dengan istriku."

"Apa anak-anakmu sudah menikah?"

"Anak laki-lakiku sudah, sedangkan yang perempuan belum.

"Oh," rasanya ingin bertanya, apa alasan Daniel bercerai dengan istrinya tapi dia tidak berani melakukannya karena itu adalah privasi. Lagi pula mereka baru bertemu, jadi tidak baik terlalu banyak bertanya. Dia pun tidak akan memberitahu Daniel alasan sebenarnya mengikuti perjodohan itu.

"Apa pekerjaanmu Sandra, dan di mana kau tinggal?"  Rasa penasaran pada Sandra membuatnya ingin tahu lebih banyak.

"Aku tetap tinggal di rumah lamaku, Daniel. Aku juga melanjutkan bisnis keluarga. Sekarang aku mempercayai putraku yang mengelola perusahaan."

"Suami? Apa dia sudah?" Pertanyaan yang belum usai sudah dijawab dengan sebuah senyuman yang membuat Daniel semakin penasaran.

“Setelah ini. Bisakah kita bertemu lagi, Sandra?” Dia sangat berharap Sandra mau menemui dirinya lagi.

“Tentu saja, Daniel. Asalkan tidak ada yang melarang dan tidak membuat siapa pun salah paham, aku tidak keberatan untuk bertemu lagi denganmu,” seperti Daniel, dia pun berharap dapat bertemu dengan pria itu lagi.

“Jika begitu berikan nomor ponselmu. Aku akan menghubungimu nanti dan mengajakmu bertemu,” tidak menyangka dapat bertemu dengan mantan kekasihnya.

Mungkin sekarang kesempatan baginya untuk mendapatkan Sandra. Sekarang dia jadi tidak sabar menantikan pertemuan kedua mereka.

Sandra memberikan ponselnya pada Daniel. Dia juga menantikan pertemuan kedua mereka.

Terpopuler

Comments

Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄

Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄

wah Daniel n Sandra sama2 mengharapkan pertemuan kembali mgkn Daniel akan semakin berharap kebersamaan dg Sandra akan berlanjut ke tahap yg serius.
Daniel hayuu kepo kemana suami Sandra klu kau sudah tau jawabannya pasti kau akan tambah giat mendekati Sandra 😁

2024-12-10

0

Vie

Vie

Jgn lama² up nya sayang ..😊

2024-12-09

0

🐥Yay

🐥Yay

Kalau Sandra ga jawab jd bikin penasaran Daniel. kan status janda bisa karena cerai atau suami meninggal

2024-12-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!