Chandra jumpalitan.

Samar-samar erangan pelan keluar dari bibir Chandra yang sudah berjejak darah. Dengan bermodalkan cermin, ia obati lukanya itu dengan lidi kapas berbalut Betadine.

Merasa tidak enak hati, Litania mulai mendudukkan diri di sisi ranjang. Ia yang masih menggunakan bathrobe mulai meraih cotton bad yang ada di tangan Chandra. "Sini, Bang. Biar aku aja yang obatin."

"Kenapa? Merasa bersalah?" ketus Chandra.

Tersenyum kuda, Litania kehabisan kata. Dirinya memang merasa bersalah karena telah melayangkan tinju pada Chandra yang berniat menenangkannya waktu ketakutan di kamar mandi.

"Maaf, aku 'kan gak sengaja. Aku refleks. Namanya juga orang lagi panik." Ia kembali tersenyum dengan pipi yang sudah menegang. Teringat jelas ekspresi wajah Chandra ketika lampu menyala dan melihatnya tengah telan*jang.

Gila. Bikin malu saja. Litania membatin kesal bercampur canggung.

Chandra bersidekap dada. "Panik apanya? Tangan kamu itu loh yang kebiasaan. Dikit-dikit pukul. Dikit-dikit main tinju. Inget, kamu itu perempuan. Istri seorang pimpinan perusahaan. Harusnya lebih anggun dan santun. Apa jadinya kalau diliat orang lain. Pasti jatuh harga diriku sebagai suami, Litan."

Chandra mendengkus kesal. Istri kecilnya itu selalu mendahulukan pukulan dan bukannya pikiran. Baru sebulan menikah dirinya telah beberapa kali mendapat luka memar di wajah. Tentu saja berimbas pada tatapan karyawannya di perusahaan.

"Kamu paham, 'kan? Ini demi kamu. Demi kita. Aku tu peduli sama kamu, Litan. Apa perlu kamu les kepribadian? Kamu mau kayak gitu?" lanjut Chandra. Penuh penekanan dalam setiap katanya.

Berdecak, Litania sedikit kesal atas kemarahan Chandra yang tak berkesudahan. Padahal dirinya sudah meminta maaf. Ia tatap mata Chandra yang sudah melotot sedari tadi.

Suami? Situ suami? Tapi suami mana yang gak ngebela istri. Lebih parahnya ada gitu suami yang gak inget ulang tahun istrinya sendiri. Dasar tukang ngibul. Suami apaan? Katanya peduli. Peduli dari Hongkong.

"Paham, 'kan?" ulang Chandra.

"Iya, aku paham."

Masih dengan wajah cemberut, Litania apit kedua belah pipi Chandra dan melihat memarnya. "Dah, ah. Jangan ngomel mulu. Katanya sakit. Tapi ngomel jalan terus. Sini, aku obatin." Dengan perlahan, cotton bad ia tempelkan ke ujung bibir Chandra.

Tanpa diduga, Chandra berjengket saat obat berwarna merah itu menyentuh kulit. Menyisakan rasa perih yang lumayan membuat ngilu. Dan pergerakan Chandra yang tiba-tiba itu tentu saja membuat Litania ikutan terperanjat. "Ish, apaan sih?! Ngagetin aja."

Mendengkus, Chandra menatap tak suka pada Litania. "Bisa gak sih pelan-palan, sakit ini," sungutnya.

"Iya ... iya ... ni aku pelan-pelan. Aku tiup sekalian. Dasar pak tua manja." Litania memonyongkan bibir. Meniup luka lebam Chandra yang meninggalkan jejak warna merah keunguan.

Entah apa yang merasuk, tiba-tiba atmosfer begitu berbeda. Litania mendadak teringat kejadian waktu bibir kenyal Chandra mendarat di bibirnya.

Gila. Kamu jangan gila, Litan. Masa iya kamu mau minta dicium lagi. Inget, dia itu jahat. Dari kecil kamu itu gak pernah dianggep sama dia.

Dalam sekejap Litania sudah bisa mengontrol hati dan mengusir pikiran mesum yang sempat menghampiri. Ia kembali menekan lidi kapas dengan tetap meniup bibir Chandra.

Kamu harus tetap waras, Litan. Jangan tergoda. Litania membatin lagi.

Namun, berbeda dengan Chandra. Rasa kesal yang tadi menggumpal mendadak menguap. Teringat jelas saat tubuh polos Litania tertangkap mata saat di kamar mandi tadi. Sialnya sekarang malah bibir Litania begitu dekat dengannya. Asli, Chandra tersiksa akan godaan yang secara tidak langsung Litania tunjukkan. Belum lagi tabuhan di dada yang sudah menggila. Sungguh, ia takut Litania bisa menangkap bunyi detak jantung yang kian lama makin bertalu.

Chandra, tenanglah. Kenapa kamu jadi brengsek begini. Masa iya harus ngikutin saran Irwan. Inget, dia masih kecil. Chandra membatin seraya mengepalkan tangan. Melawan hasrat yang sudah mencuat.

Semenjak bertemu dengan gadis barbar ini, hidupku jadi jungkir balik dalam sekejap mata. Sialan!

Chandra terus saja merutuk. Memperingatkan diri agar tidak lepas dari batasan. Namun percuma, bibir ranum Litania yang hanya berjarak beberapa senti dari mata, meruntuhkan semua pertahanan itu.

Gleg!

Lagi-lagi Chandra menelan ludah. Akhirnya ia kalah. Kalah dengan pikiran sendiri. Ia pegang pergelangan tangan Litania yang sedang mengobatinya.

"Kenapa? Apa masih sakit? Ck, jangan lebay, deh. Apa perlu aku—"

Litania terdiam. Ia tak bisa menyelesaikan ucapan karena telah dibungkam Chandra dengan menyatukan bibir mereka. Agak berbeda dengan terakhir kali. Kali ini tak ada pergerakan. Hanya sepasang bibir yang saling menempel. Membuat Litania mengerjapkan mata, heran dan bertanya-tanya dalam benaknya. Kenapa?

Menarik wajah, Chandra tatap lekat manik mata Litania yang bergerak liar. "Aku nyerah. Aku menyerah sekarang."

Statement Chandra membuat Litania menautkan alis. Apa maksudnya itu? Tapi, belum sempat melisankan pertanyaan, Chandra sudah lebih dahulu menarik tengkuknya. Kembali membungkam mulut Litania dengan bibirnya. Agak agresif walaupun masih tergolong pelan. Chandra bermain dan melum*tnya dengan lembut.

Dan lagi, Litania hanya mengerjap.

Ebuset. Pak tua mesum ini kayaknya perlu dihajar. Litania membatin kesal disela lum*atan Chandra. Akan tetapi keanehan terjadi, ia yang semula ingin mendorong dada Chandra malah berakhir mengalungkan tangan. Membuka mulut sehingga Chandra makin leluasa menjelajahi setiap inci bibirnya. Dari mengesap hingga menautkan lidah dan Litania lagi-lagi tak menolak.

Oh gila, aku pasti udah gak waras. Kenapa aku berakhir pasrah begini. Litania kembali membatin kesal. Pikiran dan tubuh tak sejalan hingga tanpa terasa dirinya telah berbaring di bawah tubuh Chandra. Suara cecapan pun terdengar dari kegiatan mereka. Karena apa? Karena Litania juga membalas perlakuan Chandra.

Namun, ketika tangan Chandra mulai bergerak ke atas dua gundukan Litania, tiba-tiba terdengar bel berbunyi dari arah depan. Bunyian yang langsung menyadarkan Litania dari kegilaan. Ia dorong kuat di dada Chandra dengan memelototkan mata. "Minggir. Dasar mesum."

Chandra menarik rambutnya kebelakang. Frustrasi karena tak sempat menyalurkan hasrat padahal yang di bawah sudah jumpalitan sedari tadi. Astaga. Ia hanya terduduk dan menyandarkan punggung di kepala ranjang. Memperhatikan tubuh Litania dari belang.

Ah, sial. Padahal sedikit lagi loh Litan.

Tak lama, Litania kembali duduk di depan Chandra dengan membawa sebuah kotak biru berpita merah. "Siapa? Lalu itu apa?" tanya Chandra penasaran.

Litania menipiskan bibir. Mengabaikan pertanyaan Chandra dan langsung membuka kotak itu. "Wah ... ini ...." Litania membekap mulutnya sendiri dengan telapak tangan.

Berdengkus, Chandra mulai tak suka karena diabaikan. Ia betulkan posisi dan menatap wajah ceria Litania dengan seksama. "Apa penguntit itu lagi?"

Wajah berseri Litania berubah seketika. "Ck, ngomong jangan asal. Dia ini bukan penguntit. Tapi pengagum rahasia."

"Pengagum rahasia apanya. Dia itu penguntit, Litan. Kamu gak curiga? Tiap Minggu loh dia ngirim hadiah ke kamu. Kamu gak takut?"

"Enggak. Toh dia kek gini udah lama. Udah dari setaun lalu. Kalo dia mang ada niat jahat, pasti udah dari dulu. Ini dia malah perhatian baget. Liat, nih." Litania menjeda ucapan seraya menunjukkan selembar kertas di mata Chandra. "Orang yang Abang bilang penguntit malah inget ulang tahunku. Dia malah tau kesukaanku. Gak kaya seseorang. Ngakunya suami, tapi gak percaya aku sama sekali. Lebih parahnya lupa kalo hari ini aku ulang tahun." Litania bersungut.

"Tapi tetep aja, kamu kok percaya banget. Dia itu penguntit." Chandra berucap dengan perasaan curiga. Pasalnya orang yang selalu mengirim hadiah itu selalu tau gerak-gerik Litania. Bahkan ketika baru pindah ke apatertemen pun orang itu tahu. "Kita lapor polisi, ya?"

Litania memutar bola matanya kesal. "Jangan coba-coba. Dia ini temenku. Lagian aku gak takut. Aku bisa bela diri. Jadi dia gak mungkin bisa macem-macem." Litania beranjak dari ranjang. "Oh, iya. Besok aku mau liat konsernya Super Junior. Sayang kalo gak di pake. Aku udah lama ngantri buat beli tiket ini, tapi gak kebagian. Beruntung tuan baik hati ini ngasih tiket percuma untuk aku. Jadi Abang, please ... jangan ngejelekin dia. Dia orang baik."

"Tapi kamu mau ke mana?" tanya Chandra gelisah kala melihat Litania meraih baju dari lemari dan menuju kamar mandi.

"Ya mau pake bajulah."

"Tapi kita 'kan belum selesai."

Litania kembali menyipitkan mata. Menatap Chandra yang terlihat kecewa. "Dasar mesum. Jangan macem-macem, ya. Dan jangan sampe berani nyentuh aku pas lagi tidur."

Terpopuler

Comments

Wighea Mansur

Wighea Mansur

maaf thor kurang suka sama litania.masa ga ada sopan sm suami.biar ga cinta hrus nya sopan.walaupun bar bar jg

2023-04-02

0

Maulina Kasih

Maulina Kasih

litan pandai beladiri krn sering dibully..

2021-08-14

1

Anie Jung

Anie Jung

Waa Litan mau nonton konser super junior🙂😊😊

2021-06-14

2

lihat semua
Episodes
1 Litania
2 kebohongan
3 Rencana Lita.
4 Pernikahan
5 Bang Kocan
6 Istri durhaka.
7 Apartemen.
8 CEO kere
9 Masa lalu
10 Chandra marah.
11 Chandra jumpalitan.
12 Rahasia Chandra
13 Kejutan yang bikin jantungan
14 Penculik.
15 Penguntit
16 Reno
17 Tragedi sebelum cinta bersemi lagi.
18 Pengumuman author
19 Rumah impian
20 Takut hamil
21 Litania minder
22 Litania goyah
23 Maaf, dan terima kasih.
24 Lita dan Leo
25 Anak.
26 Rahasia Chandra.
27 Rania.
28 Permintaan Rania.
29 Niat Litania.
30 Terbongkar
31 Biang kerok
32 Litania belum dewasa
33 Fabian.
34 Chandra egois
35 Hati Rania.
36 Litania masih ngambek
37 Trik kedua.
38 Pengakuan cinta Fabian.
39 Trik.
40 Usaha Chandra
41 Chandra ngambek
42 Balas membalas.
43 Jujur
44 Sita
45 Asisten
46 Albert
47 Firasat
48 Arjun
49 Hamil
50 Jakun keren dan tak keren
51 pengumuman.
52 aksi Litania.
53 Ara.
54 Kinar.
55 Kinar dan Arjun.
56 Lita dan Litania.
57 Hati ke hati. (Litania dan Rania)
58 Kelakuan Kinar.
59 Gak bisa makan cinta.
60 usaha Kinar.
61 balas dendam
62 Gadis keras kepala.
63 Litania oh Litania.
64 Ngebet.
65 Arkan.
66 Sandiwara Kinar.
67 Nostalgia
68 Alex, Arjun dan Arkan.
69 Kena batunya
70 Bianca dan Skala.
71 Cara menghibur Kinar.
72 Karena gunting.
73 Meluruskan.
74 Arkan dan Leo
75 Rencana.
76 penculikan
77 Aksi penyelamatan
78 Ceramah Litania.
79 Ceramah bagian ke 2
80 Menaklukkan.
81 perjanjian
82 Edward
83 Jumpalitan minta lubang.
84 Niat.
85 Bioskop
86 Kambing congek.
87 Alex.
88 Masih Alex
89 Kecolongan
90 Si Bekicot Botak
91 ciuman dan sentilan
92 Konspirasi.
93 Ariska.
94 Keberanian Ariska.
95 Ariska adalah pahlawan.
96 Kepercayaan.
97 Tawaran
98 Antisipasi.
99 Masang togel.
100 Gegara monyet.
101 Bucin
102 Ulang tahun
103 Perpisahan termanis
104 Ayah Kinar.
105 Ayah dan Anak.
106 Kembar
107 mesum
108 Jiwa pahlawan.
109 Salah paham
110 Menebus kesalahan.
111 Bertemu makhluk amazone.
112 Dendam terbalaskan.
113 Bukan pemain drama ikan terbang.
114 Drama mertua dan mantu.
115 Babbymoon
116 Sarimin pergi ke pasar.
117 Ninabobo si Albert.
118 Sita dan Lita.
119 Kebetulan atau kutukan.
120 Rio
121 Ghibahan Emak-emak.
122 Susu asli
123 Kehadiran si Endol.
124 Identitas si Endol.
125 Samsonwati galau
126 Kang Cilok KW
127 perubahan rencana.
128 Proses
129 Tobat.
130 Twins D.
131 Si kembar protes
132 cita-cita.
133 Siluman ular.
134 Kinar Comeback.
135 Masih Orisinil
136 Jujur
137 Cmimiw
138 Andil
139 Penjelasan.
140 Kepalang Basah.
141 Penengah
142 akal bulus yang tak mulus
143 Alasan.
144 Ekstrim.
145 kawin lari
146 hangat.
147 Masih ingin selimutan
148 Gadis ganjen
149 Bertemu demit.
150 Dendam masa lalu
151 Pasangan arogan.
152 lamaran ke dua.
153 Firasat
154 misi
155 Bukan emak biasa.
156 terhapus.
157 Ramalan
158 Butuh cokelat
159 Nostalgia hati.
160 Ending.
161 Ekstra part. Kinar & Arjun.
162 Ekstra part Kinar & Arjun (Aye-aye)
163 Ekstra part Kinar & Arjun. (Persiapan aye-aye)
164 Ektra part Kinar Arjun ( Gadis nakal)
165 Ekstra part Kinar Arjun (Bekicot botak berulah)
166 Ekstra part Kinar Arjun (move on dong)
167 Ekstra part Kinar Arjun (Masih ninu-ninu)
168 Ektra part Kinar Arjun (Hadiah)
169 Penutupan yang hot.
170 Pengumuman.
171 S2. Salah orang.
172 Fia si gadis barbar.
173 Sun.
174 Tercurah.
175 Monyet barbar makan pisang.
176 Si Cecep
177 Simalakama
178 Apes.
179 Jemawa
180 Apa itu cinta.
181 Fia.
182 Drama
183 Tertaut
184 Sakit.
185 Tembak
186 masalah dan majalah.
187 Tantangan
188 Keluarga Fia
189 Upah
190 Testing
191 Transfer ilmu.
192 Janji.
193 Terkutuk.
194 keajaiban dunia ke 8
195 Gagal
196 malam
197 Sandiwara.
198 Sisi lain dari Sisi
199 No bully bully.
200 Siapa dia.
201 Makan malam
202 Terjebak
203 Goda
204 Kontrak.
205 Ternyata oh ternyata.
206 Tersangka
207 Reno
208 Diculik
209 aksi
210 Selesai
211 Pembawa Sial
212 Tukang nguping
213 Peraturan baru
214 Gak peka.
215 cemburu
216 Emosi jiwa
217 Belum sadar.
218 Mengakui
219 Dua pria
220 Dua cinta
221 Pertarungan sengit
222 Campur tangan
223 Dua pilihan yang berat.
224 Menyelesaikan.
225 Bukan pelakor
226 Hati ke hati
227 Nilai
228 Mengagumi
229 Keahlian Si Badak Bercula Satu.
230 Rela.
231 Dunia Anya.
232 Kejutan
233 Menyelesaikan
234 Kegencet.
235 Sisi
236 Cinta
237 Dafan, Sisi, Anya.
238 Adu mobil.
239 Perubahan
240 Balas dendam
241 Cara
242 Sandiwara
243 Skak
244 Pesta.
245 Nini Thowok
246 lampu hijau
247 Shiren
248 Jalan
249 Jangan gigit.
250 Nah loh
251 Saingan
252 Siasat.
253 Terbalaskan
254 Kejujuran Ferry
255 Menggila
256 Kegep.
257 Sesi curhat.
258 Jebakan Batman.
259 Final.
260 Minta restu.
261 Muslihat gelay.
262 Lamaran.
263 Resepsi
264 Malam pertama.
265 Ninu-ninu terbaik.
266 Gerakan si pria dinding.
267 Sosor.
268 Ending
Episodes

Updated 268 Episodes

1
Litania
2
kebohongan
3
Rencana Lita.
4
Pernikahan
5
Bang Kocan
6
Istri durhaka.
7
Apartemen.
8
CEO kere
9
Masa lalu
10
Chandra marah.
11
Chandra jumpalitan.
12
Rahasia Chandra
13
Kejutan yang bikin jantungan
14
Penculik.
15
Penguntit
16
Reno
17
Tragedi sebelum cinta bersemi lagi.
18
Pengumuman author
19
Rumah impian
20
Takut hamil
21
Litania minder
22
Litania goyah
23
Maaf, dan terima kasih.
24
Lita dan Leo
25
Anak.
26
Rahasia Chandra.
27
Rania.
28
Permintaan Rania.
29
Niat Litania.
30
Terbongkar
31
Biang kerok
32
Litania belum dewasa
33
Fabian.
34
Chandra egois
35
Hati Rania.
36
Litania masih ngambek
37
Trik kedua.
38
Pengakuan cinta Fabian.
39
Trik.
40
Usaha Chandra
41
Chandra ngambek
42
Balas membalas.
43
Jujur
44
Sita
45
Asisten
46
Albert
47
Firasat
48
Arjun
49
Hamil
50
Jakun keren dan tak keren
51
pengumuman.
52
aksi Litania.
53
Ara.
54
Kinar.
55
Kinar dan Arjun.
56
Lita dan Litania.
57
Hati ke hati. (Litania dan Rania)
58
Kelakuan Kinar.
59
Gak bisa makan cinta.
60
usaha Kinar.
61
balas dendam
62
Gadis keras kepala.
63
Litania oh Litania.
64
Ngebet.
65
Arkan.
66
Sandiwara Kinar.
67
Nostalgia
68
Alex, Arjun dan Arkan.
69
Kena batunya
70
Bianca dan Skala.
71
Cara menghibur Kinar.
72
Karena gunting.
73
Meluruskan.
74
Arkan dan Leo
75
Rencana.
76
penculikan
77
Aksi penyelamatan
78
Ceramah Litania.
79
Ceramah bagian ke 2
80
Menaklukkan.
81
perjanjian
82
Edward
83
Jumpalitan minta lubang.
84
Niat.
85
Bioskop
86
Kambing congek.
87
Alex.
88
Masih Alex
89
Kecolongan
90
Si Bekicot Botak
91
ciuman dan sentilan
92
Konspirasi.
93
Ariska.
94
Keberanian Ariska.
95
Ariska adalah pahlawan.
96
Kepercayaan.
97
Tawaran
98
Antisipasi.
99
Masang togel.
100
Gegara monyet.
101
Bucin
102
Ulang tahun
103
Perpisahan termanis
104
Ayah Kinar.
105
Ayah dan Anak.
106
Kembar
107
mesum
108
Jiwa pahlawan.
109
Salah paham
110
Menebus kesalahan.
111
Bertemu makhluk amazone.
112
Dendam terbalaskan.
113
Bukan pemain drama ikan terbang.
114
Drama mertua dan mantu.
115
Babbymoon
116
Sarimin pergi ke pasar.
117
Ninabobo si Albert.
118
Sita dan Lita.
119
Kebetulan atau kutukan.
120
Rio
121
Ghibahan Emak-emak.
122
Susu asli
123
Kehadiran si Endol.
124
Identitas si Endol.
125
Samsonwati galau
126
Kang Cilok KW
127
perubahan rencana.
128
Proses
129
Tobat.
130
Twins D.
131
Si kembar protes
132
cita-cita.
133
Siluman ular.
134
Kinar Comeback.
135
Masih Orisinil
136
Jujur
137
Cmimiw
138
Andil
139
Penjelasan.
140
Kepalang Basah.
141
Penengah
142
akal bulus yang tak mulus
143
Alasan.
144
Ekstrim.
145
kawin lari
146
hangat.
147
Masih ingin selimutan
148
Gadis ganjen
149
Bertemu demit.
150
Dendam masa lalu
151
Pasangan arogan.
152
lamaran ke dua.
153
Firasat
154
misi
155
Bukan emak biasa.
156
terhapus.
157
Ramalan
158
Butuh cokelat
159
Nostalgia hati.
160
Ending.
161
Ekstra part. Kinar & Arjun.
162
Ekstra part Kinar & Arjun (Aye-aye)
163
Ekstra part Kinar & Arjun. (Persiapan aye-aye)
164
Ektra part Kinar Arjun ( Gadis nakal)
165
Ekstra part Kinar Arjun (Bekicot botak berulah)
166
Ekstra part Kinar Arjun (move on dong)
167
Ekstra part Kinar Arjun (Masih ninu-ninu)
168
Ektra part Kinar Arjun (Hadiah)
169
Penutupan yang hot.
170
Pengumuman.
171
S2. Salah orang.
172
Fia si gadis barbar.
173
Sun.
174
Tercurah.
175
Monyet barbar makan pisang.
176
Si Cecep
177
Simalakama
178
Apes.
179
Jemawa
180
Apa itu cinta.
181
Fia.
182
Drama
183
Tertaut
184
Sakit.
185
Tembak
186
masalah dan majalah.
187
Tantangan
188
Keluarga Fia
189
Upah
190
Testing
191
Transfer ilmu.
192
Janji.
193
Terkutuk.
194
keajaiban dunia ke 8
195
Gagal
196
malam
197
Sandiwara.
198
Sisi lain dari Sisi
199
No bully bully.
200
Siapa dia.
201
Makan malam
202
Terjebak
203
Goda
204
Kontrak.
205
Ternyata oh ternyata.
206
Tersangka
207
Reno
208
Diculik
209
aksi
210
Selesai
211
Pembawa Sial
212
Tukang nguping
213
Peraturan baru
214
Gak peka.
215
cemburu
216
Emosi jiwa
217
Belum sadar.
218
Mengakui
219
Dua pria
220
Dua cinta
221
Pertarungan sengit
222
Campur tangan
223
Dua pilihan yang berat.
224
Menyelesaikan.
225
Bukan pelakor
226
Hati ke hati
227
Nilai
228
Mengagumi
229
Keahlian Si Badak Bercula Satu.
230
Rela.
231
Dunia Anya.
232
Kejutan
233
Menyelesaikan
234
Kegencet.
235
Sisi
236
Cinta
237
Dafan, Sisi, Anya.
238
Adu mobil.
239
Perubahan
240
Balas dendam
241
Cara
242
Sandiwara
243
Skak
244
Pesta.
245
Nini Thowok
246
lampu hijau
247
Shiren
248
Jalan
249
Jangan gigit.
250
Nah loh
251
Saingan
252
Siasat.
253
Terbalaskan
254
Kejujuran Ferry
255
Menggila
256
Kegep.
257
Sesi curhat.
258
Jebakan Batman.
259
Final.
260
Minta restu.
261
Muslihat gelay.
262
Lamaran.
263
Resepsi
264
Malam pertama.
265
Ninu-ninu terbaik.
266
Gerakan si pria dinding.
267
Sosor.
268
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!