Masa lalu

Suara dentuman musik begitu nyaring masuk ke indra pendengaran, tapi aneh, para mahluk yang mendengar kebisingan itu tampak begitu menikmatinya. Mereka bahkan tak segan berjoget mengikuti irama hip hop yang diciptakan DJ di sana. Mereka melompat-lompat kegirangan, bahkan tak jarang ada yang berteriak saking bersemangatnya.

Begitu halnya dengan Litania. Ia yang berjalan bergandengan dengan Chandra beberapa kali berdecak kagum. Tubuh pun mengikuti dentuman musik yang membuatnya tak sadar menggerakkan kepala. Dirinya yang baru kali pertama masuk ke dalam kelab malam memandang sekitar dengan mata berbinar. Bibir pun tak luput dari rekahan yang menggoda iman, begitu manisnya.

"Wah, deabak, amazing." Seakan tak terganggu dengan ramainya pengunjung, Litania malah ingin langsung turun ke lantai dansa.

Meraih tangan Litania, Chandra dengan melotot mencoba menghentikan langkah wanita kecilnya itu. "Kamu mau ke mana?"

"Mau ke sana, Bang. Aku mau joget juga," ucap Litania setengah berteriak. Sementara bibir kembali merekahkan senyuman.

Menggeleng, Chandra memberikan kode keras pada Litania. Ia tarik pergelangan tangan gadis yang mengenakan celana jeans panjang dan jaket bomber dengan kaus putih di dalamnya untuk menuju meja bar.

Berhadapan dengan bartander, Chandra memerintah Litania dengan tatapan mata elang. "Duduk!"

Tak dapat melawan, Litania memanyunkan bibir. Ia kesal. Mau tak mau harus mengikuti perintah suaminya yang sudah memasang wajah galak. Ia nelangsa, cuma dapat melihat keasyikan para pengunjung lain yang tak bisa dirasakannya. "Ngapain ke sini kalo gak bisa senang-senang?" sungutnya.

"Yang mau senang-senang siapa? Kita ke sini cuma mau ketemu seseorang. Mending sekarang kamu diem sini. Jangan bikin malu. Jangan bikin ulah. Jangan ke mana-mana, dan jangan ngerepotin. Duduk dengan tenang. Paham!" Chandra berucap penuh penekanan. Mewaniti-wanti agar Litania tidak membuat ulah di tempat umum.

Bibir Litania makin manyun beberapa senti. Ia topang dagu dengan kedua belah telapak tangan dan bertumpu pada siku yang menempel pada meja bar. Pemandangan langka yang membuat sosok pria muda yang sedang meracik minuman tak bisa menahan senyuman. "Mau pesen apa, Mbak, Mas?" tanyanya melerai perbincangan dua orang beda usia itu.

"Pesan Tequila Sunrise dan ...." Chandra menggantung kalimat. Ia lirik Litania yang jelas sedang melihatnya dengan mata berbinar kembali.

"Aku mau yang sama." Litania menyela dengan wajah ceria.

"Big No, Litan." Chandra menggeleng disertai pelototan tajam. "Kamu masih kecil, minum muniman bersoda biasa aja."

Menahan rengekan, Litania rebahkan mukanya yang masam di meja bar dengan beralaskan lengan. Ia goyang-goyang kakinya yang menggantung karena kesal. Lagi-lagi Chandra menghalangi keinginannya. "Yaudah, deh. Aku mau ke toilet dulu," ujar Litania seraya angkat dari kursi bulat berkaki panjang yang terbuat dari stainless steel.

"Tau arah toiletnya?"

Berdengkus, Litania menjawab, "Aku tau." Tanpa menoleh. Sungguh, kekesalannya makin meninggi. Sesuatu yang ia inginkan selalu dihalangi.

Dasar pak tua egois, batin Litania. Ia entakkan kaki, melangkah menjauhi Chandra dengan rasa kesal yang membuncah di dada.

Tak berapa lama, sesosok pria berkemeja abu-abu dengan kacamata minus mendekat dan menepuk pundak Chandra. "Woi, ngapain manyun begitu?" tanyanya.

"Eh, elo, Wan. Kapan nyampe?"

"Barusan."

Menengok sekeliling, pria itu seperti mencari seseorang. "Kok sendrian? Bini lo mana?" tanyanya. Ia rebahkan pantat di kursi sebelah Chandra. Pria yang bernama lengkap Irwan Syahputra itu kemudian memesan minuman bersoda pada bartander yang ada di hadapan. "Litania mana?" tanyanya lagi. Ia buka kaleng berwarna merah dan menenggak sedikit isinya.

Mengembuskan napas panjang, Chandra hesap minuman beralkohol yang sudah tersedia. "Dia ke toilet."

"Eh, serius. Elo kenapa, sih? Kok kaya orang lagi bete gitu. Elo kesel ama gue?" tanya Irwan.

"Bukan elo, tapi ...." Chandra menggantung ucapan. Menatap serius Irwan yang juga sudah menungu kelanjutan katanya. "Udah, ah. Jangan dibahas. Males gue."

"Kenapa? Gak dapat jatah, ya?" goda Irwan.

Berdecak, Chandra kembali mengesap gelas tanpa menikmati. "Gue kesal, Wan. Nasib gue kok gini amat. Bisa-bisanya gue nikah ama anak kecil itu. Dan parahnya gue gak bisa nolak. Temen-temen sama rekan bisnis ngatain gue mulu," ucap Chandra setelah meletakkan gelas. Ia jambak rambut sendiri ke belakang. Menyalurkan rasa frustrasi yang kembali menghampiri.

"Emang kenapa? Masalah umur? Umur bukan hal besar. Cinta gak pandang usia, Bro."

"Cinta apaan. Gak ada cinta. Yang ada cuma tanggung jawab sama kekesalan gue. Serumah dengan dia bikin gue serasa ngasuh anak kecil tau gak. Semua gue tahan, dari emosi sampai ...." Lagi, Chandra memutus ucapan.

Tergelak, Irwan tau maksud ucapan yang tak selesai itu. Melihat wajah frustrasi Chandra pastilah tidak lain dan tidak bukan adalah masalah syahwat yang tak tersalurkan. "Serius belom dapat jatah?" tanya Irwan. Ada nada ejekan di ujung kalimatnya. Membuat Chandra kembali mendengkus kesal.

"Nasib gue sial banget. Kita udah sebulan nikah, tapi ya gitu, kaya ngasuh anak kecil. Dia gak tau masak, gak mau beberas rumah. Sukanya nonton drama Korea. Gue dikacangin mulu." Chandra menjeda omongannya sebentar, kemudian melanjutkan kata, "Mana dia hobinya nyiksa gue lagi. Elo tau gak. Dia tidur gak pake BH. Kan gila. Walaupun gak cinta ya tetap aja ada yang meronta," kesal Chandra. Dan lagi lagi direspon tawa nyaring dari Irwan.

"Dasar, bisa gak sih berenti ketawa." Chandra masih di mode kesal.

Kembali mengesap minumannya, Irwan mencoba menekan gelitikan yang tak kasatmata. Sungguh, baru kali ini ia melihat Chandra yang biasa tenang menjadi kacau hanya karena perempuan.

"Gini deh. Coba lo tanya diri lo sendiri. Elo itu nganggep sama perlakuin dia kaya apa? Kalo lo nganggep dia anak kecil, ya wajar dia bertingkah kaya gitu. Coba lo bicara hati ke hati. Udah terlanjur nikah juga. Kan sayang kalo gak diicip. Daun muda itu." Kembali, terdengar kekehan renyah dari bibir pria berkaca mata itu.

Memukul meja bar, Chandra sedikit naik pitam. "Sialan lo. Gue kagak cinta. Dia masih kecil, woi!"

Melibaskan tangan, Irwan menampik perkataan Chandra. "Ah, jan ngeles. Elo bilang kagak cinta, padahal cinta, 'kan? Elo pikir siapa yang lo bohongin, gue?" cecar Irwan.

Chandra terdiam. Sementara wajah masih terlihat masam

"Gue gak bisa lo bohongin, Chan. Kita temenan udah dari kecil. Gue tau, lo suka dia dari kuliah, 'kan?" lanjut Irwan lagi.

Serasa di tembak mati. Perkataan Irwan benar-benar membuat Chandra tak berkutik. Lagi-lagi ia tenggak minuman beralkoholnya hingga tak bersisa. Menekan rasa kesal yang semakin menjadi.

Mengulum senyuman, Irwan kembali mengulang kata, "Elo suka dia sejak dia kecil, 'kan?"

"Yang bener aja. Ya enggak lah. gue bukan predator."

"Ya, gue ngerti. Elo mati-matian menekan rasa suka elo itu. Makanya lo ampe bikin dia kesel dan pindah ke Jakarta. Gue tau semuanya, Chan. Tapi, itu 'kan dulu. Sekarang dia udah gede. Dia udah tumbuh jadi wanita cantik, dan tinggi. Jadi, elo bukan pedofil. Elo udah sah jadi laki dia. Wajarlah klo minta jatah," terang Irwan.

"Ah, sialan lo. Ngomong jangan asal, ya. Gue Chandra. Gue gak suka anak kecil. Apalagi Litania. Ngerti!" Chandra berucap penuh kekesalan. Mengingat masa lalu membuatnya kembali berang.

Namun tak lama, sorot mata menghujam Chandra teralihkan tatkala melihat dua orang sekuriti kelab tergopoh melewati mereka. "Ada apa, Pak?" tanya Chandra setelah sempat menahan seorang petugas keamanan yang berbaju hitam dan bertubuh tambun.

"Ada yang berantem di dekat toilet, Mas."

Pikiran Chandra langsung tertuju pada Litania. Dengan derap kaki terburu-buru ia masuk ke dalam toilet yang sudah ramai dikerumuni orang-orang. Dan benar adanya. Litania tengah berdiri dengan empat lelaki terkapar ke lantai. Ada yang tertimpa gulungan tisu, ada yang masuk ke dalam toilet dengan pintu yang rusak, ada yang berada di bawah westafel dan yang lebih parah lagi ada yang terjerembab di bawah kaki istrinya itu.

***

Maafken kalo lama baru up. Otornya sibuk bikin cerpen. Heheh. Mayan klo menang. Dapt kuota gaes. Doain biar menang, ya. 😊

Terpopuler

Comments

Aqila Nurul

Aqila Nurul

wah jgo bela diri si litan makin bucin ni

2023-05-20

0

Sulastry Hutabarat

Sulastry Hutabarat

Keren....keren....🤣🤣🤣🤣

2021-09-01

0

Anie Jung

Anie Jung

Litania jogoan oii keren, pintar beratem😊😊

2021-06-14

1

lihat semua
Episodes
1 Litania
2 kebohongan
3 Rencana Lita.
4 Pernikahan
5 Bang Kocan
6 Istri durhaka.
7 Apartemen.
8 CEO kere
9 Masa lalu
10 Chandra marah.
11 Chandra jumpalitan.
12 Rahasia Chandra
13 Kejutan yang bikin jantungan
14 Penculik.
15 Penguntit
16 Reno
17 Tragedi sebelum cinta bersemi lagi.
18 Pengumuman author
19 Rumah impian
20 Takut hamil
21 Litania minder
22 Litania goyah
23 Maaf, dan terima kasih.
24 Lita dan Leo
25 Anak.
26 Rahasia Chandra.
27 Rania.
28 Permintaan Rania.
29 Niat Litania.
30 Terbongkar
31 Biang kerok
32 Litania belum dewasa
33 Fabian.
34 Chandra egois
35 Hati Rania.
36 Litania masih ngambek
37 Trik kedua.
38 Pengakuan cinta Fabian.
39 Trik.
40 Usaha Chandra
41 Chandra ngambek
42 Balas membalas.
43 Jujur
44 Sita
45 Asisten
46 Albert
47 Firasat
48 Arjun
49 Hamil
50 Jakun keren dan tak keren
51 pengumuman.
52 aksi Litania.
53 Ara.
54 Kinar.
55 Kinar dan Arjun.
56 Lita dan Litania.
57 Hati ke hati. (Litania dan Rania)
58 Kelakuan Kinar.
59 Gak bisa makan cinta.
60 usaha Kinar.
61 balas dendam
62 Gadis keras kepala.
63 Litania oh Litania.
64 Ngebet.
65 Arkan.
66 Sandiwara Kinar.
67 Nostalgia
68 Alex, Arjun dan Arkan.
69 Kena batunya
70 Bianca dan Skala.
71 Cara menghibur Kinar.
72 Karena gunting.
73 Meluruskan.
74 Arkan dan Leo
75 Rencana.
76 penculikan
77 Aksi penyelamatan
78 Ceramah Litania.
79 Ceramah bagian ke 2
80 Menaklukkan.
81 perjanjian
82 Edward
83 Jumpalitan minta lubang.
84 Niat.
85 Bioskop
86 Kambing congek.
87 Alex.
88 Masih Alex
89 Kecolongan
90 Si Bekicot Botak
91 ciuman dan sentilan
92 Konspirasi.
93 Ariska.
94 Keberanian Ariska.
95 Ariska adalah pahlawan.
96 Kepercayaan.
97 Tawaran
98 Antisipasi.
99 Masang togel.
100 Gegara monyet.
101 Bucin
102 Ulang tahun
103 Perpisahan termanis
104 Ayah Kinar.
105 Ayah dan Anak.
106 Kembar
107 mesum
108 Jiwa pahlawan.
109 Salah paham
110 Menebus kesalahan.
111 Bertemu makhluk amazone.
112 Dendam terbalaskan.
113 Bukan pemain drama ikan terbang.
114 Drama mertua dan mantu.
115 Babbymoon
116 Sarimin pergi ke pasar.
117 Ninabobo si Albert.
118 Sita dan Lita.
119 Kebetulan atau kutukan.
120 Rio
121 Ghibahan Emak-emak.
122 Susu asli
123 Kehadiran si Endol.
124 Identitas si Endol.
125 Samsonwati galau
126 Kang Cilok KW
127 perubahan rencana.
128 Proses
129 Tobat.
130 Twins D.
131 Si kembar protes
132 cita-cita.
133 Siluman ular.
134 Kinar Comeback.
135 Masih Orisinil
136 Jujur
137 Cmimiw
138 Andil
139 Penjelasan.
140 Kepalang Basah.
141 Penengah
142 akal bulus yang tak mulus
143 Alasan.
144 Ekstrim.
145 kawin lari
146 hangat.
147 Masih ingin selimutan
148 Gadis ganjen
149 Bertemu demit.
150 Dendam masa lalu
151 Pasangan arogan.
152 lamaran ke dua.
153 Firasat
154 misi
155 Bukan emak biasa.
156 terhapus.
157 Ramalan
158 Butuh cokelat
159 Nostalgia hati.
160 Ending.
161 Ekstra part. Kinar & Arjun.
162 Ekstra part Kinar & Arjun (Aye-aye)
163 Ekstra part Kinar & Arjun. (Persiapan aye-aye)
164 Ektra part Kinar Arjun ( Gadis nakal)
165 Ekstra part Kinar Arjun (Bekicot botak berulah)
166 Ekstra part Kinar Arjun (move on dong)
167 Ekstra part Kinar Arjun (Masih ninu-ninu)
168 Ektra part Kinar Arjun (Hadiah)
169 Penutupan yang hot.
170 Pengumuman.
171 S2. Salah orang.
172 Fia si gadis barbar.
173 Sun.
174 Tercurah.
175 Monyet barbar makan pisang.
176 Si Cecep
177 Simalakama
178 Apes.
179 Jemawa
180 Apa itu cinta.
181 Fia.
182 Drama
183 Tertaut
184 Sakit.
185 Tembak
186 masalah dan majalah.
187 Tantangan
188 Keluarga Fia
189 Upah
190 Testing
191 Transfer ilmu.
192 Janji.
193 Terkutuk.
194 keajaiban dunia ke 8
195 Gagal
196 malam
197 Sandiwara.
198 Sisi lain dari Sisi
199 No bully bully.
200 Siapa dia.
201 Makan malam
202 Terjebak
203 Goda
204 Kontrak.
205 Ternyata oh ternyata.
206 Tersangka
207 Reno
208 Diculik
209 aksi
210 Selesai
211 Pembawa Sial
212 Tukang nguping
213 Peraturan baru
214 Gak peka.
215 cemburu
216 Emosi jiwa
217 Belum sadar.
218 Mengakui
219 Dua pria
220 Dua cinta
221 Pertarungan sengit
222 Campur tangan
223 Dua pilihan yang berat.
224 Menyelesaikan.
225 Bukan pelakor
226 Hati ke hati
227 Nilai
228 Mengagumi
229 Keahlian Si Badak Bercula Satu.
230 Rela.
231 Dunia Anya.
232 Kejutan
233 Menyelesaikan
234 Kegencet.
235 Sisi
236 Cinta
237 Dafan, Sisi, Anya.
238 Adu mobil.
239 Perubahan
240 Balas dendam
241 Cara
242 Sandiwara
243 Skak
244 Pesta.
245 Nini Thowok
246 lampu hijau
247 Shiren
248 Jalan
249 Jangan gigit.
250 Nah loh
251 Saingan
252 Siasat.
253 Terbalaskan
254 Kejujuran Ferry
255 Menggila
256 Kegep.
257 Sesi curhat.
258 Jebakan Batman.
259 Final.
260 Minta restu.
261 Muslihat gelay.
262 Lamaran.
263 Resepsi
264 Malam pertama.
265 Ninu-ninu terbaik.
266 Gerakan si pria dinding.
267 Sosor.
268 Ending
Episodes

Updated 268 Episodes

1
Litania
2
kebohongan
3
Rencana Lita.
4
Pernikahan
5
Bang Kocan
6
Istri durhaka.
7
Apartemen.
8
CEO kere
9
Masa lalu
10
Chandra marah.
11
Chandra jumpalitan.
12
Rahasia Chandra
13
Kejutan yang bikin jantungan
14
Penculik.
15
Penguntit
16
Reno
17
Tragedi sebelum cinta bersemi lagi.
18
Pengumuman author
19
Rumah impian
20
Takut hamil
21
Litania minder
22
Litania goyah
23
Maaf, dan terima kasih.
24
Lita dan Leo
25
Anak.
26
Rahasia Chandra.
27
Rania.
28
Permintaan Rania.
29
Niat Litania.
30
Terbongkar
31
Biang kerok
32
Litania belum dewasa
33
Fabian.
34
Chandra egois
35
Hati Rania.
36
Litania masih ngambek
37
Trik kedua.
38
Pengakuan cinta Fabian.
39
Trik.
40
Usaha Chandra
41
Chandra ngambek
42
Balas membalas.
43
Jujur
44
Sita
45
Asisten
46
Albert
47
Firasat
48
Arjun
49
Hamil
50
Jakun keren dan tak keren
51
pengumuman.
52
aksi Litania.
53
Ara.
54
Kinar.
55
Kinar dan Arjun.
56
Lita dan Litania.
57
Hati ke hati. (Litania dan Rania)
58
Kelakuan Kinar.
59
Gak bisa makan cinta.
60
usaha Kinar.
61
balas dendam
62
Gadis keras kepala.
63
Litania oh Litania.
64
Ngebet.
65
Arkan.
66
Sandiwara Kinar.
67
Nostalgia
68
Alex, Arjun dan Arkan.
69
Kena batunya
70
Bianca dan Skala.
71
Cara menghibur Kinar.
72
Karena gunting.
73
Meluruskan.
74
Arkan dan Leo
75
Rencana.
76
penculikan
77
Aksi penyelamatan
78
Ceramah Litania.
79
Ceramah bagian ke 2
80
Menaklukkan.
81
perjanjian
82
Edward
83
Jumpalitan minta lubang.
84
Niat.
85
Bioskop
86
Kambing congek.
87
Alex.
88
Masih Alex
89
Kecolongan
90
Si Bekicot Botak
91
ciuman dan sentilan
92
Konspirasi.
93
Ariska.
94
Keberanian Ariska.
95
Ariska adalah pahlawan.
96
Kepercayaan.
97
Tawaran
98
Antisipasi.
99
Masang togel.
100
Gegara monyet.
101
Bucin
102
Ulang tahun
103
Perpisahan termanis
104
Ayah Kinar.
105
Ayah dan Anak.
106
Kembar
107
mesum
108
Jiwa pahlawan.
109
Salah paham
110
Menebus kesalahan.
111
Bertemu makhluk amazone.
112
Dendam terbalaskan.
113
Bukan pemain drama ikan terbang.
114
Drama mertua dan mantu.
115
Babbymoon
116
Sarimin pergi ke pasar.
117
Ninabobo si Albert.
118
Sita dan Lita.
119
Kebetulan atau kutukan.
120
Rio
121
Ghibahan Emak-emak.
122
Susu asli
123
Kehadiran si Endol.
124
Identitas si Endol.
125
Samsonwati galau
126
Kang Cilok KW
127
perubahan rencana.
128
Proses
129
Tobat.
130
Twins D.
131
Si kembar protes
132
cita-cita.
133
Siluman ular.
134
Kinar Comeback.
135
Masih Orisinil
136
Jujur
137
Cmimiw
138
Andil
139
Penjelasan.
140
Kepalang Basah.
141
Penengah
142
akal bulus yang tak mulus
143
Alasan.
144
Ekstrim.
145
kawin lari
146
hangat.
147
Masih ingin selimutan
148
Gadis ganjen
149
Bertemu demit.
150
Dendam masa lalu
151
Pasangan arogan.
152
lamaran ke dua.
153
Firasat
154
misi
155
Bukan emak biasa.
156
terhapus.
157
Ramalan
158
Butuh cokelat
159
Nostalgia hati.
160
Ending.
161
Ekstra part. Kinar & Arjun.
162
Ekstra part Kinar & Arjun (Aye-aye)
163
Ekstra part Kinar & Arjun. (Persiapan aye-aye)
164
Ektra part Kinar Arjun ( Gadis nakal)
165
Ekstra part Kinar Arjun (Bekicot botak berulah)
166
Ekstra part Kinar Arjun (move on dong)
167
Ekstra part Kinar Arjun (Masih ninu-ninu)
168
Ektra part Kinar Arjun (Hadiah)
169
Penutupan yang hot.
170
Pengumuman.
171
S2. Salah orang.
172
Fia si gadis barbar.
173
Sun.
174
Tercurah.
175
Monyet barbar makan pisang.
176
Si Cecep
177
Simalakama
178
Apes.
179
Jemawa
180
Apa itu cinta.
181
Fia.
182
Drama
183
Tertaut
184
Sakit.
185
Tembak
186
masalah dan majalah.
187
Tantangan
188
Keluarga Fia
189
Upah
190
Testing
191
Transfer ilmu.
192
Janji.
193
Terkutuk.
194
keajaiban dunia ke 8
195
Gagal
196
malam
197
Sandiwara.
198
Sisi lain dari Sisi
199
No bully bully.
200
Siapa dia.
201
Makan malam
202
Terjebak
203
Goda
204
Kontrak.
205
Ternyata oh ternyata.
206
Tersangka
207
Reno
208
Diculik
209
aksi
210
Selesai
211
Pembawa Sial
212
Tukang nguping
213
Peraturan baru
214
Gak peka.
215
cemburu
216
Emosi jiwa
217
Belum sadar.
218
Mengakui
219
Dua pria
220
Dua cinta
221
Pertarungan sengit
222
Campur tangan
223
Dua pilihan yang berat.
224
Menyelesaikan.
225
Bukan pelakor
226
Hati ke hati
227
Nilai
228
Mengagumi
229
Keahlian Si Badak Bercula Satu.
230
Rela.
231
Dunia Anya.
232
Kejutan
233
Menyelesaikan
234
Kegencet.
235
Sisi
236
Cinta
237
Dafan, Sisi, Anya.
238
Adu mobil.
239
Perubahan
240
Balas dendam
241
Cara
242
Sandiwara
243
Skak
244
Pesta.
245
Nini Thowok
246
lampu hijau
247
Shiren
248
Jalan
249
Jangan gigit.
250
Nah loh
251
Saingan
252
Siasat.
253
Terbalaskan
254
Kejujuran Ferry
255
Menggila
256
Kegep.
257
Sesi curhat.
258
Jebakan Batman.
259
Final.
260
Minta restu.
261
Muslihat gelay.
262
Lamaran.
263
Resepsi
264
Malam pertama.
265
Ninu-ninu terbaik.
266
Gerakan si pria dinding.
267
Sosor.
268
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!