Gavin Pradana

Angin berhembus kencang, menerbangkan dedaunan tua yang sudah terlepas dari tangkainya.

Suara deru air sungai yang mengalir deras, menemani Nilam yang terduduk di atas bebatuan dengan memeluk kakinya yang terlipat.

Air mata masih setia mendampingi.

Mewakili segala kesedihannya, kesakitannya, dan kerapuhannya.

Aku ingin berlari sekencang-kencangnya.

Melepaskan segala beban berat yang begitu betah menemaniku.

Tapi aku tak mampu, kaki ini terlalu lemah untuk ku ajak berlari.

Ketika larut dalam kegundah gulanaannya, Nilam tersentak. Seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

Nilam menolehkan kepalanya.

"Didy," ucapnya melihat siapa yang telah membuyarkan lamunannya itu.

"Kamu sedang apa di sini?"

"Menangkap ikan." (Dalam gerakan bahasa isyarat)

"Oh, sudah dapat ikannya?" Nilam sudah sangat mengerti setiap gerakan tangan dan tubuh Didy.

"Sudah." Didy memperlihatkan tiga ekor ikan berukuran sedang yang sudah di ikatnya. Ia kemudian ikut mendudukan dirinya di samping Nilam. "Kakak sendiri sedang apa di sini?"

"Kamu pintar juga menangkap ikan." Nilam tersenyum. "Kakak hanya ingin ketenangan, Dy. Dan di sini tempat yang paling cocok."

" Ada apa dengan Kakak? Sepertinya Kakak habis menangis?"

"Tidak apa-apa, Dy. Kakak hanya sedang ingat seseorang."

"Siapa?"

"Dia teman kecil Kakak dulu."

"Laki-laki?"

Nilam mengangguk. " Dulu, umur Kakak masih 8 tahun, dan dia sudah berumur 11 tahun. Kami selalu bermain bersama disini, di tempat ini." Nilam tersenyum. Pikirannya beranjak mundur ke masa kecilnya yang indah.

"Dia tampan, Dy. Dia baik. Dia selalu menjaga Kakak. Bahkan, saat Kakak terjatuh dan menangis saat bermain, dia menghibur Kakak, lalu dia mengantar Kakak pulang dalam gendongannya. Manis sekali, bukan?" lanjut Nilam, tersenyum.

"Lalu, dimana dia sekarang?"

"Entahlah. Kakak tidak tahu, Dy. Semenjak M'bok Nah, pengasuhnya itu sakit-sakitan, dia di bawa kembali oleh orang tuanya ke kota. Sejak saat itu Kakak tidak pernah lagi bertemu dengannya."

"Kakak, kan, bisa bertanya pada pengasuhnya itu?"

Nilam menggelengkan kepalanya pelan.

"Mbok Nah sudah meninggal, tak lama setelah dia di jemput orang tuanya."

Nilam menundukkan kepalanya, meskipun sudah bertahun-tahun lamanya ia masih tetap tak bisa melupakan sosok sahabat kecilnya yang selalu melindunginya itu.

Didy mengangguk-ngangguk, ia sangat mengerti perasaan gadis yang sudah di anggapnya kakak itu.

Didy kemudian menarik lengan Nilam, mengajaknya bangkit.

"Kamu mau apa, Dy?" tanya Nilam sembari melangkah mengikuti kemana anak itu akan membawanya.

Tanpa aba-aba, Didy menarik Nilam tercebur ke sungai. Mengajaknya untuk berenang dan bermain air.

"Kamu nakal, ya...." Nilam tertawa lepas, sambil memberikan cipratan-cipratan air ke wajah Didy.

Mereka larut dalam keseruan yang di ciptakan Didy.

Aku akan selalu membuatmu tersenyum Kak Nilam. Kata Didy dalam hati.

***

Di Kota A

Sore hari, di atas lantai-6 bangunan sebuah perusahaan.

"Bagaimana hasil laporanmu tentang perkebunan teh itu, Ken?" tanya seorang pria muda berumur 25 tahunan yang terduduk di kursi kebesarannya. Dengan laptop yang masih menyala di hadapannya.

"Semuanya oke, Gav. Hasil daun teh nya berlimpah dan berkualitas sangat baik. Para pekerja di perkebunan itu, bekerja dengan sangat apik dan telaten," jawab Kenzie seadanya. Ia berada di sofa yang tersandar pada dinding kiri ruangan itu, sambil membolak-balik lembaran kertas di tangannya.

"Good. Lalu, kapan kita bisa memulai bekerja sama dengan pemilik perkebunan itu?" tanya pria yang di panggil Gav itu.

"Secepatnya aku akan kembali ke sana. Aku harus menyiapkan berkas-berkasnya terlebih dahulu secara terperinci."

"Oke. Oiya, Ken, Boleh aku tahu, apa nama daerah tempat perkebunan teh itu berada?"

"Kenapa, Gav? Apa kau ingin ikut aku ke sana? Disana tempatnya sangat indah. Aku jamin kau tidak akan menyesal." Kenzie bangkit menghampiri pria yang bernama lengkap Gavin Pradana itu. Kemudian duduk di kursi yang berseberangan dengannya.

"Oh, tidak, tidak. Kau saja yang urus semuanya, Ken."

"Kau yakin ? Kita bisa sekalian bersenang-senang di sana. Menikmati udara segar yang jauh dari hiruk-pikuk kota. Suasana desanya masih teduh dan sangat terawat. Ayolah, Gav ... sekali ini saja kau ikut aku bekerja di lapangan. Apa kau tidak bosan dengan suasana ruangan ini?"

" Tidak bisa, Ken. Meskipun aku bosan, aku tetap tidak akan ikut denganmu."

"Kenapa? Apa ada yang salah dengan penawaranku?"

"Tidak, tidak ada yang salah, Ken."

"Lalu?"

" Karena aku sudah memiliki sebuah tempat lain yang akan aku tuju, sebuah tempat yang sudah sangat lama tidak aku kunjungi." Mata Gavin menatap nyalang ke sembarang arah. "Aku rindu dia."

Kenzie menyipitkan matanya." Seorang gadis?" tanyanya kemudian.

Gavin menoleh ke arah wajah sahabat sekaligus tangan kanannya itu. Kemudian mengangguk. "Iya."

"Boleh aku tahu, seperti apa gadis itu? Sepertinya dari pancaran matamu, kau sangat merindukan dia."

Gavin menghempaskan punggungnya pada sandaran kursinya. Ia memejamkan matanya sejenak. "Aku sendiri tidak tahu, Ken."

"Maksudmu?" tanya Kenzie heran.

Gavin kembali menegakkan tubuhnya. "Sudah empat belas tahun lamanya, aku tidak bertemu dia."

Kenzie menampilkan ekspresi terkejutnya. "Wow, empat belas tahun? Apa aku tidak salah dengar?"

"Ya, selama itu." Gavin tersenyum kecut. "Tapi aku sangat yakin, dia pasti tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik."

"Darimana keyakinanmu itu datang, Gav?"

"Dari semua yang ada padanya."

"Tapi empat belas tahun itu bukanlah waktu yang singkat, Gav. Dulu saat terakhir kali kau bertemu dia, dia masih terlalu kecil untuk kau gambarkan kecantikannya pada masa sekarang. Dan Mungkin sekarang dia sudah bersuami. Atau kemungkinan terburuknya dia ...."

Gavin melirik wajah Kenzie sinis.

"Sudah mati maksudmu, Ken?"

"Emm ... mungkin saja, kan?"

"Tidak, Ken. Aku yakin dia masih hidup. Dan soal dia sudah menikah atau tidak, aku sama sekali tidak perduli. Aku tetap akan menemui dia apapun keadaannya."

Kenzie tersenyum. "Inilah yang aku kagumi darimu, Gav. Selalu teguh pada pendirianmu. Lalu, kapan rencananya kau akan mendatangi tempat itu, dan menemui dia?"

"Aku menginginkan secepatnya."

"Baiklah. Semoga membuahkan hasil. Dan yang terpenting ...." Kenzie menjeda ucapannya sesaat. "Semoga dia masih berada di tempat itu."

Gavin tersenyum. "Semoga." Ia menutup laptopnya. "Sudah sore, sebaiknya kita pulang, Ken."

"Tidak ada lembur?" tanya Kenzie.

Gavin menggeleng. " Aku sudah cukup lelah hari ini."

"Baiklah."

***

"Nilaaaammm...!!" teriak Murni dari kajauhan.

Nilam yang masih asyik bermain air bersama Didy di sungai itu, terperanjat kaget.

"Ya Tuhan, suara bibi Murni," gumam Nilam.

Mendengar nama Murni, Didy langsung beranjak, mengajak Nilam untuk segera menepi.

"Kakak pulang dulu, Dy."

Didy mengangguk. Isyarat lengannya mengatakan pada Nilam untuk berhati-hati.

Nilam mengangguk, kemudian bergegas naik menghampiri Murni yang semakin mendekat ke arahnya.

"Dasar anak tak tahu diri!"

Plaakkk!

Tamparan keras mendarat di pipi halus Nilam.

"Ampun, Bi. Ampun, maafkan aku."

Murni menarik keras rambut Nilam yang tergerai basah. " Bukankah tadi kau bilang, kau akan mencari pekerjaan ke pasar, hah? Lalu kenapa tiba-tiba kau berada di sini? Aku dan Hana sudah mencarimu mengelilingi seluruh pasar, kau tahu itu, hah?!!"

Nilam memegangi rambutnya dalam jambakan Murni.

" Ampun, Bi. Aku mohon, maafkan aku."

"Maaf, katamu? Sekarang ikut aku pulang!"

Murni melepaskan telapak tangannya dari rambut Nilam kasar. Ia berbalik badan, lalu melangkah menuju arah pulang.

Nilam mengikutinya dari belakang, dengan kelopak matanya yang mulai di genangi air, yang syarat akan kesedihan.

Setelah ini, apa lagi yang akan terjadi padaku?

Bersambung*....

Terpopuler

Comments

Lina Marlina

Lina Marlina

nilam kasian sekali sabar ya nilam
pasti semuanya akan indah pada waktunya

2022-09-08

0

H!@t>🌟😉 Rekà J♡R@

H!@t>🌟😉 Rekà J♡R@

Ow.. ow... semoga Gavin n Kenzie gak rebutan Nilam...hmmm

2021-08-18

0

Dewi Mudrika

Dewi Mudrika

kau kejam sungguh kejam hiks hiks😭😭😭

2021-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Ancaman Juragan Dahlan
3 Kenzie
4 Kembali ke rumah
5 Pelarian Danu
6 Gavin Pradana
7 Ketakutan
8 Terbebas
9 Tak terduga
10 Anak pungut
11 Sungai Kenangan
12 Oh, Nilam
13 Tiga Tempat Berbeda
14 Misteri makhluk menjijikkan
15 Seratus lima puluh ribu
16 Pengantar ayam potong
17 Oh, Gavin...
18 Rival
19 Melodi penawar resah
20 Rahasia mengejutkan
21 Luka berbalut duka
22 Mengalihkan duniaku
23 Hati Didy, Danu, Nilam & Gossiper
24 Damn it !!
25 Bertemu Kenzie
26 Kilah si penopeng
27 Oh Dahlan - Oh Sella
28 Terpaan kebingungan
29 Peri Kecil - Kuda putih
30 Wanita Sampah
31 Pulang
32 Romansa di pagi hari
33 Restu di dalam rapuh
34 Di balik lelap yang singkat
35 Bukan Dejavu
36 Tentang Sebuah Level
37 Pengusik Receh
38 Satu tepuk dua lalat
39 Tamparan iblis
40 Tunas Cinta Hana
41 Ketika bohong itu di butuhkan
42 Misi penyelamatan awal
43 Misi 2 - Berhasil
44 Kembali - Cara murahan
45 Ketika cinta menjadi obsesi
46 Misi lanjutan - Oh ... Anita
47 Seekor anak kucing
48 Menghadapi Pertemuan
49 Restu dan Penyesalan
50 Oh Danu - Cemburu
51 Patahan Hati Danu
52 Rumit dan Membingungkan
53 Tragedi tiga tahun silam.
54 Sang Tirani
55 Lebih dari cukup
56 Lagi - Kejutan dari Tuhan
57 Penikung elit
58 Barang Antik
59 Di Rumah Singgah
60 Kolam ikan - Misi terselubung Kenzie
61 Oh Mona ~~~
62 Oh Mona 2
63 Pertunangan - Dansa
64 Dendam dalam Cemas
65 Rhesus langka - Kritis
66 Rapuh sendirian
67 Labuhan yang sama
68 Boss Gesrek
69 Rumah baru untuk ...
70 Bom asap beracun
71 Sebuta cinta Anita
72 Pergolakkan Hati
73 Ketetapan hati
74 Nafsu dalam topeng dan tipu daya
75 Romansa di villa putih
76 Oohh Hana ....
77 Foto - Terlanjur terjatuh
78 Segenggam tekad
79 Pria Bodoh!
80 Dalam hantaman luka dan air mata
81 Segaris asa didalam lara
82 Lebih dari sekedar sakit
83 Gendam Siluman Tokek
84 Pengakuan ditengah badai
85 Gusar
86 Rencana pernikahan
87 Menunggu terbiasa
88 Rantai cinta yang berbelit
89 Pernikahan
90 Empat bulir air mata
91 Dua bulan yang menghancurkan
92 Dilema yang hakiki
93 Secarik surat undangan
94 Gadis narapidana
95 Dibalik kotak persegi
96 Ketika kenyataan menjawab
97 Mengubah arti cinta
98 Melodi hujan
99 Antara cinta dan bisikkan setan
100 Pergi dan mengalah tanpa syarat
101 Meneruskan yang tertunda
102 Frustasi akut
103 Seuntai tanya untuk kenyataan
104 Peran yang berbeda
105 Segaris takdir
106 Akhir pencarian
107 Sebentuk tanggung jawab
108 Hari pernikahan - Menghilang
109 Ancaman
110 Siapa Mona? tanya Nilam
111 Bisikkan kematian
112 Eksekusi
113 Sampai pada batasnya
114 Mustahil yang nyata
115 Di rumah sakit - Welcome 2021
116 Benci berteman Rindu
117 Dalam selimut yang sama
118 Wanita hamil - Alasan Kenzie
119 Interview
120 Jam makan siang
121 Ketika perasaan itu ....
122 Dialog Setan
123 Lagi-lagi Obsesi
124 Kejutan dipagi hari
125 Ancaman Nokalengkaleng
126 Sebuket Bunga Gerbera
127 Gadis pengantar pesan
128 Penjinak Peledak
129 BAGH BIGH BUGH
130 Ketika cinta berbalas
131 SAH
132 Oh, Cintaaaa....
133 Icik-icik ekhem - Bukan malam pertama
134 Honeymoon
135 KARENA CINTA
136 BACA JUGA !!
137 JURANG SKANDAL - TERBIT CETAK
Episodes

Updated 137 Episodes

1
PROLOG
2
Ancaman Juragan Dahlan
3
Kenzie
4
Kembali ke rumah
5
Pelarian Danu
6
Gavin Pradana
7
Ketakutan
8
Terbebas
9
Tak terduga
10
Anak pungut
11
Sungai Kenangan
12
Oh, Nilam
13
Tiga Tempat Berbeda
14
Misteri makhluk menjijikkan
15
Seratus lima puluh ribu
16
Pengantar ayam potong
17
Oh, Gavin...
18
Rival
19
Melodi penawar resah
20
Rahasia mengejutkan
21
Luka berbalut duka
22
Mengalihkan duniaku
23
Hati Didy, Danu, Nilam & Gossiper
24
Damn it !!
25
Bertemu Kenzie
26
Kilah si penopeng
27
Oh Dahlan - Oh Sella
28
Terpaan kebingungan
29
Peri Kecil - Kuda putih
30
Wanita Sampah
31
Pulang
32
Romansa di pagi hari
33
Restu di dalam rapuh
34
Di balik lelap yang singkat
35
Bukan Dejavu
36
Tentang Sebuah Level
37
Pengusik Receh
38
Satu tepuk dua lalat
39
Tamparan iblis
40
Tunas Cinta Hana
41
Ketika bohong itu di butuhkan
42
Misi penyelamatan awal
43
Misi 2 - Berhasil
44
Kembali - Cara murahan
45
Ketika cinta menjadi obsesi
46
Misi lanjutan - Oh ... Anita
47
Seekor anak kucing
48
Menghadapi Pertemuan
49
Restu dan Penyesalan
50
Oh Danu - Cemburu
51
Patahan Hati Danu
52
Rumit dan Membingungkan
53
Tragedi tiga tahun silam.
54
Sang Tirani
55
Lebih dari cukup
56
Lagi - Kejutan dari Tuhan
57
Penikung elit
58
Barang Antik
59
Di Rumah Singgah
60
Kolam ikan - Misi terselubung Kenzie
61
Oh Mona ~~~
62
Oh Mona 2
63
Pertunangan - Dansa
64
Dendam dalam Cemas
65
Rhesus langka - Kritis
66
Rapuh sendirian
67
Labuhan yang sama
68
Boss Gesrek
69
Rumah baru untuk ...
70
Bom asap beracun
71
Sebuta cinta Anita
72
Pergolakkan Hati
73
Ketetapan hati
74
Nafsu dalam topeng dan tipu daya
75
Romansa di villa putih
76
Oohh Hana ....
77
Foto - Terlanjur terjatuh
78
Segenggam tekad
79
Pria Bodoh!
80
Dalam hantaman luka dan air mata
81
Segaris asa didalam lara
82
Lebih dari sekedar sakit
83
Gendam Siluman Tokek
84
Pengakuan ditengah badai
85
Gusar
86
Rencana pernikahan
87
Menunggu terbiasa
88
Rantai cinta yang berbelit
89
Pernikahan
90
Empat bulir air mata
91
Dua bulan yang menghancurkan
92
Dilema yang hakiki
93
Secarik surat undangan
94
Gadis narapidana
95
Dibalik kotak persegi
96
Ketika kenyataan menjawab
97
Mengubah arti cinta
98
Melodi hujan
99
Antara cinta dan bisikkan setan
100
Pergi dan mengalah tanpa syarat
101
Meneruskan yang tertunda
102
Frustasi akut
103
Seuntai tanya untuk kenyataan
104
Peran yang berbeda
105
Segaris takdir
106
Akhir pencarian
107
Sebentuk tanggung jawab
108
Hari pernikahan - Menghilang
109
Ancaman
110
Siapa Mona? tanya Nilam
111
Bisikkan kematian
112
Eksekusi
113
Sampai pada batasnya
114
Mustahil yang nyata
115
Di rumah sakit - Welcome 2021
116
Benci berteman Rindu
117
Dalam selimut yang sama
118
Wanita hamil - Alasan Kenzie
119
Interview
120
Jam makan siang
121
Ketika perasaan itu ....
122
Dialog Setan
123
Lagi-lagi Obsesi
124
Kejutan dipagi hari
125
Ancaman Nokalengkaleng
126
Sebuket Bunga Gerbera
127
Gadis pengantar pesan
128
Penjinak Peledak
129
BAGH BIGH BUGH
130
Ketika cinta berbalas
131
SAH
132
Oh, Cintaaaa....
133
Icik-icik ekhem - Bukan malam pertama
134
Honeymoon
135
KARENA CINTA
136
BACA JUGA !!
137
JURANG SKANDAL - TERBIT CETAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!