Night 11: She(?) Come

Apa persiapannya sudah selesai"

"Semuanya sudah siap, aku juga sudah mengirim siswa Army kerumahnya. Jadi kita berangkat sekarang, Nath?"

"Apa kami bertiga harus ikut menjemputnya, Zha?" Tanya Julian

"Tidak, yang menjemputnya hanya aku dan tuan Li saja, kalian berdua tolong atur agar aku bisa bertemu dengan 'Sang Peramal'."

"Baiklah, tapi memakan waktu beberapa hari, soalnya itu dibawa Yurisdiksi Presiden." jawab Julian

"Ya tidak apa, dan satu hal lagi. JANGAN PANGGIL AKU DENGAN PANGGILAN NAMAKU YANG DULU, SEKARANG NAMAKU JUNIAN ARGHANTIA, INGAT ITU" teriakku

"Sejak ingatan masa lalu kalian dapatkan, sikap kalian langsung berubah total terhadapku. Syadim sekarang kamu itu Julian Andrew, yang selalu merasa kesal denganku, jadi jangan panggil aku Zhadya. Dan Edward, kamu sekarang bukan si kaku Rhondy, lalu jangan panggil aku Nathalia, termasuk kamu juga, Li Yan. Nanti ada waktunya untuk kalian bebas memanggil ku seperti masa lalu dulu, namun bukan sekarang."

"Hah, ya deh, Nona Junian Arghantia, si pembuat onar." balas Julian atas pernyataan ku tadi

"Sip, Tuan Julian. Yasudah deh, ayo berangkat, daripada banyak menghabiskan waktu lagi. Dan kalian berdua lebih baik segera urus pertemuannya"

>Aila POV<

Pagi yang seperti biasanya, sudah banyak dari mereka yang berlalu lalang memulai rutinitas harian mereka. Begitu juga di SMA 20, Nusa Indah, siswa-siswinya sudah mulai berdatangan memasuki kelas mereka.

Kelas 10-5

"Nggak kerasa ya, sudah hampir sebulan Jun pindah, dan melakukan kehebohan disini." ujar Sari

"Benar juga ya, gimana kabar tu anak. Aila, kamu nggak ada dapat kabar dari Jun." sambung Tari

"Nggak, mungkin jadwal belajarnya padat, kalian tahukan dia pindah kemana." tutur ku menjawab pertanyaan itu

"Haha... sekolah tempatnya orang elit dan monster otak" mereka langsung bergidik ngeri membayangkannya

"Tapi aku nggak nyangka kalau Jun sejenius itu, iya kan Ai, kamu nggak nyangkanya juga, kan?" ujar Lina

"Yang nggak aku sangka itu Jun langsung dijemput kepala sekolahnya, kalau masalah kejeniusan Jun, aku sudah tahu." jawabku sambil meluruskan tanganku diatas meja dan menempelkan kepalaku diatasnya

"Hehh, kamu sudah tahu." kaget mereka bertiga

"Karna kebiasaannya saat ujian, dia selalu menghitung point soal dulu baru dia mengisi soal yang sudah dia tandai, selebihnya dia asal atau mungkin tidak berniat untuk menjawabnya." jawabku

"Tapi, aku tak tahu IQ nya berapa saat itu. Sudahlah lebih baik kita bersiap belajar, ibunya sudah mau sampai di kelas." lanjutku

Mereka segera menuju kursi mereka dan memperbaiki posisi duduk mereka, kecuali Lina yang duduk di kursinya sendiri.

Tidak beberapa lama setelah aku bilang seperti itu, guru yang mengajar dikelas kami langsung membuka pintu kelas bertepatan dengan bel masuk sekolah.

"Kami tak pernah bosan melihat apa yang kamu ucapkan tepat sasaran, Ai." tutur Sari dan Lina mengangguk setuju

Aku hanya tersenyum masam mendengar penuturan mereka. Ibu Asri yang mengajar Sosiologi mulai mengeluarkan kata-kata bijaknya, kami, ya, hanya menjadi pendengar yang setia dan mencatat apa yang diucapkannya.

'Ya bu, kami tahu setiap kata yang ibu keluarkan saat ngajar itu penting, tapi tolonglah, masalah pribadi ibu jangan ibu bahas didalam pelajaran juga' gumamku menggerutui ibu Asri yang pasti setiap ngajar dia curhat

Aku mulai menenggelamkan kepalaku diatas meja sambil mencoret-coret bukuku mengisinya dengan kata curhatan ibu Asri.

Tidak lama aku melakukan itu, karena aku langsung bangkit dengan posisi duduk sempurna, aku langsung tertawa pelan dengan senyuman bersarang dibibirku. Pasti hal itu membuat Lina terkejut dengan sikapku yang langsung berubah 720° itu.

"Ai, ada apa sih, tadi kamu terlihat sangat lesu, sekarang duduk sempurna lalu tersenyum, ada apa sih." bisik Lina di dekatku

"Hehe, dia akan datang kesini." balasku dengan berbisik juga

"Dia? Jun maksud kamu?"

Aku hanya membalas dengan senyuman, dan tentunya wajah ceria juga ditunjukan Lina.

"Jika benar dia akan kesini, lalu ada urusan apa dia, bukannya sekolah itu sangat ketat, apalagi Jun masih baru disana."

"Entah, yang jelas aku ingin bertemu dengan dia nanti."

"Ya elah, bukan kamu aja kali yang ingin ketemu dengannya." timpal Tari yang mencondongkan tubuhnya kearah ku dan Lina

"Kami juga ingin ketemu dengan Jun." sambung Sari mendekatkan tubuhnya kemejaku

"Sudahlah, itu urusan nanti, yang jelas sekarang perhatiin ibu Asri tu, dari tadi dia melirik kesini." timpal Lina menghentikan obrolan kami

Kami kembali lagi menyimak apa yang ibu Asri itu bicarakan. Dua jam pelajaran ibu Asri sudah selesai, jam pelajaran yang selanjutnya juga sudah dimulai bahkan jam istirahat pertama sudah berlalu, selama waktu itu juga aku dan pastinya mereka bertiga menunggu kedatangan sahabatku, ya siapa lagi kalau bukan si Junian.

Ya, karna kami nggak ada melakukan kontak atau hanya sekedar chat-an, aku juga nggak mau ganggu waktu dia disana, jadi aku tak tahu pasti kapan dia akan kesini, tapi yang jelas dia akan kesini hari ini.

"Hah..." aku menghela nafas, menghilangkan sebagian rasa lelah dan bosanku

Entah kenapa hari ini aku sungguh tak bersemangat dalam mengikuti pelajaran, apalagi saat ini pelajaran bahasa inggris yang mengharuskan kami praktek dan menampilkan apa yang sudah disuruh.

Tok... tok...

"Permisi." ujar suara yang berat dengan ngebass itu setelah membuka pintu kelasku

Karenanya pelajaran dihentikan sejenak dan ya tentu saja mereka yang tampil juga ikut berhenti, kenapa? Karena orang yang mengetuk itu, jarang menampakan dirinya, sekali dia muncul pasti untuk memanggil seseorang.

Kami yang ada dikelas, termasuk guru yang mengajar pun ikut cemas dan juga penasaran. Kenapa tidak, kebanyakan siswa yang dipanggil adalah mereka yang kena masalah ataupun melanggar aturan sekolah.

"Ada apa pak, bapak mau mencari siapa." tutur guru itu sesopan mungkin

"Saya mencari siswi yang bernama Aila." jawabnya dengan wajah yang masih menyeramkan

Semua langsung memandang kearahku dengan tatapan yang kebingungan, sedangkan aku, yang namaku dipanggil, sontak panic dan cemas serta tak mengerti namaku dipanggil, aku tak tahu aturan sekolah yang mana yang aku langgar.

"Sa- saya Aila pak, ke- ke- kenapa bapak men-mencari saya." tuturku terbata-bata, ya kenapa tidak, aku sudah diselimuti rasa cemas duluan

"Kamu segera keruangan kepala sekolah, ada yang mencari kamu." tuturnya yang masih tetap sama, menyeramkan

"Ada yang ingin bertemu dengan saya." tuturku sambil berjalan kearah bapak Itu

Pikirku langsung menuju kearah Jun, saat mendengar ada yang mencariku, begitu juga dengan Lina, Sari dan Tari yang juga berpikir kalau Jun yang mencari aku, tapi kenapa harus diruang kepala, kenapa tidak langsung menemuiku saja. Ah, lebih baik pastikan aja dulu dengan bapak Itu.

"Apa yang mencari ku itu Junian, dari SMA Sky Heaven pak." ujarku sedikit berbisik

......................

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!