Suara Adzan Yang Indah

   Zara malah bengong ketika melihat penampilan Ar, saat ini yang sudah memakai baju koko dan sarung berwarna hitam.

   "Kenapa lo liatin gue kayak gitu? Tanya Ar dingin, tapi di dalam hatinya ia bertanya_tanya apa mungkin dia pake sarungnya salah? Padahal Ar sudah mengikuti tutorial yang ada di youtube, dan itu memakan waktu 1 jam.

Zara tidak menjawab apa_apa ia langsung menundukan wajahnya, karena saat ini jantungnya sudah tidak aman. Zara memutuskan untuk menyiapkan, makan malam saja.

     "Masyaallah sudah cocok kamu kalau seperti ini untuk jadi menantu abah" ledek Abah Fais, sambik menepuk bahu Ar. Dan Ar hanya bisa tersenyum dengan terpaksa, pasalnya ia tidak pernah menggunakan sarung dan baju koko lagi seperti ini. Terakhir kalinya ia berpakaian seperti ini, waktu ia masih duduk di sekolah dasar.

Sementara laki_laki di belakang Abah Fais sedang menatap datar kearah Ar, bukan hanya datar tapi tatapannya tidak bersahabat lagi.

     "Oh iya Ar, kenalkan ini Hanif dia sudah mengabdi sekitar 4 tahun di pondok. Untuk mengajar para santri, Hanif juga alumni di pondok pesantren ini" Ucap Abah Fais.

   "Dan Hanif kenalkan ini Arsenio, insyaallah minggu depan akan menikah dengan Zara... jelas Abah Fais yang membuat Hanif begitu terkejut, tapi ia berhasil menyembunyikan wajah syoknya.

   "Ar.. Ucap Ar mengulurkan tangan.

   "Hanif.. Jawab Hanif menjabat tangan Ar.

   "Yasudah Hanif, lebih baik kamu ikut saja kita makan malam sama Abah malam ini" Ajak Abah Fais.

   "Tidak apa_apa bah nanti Hanif makan bareng santri aja" Jawab Hanif.

    "Tidak biak menolak" Ucap Abah Fais, dan Hanif pun mengangguk dan pada akhirnya dia setuju untuk makan malam bersama.

Jika tidak ada Ar, mungkin Hanif akan merasa senang karena diajak makan malam bersama Abah Fais apalagi ada wanita pujaannya yaitu Zara.

    "Gak pokoknya Zara itu milik gue, hanya gue yang berhak menikah dengannya" gumam hanif dalam hati, sambil menatap Ar dengan tatapan tajamnya.

Ar sebenarnya sudah tau jika Hanif tidak menyukainya, tapi Ar santai saja toh dia juga tidak punya perasaan apa_apa sama Zara. Bahkan Ar sangat membenci Zara saat ini.. itulah yang ada dipikiran Ar.

    "Abah makannya sudah siap" Ucap Zara menghampiri Abah Fais.

   "Yasudah ayo kita makan malam Ar, Hanif" Ajak Abah Fais, Zara yang mendengar ucapan abahnya pun sedikit bingung. Tidak biasanya abahnya mengajak hanif, untuk makan malam bersama. Biasanya hanif akan makan malam bersama, dengan para ustad dan juga santri dipondok.

Zara pun tidak berniat bertanya, ia memilih untuk kemeja makan dahulu. Tidak lama Abah Fais, Ar dan hanif pun menyusul.

   "Neng pindah ke kursi Abah" pinta Abah Fais, dan Zara pun langsung pindah ke kursi utama. Sementara Abah Fais, duduk disamping Zara.

    "Masyaallah ini Zara yang massk? Tanya Hanif.

   "Iya Ustad... Jawab Zara tanpa menatap kearah hanif.

   "Sangat lezat" puji hanif berusaha mengambil hati Abah Fais dan Zara. Sementara Ar masa bodo dengan itu, ia hanya pokus makan saja walaupun memang ia akui masakan Zara memang enak. ( hanif kurang jauh mainnya, makannya semua gerak geriknya mudah ditebak )

   "Bagaimana Ar, masakan Zara? Tanya Abah Fais, yang melihat Ar hanya diam saja.

   "Enak kok bah, kan Ar sudah 3 kali makan masakan Zara. Sewaktu dirumah Ar juga Zara masak sama mama" Jawab Ar seolah memberi penjelasan pada hanif, Ar pun tersenyum tipis saat melihat raut muka hanif yang marah. ( Setidaknya Ar unggul 1 point, sepertinya hanif harus belajar dari Ar cara mengambil hati calon mertua )

Mendengar ucapan Ar barusan, membuat jantung Zara ingin lompat dari tempatnya. Ia belum pernah, merasakan ini sebelumnya.

Setelah selesai makan malam Zara langsung membereskan semuanya, Abah Fais mengajak hanif dan Ar mengobrol diruang tamu.

    "Hanif nanti Abah minta tolong sama kamu, untuk mempersiapkan pernikahan Zara. Dan untuk santriwati, tugaskan untuk dibagian konsumsi bersama para ustadzah" Ucap Abah Fais.

   "Baik kiyai" Jawab Hanif.

   "Ngomong_ngomong Ustad Ar lulusan pondok mana? Tanya Hanif.

   "Saya bukan Ustad... Jawab Ar singkat.

   "Wah ustad Ar ini sangat rendah hati sekali ya" Ucap Hanif dengan tatapan mengejek, sementara Ar tidak menjawab apa_apa.

"Besok subuh jadi muadzin sekaligus imam dimasjid, pondok pesantren mau kan ustad? Tanya Hanif yang dengan sengaja memancing Ar.

"Saya belum pernah menjadi imam" Jawab Ar.

"Tapi kalau mengumandangkan adzan bisa kan? Tanya Hanif sambil tersenyum tipis.

Ar tidak menjawab apa_apa, Abah Fais langsung menatap Hanif: "Sudah malam lebih baik kamu kembali kepondok, dan jangan lupa cek para santri. Pastikan semuanya tidak ada yang kelayapan diluar" Ucap Abah Fais.

"Dan besok Ar akan menjadi muadzin, Abah jadi imamnya" Sambung Abah Fais membuat Ar terkejut, sementara Hanif langsung mengepalkan tangannya. Niatnya ingin mempermalukan Ar, tapi kenapa Abah Fais malah membelannya.

"Yasudah kiyai, saya akan kembali ke pondok. "Assalamualaikum.. Pamit Hanif mencium punggung tangan Abah Fais.

"Walaikumsalam.. Jawab Abah Fais, dan Hanif langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Ar. Dan Ar tidak mempermasalahkan soal itu, dia gak perduli juga.

"Abah, tapi Ar gak bisa Adzan" Ucap Ar jujur dan ia pun menunduk karena malu.

"Tapi kamu pernah mendengar adzan kan? Tanya Abah Fais, dan Ar mengangguk.

"Yasudah tinggal kamu ikuti Ar, apa susahnya kalau tidak mencoba ya gak bakal bisa. Abah percaya, kamu pasti bisa.

"Tapi bah, Ar sudah jarang ibadah" Akhirnya Ar memberanikan diri untuk mengatakan hal itu.

"Usahakan sholat 5 waktu, maka semuanya akan Allah permudah" Ucap Abah Fais.

"Kalau gitu Abah masuk dulu untuk istirahat, kamu jangan tidur terlalu larut. Karena besok subuh kita akan sholat berjamaah" Sambung Abah Fais, kemudian ia langsung masuk kedalam dan menuju kamarnya.

"Kenapa Abah gak ngebatalin rencana pernikahan ini setelah gue ngomong jujur" Ucap Ar dalam hati, ia juga memutuskan untuk istirahat.

______

Subuh ini Ar sudah bersiap ia sedang menunggu Abah Fais, untuk berangkat ke masjid bersama Zara yang melihat Ar sedang duduk diruang tamu. Memakai baju koko dan juga sarung, ia langsung buru_buru masuk kamar mandi untung aja memakai cadar.

"Neng Abah ke masjid duluan" Ucap Abah Fais.

"Iya Abah duluan aja, Zara mau ambil air wudhu dulu nanti Zara bareng ustadzah yang lain" Jawab Zara.

Dan tidak ada jawaban lagi, sepertinya Abah Fais dan Ar sudah berangkat. Selsai berwudhu Zara lsngsung ke masjid, yang ada dipondok pesantren.

Zara langsung menuju saf khusus untuk wanita beribadah, dan rupanya disana sudah ramai oleh para ustadah dan para santriwati.

"Masyaallah Ustadzah Delisha kapan sampai? Tanya salah satu ustadzah, dan para santriwati langsung mencium punggung tangan Zara.

"Semalam baru sampai Ustadzah,.. Jawab Zara.

"Allahuakbar... Allahuakbar... Tiba\_tiba suara Adzan berkumandang.

"Masyaallah suara siapa ini? sangat indah dan merdu sekali, aku belum pernah mendengar suara seperti ini sebelumnya" Gumam Zara dalam hati.

"Masyaallah ini kan cowok yang kemarin" Ucap Santriwati yang mengintip dari celah lubang.

"Oh iya yang dari kota, yang dateng bareng kiyai"

"Udah ganteng, suara merdu banget semoga jodoh aku ya"

Para santriwati itu terus memuji, "Istighfar kalian" Ucap Ustadzah nuri menatap santriwati.

"Maaf Ustadzah" Jawab mereka barengan.

"Jadi ini suara Kak Ar, Ucap Zara bertanya_tanya dalam hati entah mengapa ada perasaan aneh dihatinya.

"Astagfirullah.. Astagfirullah... Zara buru\_buru beristigfar karena jantungnya saat ini berdegup kencang.

____Tbc____

Terpopuler

Comments

Mila Nugroho

Mila Nugroho

Bismillah,.. ketika di puji biasakan Masya Allooh atau Barakallahu Fiik supaya bisa menangkal Ain.
mungkin karna di pondok santri Wati sholat sebaik baiknya sesama santri Wati setahu saya karna sebaik baiknya perempuan sholat di rumah.

2025-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Zara
2 Calon Maba
3 Ospek
4 Hukuman
5 Modus Rully
6 Insiden Dilapangan Basket
7 Zara Dibawa Kerumah Sakit
8 Fakta Yang Terpendam
9 Perjodohan
10 Arsenio Bimbang
11 Demi Black Card
12 Ar Nginap Di Rumah Zara
13 Suara Adzan Yang Indah
14 Obsesi Hanif
15 Terbukti Ar Pelindung Zara
16 SAH!!!
17 Pengantin Baru yang Unik
18 Ketemu Mantan
19 Imam untuk Zara
20 Tanda hati
21 Sensi
22 Arsenio Terjatuh
23 Ketiduran
24 Mulai Penasaran
25 Merampas Hak Secara Paksa
26 Mulai Bucin
27 Kenapa Harus Ar, Za
28 Cintai Aku Karena Allah
29 Tiba_tiba Di Drop Out
30 Dirga Ikhlas
31 Cantik Sekali Menantu Papah
32 Dirga Mendatangi Tempat Kerja Adiba
33 Gaji Pertama
34 Wanita Penggoda
35 PMS
36 Hari Patah Hati Sedunia
37 Kebohongan Rosi
38 Sekertaris Gatel
39 Sensitif
40 Istri Sah VS Sekertaris
41 Muka Tembok
42 Sintya Mendorong Zara
43 Sintya Memeluk Ar
44 Manipulatif
45 Pura Pura Pingsan
46 Calon Istri
47 Gara-gara Seblak
48 Ada Apa Dengan Zara
49 Happiness
50 Telur Gulung
51 Rekaman CCTV
52 Kehilangan Akal
53 Pijit
54 Menyenangkan Suami
55 Habis Ninu Ninu
56 Di Culik
57 My Wife
58 Sold Out
59 Gagal unboxing
60 Istri Lo Sakit
61 Kejutan
62 Insiden
63 Runtuhnya Dunia Ar Dan Zara
64 Sabar dan Ikhlas
65 Kalian Berdua Pacaran
66 Kelakuan Bejat Hanif
67 Di usir
68 Penyesalan
69 Seperti Jalang Lo
70 Vidio Call Bella
71 Couple Goals
72 Hanya Menjadi Pemuas Nafsu
73 Berhasil Mendapat Barang Bukti
74 Pertolongan Untuk Mira
75 Balasan Untuk Hanif
76 Ar junior part 2
77 Kabar Kematian Hanif
78 Nunggu Masa Iddah
79 Jaga Jarak
80 Bukan Mahram
81 Jauh Lebih hot
82 Kemenangan Mars B-Ball
83 Setelah Lo Mutusin Gue
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Zara
2
Calon Maba
3
Ospek
4
Hukuman
5
Modus Rully
6
Insiden Dilapangan Basket
7
Zara Dibawa Kerumah Sakit
8
Fakta Yang Terpendam
9
Perjodohan
10
Arsenio Bimbang
11
Demi Black Card
12
Ar Nginap Di Rumah Zara
13
Suara Adzan Yang Indah
14
Obsesi Hanif
15
Terbukti Ar Pelindung Zara
16
SAH!!!
17
Pengantin Baru yang Unik
18
Ketemu Mantan
19
Imam untuk Zara
20
Tanda hati
21
Sensi
22
Arsenio Terjatuh
23
Ketiduran
24
Mulai Penasaran
25
Merampas Hak Secara Paksa
26
Mulai Bucin
27
Kenapa Harus Ar, Za
28
Cintai Aku Karena Allah
29
Tiba_tiba Di Drop Out
30
Dirga Ikhlas
31
Cantik Sekali Menantu Papah
32
Dirga Mendatangi Tempat Kerja Adiba
33
Gaji Pertama
34
Wanita Penggoda
35
PMS
36
Hari Patah Hati Sedunia
37
Kebohongan Rosi
38
Sekertaris Gatel
39
Sensitif
40
Istri Sah VS Sekertaris
41
Muka Tembok
42
Sintya Mendorong Zara
43
Sintya Memeluk Ar
44
Manipulatif
45
Pura Pura Pingsan
46
Calon Istri
47
Gara-gara Seblak
48
Ada Apa Dengan Zara
49
Happiness
50
Telur Gulung
51
Rekaman CCTV
52
Kehilangan Akal
53
Pijit
54
Menyenangkan Suami
55
Habis Ninu Ninu
56
Di Culik
57
My Wife
58
Sold Out
59
Gagal unboxing
60
Istri Lo Sakit
61
Kejutan
62
Insiden
63
Runtuhnya Dunia Ar Dan Zara
64
Sabar dan Ikhlas
65
Kalian Berdua Pacaran
66
Kelakuan Bejat Hanif
67
Di usir
68
Penyesalan
69
Seperti Jalang Lo
70
Vidio Call Bella
71
Couple Goals
72
Hanya Menjadi Pemuas Nafsu
73
Berhasil Mendapat Barang Bukti
74
Pertolongan Untuk Mira
75
Balasan Untuk Hanif
76
Ar junior part 2
77
Kabar Kematian Hanif
78
Nunggu Masa Iddah
79
Jaga Jarak
80
Bukan Mahram
81
Jauh Lebih hot
82
Kemenangan Mars B-Ball
83
Setelah Lo Mutusin Gue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!