Bab 19 ~ Perjumpaan kedua dengan Marcel

"Aku butuh penjelasan tentang ini!" dia menatapku lekat mencari jawaban dari wajahku

Aku menatapnya sebentar memastikan apakah masih ada kemarahan

"Aku kecelakaan" Suaraku pelan

Keningnya mengernyit, dan menatapku lama. Seakan sedang menelan kemarahan.

"Tidak ada laporan dari Dhuha mengenai kejadian itu" jawabnya

"A-aku, ngga naik mobil mas Dhuha, Tuan" cicitku

"Kenapa?" tanyanya dengan suara dingin

"Ga apa-apa"

Hening lama, tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari wajahku, mengunci wajahku. Aku tak berkutik seperti buruan yang sudah dibidik menunggu peluru melesat ke arahku.

"Sekarang apa maumu?"

"m-mauku? Maksudnya apa?" aku bingung harus jawab apa

"kamu tidak membutuhkan penjagaan dariku, artinya kamu butuh kebebasan, bukan?"

"aku hanya ingin berjalan sesuai kontrak, tolong jangan berlebihan terhadapku. Setelah kalian menikah kita akan selesai bukan? Dan kita akan jadi orang asing." aku mengatakannya dengan wajah tertunduk, menyembunyikan airmataku yang mengembun di pelupuk mata

Kembali hening.

Kudengar dia menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan

"Oke! Baiklah kalau begitu."

"Besok aku berangkat ke Surabaya, pelatihan Skydiving selama tiga bulan. Katakan itu pada orangtuaku"

"he-um" jawabku

Dia berdiri lama di depanku tapi aku tidak berani menatapnya, tubuhku kaku menunggu apa yang akan dia lakukan. Akhirnya dia meninggalkanku pergi ke kamarnya. Aku baru bisa bernapas lega, sendi-sendi yang tadi tegang bisa kurenggangkan.

*****

POV MARCELINO

Aku tak tahu apa yang terjadi padaku hari ini, undangan penting dari universitas terkemuka bisa aku abaikan. Aku seharusnya meminta asistenku menghandle urusan di rumah sakit demi memenuhi undangan itu tapi aku lebih memilih mengurusnya sendiri.

Gadis itu seakan mempunyai magnet yang kuat, aku selalu ingin di dekatnya. Menunggu dia terbangun selama tiga jam. Itu bukan kebiasaanku. Aku paling benci aroma rumah sakit, karena mengingatkanku pada Larisa dan George.

Saat dia bersuara, entah kenapa hatiku bergetar. Suaranya lembut, lembut sekali. Saat tangisannya pecah, ingin kuberkata :

"I have a big hug waiting for you. Anytime you need one"

Tapi bibirku berkhianat malah menggodanya yang mungkin membuat dia ilfeel. Manik matanya yang hitam membuat hatiku berdesir.

"The first impression of seeing you interestingly, as though the time has halted. My eyes can only see you".

'Love is when you look into someones eyes and see everything you need''

Kupikir ini hanya pertemuan biasa, tapi melihatnya hilang dari pandangan hatiku gelisah. Aku mencarinya seperti orang gila. Hampir seluruh ruangan kampus aku jelajahi hingga malam, berharap dia masih disana. Aku kehilangan jejak.

Sialnya aku tidak tahu namanya, pertemuan tadi aku belum sempat menanyakan namanya dengan serius. Terlanjur hanyut dengan perasaan yang baru aku rasakan selama hidup.

"Is this falling in love?" Gumamku sambil meraba dada kiri yang terasa di remas saat aku tidak menemukannya

******

POV HAFIZ

Kupikir bisa meluluhkan hatimu dengan perhatian yang kulakukan secara diam-diam. Aku ingin kamu bergantung kepadaku, selamanya. Tapi kamu selalu punya cara menolaknya. Kita semakin berjarak. Sometimes I can't see myself when I'm with you, Cindra

Dari ratusan jiwa yang hadir di Balairung hanya kamu yang aku cari, hampir kukerahkan seluruh bawahanku untuk mencarimu. Mereka tidak menemukanmu.

Tiba-tiba melihatmu berjalan ke tribun dengan seorang pria, lagi-lagi aku terbakar cemburu. Belakangan aku ketahui pria itu adalah partner Bisnisku. Pikiranku kacau, dimana kamu bertemu dengannya, apakah kalian sudah mengenal lama? Dimana? setahuku selama di Jakarta kamu tidak pernah kemana-mana. Kecuali di rumah dan belanja ke pasar, itupun tidak pernah luput dari pengawasan anak buahku.

Melampiaskan amarah padamu hanya menyakitiku, melihat dia ketakutan dengan tubuhnya gemetar, dan suara lembutnya nyaris tidak terdengar seperti menampar wajahku sendiri berkali-kali.

Aku kehabisan kata-kata saat kamu ingin semua berjalan sesuai kontrak dan menegaskan kita akan menjadi orang asing kemudian hari. Saat itu juga ingin kurobek surat perjanjian pernikahan kontrak kita. Agar bisa kukikis jarak.

Aku berdiri lama di hadapanmu yang masih terduduk kaku di sofa, ingin kukatakan dengan lantang

"I'm sorry I love you"

"I'm sorry I'm Jealous"

"Ayo kita mulai dari awal, lupakan kontrak laknat yang telah kubuat"

Tapi lidahku kaku, sekelebat bayangan Ranty menginterupsi dan menggoyahkan keberanianku.

Bolehkah aku egois sekali ini saja, aku ingin memiliki kalian berdua.

*******

Bunyi notif chat masuk pada aplikasi hijau

'Lama tak jumpa, apakah kamu tidak berniat menemui 'Suhu'mu? Aku di jakarta.'

'Wahh..benarkah dok? Dokter dimana'

'Aku di klinik permata Medika, Ayo kita bertemu'

share lokasi

'Baik dok, pulang kuliah aku kesana. Tunggu ya'

Percakapan chat antara Cindra dan dokter Arga

Tok tok tok

"Selamat sore dok, bolehkan aku masuk?" dengan wajah sumringah Cindra berdiri di pintu ruangan praktek dokter Arga

"Hai, ayo sini masuklah"

"Bagaimana kuliahmu?ada kendala?"

"lancar dok, sejauh ini tidak ada kendala. Baru jalan tiga bulan kuliahnya dok hehehe"

"Aku yakin kamu mudah menyesuaikan di lingkungan manapun"

"Sepertinya begitu dok" Cindra tersenyum

Tok tok tok

"Dokter ada tuan Marcel di ruang tunggu" seorang perawat menginterupsi obrolan Cindra dan Arga

"Suruh masuk saja"

"Dok, apakah aku menggangu? Kalau dokter sibuk aku kembali lagi nanti" pinta Cindra

"Owh tidak mengganggu sama sekali justru aku ingin memperkenalkan kamu dengan anak dari calon pasien barumu"

"Baiklah dok"

"Sore Arga" sebuah suara bariton dari arah pintu

"Hallo Cel, masuklah!"

Cindra menoleh ke arah pintu. Matanya melebar dengan wajah berbinar setelah mengetahui siapa yang hadir di ambang pintu

Begitu juga Marcel terpaku melihat gadis yang selama ini ia cari

'Oh Lord! Terima kasih untuk pertemuan ini'' gumam Marcel

"Cel masuklah, kenapa diam disitu!" pinta Arga

"ah iya.." Marcel mengusap belakang lehernya menutupi gugup

"Cel, kenalkan ini Cindra murid terbaikku. Cindra ini Marcel sahabatku"

"Cindra" dia mengulurkan tangan

"Marcelino! ini pertemuan kedua kita Cindra" Marcel menjabat jemari Cindra

"Waahh kebetulan apa ini, kalian sudah saling mengenal?" tanya Arga

"Ada suatu kejadian beberapa bulan lalu, tapi aku belum sempat menanyakan namanya" jawab Marcel masih dengan tatapan hangat ke arah Cindra.

Cindra yang mendapatkan tatapan hangat dari Marcel hanya bisa menunduk, dia merasakan pipinya seakan memberi signal bahwa hatinya berbunga-bunga

"Oke kalau begitu langsung aku jelaskan saja. Cindra, mama Marcel belum lama ini kena stroke. Beliau memerlukan terapi akupunktur. Karena jadwalku di jakarta dalam satu bulan hanya 2 kali. Aku tidak bisa melakukan terapi intensif. Aku percayakan pengobatan terapi mama Marcel padamu"

"dokter percaya padaku?" tanya cindra masih tak percaya karena ini akan menjadi pasien pertamanya di Jakarta

"he-um" dokter Arga meyakinkan

"bagaimana Marcel?" tanya dokter Arga pada Marcel

"Aku percayakan semua padamu Arga, aku berharap yang terbaik untuk mamaku" Marcel menyetujui

"kapan bisa dimulai, Cindra?"tanya Marcel

Cindra melirik dokter Arga

"jadwal menyesuaikan waktu senggang kamu Cindra, bay the way Marcel, Cindra ini masih kuliah, you know?!"

"I know, no problem!"

"mm..dokter Arga bisakah pertemuan pertama kali dengan mama pak Marcel anda mendampingiku dulu? Ini akan jadi pengalamanku yang pertama setelah 6 bulan tidak melayani pasien" tanya Cindra kuatir tidak bisa memberi pelayanan yang terbaik

"mengapa aku lihat kali ini kamu gugup Cindra?" tanya dokter Arga

"please dokter.." dengan menangkupkan tangan di dadanya

'menggemaskan sekali tingkahnya' batin Marcel melihat Cindra memohon pada Arga

"Baiklah Cindra, lusa kita ke rumah Marcel, apakah kamu bisa? Karena setelah itu aku bertugas di Surabaya menangani keponakan Marcel"

"Bisa dok" Cindra tersenyum

"Baiklah aku pamit dok, sampai bertemu lusa" pamitnya dengan menjabat tangan dokter Arga

dan ketika mengulurkan tangan ke Marcel, Marcel berdiri.

"Aku antar kamu pulang, Cin" Marcel tersenyum

"tidak perlu repot pak, saya bisa pulang naik Transjakarta" tolak Cindra

"Saya sangat kecewa jika anda menolaknya" Marcel terus menatap Cindra

"Pulanglah dengan Marcel Cindra, kamu tak perlu kuatir dia sudah jinak" dokter Arga mengedipkan mata

"hahaha!!" Marcel tertawa sambil menggelengkan kepala karena jawaban sahabatnya

"Baiklah"

'ngobrol bertiga aja aku panas dingin deket pak Marcel apalagi nanti di dalam mobil hanya berdua' batin Cindra

"Dimana rumahmu, cin?!" Tanya Marcel setelah mereka sudah di dalam mobil

"Di Dharmawangsa pak"

"Cin, bisakah kamu tidak memanggil saya pak, aku merasa sudah tua sekali" pinta Marcel

"mm..apa ya? Om?" tanya

"Are you kidding?!" Marcel menarik bibirnya keatas

"Abang? Kaka? Mas? Bro? Daddy?" Cindra semakin meledeknya

"Coba kamu sebutkan satu persatu biar aku dengar mana yang cocok dengan suaramu" Marcel mengedipkan mata

"Mas.." Marcel menggeleng

"kaka..ka" menggeleng lagi

"Bro!" Marcel menggeleng dengan mengernyitkan hidung

"Abang" sambil memiringkan kepalanya lantas berpikir

"Qīn aide, qīn?" tanya Cindra ragu

"Yes mei-mei" jawab Marcel sambil tersenyum manis

Seketika wajah Cindra meredup, dia menunduk teringat akan seseorang yang hingga kita tidak ada kabar.

Marcel melirik sebentar ke sebelahnya sambil fokus mengemudi

"Hey, kenapa kamu tiba-tiba sedih?" "Cindra?"

"Hikss..hiikkss..hiikkss.." tangisnya pecah

"ohoho..apakah ada kata-kataku yang menyinggungmu?" Marcel panik

"ga apa-apa pak, aku hanya kangen seseorang. Dia sering memanggilku Meimei, honey, mi amor" Cindra menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya

"your ex-?" tanyanya menyelidik

Cindra menggeleng

"Kakamu? Atau keluargamu?"

Lagi-lagi Cindra menggeleng

"Lalu?"

"Sahabat rasa pacar" jawab ya polos

"Hahahaha" Marcel tergelak

"Berapa umur kamu, Cin?" tanyanya

"tahun ini 18 tahun" jawab Cindra malu-malu

"Pantas saja, apakah pria itu lebih tua darimu?"

"dia teman sekolahku"

"I see" Marcel tersenyum tipis

"terserah kamu mau memanggilku apa, asal jangan bapak dan om, ok?" Marcel melirik gadis di sebelahnya dan cindra hanya mengangguk

Mobil yang Marcel kendarai sudah memasuki wilayah Dharmawangsa, dan Cindra mengarahkan alamat tujuan. Hingga sampailah mereka di depan gerbang rumah mewah.

"Kamu tinggal di sini? Ini rumah orangtuamu?"

"Rumah anak pakde-ku"

"Owhh..sebentar diam ditempat aku akan bukakan pintu untukmu"

Marcel keluar mobil kemudian memutar untuk membukakan pintu penumpang

"Terima kasih ka sudah diantar, tapi mohon maaf tidak bisa mengajakmu ke dalam" pamit Cindra

"Tidak masalah, Cin. Aku cukup disini saja. Sampai jumpa lagi lusa" Marcel mengusap pucuk kepala Cindra dengan gemas.

"Masuklah!"

Cindra mengangguk. Marcel menatap kepergiannya hingga punggung mungilnya menghilang di balik pintu

'Rumahnya semewah ini, artinya dia bukan dari keluarga biasa. Tapi gadis itu sangat sederhana dalam segala hal. Dan pesona itulah yang menjerat hatiku' gumam Marcel

Cindra kalau kamu tau ponakan Marcel di Surabaya adalah Gege, apakah kamu lebih memilih merawat Gege..?

Gimana pemirsa..🩷🩷

Episodes
1 Bab I _ Hafiz Zaelani
2 Bab II ~Cindra Saraswati
3 Bab III Cin, kamu cinta pertamaku!
4 Bab IV ~ Sebuah Persetujuan
5 BAB V _Terapis
6 Bab VI _Hafiz dan Ranty
7 Bab VII _ Ranty kembali berulah
8 Bab VIII ~Hafiz Junior Menggeliat
9 Bab 9 ~Hari Patah Hati
10 Bab 10 _ Pernikahan
11 Bab 11 ~Perjanjian Nikah Kontrak
12 Bab 12 ~Laki-laki Freezer
13 Bab 13 ~George Yang Tak Berdaya
14 Bab 14 ~Pertemuan Istri dan Calon istri
15 Bab 15 ~
16 Bab 16 ~
17 Bab 17 ~ Mulai Ke kampus
18 Bab 18 ~Pertemuan dengan Marcelino (Uncle Marcel)
19 Bab 19 ~ Perjumpaan kedua dengan Marcel
20 Bab 20 ~DM Tentara Tamvan
21 Bab 21 ~ Cindra Bagai katak dalam tempurung
22 Bab 22 ~Nyanyi Potong bebek angsa
23 Bab 23 ~ Kado istimewa untuk Mama
24 Bab 24 ~Mencuri Ciuman Perawan
25 Bab 25 ~I really love you
26 Bab 26 ~ Kumpul letting
27 Bab 27~ Scandal Ranty
28 Bab 28 ~ Kehilangan Jejak
29 Bab 29 ~ Aku Masih Virgin
30 Bab 30~ Perasaan yang sama
31 Bab 31 ~ Follow akun Ayang
32 Bab 33~ Ranty
33 Bab 32 POV
34 Bab 34
35 Bab 35 Amarah Aaron
36 Bab 36 ~
37 Bab 37~ Tanda merah
38 Bab 38~ Ujian percintaan
39 Bab 39 ~ Selingkuh dan Pelakor?
40 Bab 40~Perlakuan Romantis
41 Bab 41~Mabuk
42 Bab 42~ Kecewa
43 Bab 43~ Hobi music yang sama
44 Bab 44~ Bermalam di kapal
45 Bab 45 ~ Bibir digigit ponsel
46 Bab 46 ~ Matt shadow Kearifan lokal
47 Bab 47~ Kekecewaan Gege
48 Bab 48~ He's a good kisser
49 Bab 49~ Pertemuan dengan Gege
50 Bab 50~ Desahan istri kontrakku
51 Bab 51~ Phillophobia
52 Bab 52~ Mari sembuh bersama
53 Bab 53~ Cemburu
54 Bab 54~ So, What if I Never Hold You?
55 Bab 55~ Malam pertama
56 Bab 56~ Firasat
57 Bab 57 ~Lembah sunyi
58 Bab 58~ Profil Lumba-lumba
59 59~ George Ultah
60 Bab 60~ Trauma baru
61 Bab 61~ Mati Rasa ;
62 Bab 62~ Jodoh Untuk Paman
63 Bab 63~ Ahli waris
64 Bab 64~ Nasgor VS Mekdi
65 Bab 65~ Masa 'Naik'
66 Bab 66~ Cemburu 2
67 Bab 67~ A Little Piece To Heaven
68 Bab 68~ Semua Rasa
69 Bab 69~Membencimu
70 Bab 70~ Mencoba Sentuhan
71 Bab 71~ Ngidam
72 Bab 72~ "Iya! Dia Hamil!!
73 Bab 73~ Unboxing
74 Bab 74~ Galau
75 Bab 75~ Lamaran
76 Bab 76~ Melahirkan
77 Bab 77~ Dia bukan anakku!
78 Bab 78~ Kalila Prameswari
79 Bab 79~Ikut Kegiatan ibu prajurit
80 PENGUMUMAN NOVEL BARU
81 Bab 80~Bermain dengan Pipi Marcel
82 Bab 81~Kegelisahan Kalila
83 Bab 82~ Tarian Hujan di Oklahoma
84 Bab 83~ Bertemu Bu Amanda
85 Bab 84~ Rahasia yang terbongkar
86 Bab 85~ Deep Talk
87 Bab 86~
88 Bab 87~ Wisata Kenangan
89 Bab 88~ Pukulan sayang dari anakku
90 Bab 89~ Ah rah besk (Arabesque)~Odette
91 Bab 91~ Sebuah Pesan; I'll always miss you"
92 Bab 92~Perpisahan
93 Bab 93~ Marcel-Kalila
94 Bab 94~ Papa dan pipi sedang berjuang
95 Bab 95~ Kabar Duka
96 Bab 96~ Failed Missions
97 Bab 97~ Kerinduan Mendalam
98 Bab 98~ Terjebak
99 Bab 99~ Rencana Penjemputan
100 Bab 100~ DRAMA PENJEMPUTAN
101 Bab 101~ 'Baikan' dengan Marcel
102 Bab 102~ Kembali padamu
103 Bab 103~ Episode Terakhir
104 Extra Part 1_Nonton Konser BTS
105 Extra Part 2_ POV Marcelino
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab I _ Hafiz Zaelani
2
Bab II ~Cindra Saraswati
3
Bab III Cin, kamu cinta pertamaku!
4
Bab IV ~ Sebuah Persetujuan
5
BAB V _Terapis
6
Bab VI _Hafiz dan Ranty
7
Bab VII _ Ranty kembali berulah
8
Bab VIII ~Hafiz Junior Menggeliat
9
Bab 9 ~Hari Patah Hati
10
Bab 10 _ Pernikahan
11
Bab 11 ~Perjanjian Nikah Kontrak
12
Bab 12 ~Laki-laki Freezer
13
Bab 13 ~George Yang Tak Berdaya
14
Bab 14 ~Pertemuan Istri dan Calon istri
15
Bab 15 ~
16
Bab 16 ~
17
Bab 17 ~ Mulai Ke kampus
18
Bab 18 ~Pertemuan dengan Marcelino (Uncle Marcel)
19
Bab 19 ~ Perjumpaan kedua dengan Marcel
20
Bab 20 ~DM Tentara Tamvan
21
Bab 21 ~ Cindra Bagai katak dalam tempurung
22
Bab 22 ~Nyanyi Potong bebek angsa
23
Bab 23 ~ Kado istimewa untuk Mama
24
Bab 24 ~Mencuri Ciuman Perawan
25
Bab 25 ~I really love you
26
Bab 26 ~ Kumpul letting
27
Bab 27~ Scandal Ranty
28
Bab 28 ~ Kehilangan Jejak
29
Bab 29 ~ Aku Masih Virgin
30
Bab 30~ Perasaan yang sama
31
Bab 31 ~ Follow akun Ayang
32
Bab 33~ Ranty
33
Bab 32 POV
34
Bab 34
35
Bab 35 Amarah Aaron
36
Bab 36 ~
37
Bab 37~ Tanda merah
38
Bab 38~ Ujian percintaan
39
Bab 39 ~ Selingkuh dan Pelakor?
40
Bab 40~Perlakuan Romantis
41
Bab 41~Mabuk
42
Bab 42~ Kecewa
43
Bab 43~ Hobi music yang sama
44
Bab 44~ Bermalam di kapal
45
Bab 45 ~ Bibir digigit ponsel
46
Bab 46 ~ Matt shadow Kearifan lokal
47
Bab 47~ Kekecewaan Gege
48
Bab 48~ He's a good kisser
49
Bab 49~ Pertemuan dengan Gege
50
Bab 50~ Desahan istri kontrakku
51
Bab 51~ Phillophobia
52
Bab 52~ Mari sembuh bersama
53
Bab 53~ Cemburu
54
Bab 54~ So, What if I Never Hold You?
55
Bab 55~ Malam pertama
56
Bab 56~ Firasat
57
Bab 57 ~Lembah sunyi
58
Bab 58~ Profil Lumba-lumba
59
59~ George Ultah
60
Bab 60~ Trauma baru
61
Bab 61~ Mati Rasa ;
62
Bab 62~ Jodoh Untuk Paman
63
Bab 63~ Ahli waris
64
Bab 64~ Nasgor VS Mekdi
65
Bab 65~ Masa 'Naik'
66
Bab 66~ Cemburu 2
67
Bab 67~ A Little Piece To Heaven
68
Bab 68~ Semua Rasa
69
Bab 69~Membencimu
70
Bab 70~ Mencoba Sentuhan
71
Bab 71~ Ngidam
72
Bab 72~ "Iya! Dia Hamil!!
73
Bab 73~ Unboxing
74
Bab 74~ Galau
75
Bab 75~ Lamaran
76
Bab 76~ Melahirkan
77
Bab 77~ Dia bukan anakku!
78
Bab 78~ Kalila Prameswari
79
Bab 79~Ikut Kegiatan ibu prajurit
80
PENGUMUMAN NOVEL BARU
81
Bab 80~Bermain dengan Pipi Marcel
82
Bab 81~Kegelisahan Kalila
83
Bab 82~ Tarian Hujan di Oklahoma
84
Bab 83~ Bertemu Bu Amanda
85
Bab 84~ Rahasia yang terbongkar
86
Bab 85~ Deep Talk
87
Bab 86~
88
Bab 87~ Wisata Kenangan
89
Bab 88~ Pukulan sayang dari anakku
90
Bab 89~ Ah rah besk (Arabesque)~Odette
91
Bab 91~ Sebuah Pesan; I'll always miss you"
92
Bab 92~Perpisahan
93
Bab 93~ Marcel-Kalila
94
Bab 94~ Papa dan pipi sedang berjuang
95
Bab 95~ Kabar Duka
96
Bab 96~ Failed Missions
97
Bab 97~ Kerinduan Mendalam
98
Bab 98~ Terjebak
99
Bab 99~ Rencana Penjemputan
100
Bab 100~ DRAMA PENJEMPUTAN
101
Bab 101~ 'Baikan' dengan Marcel
102
Bab 102~ Kembali padamu
103
Bab 103~ Episode Terakhir
104
Extra Part 1_Nonton Konser BTS
105
Extra Part 2_ POV Marcelino

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!