Bab 18 ~Pertemuan dengan Marcelino (Uncle Marcel)

POV: CINDRA

Hari terakhir PKKMB aku berangkat ke kampus menaiki Commuter Line, setelah mengetahui kalau antar jemput yang mas Dhuha lakukan selama ini adalah rencana 'Mister freezer'. Segala bentuk perhatian dan dukungan darinya selalu aku tolak dengan cara apapun. Aku ga mau punya hutang budi dan ikatan lagi dengannya. Dari stasiun Pondok Cina aku nyambung kendaraan ojek online menuju kampus

Braaakkkk..!!!

Motor yang kutumpangi menabrak mobil hitam Mercedes Maybach GLS 600. Aku terjatuh tertindih motor, posisiku begitu mengenaskan. Mobil itu menepi, si pemilik mobil keluar memeriksa kondisi mobilnya lalu membantu Abang ojol dan aku yang tertindih motor.

"Apa yang sakit?" katanya sambil memeriksa kakiku

Aku hanya meringis menahan nyeri di area pinggang hingga kaki. Pengemudi ojolnya juga terluka tapi tidak separah aku, dia meminta maaf berkali-kali pada si pemilik mobil mewah itu.

"Kita ke rumah sakit pak!" perintahnya pada Abang ojol.

Tiba-tiba aku merasakan tubuhku melayang, ternyata si pemilik mobil mengangkat tubuhku dibawa ke mobil mewahnya. Begitu juga Abang ojol ikut naik dan duduk di sampingku setelah dia mengamankan motornya.

Sesampainya di lobi rumah sakit, dia kembali menggendongku dan membawaku ke ruang IGD, setelah dipastikan aku disambut perawat dan dibawa dengan brankar dia meminta petugas keamanan untuk memarkir kendaraannya di tempat seharusnya.

Kulihat dia berbicara dengan salahsatu dokter di IGD.

Ternyata ada luka robek di kaki kiriku dan memar di daerah pinggangku yang terhantam trotoar. Beberapa perawat melakukan penanganan, kakiku kena 7 jahitan. Entah karena obat yang disuntikan ada kandungan penenangnya, aku begitu ngantuk hingga tertidur selama 3 jam.

Dengan mengerjapkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk, aku tersadar kalau ruangan ini bukan kamarku. Aku masih di ruang IGD.

"Apakah pusing? Atau kamu haus?" tanyanya

Aku tatap wajah pria di depanku, wajah yang rupawan dengan dihiasi bulu-bulu halus di pipi dan dagunya yang terbelah.

"A-anda siapa?" tanyaku

"Aku Marcel, tadi ojol yang kamu tumpangi menabrak bemper mobilku, lalu aku menolongmu dan membawa kesini" jawabnya dengan seulas senyum yang menampilkan deretan gigi putihnya

"Terima kasih" kataku

"Apakah yang kamu rasakan? Pusing? Apa kamu haus?" katanya

Aku menggeleng

"Siapa namamu? Dimana alamatmu? Biar aku antar kamu ke rumah"

Ketika dia menyebutkan rumah, aku baru teringat seharusnya sekarang aku harus ke kampus. Aku terperanjat dan langsung duduk.

"Ahhh.." aku merasakan tiba-tiba kepalaku berputar

"bangunnya hati-hati, jangan langsung duduk. Tubuhmu lama terbaring belum menyesuaikan" katanya lagi

"Aku harus ke kampus, hari ini penutupan ospek. Bisakah aku keluar dari rumah sakit sekarang?" tanyaku dengan wajah mengiba

"Apa kamu yakin dengan kondisi seperti ini?" tanyanya kuatir

"Istirahatlah di rumah dulu" bujuknya

Tiba-tiba aku sedih dan ingin menangis menumpahkan rasa sesal. harusnya disaat seperti ini ada keluarga yang menemaniku.

"Hiikkss..hiikkss.hiikks" aku menangis sejadinya

Tiba-tiba dia menarikku ke dada bidangnya, sambil menepuk-nepuk pundakku. Entah kenapa aku merasakan kehangatan yang dulu pernah aku rasakan saat bersama orangtuaku. Aku menangis sejadinya di dadanya hingga tangisanku mereda

"cup..cup..cup..sudah ya nangisnya, nanti kecantikanmu luntur di dadaku" katanya sambil mengusap pucuk kepalaku

Seketika aku mematung, kata-kata itu serasa familiar, Dejavu. Aku pernah mengalami kejadian ini, tapi dimana?

Ahh ya, saat bersama Gege.

flashback on

"Ge, aku kesel Felisha numpahin es cokelatnya ke bajuku. Hiikkkss..hiikkss..hiikks" aku mengadu

Dia langsung memelukku, membenamkan wajahku di dadanya. Dibiarkan aku menangis sampai puas. Setelah tangisanku mereda dia mengusap pucuk kepalaku dengan lembut

"cup..cup..cup..sudah ya honey nangisnya, nanti kecantikanmu luntur di dadaku" kata-katanya bagai mantra karena setelah itu aku tidak lagi sedih

Flashback end_

Aku beranikan diri mengangkat wajahku memastikan orang yang memelukku. Aku berharap yang memelukku saat ini adalah Gege.

Kata-katanya, sentuhan di kepalaku dan aroma tubuhnya sama persis dengan sahabatku Gege.

Melihat aku menatapnya dengan intens, dia menundukkan kepala menatap ke arahku. Aku terkesima melihat manik chestnut matanya. Bulu matanya yang lentik kenapa serasa familiar? aku merasakan nyaman dan hangat dalam pelukannya.

"Jangan terlalu lama pelukannya, nanti kamu jatuh cinta padaku" katanya menggodaku

Aku langsung mendorong tubuhnya menjauh. Membetulkan posisi dudukku.

"Pak, apakah aku sudah bisa pulang. Aku harus ke kampus" aku kembali menanyakan mencoba meredakan degub jantungku

Dia tersenyum sambil mengangguk.

"Dokter bilang sudah bisa pulang, aku antar kamu ke kampus. Dimana kampusmu?" tanyanya

"UI pak"

"Oiya! Kebetulan sekali, aku juga harus menghadiri acara di UI"

"Apakah kamu mahasiswa baru?"

Aku mengangguk. Dia membantuku turun dari brankar dan membiarkanku melingkarkan tangan di lengannya sebagai pegangan. Dia membantuku masuk ke mobil dan kemudian duduk di balik kemudi.

Mobil melaju ke arah kampus, tapi tiba-tiba mobil berbelok disebuah butik.

"kita turun disini sebentar" katanya sambil membantuku membuka seatbelt dan menggandengku masuk ke butik.

"Hallo sayangku Marcelino, lama tidak jumpa" sapa wanita paruh baya pemilik butik

Marcel menjawab dengan senyuman dan memeluknya

"Siapakah gadis cantik ini?" tanyanya sambil mengedipkan sebelah matanya

"Aunty vio, Tolong carikan baju casual untuknya, bajunya sedikit kotor setelah kecelakaan tadi. Juga carikan sepatu yang nyaman karena kakinya baru saja terluka"

"Baik sayangku Marcel, ayo cantik aku carikan yang terbaik untukmu" Aunty vio mengulurkan tangan membantuku berjalan

Setelah selesai mengganti baju kotorku dengan yang baru, aunty Vio membersihkan wajahku yang lengket karena menangis dan memoleskan riasan tipis

Marcel mematung menatapku.

Aku canggung sekali diperlakukan seperti putri di butik aunty Vio, hingga ketika aku hendak memakai sepatu Marcel mendekat dan memasangkannya untukku. Hatiku berdegup kencang ketika jari-jarinya menyentuh tungkai kakiku, aku merasakan pipiku memanas seperti aliran darah berdesir dan berkumpul di kedua pipiku. Aku merona.

"Ayo Tuan putri kita berangkat" tangannya mengulur menggenggam tanganku

Lagi-lagi aku terkesiap, serasa Dejavu. Perlakuannya sama persis dengan Gege.

Di dalam mobil aku terdiam mengingat kenangan dan perlakuan Gege terhadapku, tiba-tiba perasaan rindu menyergapku. Tak terasa airmata jatuh ke tangan yang sedang kuremas.

Kurasakan ada jemari hangat mengusap pipi dan ujung mataku yang basah. Aku menoleh ke kanan.

"Sudah jangan nangis lagi" Dia tersenyum berusaha menguatkanku

Mobil sudah memasuki parkiran VIP di kampusku. Dia masih menggandengku hingga ke Balairung dan meminta panitia menyediakan tempat khusus untukku dengan sedikit negosiasi pada para senior kampus. Dia menghilang.

Aku mulai fokus ke panggung yang menampilkan penampilan-penampilan senior dari semua fakultas. Saat mataku mengedar seluruh ruangan Balairung, di bagian tamu undangan. Aku terkejut melihat dua pasang mata sedang menatap ke arahku. Hafiz dan Marcel.

Marcel tersenyum ke arahku, sementara Hafiz menatapku dengan tajam (setajam silet🤭). Kembali aku arahkan mataku melihat panggung. Aku gelisah, seakan suamiku ingin mengulitiku hidup-hidup. Apa dia melihat kedatanganku bersama Marcel ?

Acara terus berlanjut hingga pembawa acara mempersilahkan para pengusaha muda berbakat berdiri diatas panggung untuk berfoto bersama rektor, dosen dan berbagai elemen yang terlibat.

'Owhh jadi mas Hafiz dan Marcel tamu undangan sekaligus sponsor acara' gumamku

"Aku kecewa Pak Marcel ga jadi sambutan, datangnya terlambat. Padahal aku sangat menantikan penampilannya. Dia Konglomerat dan CEO perusahaan Internasional yang susah ditemui" Obrolan senior kampus menyita perhatianku

"Pokoknya harus dapet photo sama beliau. Udah ganteng, pengusaha sukses pula" imbuh yang lain

"Jomblo ga ya? Hihihi" teman sebelahnya menimpali.

Aku tertunduk, gara-gara aku dia menggagalkan sambutannya. Jadi ga enak hati.

Acara berakhir, Balairung meriuh karena semua yang hadir bubar meninggalkan ruangan. Dengan tertatih aku keluar dari area Balairung. Tiba-tiba sebuah tangan kekar merangkulku posesif dan sedikit kasar menarikku, memaksaku berjalan cepat. Aku berontak, tapi tangannya lebih kuat lagi mencengkramku. Dia mendorongku masuk ke dalam mobil. Dan menutup pintu dengan keras. Aku gemetar.

Wajahnya dingin, rahangnya mengeras, sepertinya gigi gerahamnya di katupkan kuat, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Suasana di dalam mobil begitu dingin dan mencekam.

Tiba di depan bangunan utama rumah, dia langsung memutar ke arah kursi penumpang, membuka pintu dengan tergesa dan mengangkat tubuhku dengan kasar seperti membopong karung beras. Aku meronta, tapi dia makin kuat mengunci kakiku. Lalu menghempaskanku di sofa. Dia berdiri di depanku, beberapa kali kulihat dia mengusap wajahnya dengan kasar.

"Apa begitu aslimu? Begitu mudah menggoda Laki-laki. Kamu aku nikahi untuk kuliah, bukan mencari perhatian pria lain!!" dia memaki

"Jawab!!" dia berteriak nyaris di depan wajahku

Aku diam, teringat cerita Emo tentang Isno yang kena pukulan karena masalah yang sepele. Jujur aku takut sekali!

Dia duduk di hadapanku, masih menatapku dengan tajam dan siap menyemburkan kata-kata pedas.

Aku tertunduk dan menangis dalam diam. Hanya airmata yang berderai. Harusnya dia tanyakan dulu kenapa aku bisa diantar Marcel bukannya menuduhku yang tidak-tidak. Harusnya dia lihat kakiku yang terpincang-pincang dan masih di perban.

"Kenapa menangis?" Suaranya melemah

Aku enggan menjawab.

"Kenapa baju yang kau kenakan berubah? Dari mana kamu?!"

'Berubah dia bilang? Emang dia tau tadi pagi aku pake baju apa. Ketemu aja engga' batinku

"Apa pertanyaanku terlalu sulit dijawab?" tanyanya masih dengan nada melemah

"A-aku t-takut, m-mas ga akan mukul a-aku kan?" gemetar dan menahan isak, akhirnya keluar juga suaraku

Dia menghembuskan napasnya dengan kasar, dan mengucap istighfar. Lalu beranjak mendekatiku, berjongkok di depanku

"Aauuwww.. Sakit mas" aku meringis

"Kenapa?" tanyanya bingung

Aku menarik kakiku yang dibalut perban

"Ini kenapa? Kamu jatuh?" tanyanya panik.

Aku merengut. Kesel dengan tingkahnya yang tiba-tiba berubah sok perhatian.

'Tadi marah-marah kayak orang kesetanan. Sekarang sok perhatian. Kamu tuh ya mas, kayak punya dua kepribadian' menggerutu dalam hati

Dia menaikan bahan celanaku, terpampang kakiku yang di perban dan masih terlihat noda darah.

"Aku butuh penjelasan tentang ini!" dia menatapku lekat mencari jawaban dari wajahku

Maaf ya telat posting, author masih umek sama cerita lain di platform sebelah 🙏

Marcelino Orlando

![](contribute/fiction/9633685/markdown/51517393/1733483990845.png)

Terpopuler

Comments

inerz

inerz

sukaaaaaa

2024-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab I _ Hafiz Zaelani
2 Bab II ~Cindra Saraswati
3 Bab III Cin, kamu cinta pertamaku!
4 Bab IV ~ Sebuah Persetujuan
5 BAB V _Terapis
6 Bab VI _Hafiz dan Ranty
7 Bab VII _ Ranty kembali berulah
8 Bab VIII ~Hafiz Junior Menggeliat
9 Bab 9 ~Hari Patah Hati
10 Bab 10 _ Pernikahan
11 Bab 11 ~Perjanjian Nikah Kontrak
12 Bab 12 ~Laki-laki Freezer
13 Bab 13 ~George Yang Tak Berdaya
14 Bab 14 ~Pertemuan Istri dan Calon istri
15 Bab 15 ~
16 Bab 16 ~
17 Bab 17 ~ Mulai Ke kampus
18 Bab 18 ~Pertemuan dengan Marcelino (Uncle Marcel)
19 Bab 19 ~ Perjumpaan kedua dengan Marcel
20 Bab 20 ~DM Tentara Tamvan
21 Bab 21 ~ Cindra Bagai katak dalam tempurung
22 Bab 22 ~Nyanyi Potong bebek angsa
23 Bab 23 ~ Kado istimewa untuk Mama
24 Bab 24 ~Mencuri Ciuman Perawan
25 Bab 25 ~I really love you
26 Bab 26 ~ Kumpul letting
27 Bab 27~ Scandal Ranty
28 Bab 28 ~ Kehilangan Jejak
29 Bab 29 ~ Aku Masih Virgin
30 Bab 30~ Perasaan yang sama
31 Bab 31 ~ Follow akun Ayang
32 Bab 33~ Ranty
33 Bab 32 POV
34 Bab 34
35 Bab 35 Amarah Aaron
36 Bab 36 ~
37 Bab 37~ Tanda merah
38 Bab 38~ Ujian percintaan
39 Bab 39 ~ Selingkuh dan Pelakor?
40 Bab 40~Perlakuan Romantis
41 Bab 41~Mabuk
42 Bab 42~ Kecewa
43 Bab 43~ Hobi music yang sama
44 Bab 44~ Bermalam di kapal
45 Bab 45 ~ Bibir digigit ponsel
46 Bab 46 ~ Matt shadow Kearifan lokal
47 Bab 47~ Kekecewaan Gege
48 Bab 48~ He's a good kisser
49 Bab 49~ Pertemuan dengan Gege
50 Bab 50~ Desahan istri kontrakku
51 Bab 51~ Phillophobia
52 Bab 52~ Mari sembuh bersama
53 Bab 53~ Cemburu
54 Bab 54~ So, What if I Never Hold You?
55 Bab 55~ Malam pertama
56 Bab 56~ Firasat
57 Bab 57 ~Lembah sunyi
58 Bab 58~ Profil Lumba-lumba
59 59~ George Ultah
60 Bab 60~ Trauma baru
61 Bab 61~ Mati Rasa ;
62 Bab 62~ Jodoh Untuk Paman
63 Bab 63~ Ahli waris
64 Bab 64~ Nasgor VS Mekdi
65 Bab 65~ Masa 'Naik'
66 Bab 66~ Cemburu 2
67 Bab 67~ A Little Piece To Heaven
68 Bab 68~ Semua Rasa
69 Bab 69~Membencimu
70 Bab 70~ Mencoba Sentuhan
71 Bab 71~ Ngidam
72 Bab 72~ "Iya! Dia Hamil!!
73 Bab 73~ Unboxing
74 Bab 74~ Galau
75 Bab 75~ Lamaran
76 Bab 76~ Melahirkan
77 Bab 77~ Dia bukan anakku!
78 Bab 78~ Kalila Prameswari
79 Bab 79~Ikut Kegiatan ibu prajurit
80 PENGUMUMAN NOVEL BARU
81 Bab 80~Bermain dengan Pipi Marcel
82 Bab 81~Kegelisahan Kalila
83 Bab 82~ Tarian Hujan di Oklahoma
84 Bab 83~ Bertemu Bu Amanda
85 Bab 84~ Rahasia yang terbongkar
86 Bab 85~ Deep Talk
87 Bab 86~
88 Bab 87~ Wisata Kenangan
89 Bab 88~ Pukulan sayang dari anakku
90 Bab 89~ Ah rah besk (Arabesque)~Odette
91 Bab 91~ Sebuah Pesan; I'll always miss you"
92 Bab 92~Perpisahan
93 Bab 93~ Marcel-Kalila
94 Bab 94~ Papa dan pipi sedang berjuang
95 Bab 95~ Kabar Duka
96 Bab 96~ Failed Missions
97 Bab 97~ Kerinduan Mendalam
98 Bab 98~ Terjebak
99 Bab 99~ Rencana Penjemputan
100 Bab 100~ DRAMA PENJEMPUTAN
101 Bab 101~ 'Baikan' dengan Marcel
102 Bab 102~ Kembali padamu
103 Bab 103~ Episode Terakhir
104 Extra Part 1_Nonton Konser BTS
105 Extra Part 2_ POV Marcelino
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab I _ Hafiz Zaelani
2
Bab II ~Cindra Saraswati
3
Bab III Cin, kamu cinta pertamaku!
4
Bab IV ~ Sebuah Persetujuan
5
BAB V _Terapis
6
Bab VI _Hafiz dan Ranty
7
Bab VII _ Ranty kembali berulah
8
Bab VIII ~Hafiz Junior Menggeliat
9
Bab 9 ~Hari Patah Hati
10
Bab 10 _ Pernikahan
11
Bab 11 ~Perjanjian Nikah Kontrak
12
Bab 12 ~Laki-laki Freezer
13
Bab 13 ~George Yang Tak Berdaya
14
Bab 14 ~Pertemuan Istri dan Calon istri
15
Bab 15 ~
16
Bab 16 ~
17
Bab 17 ~ Mulai Ke kampus
18
Bab 18 ~Pertemuan dengan Marcelino (Uncle Marcel)
19
Bab 19 ~ Perjumpaan kedua dengan Marcel
20
Bab 20 ~DM Tentara Tamvan
21
Bab 21 ~ Cindra Bagai katak dalam tempurung
22
Bab 22 ~Nyanyi Potong bebek angsa
23
Bab 23 ~ Kado istimewa untuk Mama
24
Bab 24 ~Mencuri Ciuman Perawan
25
Bab 25 ~I really love you
26
Bab 26 ~ Kumpul letting
27
Bab 27~ Scandal Ranty
28
Bab 28 ~ Kehilangan Jejak
29
Bab 29 ~ Aku Masih Virgin
30
Bab 30~ Perasaan yang sama
31
Bab 31 ~ Follow akun Ayang
32
Bab 33~ Ranty
33
Bab 32 POV
34
Bab 34
35
Bab 35 Amarah Aaron
36
Bab 36 ~
37
Bab 37~ Tanda merah
38
Bab 38~ Ujian percintaan
39
Bab 39 ~ Selingkuh dan Pelakor?
40
Bab 40~Perlakuan Romantis
41
Bab 41~Mabuk
42
Bab 42~ Kecewa
43
Bab 43~ Hobi music yang sama
44
Bab 44~ Bermalam di kapal
45
Bab 45 ~ Bibir digigit ponsel
46
Bab 46 ~ Matt shadow Kearifan lokal
47
Bab 47~ Kekecewaan Gege
48
Bab 48~ He's a good kisser
49
Bab 49~ Pertemuan dengan Gege
50
Bab 50~ Desahan istri kontrakku
51
Bab 51~ Phillophobia
52
Bab 52~ Mari sembuh bersama
53
Bab 53~ Cemburu
54
Bab 54~ So, What if I Never Hold You?
55
Bab 55~ Malam pertama
56
Bab 56~ Firasat
57
Bab 57 ~Lembah sunyi
58
Bab 58~ Profil Lumba-lumba
59
59~ George Ultah
60
Bab 60~ Trauma baru
61
Bab 61~ Mati Rasa ;
62
Bab 62~ Jodoh Untuk Paman
63
Bab 63~ Ahli waris
64
Bab 64~ Nasgor VS Mekdi
65
Bab 65~ Masa 'Naik'
66
Bab 66~ Cemburu 2
67
Bab 67~ A Little Piece To Heaven
68
Bab 68~ Semua Rasa
69
Bab 69~Membencimu
70
Bab 70~ Mencoba Sentuhan
71
Bab 71~ Ngidam
72
Bab 72~ "Iya! Dia Hamil!!
73
Bab 73~ Unboxing
74
Bab 74~ Galau
75
Bab 75~ Lamaran
76
Bab 76~ Melahirkan
77
Bab 77~ Dia bukan anakku!
78
Bab 78~ Kalila Prameswari
79
Bab 79~Ikut Kegiatan ibu prajurit
80
PENGUMUMAN NOVEL BARU
81
Bab 80~Bermain dengan Pipi Marcel
82
Bab 81~Kegelisahan Kalila
83
Bab 82~ Tarian Hujan di Oklahoma
84
Bab 83~ Bertemu Bu Amanda
85
Bab 84~ Rahasia yang terbongkar
86
Bab 85~ Deep Talk
87
Bab 86~
88
Bab 87~ Wisata Kenangan
89
Bab 88~ Pukulan sayang dari anakku
90
Bab 89~ Ah rah besk (Arabesque)~Odette
91
Bab 91~ Sebuah Pesan; I'll always miss you"
92
Bab 92~Perpisahan
93
Bab 93~ Marcel-Kalila
94
Bab 94~ Papa dan pipi sedang berjuang
95
Bab 95~ Kabar Duka
96
Bab 96~ Failed Missions
97
Bab 97~ Kerinduan Mendalam
98
Bab 98~ Terjebak
99
Bab 99~ Rencana Penjemputan
100
Bab 100~ DRAMA PENJEMPUTAN
101
Bab 101~ 'Baikan' dengan Marcel
102
Bab 102~ Kembali padamu
103
Bab 103~ Episode Terakhir
104
Extra Part 1_Nonton Konser BTS
105
Extra Part 2_ POV Marcelino

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!