Bab 15 ~

Setelah memesan makanan secara online mereka menonton film diruang keluarga. Beberapa film mereka tonton hingga tak sadar waktu sudah malam. Beberapa chat yang dikirim terabaikan.

Isno dan Cindra gelisah, sudah terlalu lama mereka diluar rumah. Beberapa kali panggilan dinas mengharuskan Isno kembali ke kesatuan, ia abaikan. Isno sadar resikonya teramat besar jika mengabaikan panggilan dinas. Hingga akhirnya Cindra memberanikan diri menelpon Hafiz.

Tut..tut..tut..

"hmmm..iya..cup..sshh"

Panggilan diangkat tapi suara yang didengar membuat gadis itu merinding

"Hallo mas Hafiz!" Cindra memberanikan diri memanggil

Hafiz terkesiap, dia mendorong tubuh Ranty dengan gugup menjawab telepon

"Kenapa menelpon" bentaknya

"Mas aku sudah bisa pulang gak? Udah malam ini loh. Mas Isno harus kembali ke barak. Kasian dia loh mas!" setengah berteriak Cindra memaki orang di seberang sana

Hafiz melihat jam di pergelangan tangannya

'Jam 21.00?!' plaakk! Dia menepuk keningnya

Dengan kasar ia memindahkan Ranty dari pangkuannya. Lalu menjauh untuk menelpon seseorang. Dia terbuai dengan godaan Ranty yang terus mencumbu dan menciumnya. Entah berapa kali kemesraan itu terjadi walaupun tidak bertindak lebih jauh seperti penyatuan sepasang suami istri.

"Tolong temani cindra malam ini, By"

Setelah dia menyelesaikan semua kelalaiannya, diakhiri meminta bantuan asisten Roby untuk memesankan kamar hotel untuk Cindra

"Sayang aku bermalam disini ya?!" Ranty dari arah belakang memeluk Hafiz

"Jangan begitu sayang, kita belum menikah. Nanti pamanmu kuatir"

"Mereka semua sedang ke luar kota, sayang. Besok sore aku akan kembali ke Jogja. Aku ingin menghabiskan malam ini ngobrol denganmu, boleh ya sayang?!"

"Aku minta izin ke pamanmu, jika diijinkan, Ok. Jika tidak, kamu harus pulang ya!"

Keadaan berpihak pada Ranty, pamannya mengijinkan Ranty bermalam. Hafiz menyiapkan kamar tamu untuk Ranty.

"Kamu tidur di kamar ini sayang, ayo aku antar"

"Kamu ko kaku banget sih, aku masih pengen pelukan sama kamu. Kita nonton lagi ya, oke?!"

Mereka menonton film sampai pagi, Hafiz sudah tidak bisa menahan kantuknya. Mereka tidur di sofa dengan berpelukan

Sementara Cindra yang bermalam di hotel, langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Badannya lelah ga karuan, menunggu adalah kerjaan yang paling menyebalkan, bukan?!

****

Tok tok tok

"Cindra, apakah sudah siap? Saya siap mengantar anda" Roby sudah berdiri di depan kamar hotel tempat cindra menginap

Ceklek

"Sudah siap pak Roby, kita akan pulang, kan?"

"iya cin, semalam pak Zay pesan anda harus diantarkan pagi ini. Bagaimana tidurnya semalam, apakah tidak ada kendala?"

"aku tidur nyenyak pak Roby" cindra tersenyum

"Jangan panggil aku bapak, aku masih lebih muda dari suamimu, panggil aku mas, maybe" lirik Roby

"baiklah, mas!" mereka tersenyum

***

Ceklek

Cindra membuka pintu masuk bersama Roby, saat melangkah ke ruang tamu mata mereka terbelalak dengan pemandang di depannya. Cindra memekik.

Roby menghalangi pemandangan Cindra dengan tubuh tinggi tegapnya, setengah memeluk.

Suara mereka mengusik dua sejoli yang sedang berpelukan di sofa dengan posisi intim.

"Ahh..kalian sudah datang?" Ranty terbangun

Hafiz menggeliat mengibaskan tangannya yang terasa kesemutan. Seketika matanya terbelalak melihat Roby yang memeluk Cindra

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Hafiz dengan nada tinggi

"Apakah anda sudah selesai, pak?" jawab Roby

'Selesai? Apa maksudnya?' gumamnya

Cindra berbalik dan melangkah keluar, Roby menyusul.

Seketika itu Hafiz tersadar, nyawanya baru saja terkumpul. Dia menyadari posisinyalah yang membuat oranglain ovt terhadap mereka

Dengan pikiran berkecamuk Hafiz meninggalkan Ranty di sofa, dia melangkah ke kamarnya. Di dalam kamar ia mondar mandir sambil berpikir. Dia putuskan membersihkan diri dulu di kamar mandi, sebelum menemui istri siri dan asistennya.

Ranty yang ditinggalkan begitu saja oleh sang kekasih, bergegas masuk ke kamar tamu untuk membersihkan diri

Pesan masuk ke chat Roby dari bosnya agar membawa Cindra kembali ke rumah

Dengan jantung yang berdegup Cindra kembali ke rumah ditemani Roby. Ia langsung menuju dapur, berniat membuatkan kopi untuk Roby sebagai ucapan terima kasih sudah menemani dan mengantarkannya kembali ke rumah. Tiba-tiba..

"Mba asisten, buatkan aku kopi dan sandwich ya. Ee..siapa namamu, aku lupa.."

Pertanyaan Ranty membuat Cindra dan Roby saling menatap

"C-Cindra"

"Apakah ini suamimu Cin? Mas Hafiz bilang kamu sudah menikah" tanya Ranty

"e-iya, ini istri saya!" jawab Roby

Hafiz yang baru saja menuruni tangga, terkejut. Matanya melebar tidak percaya dengan apa yang dikatakan asistennya di ruang makan

"Sudah punya anak?" tanya Ranty

Roby dan cindra tersenyum kikuk

"Sayang mau sarapan apa, Cindra sedang membuat sarapan" tanya Ranty melihat kekasihnya mematung di tangga

Cindra hanya terdiam menanggapi obrolan Ranty, tangannya sibuk mengoles roti dengan selai untuk sarapan Roby

Hafiz serba salah, dia canggung menghadapi keadaan ini.

"Ranty aku antar pulang sekarang, Roby tunggu saya di kantor. Pergilah ke kantor sekarang" Perintah Hafiz

"Aku mau sarapan dulu mas" rengek Ranty

"Kita sarapan di luar, sayang"

" Oke baiklah"

Dengan wajah tertunduk Hafiz keluar dari rumah menggenggam tangan Ranty , dia tidak berani menatap Cindra. Mood-nya berantakan.

"Owhh ya Tuhan, akhirnya mereka pergi" Cindra menghembuskan napasnya dengan kasar.

"Kopi buatan kamu nikmat, Cin" puji Roby

"Terima kasih mas, rotinya jangan lupa dihabiskan"

"Mas kenapa tadi bilang aku istrinya mas? bisa salah paham nanti"

"Entahlah, aku hanya ingin menyelamatkanmu. Aahh..Habislah aku hari ini kena bogem pak Zay!!"

"Begini amat ya nasibku" Cindra memasang wajah sedih

Roby terenyuh.

******

Buggg...buggg...bruuggg

Plaak...plaakk..plaakk

"Apa maksudmu mengakui Cindra istrimu, hah!!" "Jawab Roby!!!"

Dengan wajah yang sudah memar karena pukulan atasannya, dia tetap diam tidak menjawab satu patah katapun

Duuughh!!! Tendangan dilayangkan

"Jawaabb!!" bentak Hafiz

"Anda yang memposisikan dia terpojok dengan pertanyaan pacar anda, pak!" "saya hanya membantu Cindra!"

"Apa dia yang memintanya!! Jawabb!!"

"Tidak"

Bugg!!

"Apa kau menyukainya, Roby?!"

"m_"

"Kukatakan sekali lagi, apa kau menyukainya?!"

"Saya tidak akan berani pak! Saya hanya kasian melihatnya gemetar dan menangis saat melihat anda berposisi intim dengan kekasih anda!"

Braaakkkk!!!

Hafiz menumpahkan semua barang yang ada diatas meja kerjanya. Sesungguhnya dia malu pada cindra, dan entah kenapa hatinya terbakar cemburu saat ada Laki-laki lain mengakui cindra sebagai istrinya.

"Keluar!!"

Roby bangkit dan meninggalkan ruangan CEO-nya.

****

Setelah membuat makan siang, Cindra membawa pakaian kotor Hafiz ke ruang laundry. Dia cuci semua pakaiannya hingga tak tersisa termasuk pakaian dalam.

Selesai kerjaan diruang laundry dia bergegas merapihkan ruang tamu yang ditinggalkan begitu saja oleh dua sejoli yang sudah memadu kasih. Hatinya bergemuruh, bukan cemburu lebih meratapi nasibnya yang akan menjadi batu sandungan bagi dua kekasih yang saling mencintai. Andai saja perjanjian laknat itu tidak ada, mungkin Hafiz dan Ranty sudah menikah dan sah melakukan hubungan intim, tidak akan berzina.

'Aku harus kuat, kejadian seperti tadi akan sering aku hadapi di kemudian hari. Sabarlah wahai diriku!" gumamnya

Setelah beres-beres rumah selesai, Cindra masuk kamar. Dia menghindarin bertemu dengan Hafiz.

Hafiz yang baru sampai di rumah jam 7 malam memperhatikan kondisi rumah yang sepi, rapih dan bersih.

Dibukanya tudung saji di meja makan, makanan hangat sudah menanti. Ketika matanya memindai seluruh ruangan, ia melihat tumpukan baju kotornya sudah wangi dan terlipat rapi di atas sofa ruang tamu.

'Rajin sekali dia' gumamnya

Hafiz berdiri lama di depan pintu kamar Cindra, tidak ada keberanian untuk mengetuknya. Hingga..

"apate..apate..apate..aha..aha"

Cindra membuka pintu kamar sambil menyanyi dengan headset menutup lubang telinganya

Seketika matanya terbelalak melihat pria tinggi menjulang di hadapannya

"Ahhhh..hantuuu!!" teriaknya dengan membanting pintu berbalik masuk

tok tok tok

"Cindra keluar!" "Kita harus bicara" teriak Hafiz

Lama pintu di buka hingga tangan Hafiz sudah melayang di udara untuk mengetuk kembali daun pintu kamar

Ceklek..

"Bikin kaget aja sih!" gerutunya

"Duduk di sana" tangan Hafiz mengulur menunjuk arah sofa

Dengan malas dia langkahkan kaki ke arah kursi yang ditunjuk.

Hening tidak ada yang memulai bicara.

"Saya tidak akan meminta maaf atas kejadian kemarin, karena kamu tau kan ini rumah saya?"

"Jadi kapanpun Ranty datang saya tidak akan melarangnya. Dia bebas datang kesini, karena nanti dia akan jadi nyonya rumah disini. Dan kamu tidak boleh cemburu!"

"Mengenai pengakuan Roby sebagai suami kamu, saya kecewa. Jangan terjadi lagi!"

Hening..

"Sudah boleh saya bicara Tuan?" tanya Cindra

Hafiz mengangguk, keningnya mengernyit 'Tuan dia bilang?!' batin hafiz

"Saya juga tidak berharap anda meminta maaf dan saya tidak sama sekali cemburu. Saran saya anda segeralah menikah, agar rumah ini tidak terkena kutukan. Anda mengertikan maksud saya?"

"Mengenai 'Suami palsu' Say-ya, saya tidak keberatan. Kenapa anda yang kecewa?"

"Menurutku mas Roby lebih melindungi daripada suamiku yang sesungguhnya"

Tangan Hafiz mengepal, matanya tajam menatap Cindra

"Kamu tidak tau akibat drama murahan tadi buatku?" geram Hafiz

"Apa?!" alisnya kanannya meninggi

"Bagaimana kalau orangtuaku tau?!"

"Tuan, urus saja hubungan terlarangmu dan aku urus status suami palsuku, selamat malam!!"

Dengan gusar Cindra meninggalkan Hafiz diruang tamu

"Aarrrggkk!!" Hafiz mengusap kasar wajahnya

Episodes
1 Bab I _ Hafiz Zaelani
2 Bab II ~Cindra Saraswati
3 Bab III Cin, kamu cinta pertamaku!
4 Bab IV ~ Sebuah Persetujuan
5 BAB V _Terapis
6 Bab VI _Hafiz dan Ranty
7 Bab VII _ Ranty kembali berulah
8 Bab VIII ~Hafiz Junior Menggeliat
9 Bab 9 ~Hari Patah Hati
10 Bab 10 _ Pernikahan
11 Bab 11 ~Perjanjian Nikah Kontrak
12 Bab 12 ~Laki-laki Freezer
13 Bab 13 ~George Yang Tak Berdaya
14 Bab 14 ~Pertemuan Istri dan Calon istri
15 Bab 15 ~
16 Bab 16 ~
17 Bab 17 ~ Mulai Ke kampus
18 Bab 18 ~Pertemuan dengan Marcelino (Uncle Marcel)
19 Bab 19 ~ Perjumpaan kedua dengan Marcel
20 Bab 20 ~DM Tentara Tamvan
21 Bab 21 ~ Cindra Bagai katak dalam tempurung
22 Bab 22 ~Nyanyi Potong bebek angsa
23 Bab 23 ~ Kado istimewa untuk Mama
24 Bab 24 ~Mencuri Ciuman Perawan
25 Bab 25 ~I really love you
26 Bab 26 ~ Kumpul letting
27 Bab 27~ Scandal Ranty
28 Bab 28 ~ Kehilangan Jejak
29 Bab 29 ~ Aku Masih Virgin
30 Bab 30~ Perasaan yang sama
31 Bab 31 ~ Follow akun Ayang
32 Bab 33~ Ranty
33 Bab 32 POV
34 Bab 34
35 Bab 35 Amarah Aaron
36 Bab 36 ~
37 Bab 37~ Tanda merah
38 Bab 38~ Ujian percintaan
39 Bab 39 ~ Selingkuh dan Pelakor?
40 Bab 40~Perlakuan Romantis
41 Bab 41~Mabuk
42 Bab 42~ Kecewa
43 Bab 43~ Hobi music yang sama
44 Bab 44~ Bermalam di kapal
45 Bab 45 ~ Bibir digigit ponsel
46 Bab 46 ~ Matt shadow Kearifan lokal
47 Bab 47~ Kekecewaan Gege
48 Bab 48~ He's a good kisser
49 Bab 49~ Pertemuan dengan Gege
50 Bab 50~ Desahan istri kontrakku
51 Bab 51~ Phillophobia
52 Bab 52~ Mari sembuh bersama
53 Bab 53~ Cemburu
54 Bab 54~ So, What if I Never Hold You?
55 Bab 55~ Malam pertama
56 Bab 56~ Firasat
57 Bab 57 ~Lembah sunyi
58 Bab 58~ Profil Lumba-lumba
59 59~ George Ultah
60 Bab 60~ Trauma baru
61 Bab 61~ Mati Rasa ;
62 Bab 62~ Jodoh Untuk Paman
63 Bab 63~ Ahli waris
64 Bab 64~ Nasgor VS Mekdi
65 Bab 65~ Masa 'Naik'
66 Bab 66~ Cemburu 2
67 Bab 67~ A Little Piece To Heaven
68 Bab 68~ Semua Rasa
69 Bab 69~Membencimu
70 Bab 70~ Mencoba Sentuhan
71 Bab 71~ Ngidam
72 Bab 72~ "Iya! Dia Hamil!!
73 Bab 73~ Unboxing
74 Bab 74~ Galau
75 Bab 75~ Lamaran
76 Bab 76~ Melahirkan
77 Bab 77~ Dia bukan anakku!
78 Bab 78~ Kalila Prameswari
79 Bab 79~Ikut Kegiatan ibu prajurit
80 PENGUMUMAN NOVEL BARU
81 Bab 80~Bermain dengan Pipi Marcel
82 Bab 81~Kegelisahan Kalila
83 Bab 82~ Tarian Hujan di Oklahoma
84 Bab 83~ Bertemu Bu Amanda
85 Bab 84~ Rahasia yang terbongkar
86 Bab 85~ Deep Talk
87 Bab 86~
88 Bab 87~ Wisata Kenangan
89 Bab 88~ Pukulan sayang dari anakku
90 Bab 89~ Ah rah besk (Arabesque)~Odette
91 Bab 91~ Sebuah Pesan; I'll always miss you"
92 Bab 92~Perpisahan
93 Bab 93~ Marcel-Kalila
94 Bab 94~ Papa dan pipi sedang berjuang
95 Bab 95~ Kabar Duka
96 Bab 96~ Failed Missions
97 Bab 97~ Kerinduan Mendalam
98 Bab 98~ Terjebak
99 Bab 99~ Rencana Penjemputan
100 Bab 100~ DRAMA PENJEMPUTAN
101 Bab 101~ 'Baikan' dengan Marcel
102 Bab 102~ Kembali padamu
103 Bab 103~ Episode Terakhir
104 Extra Part 1_Nonton Konser BTS
105 Extra Part 2_ POV Marcelino
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab I _ Hafiz Zaelani
2
Bab II ~Cindra Saraswati
3
Bab III Cin, kamu cinta pertamaku!
4
Bab IV ~ Sebuah Persetujuan
5
BAB V _Terapis
6
Bab VI _Hafiz dan Ranty
7
Bab VII _ Ranty kembali berulah
8
Bab VIII ~Hafiz Junior Menggeliat
9
Bab 9 ~Hari Patah Hati
10
Bab 10 _ Pernikahan
11
Bab 11 ~Perjanjian Nikah Kontrak
12
Bab 12 ~Laki-laki Freezer
13
Bab 13 ~George Yang Tak Berdaya
14
Bab 14 ~Pertemuan Istri dan Calon istri
15
Bab 15 ~
16
Bab 16 ~
17
Bab 17 ~ Mulai Ke kampus
18
Bab 18 ~Pertemuan dengan Marcelino (Uncle Marcel)
19
Bab 19 ~ Perjumpaan kedua dengan Marcel
20
Bab 20 ~DM Tentara Tamvan
21
Bab 21 ~ Cindra Bagai katak dalam tempurung
22
Bab 22 ~Nyanyi Potong bebek angsa
23
Bab 23 ~ Kado istimewa untuk Mama
24
Bab 24 ~Mencuri Ciuman Perawan
25
Bab 25 ~I really love you
26
Bab 26 ~ Kumpul letting
27
Bab 27~ Scandal Ranty
28
Bab 28 ~ Kehilangan Jejak
29
Bab 29 ~ Aku Masih Virgin
30
Bab 30~ Perasaan yang sama
31
Bab 31 ~ Follow akun Ayang
32
Bab 33~ Ranty
33
Bab 32 POV
34
Bab 34
35
Bab 35 Amarah Aaron
36
Bab 36 ~
37
Bab 37~ Tanda merah
38
Bab 38~ Ujian percintaan
39
Bab 39 ~ Selingkuh dan Pelakor?
40
Bab 40~Perlakuan Romantis
41
Bab 41~Mabuk
42
Bab 42~ Kecewa
43
Bab 43~ Hobi music yang sama
44
Bab 44~ Bermalam di kapal
45
Bab 45 ~ Bibir digigit ponsel
46
Bab 46 ~ Matt shadow Kearifan lokal
47
Bab 47~ Kekecewaan Gege
48
Bab 48~ He's a good kisser
49
Bab 49~ Pertemuan dengan Gege
50
Bab 50~ Desahan istri kontrakku
51
Bab 51~ Phillophobia
52
Bab 52~ Mari sembuh bersama
53
Bab 53~ Cemburu
54
Bab 54~ So, What if I Never Hold You?
55
Bab 55~ Malam pertama
56
Bab 56~ Firasat
57
Bab 57 ~Lembah sunyi
58
Bab 58~ Profil Lumba-lumba
59
59~ George Ultah
60
Bab 60~ Trauma baru
61
Bab 61~ Mati Rasa ;
62
Bab 62~ Jodoh Untuk Paman
63
Bab 63~ Ahli waris
64
Bab 64~ Nasgor VS Mekdi
65
Bab 65~ Masa 'Naik'
66
Bab 66~ Cemburu 2
67
Bab 67~ A Little Piece To Heaven
68
Bab 68~ Semua Rasa
69
Bab 69~Membencimu
70
Bab 70~ Mencoba Sentuhan
71
Bab 71~ Ngidam
72
Bab 72~ "Iya! Dia Hamil!!
73
Bab 73~ Unboxing
74
Bab 74~ Galau
75
Bab 75~ Lamaran
76
Bab 76~ Melahirkan
77
Bab 77~ Dia bukan anakku!
78
Bab 78~ Kalila Prameswari
79
Bab 79~Ikut Kegiatan ibu prajurit
80
PENGUMUMAN NOVEL BARU
81
Bab 80~Bermain dengan Pipi Marcel
82
Bab 81~Kegelisahan Kalila
83
Bab 82~ Tarian Hujan di Oklahoma
84
Bab 83~ Bertemu Bu Amanda
85
Bab 84~ Rahasia yang terbongkar
86
Bab 85~ Deep Talk
87
Bab 86~
88
Bab 87~ Wisata Kenangan
89
Bab 88~ Pukulan sayang dari anakku
90
Bab 89~ Ah rah besk (Arabesque)~Odette
91
Bab 91~ Sebuah Pesan; I'll always miss you"
92
Bab 92~Perpisahan
93
Bab 93~ Marcel-Kalila
94
Bab 94~ Papa dan pipi sedang berjuang
95
Bab 95~ Kabar Duka
96
Bab 96~ Failed Missions
97
Bab 97~ Kerinduan Mendalam
98
Bab 98~ Terjebak
99
Bab 99~ Rencana Penjemputan
100
Bab 100~ DRAMA PENJEMPUTAN
101
Bab 101~ 'Baikan' dengan Marcel
102
Bab 102~ Kembali padamu
103
Bab 103~ Episode Terakhir
104
Extra Part 1_Nonton Konser BTS
105
Extra Part 2_ POV Marcelino

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!