18. Terima Kasih, Pak Duda.

Gista merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Dirga menguasai diri gadis itu tanpa jeda dan ampun. Sang atasan baru berhenti, ketika ia hampir tak sadar diri.

Sungguh Gista tidak tau, se-tan apa yang merasuki pria itu. Seolah tanpa lelah menghujami tubuhnya.

“Bangun, Anggista.”

Samar-samar Gista mendengar suara pria itu. Ia juga merasakan sapuan lembut pada pipinya.

Dengan susah payah gadis itu membuka kelopak matanya. Pandangan yang masih samar itu menangkap sosok Dirga yang duduk di tepi ranjang, hanya dengan memakai jubah mandi saja. Dan sedang menatapnya dengan lembut.

Gadis itu melenguh pelan, hendak meregangkan otot tangannya. Namun ia ingat tidak menggunakan apapun di balik selimut itu.

Tetapi, tunggu.

Tangan Gista meraba badannya. Kemudian melihat kedalam selimut. Dahi gadis itu pun berkerut halus saat mendapati dirinya juga sudah memakai jubah mandi.

Kapan kiranya Dirga memakaikan kimono itu di tubuh Gista? Sudah pasti pria itu yang melakukannya, bukan? Karena seingat Gista, ia sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk turun dari atas ranjang.

“Sarapan dulu.” Ucap Dirga seraya bangkit dari tepi ranjang.

Gista menatap punggung lebar pria yang berjalan menuju balkon kamar.

“Ayo. Kemarilah, Anggista.” Panggil Dirga lagi. Ia kini sudah duduk di atas kursi dengan sebuah meja di hadapannya.

Gadis itu menghela nafas pelan. Ia kemudian turun dari atas ranjang, dan berjalan secara perlahan menuju balkon. Karena sesuatu yang tak biasa, terasa pada pangkal pahanya.

“Makan yang banyak.” Ucap Dirga sebari meletakan piring berisi telur dadar, dan daging asap di hadapan Gista.

“Terima kasih. Apa pak Dirga yang menyiapkan semua ini?” Tanya gadis itu mencoba bersikap santai.

“Hmm. Kamu pikir siapa?” Tanya pria itu sembari menyuap sepotong daging asap ke dalam mulutnya sendiri.

“Siapa tau pesan dari bawah?” Celetuk Gista.

“Ada banyak bahan makanan di dalam kulkas, untuk apa saya memesan dari bawah?” Pria itu berbalik melontarkan tanya.

Gista hanya mengangguk pelan. Ia pun menikmati sarapannya.

Perlakuan Dirga seperti ini, seolah-olah tidak ada ketegangan yang terjadi di antara mereka semalam.

Gista nampak berpikir, menimang. Haruskah ia menanyakan tentang sikap Dirga semalam padanya?

“Pak, apa saya boleh bertanya sesuatu?” Tanya gadis itu setelah selesai menikmati sarapan buatan sang atasan.

Dirga yang hendak menyalakan rokok, pun mengurungkan niatnya. Ia menyimpan kembali gulungan tembakau itu.

“Apa?”

“Kapan pak Dirga memakaikan saya jubah mandi?” Gadis itu menanyakan hal lain.

Ia sadar diri, hubungan yang mereka jalani hanya sebatas saling menguntungkan. Tidak seharusnya Gista berharap lebih. Apalagi, mengira jika Dirga cemburu padanya ketika melihat ia dekat dengan Bobby.

“Saya bahkan sempat membersihkan tubuh kamu.” Ucap pria itu.

Gista sungguh tidak percaya, karena ia tidak merasa tubuhnya di guyur air.

\~\~\~

Selesai membersihkan diri, Gista pun bergegas keluar kamar untuk membersihkan apartemen. Gadis itu tidak lupa akan tugasnya, meski ia berstatus simpanan Dirga.

“Pak Dirga.” Gumam Gista saat melihat pria itu duduk di atas sofa ruang tamu sembari memangku laptop.

“Tolong buatkan saya kopi, Anggista.” Ucap Dirga tanpa menoleh ke arah gadis itu.

Gista tak menjawab. Namun ia menurut patuh, pergi ke dapur untuk membuatkan pria itu secangkir kopi.

“Silahkan, pak.” Ucap Gista sembari meletakkan secangkir kopi di atas meja.

“Hmm.” Jawab Dirga singkat.

“Apa bapak tidak pergi ke kantor?” Gista memberanikan diri untuk bertanya.

Sebab sudah pukul sepuluh pagi. Pria itu masih berada di apartemen dengan memakai setelan kaos putih dan celana pendek.

“Ini hari minggu, Anggista.” Ucap pria itu.

Gista mengatupkan bibirnya. Bagaimana bisa ia lupa dengan hari?

“Kalau begitu, saya ijin mau membersihkan kamar anda, pak.” Ucap gadis itu perlahan melangkah menuju gudang hendak mengambil alat kebersihan.

“Tunggu, Anggista.” Suara Dirga menginterupsi.

Gista pun menoleh, dan Dirga juga menatapnya.

Pria itu kemudian meletakkan laptopnya di atas meja. “Kemarilah.”

Dahi Gista berkerut halus. Dengan ragu, ia mendekat ke pada pria itu.

“Duduk dulu, Anggista. Kenapa kamu bersikap canggung seperti itu? Seolah kita tidak pernah berbagi peluh bersama.” Dirga menarik tangan gadis itu, hingga Gista terjatuh di atas pangkuannya.

Mendengar ucapan Dirga membuat pipi gadis itu memanas.

“Saya bisa duduk di atas sofa, pak.” Dengan cepat Gista berpindah tempat. Duduk di samping pria itu.

Dirga pun terkekeh pelan. Kemudian mengambil sesuatu dari dalam dompetnya.

“Ini untuk kamu.” Ia menyodorkan sebuah kartu ATM berwarna hitam pada Gista.

“I-ini untuk apa, pak?” Gista tidak berani menebak. Meski ia yakin kartu itu untuk dirinya.

“Untuk uang jajan kamu.” Ucap Dirga dengan santai. Pria itu kemudian menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

“U-uang jajan?” Dengan tangan yang sedikit bergetar, Gista menerima kartu itu.

Ada nama Dirga terukir di bawah nomor kartu ATM itu. Gista yakin, isi di dalam benda pipih kecil itu, pasti sangat banyak.

“Tapi ini terlalu berlebihan. Bukannya pak Dirga bisa mentransfer seperti kemarin?” Gista menyodorkan kembali kartu itu pada Dirga.

“Saya ini orang sibuk, Anggista. Apalagi kak Rich cuti untuk bulan madu. Saya tidak akan sempat mentransfer uang pada kamu.” Ucap Dirga. Ia tidak mau menerima kartu itu lagi.

“Lalu? Apa yang pak Dirga gunakan, jika ini di berikan pada saya?” Tanya Gista dengan polos.

Dirga terkekeh kemudian menyentil dahi gadis itu.

“Kamu pikir saya hanya punya satu? Bukannya, kamu sendiri yang mengatakan, jika saya ini salah satu ahli waris keluarga Wijaya. Sudah pasti saya punya lebih dari satu.” Ucap Dirga jumawa.

‘Sombong sekali.’

Ingin rasanya Gista menjawab seperti itu. Namun, ia tidak berani.

“Jadi ini untuk saya?” Gista memandang kartu itu dengan lekat. Seumur hidup, baru sekarang ia memegang kartu ATM berwarna hitam itu. Sementara miliknya hanya berwarna emas, dengan batas penarikan dua setengah juta.

“Hmm. Beli apa saja yang kamu inginkan. Baju, sepatu, tas. Bayar uang kuliah kamu.” Ucap Dirga sembari mengusap belakang kepala Gista dengan lembut.

Di perlakukan seperti itu, membuat Gista meneteskan air matanya. Ia teringat dengan sang bapak yang entah dimana berada saat ini.

“Kenapa kamu menangis?” Tanya Dirga dengan dahi berkerut. Ia menghentikan usapan pada kepala gadis itu.

“Pak Dirga membuat saya teringat dengan bapak saya. Kerena mengusap kepala saya seperti tadi.” Ucap Gista sembari mengusap sudut matanya.

“Kamu mau pulang bertemu bapak kamu?” Tanya Dirga kemudian.

Gista menatap Dirga dengan lekat. Mencari kepastian pada sinar mata pria itu.

“Apa boleh?” Tanya gadis itu.

“Kenapa tidak? Kamu bisa sekalian pergi berbelanja.” Dirga kemudian mengambil ponselnya. Mengetik sesuatu, kemudian mengirimnya pada nomor ponsel Gista.

“Saya sudah mengirim pin kartu ATM itu. Kamu bisa menggunakan sepuasnya.”

“Terima kasih, pak. Saya akan pergi setelah membersihkan apartemen.” Ucap Gista seraya bangkit. Namun Dirga mencekal pergelangan tangan gadis itu.

“Tidak perlu. Lagi pula tempat ini tidak begitu kotor. Kamu bisa membersihkannya dua hari sekali.”

“Lalu kamar pak Dirga?”

“Saya sudah mengganti spereinya. Sudah. Lebih baik sekarang kamu bersiap. Bukannya sore ini kamu juga harus bekerja di kafe?”

Gista mengangguk pelan. “Kalau begitu, saya ijin pulang sebentar, pak.”

“Hmm.”

Gadis itu kemudian sedikit membungkukan badannya. “Terima kasih, pak Duda.” Ucap Gista setelah mengecup pipi Dirga dengan singkat.

Kemudian lari meninggalkan pria itu.

“Berani sekali gadis itu.” Ucap Dirga sembari menyeringai.

...****************...

Terpopuler

Comments

@arieyy

@arieyy

uhuyyyyy pak duda g tuch🤣🤣🤣

2025-01-13

0

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

dudanya baik ternyata

2025-01-06

1

Heintje Anumpitan

Heintje Anumpitan

/Heart/

2024-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 01. Dimana Harus Meminjam Uang?
2 02. Saya Ingin Meminjam Uang, Pak.
3 03. Tidur Dengan Saya?
4 04. Kesepakatan Membayar Hutang.
5 05. Mulai Bekerja.
6 06. Anda Mabuk?
7 07. Dalam Pengaruh Obat.
8 08. Kamu Masih Gadis? 21+
9 09. Berani Sekali Kamu Menipu Saya.
10 10. 50 Juta, Untuk Uang Jajan?
11 11. Kamu Sugar Baby Saya.
12 12. Serangga Berambut Panjang.
13 13. Saya Tidak Memiliki Kekasih, Pak.
14 14. Hubungan Sugar Daddy Dan Sugar Baby?
15 15. Tidak Perlu Malu.
16 16. Kedatangan Mantan Istri Dirga.
17 17. Ancaman Dirga.
18 18. Terima Kasih, Pak Duda.
19 19. Apa Kita Pernah Bertemu?
20 20. Kekasih Pak Dirga?
21 21. Pak Dirga Menguntit Saya?
22 22. Dia Pacar Kamu, Ta?
23 23. Ditinggalkan Begitu Saja.
24 24. Kecewa?
25 25. Bertemu Ellena.
26 26. Jadi Wanita Itu Dianna?
27 27. Tidak Suka Pengkhianatan.
28 28. Belajar Menjadi Kekasih Yang Baik.
29 29. Bertemu Di Rumah Sakit.
30 30. Kenapa Kamu Sangat Cerewet?
31 31. Kantor Wijaya Group.
32 32. Jangan Sampai Saya Hilang Rasa..
33 33. Memperbaharui Kesepakatan.
34 34. Sekretaris Baru.
35 35. Memanfaatkan Kesempatan Dengan Baik.
36 36. Kedatangan Dianna.
37 37. Membawa Banyak Perubahan.
38 38. Ingin Menjadikan Sekretaris Pribadi.
39 39. Pulang Bersama Bobby.
40 40. Jangan Katakan Jika Kamu Cemburu?
41 41. Maaf, Bob. Kamu Tidak Bisa..
42 42. Renatta Berniat Menjodohkan Mereka.
43 43. Rumah Orang Tua Dirga.
44 44. Kamu Boleh Menguras Uang Saya.
45 45. Apa Kamu Mau Menjadi Kekasihku?
46 46. Tiba-Tiba Saya Merindukan Kamu.
47 47. Siapa Pak Duda Itu?
48 48. Kenapa Pintunya Dikunci?
49 49. Apa Yang Kalian Lakukan?
50 50. Yang Menjadi Alasan Bercerai.
51 51. Memindahkan Bobby?
52 52. Pak Dirga Jahat.
53 53. Kenapa Harus Malu?
54 54. Dia Sekretarisku, Ell.
55 55. Kalian Terlihat Serasi.
56 56. Aku Tidak Mungkin Menyakiti Anggista.
57 57. Dan Terjadi Lagi..
58 58. Dirga Sudah Nyaman Bersama Aku.
59 59. Jangan Terlalu Percaya Diri, Ell.
60 60. Family Gathering Wijaya Group.
61 61. Saya Mencari Keberadaan Kamu.
62 62. Kantor Pencatatan Sipil.
63 63.Tolong Rahasiakan Pernikahan Ini.
64 64. Malam Pertama Sebagai Suami Istri.
65 65. Dianna Hamil.
66 66. Kemana Pak Dirga?
67 67. Selamat Tinggal, Pak Dirga.
68 68. Gista Menghilang, Om.
69 69. Saya Pasti Akan Menemukan Kamu.
70 70. Kami Sudah Menikah.
71 71. Saya Mulai Merindukan Kamu, Anggista.
72 72. 5 TAHUN KEMUDIAN.
73 73. Daerah Istimewa Yogyakarta.
74 74. Gyantara Abhiseva.
75 75. Gyan Mau Bertemu Ayah, Bu.
76 76. Kembali Ke Jakarta.
77 77. Apa Gyan Punya Saudara, Bu?
78 78. Dia Anak Asisten Istri Saya.
79 79. Akhirnya Saya Menemukan Kamu, Anggista.
80 80. Jadi Ayah Gyan Itu, Dirgantara Wijaya?
81 81. Di Depan Ada Om Pencuri.
82 82. Jadi Om Pencuri Ini Ayah Gyan?
83 83. Ayah Bukan Pencuri, Nak.
84 84. Rumah Kita.
85 85. Tentang Dianna.
86 86. Kenapa Saya Bisa Hamil?
87 87. Papa Kemana Saja?
88 88. Jadi Gadis Kecil Itu …
89 89. Rencana Pernikahan Ulang.
90 90. Perkara Nama Panggilan.
91 91. Tidak Salah Memilih Istri.
92 92. Pergi Berdua.
Episodes

Updated 92 Episodes

1
01. Dimana Harus Meminjam Uang?
2
02. Saya Ingin Meminjam Uang, Pak.
3
03. Tidur Dengan Saya?
4
04. Kesepakatan Membayar Hutang.
5
05. Mulai Bekerja.
6
06. Anda Mabuk?
7
07. Dalam Pengaruh Obat.
8
08. Kamu Masih Gadis? 21+
9
09. Berani Sekali Kamu Menipu Saya.
10
10. 50 Juta, Untuk Uang Jajan?
11
11. Kamu Sugar Baby Saya.
12
12. Serangga Berambut Panjang.
13
13. Saya Tidak Memiliki Kekasih, Pak.
14
14. Hubungan Sugar Daddy Dan Sugar Baby?
15
15. Tidak Perlu Malu.
16
16. Kedatangan Mantan Istri Dirga.
17
17. Ancaman Dirga.
18
18. Terima Kasih, Pak Duda.
19
19. Apa Kita Pernah Bertemu?
20
20. Kekasih Pak Dirga?
21
21. Pak Dirga Menguntit Saya?
22
22. Dia Pacar Kamu, Ta?
23
23. Ditinggalkan Begitu Saja.
24
24. Kecewa?
25
25. Bertemu Ellena.
26
26. Jadi Wanita Itu Dianna?
27
27. Tidak Suka Pengkhianatan.
28
28. Belajar Menjadi Kekasih Yang Baik.
29
29. Bertemu Di Rumah Sakit.
30
30. Kenapa Kamu Sangat Cerewet?
31
31. Kantor Wijaya Group.
32
32. Jangan Sampai Saya Hilang Rasa..
33
33. Memperbaharui Kesepakatan.
34
34. Sekretaris Baru.
35
35. Memanfaatkan Kesempatan Dengan Baik.
36
36. Kedatangan Dianna.
37
37. Membawa Banyak Perubahan.
38
38. Ingin Menjadikan Sekretaris Pribadi.
39
39. Pulang Bersama Bobby.
40
40. Jangan Katakan Jika Kamu Cemburu?
41
41. Maaf, Bob. Kamu Tidak Bisa..
42
42. Renatta Berniat Menjodohkan Mereka.
43
43. Rumah Orang Tua Dirga.
44
44. Kamu Boleh Menguras Uang Saya.
45
45. Apa Kamu Mau Menjadi Kekasihku?
46
46. Tiba-Tiba Saya Merindukan Kamu.
47
47. Siapa Pak Duda Itu?
48
48. Kenapa Pintunya Dikunci?
49
49. Apa Yang Kalian Lakukan?
50
50. Yang Menjadi Alasan Bercerai.
51
51. Memindahkan Bobby?
52
52. Pak Dirga Jahat.
53
53. Kenapa Harus Malu?
54
54. Dia Sekretarisku, Ell.
55
55. Kalian Terlihat Serasi.
56
56. Aku Tidak Mungkin Menyakiti Anggista.
57
57. Dan Terjadi Lagi..
58
58. Dirga Sudah Nyaman Bersama Aku.
59
59. Jangan Terlalu Percaya Diri, Ell.
60
60. Family Gathering Wijaya Group.
61
61. Saya Mencari Keberadaan Kamu.
62
62. Kantor Pencatatan Sipil.
63
63.Tolong Rahasiakan Pernikahan Ini.
64
64. Malam Pertama Sebagai Suami Istri.
65
65. Dianna Hamil.
66
66. Kemana Pak Dirga?
67
67. Selamat Tinggal, Pak Dirga.
68
68. Gista Menghilang, Om.
69
69. Saya Pasti Akan Menemukan Kamu.
70
70. Kami Sudah Menikah.
71
71. Saya Mulai Merindukan Kamu, Anggista.
72
72. 5 TAHUN KEMUDIAN.
73
73. Daerah Istimewa Yogyakarta.
74
74. Gyantara Abhiseva.
75
75. Gyan Mau Bertemu Ayah, Bu.
76
76. Kembali Ke Jakarta.
77
77. Apa Gyan Punya Saudara, Bu?
78
78. Dia Anak Asisten Istri Saya.
79
79. Akhirnya Saya Menemukan Kamu, Anggista.
80
80. Jadi Ayah Gyan Itu, Dirgantara Wijaya?
81
81. Di Depan Ada Om Pencuri.
82
82. Jadi Om Pencuri Ini Ayah Gyan?
83
83. Ayah Bukan Pencuri, Nak.
84
84. Rumah Kita.
85
85. Tentang Dianna.
86
86. Kenapa Saya Bisa Hamil?
87
87. Papa Kemana Saja?
88
88. Jadi Gadis Kecil Itu …
89
89. Rencana Pernikahan Ulang.
90
90. Perkara Nama Panggilan.
91
91. Tidak Salah Memilih Istri.
92
92. Pergi Berdua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!