05. Mulai Bekerja.

“Ternyata kamu bisa diandalkan juga anak manis.” Ucap rentenir—seorang wanita paruh baya dengan dandanan mentereng.

Mereka kini tengah berada di rumah kontrakan, dan seorang preman sedang menghitung uang yang di serahkan oleh Gista ditemani oleh bapak.

“Aku harap kedepannya kita bisa bekerja sama lagi. Jangan sungkan datang padaku jika kalian tidak memiliki uang.” Ucap rentenir itu sembari memainkan kuku tangannya yang berhiaskan cat merah menyala.

“Terima kasih, nyonya. Tetapi, aku pastikan tidak akan ada lain kali. Bapak tidak akan meminjam uang lagi.” Ucap Gista dengan tegas.

Wanita paruh baya itu tergelak. “Percaya diri sekali kamu gadis manis.”

“Kenapa tidak?” Gista berbalik melempar tanya meski kini jantungnya sedang berdebar kencang.

“Lalu bagaimana denganmu, Gideon?” Tanya rentenir itu pada bapak Gista yang bernama Gideon.

Pria paruh baya itu hanya mampu menundukan kepala. Ia sungguh malu pada sang putri. Merasa tidak becus menjadi seorang ayah.

Setelah uang yang di berikan Gista di katakan sudah genap oleh preman, pasangan rentenir dan anak buahnya itu pun pergi meninggalkan rumah kontrakan.

Sepeninggal penagih hutang itu, Gista tiada henti mewanti wanti sang bapak agar tidak lagi berurusan dengan rentenir. Bukannya gadis itu tidak mau membayar, namun ia tidak ingin nyawa bapaknya dalam bahaya.

“Pak, bapak mendengar apa yang aku katakan, ‘kan?” Tanya Gista saat sang bapak hanya diam tak memberikan tanggapan apapun.

“Iya, nak. Bapak mendengarnya.” Ucap pria paruh baya itu kemudian.

“Jangan cuma di dengarkan saja, pak. Tetapi di lakukan juga.” Imbuh Gista lagi.

“Iya, nak.” Bapak beranjak pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

Gista menghela nafas kasar. Entah kenapa ia merasa ragu dengan jawaban sang bapak. Gadis itu pun masuk ke dalam kamarnya.

“Sudah jam dua.” Gumam Gista saat melihat jam kecil di atas meja belajarnya.

Gadis itu kemudian bergegas. Ia harus pergi ke apartemen Dirga untuk memulai pekerjaannya. Gista harus tau diri. Sang atasan sudah sangat baik padanya. Memberikan pinjaman tanpa perjanjian hitam di atas putih, dan jaminan apapun.

“Kamu mau kemana, nak?” Tanya sang bapak ketika Gista keluar dari kamarnya dengan pakaian yang berbeda.

“Aku harus ke tempat orang yang memberikan pinjaman, pak. Aku tidak mau setelah ini kita terkena masalah lagi.” Gadis itu meraih tangan sang bapak untuk berpamitan.

“Ini kunci motornya.” Pria itu merogoh saku celananya.

Namun Gista menolak. “Motornya bapak saja yang bawa. Aku bisa naik ojek.”

“Tapi, nak. Kamu lebih membutuhkannya.” Paksa bapak.

“Aku tau. Tapi biar bapak saja yang bawa. Manfaatkan dengan baik, pak. Tolong jangan berbuat kejahatan apalagi kembali berjudi. Aku ingin bapak baik-baik saja. Maaf karena tidak bisa menjadi putri yang berbakti. Suatu hari nanti, aku pasti akan membalas kebaikan bapak.”

Entah kenapa Gista merasa perlu memperingati sang bapak berulang kali agar pria paruh baya itu mengerti dan berhenti melakukan perbuatan haram.

“Iya, nak. Kamu hati-hati dan jaga diri dengan baik juga.”

\~\~\~

Dalam perjalanan menuju apartemen Dirga, Gista mengirim pesan pada pria itu. Mengatakan jika siang ini, dirinya akan mulai bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Tepat saat Gista membuka pintu unit apartemen sang atasan, pesan balasan dari Dirga pun masuk pada ponselnya.

‘Alat kebersihan ada di gudang dekat dapur. Dan tolong kamu masukkan ke mesin cuci pakaian kotor yang ada di ruang ganti kamar saya.’

“Baiklah.” Gista membaca pesan itu. Ia meletakan tas selempang yang di bawanya diatas sofa.

‘Ada sebuah kamar kosong di samping gudang. Kamu bisa menggunakan untuk beristirahat.’

Pesan masuk kedua saat Gista hendak membalas pesan yang pertama.

“Baik, pak.” Balasnya singkat.

Gadis itu pun memulai pekerjaannya. Mengambil peralatan kebersihan dari gudang. Kemudian pergi ke lantai dua.

Ia mulai dari kamar Dirga.

Gadis itu ingat, jika Dirga mengatakan menyimpan kunci di dalam sela tanaman hias, diatas meja. Dan ia pun mendapatkannya.

Dengan hati-hati Gista memasuki kamar pria itu.

Kesan maskulin sangat kental terasa ketika pintu kamar di buka. Nuansa putih dan abu-abu sangat mendominasi.

Ranjang berukuran King size dengan sprei putih terletak di tengah ruangan. Televisi berukuran besar menempel pada dinding, tepat di depan tempat tidur. Pintu balkon terbuat dari kaca lebar dengan tirai abu-abu.

“Apa kamar duda memang seperti ini?” Gumam Gista sembari mengamati ruangan itu.

Namun, sedetik kemudian kepala gadis itu menggeleng kencang. Ia berada di tempat itu untuk bekerja. Bukan untuk diam mengamati seisi ruangan.

“Kita mulai dari kamar mandi.” Ucap gadis itu.

Kepala Gista memutar, mencari dimana letak kamar mandi. Hingga ia menemukan sebuah pintu bercat putih yang tak jauh dari ranjang.

Ternyata itu ruang ganti. Namun, ada pintu lain tepat di sebalah kanan. Gista pun membukanya. Dan di sanalah letak kamar mandinya.

“Luas sekali.” Gumam Gista mengamati kamar mandi itu. Luasnya setara dengan ruangan di dalam rumah kontrakannya.

Ada bak mandi besar di dekat jendela kaca, tempat membilas tubuh yang di batasi sekat kaca. Juga tempat buang air yang terpisah.

Sungguh sangat mewah menurut gadis itu.

Tidak ingin terlalu lama membuang waktu, Gista pun bergegas membersihkan kamar mandi itu.

Setelah selesai, ia pun beralih ke ruang ganti. Gista tidak berani membuka lemari pakaian. Ia hanya menyapu dan mengepel lantai kemudian memungut pakaian pakaian kotor.

“Banyak sekali.” Ucap gadis itu ketika mengangkat keranjang cucian yang terasa berat.

Gista membawa turun pakaian kotor itu dan memasukkan ke dalam mesin cuci. Ia kemudian kembali ke lantai dua untuk membersihkan kamar tidur Dirga.

Tak terasa waktu berlalu. Sudah dua jam gadis itu bekerja, namun ia baru selesai membersihkan kamar sang atasan.

“Lelah sekali.” Ucap Gista seraya meregangkan kedua otot lengannya.

“Aku akan melanjutkan besok.” Ucapnya sembari mengunci kamar Dirga dan menyimpan kembali kunci di sela tanaman hias.

“Pak, saya baru selesai membersihkan kamar tidur bapak. Untuk ruang tamu atas dan bawah akan saya lanjutkan besok. Karena sekarang saya harus bekerja ke kafe.”

Gista mengirim pesan pada Dirga saat dirinya berada di dalam lift menuju basemen apartemen.

“Terima kasih, Anggi.”

“Anggi?” Dahi Gista berkerut ketika membaca balasan pesan dari Dirga.

Apa mungkin pria itu salah mengirim pesan?

“Anggi siapa ya, pak?”

“Anggista Anggraini. Bukannya itu nama kamu?”

Gista hanya mampu menganga membaca pesan balasan itu. Bagaimana bisa ia melupakan namanya sendiri? Itu karena tidak ada orang yang memanggilnya Anggi.

“Iya, pak.”

Namun, pesan itu tidak mendapatkan balasan lagi. Mungkin saja Dirga sedang sibuk. Lagi pula, dirinya bukan orang penting yang harus pria itu utamakan.

“Selamat datang hidup yang keras.” Ucap Gista saat ia melangkah ke luar dari dalam lift.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

semangat gista

2025-01-12

0

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

semangat anggista

2025-01-05

1

wahyu widayati

wahyu widayati

sabar ya gista....roda kehidupan pasti berputar....nanti kamu akan menikmati hdp enak jg kok....sabar ya....

2024-12-07

1

lihat semua
Episodes
1 01. Dimana Harus Meminjam Uang?
2 02. Saya Ingin Meminjam Uang, Pak.
3 03. Tidur Dengan Saya?
4 04. Kesepakatan Membayar Hutang.
5 05. Mulai Bekerja.
6 06. Anda Mabuk?
7 07. Dalam Pengaruh Obat.
8 08. Kamu Masih Gadis? 21+
9 09. Berani Sekali Kamu Menipu Saya.
10 10. 50 Juta, Untuk Uang Jajan?
11 11. Kamu Sugar Baby Saya.
12 12. Serangga Berambut Panjang.
13 13. Saya Tidak Memiliki Kekasih, Pak.
14 14. Hubungan Sugar Daddy Dan Sugar Baby?
15 15. Tidak Perlu Malu.
16 16. Kedatangan Mantan Istri Dirga.
17 17. Ancaman Dirga.
18 18. Terima Kasih, Pak Duda.
19 19. Apa Kita Pernah Bertemu?
20 20. Kekasih Pak Dirga?
21 21. Pak Dirga Menguntit Saya?
22 22. Dia Pacar Kamu, Ta?
23 23. Ditinggalkan Begitu Saja.
24 24. Kecewa?
25 25. Bertemu Ellena.
26 26. Jadi Wanita Itu Dianna?
27 27. Tidak Suka Pengkhianatan.
28 28. Belajar Menjadi Kekasih Yang Baik.
29 29. Bertemu Di Rumah Sakit.
30 30. Kenapa Kamu Sangat Cerewet?
31 31. Kantor Wijaya Group.
32 32. Jangan Sampai Saya Hilang Rasa..
33 33. Memperbaharui Kesepakatan.
34 34. Sekretaris Baru.
35 35. Memanfaatkan Kesempatan Dengan Baik.
36 36. Kedatangan Dianna.
37 37. Membawa Banyak Perubahan.
38 38. Ingin Menjadikan Sekretaris Pribadi.
39 39. Pulang Bersama Bobby.
40 40. Jangan Katakan Jika Kamu Cemburu?
41 41. Maaf, Bob. Kamu Tidak Bisa..
42 42. Renatta Berniat Menjodohkan Mereka.
43 43. Rumah Orang Tua Dirga.
44 44. Kamu Boleh Menguras Uang Saya.
45 45. Apa Kamu Mau Menjadi Kekasihku?
46 46. Tiba-Tiba Saya Merindukan Kamu.
47 47. Siapa Pak Duda Itu?
48 48. Kenapa Pintunya Dikunci?
49 49. Apa Yang Kalian Lakukan?
50 50. Yang Menjadi Alasan Bercerai.
51 51. Memindahkan Bobby?
52 52. Pak Dirga Jahat.
53 53. Kenapa Harus Malu?
54 54. Dia Sekretarisku, Ell.
55 55. Kalian Terlihat Serasi.
56 56. Aku Tidak Mungkin Menyakiti Anggista.
57 57. Dan Terjadi Lagi..
58 58. Dirga Sudah Nyaman Bersama Aku.
59 59. Jangan Terlalu Percaya Diri, Ell.
60 60. Family Gathering Wijaya Group.
61 61. Saya Mencari Keberadaan Kamu.
62 62. Kantor Pencatatan Sipil.
63 63.Tolong Rahasiakan Pernikahan Ini.
64 64. Malam Pertama Sebagai Suami Istri.
65 65. Dianna Hamil.
66 66. Kemana Pak Dirga?
67 67. Selamat Tinggal, Pak Dirga.
68 68. Gista Menghilang, Om.
69 69. Saya Pasti Akan Menemukan Kamu.
70 70. Kami Sudah Menikah.
71 71. Saya Mulai Merindukan Kamu, Anggista.
72 72. 5 TAHUN KEMUDIAN.
73 73. Daerah Istimewa Yogyakarta.
74 74. Gyantara Abhiseva.
75 75. Gyan Mau Bertemu Ayah, Bu.
76 76. Kembali Ke Jakarta.
77 77. Apa Gyan Punya Saudara, Bu?
78 78. Dia Anak Asisten Istri Saya.
79 79. Akhirnya Saya Menemukan Kamu, Anggista.
80 80. Jadi Ayah Gyan Itu, Dirgantara Wijaya?
81 81. Di Depan Ada Om Pencuri.
82 82. Jadi Om Pencuri Ini Ayah Gyan?
83 83. Ayah Bukan Pencuri, Nak.
84 84. Rumah Kita.
85 85. Tentang Dianna.
86 86. Kenapa Saya Bisa Hamil?
87 87. Papa Kemana Saja?
88 88. Jadi Gadis Kecil Itu …
89 89. Rencana Pernikahan Ulang.
90 90. Perkara Nama Panggilan.
91 91. Tidak Salah Memilih Istri.
92 92. Pergi Berdua.
Episodes

Updated 92 Episodes

1
01. Dimana Harus Meminjam Uang?
2
02. Saya Ingin Meminjam Uang, Pak.
3
03. Tidur Dengan Saya?
4
04. Kesepakatan Membayar Hutang.
5
05. Mulai Bekerja.
6
06. Anda Mabuk?
7
07. Dalam Pengaruh Obat.
8
08. Kamu Masih Gadis? 21+
9
09. Berani Sekali Kamu Menipu Saya.
10
10. 50 Juta, Untuk Uang Jajan?
11
11. Kamu Sugar Baby Saya.
12
12. Serangga Berambut Panjang.
13
13. Saya Tidak Memiliki Kekasih, Pak.
14
14. Hubungan Sugar Daddy Dan Sugar Baby?
15
15. Tidak Perlu Malu.
16
16. Kedatangan Mantan Istri Dirga.
17
17. Ancaman Dirga.
18
18. Terima Kasih, Pak Duda.
19
19. Apa Kita Pernah Bertemu?
20
20. Kekasih Pak Dirga?
21
21. Pak Dirga Menguntit Saya?
22
22. Dia Pacar Kamu, Ta?
23
23. Ditinggalkan Begitu Saja.
24
24. Kecewa?
25
25. Bertemu Ellena.
26
26. Jadi Wanita Itu Dianna?
27
27. Tidak Suka Pengkhianatan.
28
28. Belajar Menjadi Kekasih Yang Baik.
29
29. Bertemu Di Rumah Sakit.
30
30. Kenapa Kamu Sangat Cerewet?
31
31. Kantor Wijaya Group.
32
32. Jangan Sampai Saya Hilang Rasa..
33
33. Memperbaharui Kesepakatan.
34
34. Sekretaris Baru.
35
35. Memanfaatkan Kesempatan Dengan Baik.
36
36. Kedatangan Dianna.
37
37. Membawa Banyak Perubahan.
38
38. Ingin Menjadikan Sekretaris Pribadi.
39
39. Pulang Bersama Bobby.
40
40. Jangan Katakan Jika Kamu Cemburu?
41
41. Maaf, Bob. Kamu Tidak Bisa..
42
42. Renatta Berniat Menjodohkan Mereka.
43
43. Rumah Orang Tua Dirga.
44
44. Kamu Boleh Menguras Uang Saya.
45
45. Apa Kamu Mau Menjadi Kekasihku?
46
46. Tiba-Tiba Saya Merindukan Kamu.
47
47. Siapa Pak Duda Itu?
48
48. Kenapa Pintunya Dikunci?
49
49. Apa Yang Kalian Lakukan?
50
50. Yang Menjadi Alasan Bercerai.
51
51. Memindahkan Bobby?
52
52. Pak Dirga Jahat.
53
53. Kenapa Harus Malu?
54
54. Dia Sekretarisku, Ell.
55
55. Kalian Terlihat Serasi.
56
56. Aku Tidak Mungkin Menyakiti Anggista.
57
57. Dan Terjadi Lagi..
58
58. Dirga Sudah Nyaman Bersama Aku.
59
59. Jangan Terlalu Percaya Diri, Ell.
60
60. Family Gathering Wijaya Group.
61
61. Saya Mencari Keberadaan Kamu.
62
62. Kantor Pencatatan Sipil.
63
63.Tolong Rahasiakan Pernikahan Ini.
64
64. Malam Pertama Sebagai Suami Istri.
65
65. Dianna Hamil.
66
66. Kemana Pak Dirga?
67
67. Selamat Tinggal, Pak Dirga.
68
68. Gista Menghilang, Om.
69
69. Saya Pasti Akan Menemukan Kamu.
70
70. Kami Sudah Menikah.
71
71. Saya Mulai Merindukan Kamu, Anggista.
72
72. 5 TAHUN KEMUDIAN.
73
73. Daerah Istimewa Yogyakarta.
74
74. Gyantara Abhiseva.
75
75. Gyan Mau Bertemu Ayah, Bu.
76
76. Kembali Ke Jakarta.
77
77. Apa Gyan Punya Saudara, Bu?
78
78. Dia Anak Asisten Istri Saya.
79
79. Akhirnya Saya Menemukan Kamu, Anggista.
80
80. Jadi Ayah Gyan Itu, Dirgantara Wijaya?
81
81. Di Depan Ada Om Pencuri.
82
82. Jadi Om Pencuri Ini Ayah Gyan?
83
83. Ayah Bukan Pencuri, Nak.
84
84. Rumah Kita.
85
85. Tentang Dianna.
86
86. Kenapa Saya Bisa Hamil?
87
87. Papa Kemana Saja?
88
88. Jadi Gadis Kecil Itu …
89
89. Rencana Pernikahan Ulang.
90
90. Perkara Nama Panggilan.
91
91. Tidak Salah Memilih Istri.
92
92. Pergi Berdua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!