Bab 16: Klarifikasi

Waktu terasa berjalan lambat saat aku menunggu Galaksi di kafe. Semua yang terjadi dalam beberapa hari terakhir berputar-putar di pikiranku, dan rasanya semakin membingungkan. Perasaan Maya, yang tiba-tiba saja mengungkapkan ketidaksukaannya, membuatku semakin gelisah. Aku tidak pernah menyangka akan terjebak di antara dua perasaan yang begitu intens, antara persahabatan, perasaan yang berkembang, dan orang lain yang merasa terancam oleh kedekatanku dengan Galaksi.

Aku melihat jam tanganku. Sudah lebih dari setengah jam berlalu, tapi Galaksi belum juga datang. Aku memeriksa ponsel, memastikan kalau pesan yang kukirim sudah sampai. Tak lama kemudian, bunyi pesan masuk memecah ketegangan.

"Maaf Senja, aku terlambat. Ada sedikit urusan yang belum selesai di kampus. Aku ke sana dalam 10 menit lagi. Tunggu ya."

Aku menarik napas panjang. Aku berusaha menenangkan diri, membiarkan alunan musik yang mengalun lembut di kafe menenangkan pikiranku yang kacau. Aku terus memikirkan apa yang harus aku katakan padanya nanti. Apakah aku akan mengungkapkan tentang Maya? Atau apakah aku hanya perlu fokus pada perasaan kami berdua dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja?

Tak lama setelah itu, pintu kafe terbuka dan Galaksi masuk. Matanya langsung mencari-cari aku, lalu dia melangkah menuju meja tempatku duduk. Aku mencoba tersenyum, meski hatiku masih sedikit berat.

"Maaf, Senja. Aku tadi memang benar-benar terlambat," katanya, duduk di seberangku dengan tatapan penuh penyesalan.

"Ada apa, Galaksi? Kenapa tadi lama banget?" tanyaku, mencoba membuka percakapan.

Galaksi menghela napas. "Aku tadi harus menyelesaikan beberapa tugas kelompok. Tiba-tiba ada yang harus kami kerjakan secara mendesak, jadi aku tidak sempat memberitahumu lebih awal."

Aku mengangguk, berusaha mengerti. Namun, di dalam hati, aku merasa ada yang mengganjal. Semua ini terasa sedikit aneh, seperti ada yang kurang. Tetapi, aku tetap mencoba untuk tidak berpikir terlalu jauh.

"Senja," kata Galaksi lagi, suaranya terdengar sedikit ragu. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Tapi aku nggak tahu harus mulai dari mana."

Aku merasa sedikit cemas, menduga-duga apa yang ingin dia katakan. "Katakan saja, Galaksi. Aku mendengarkan."

Dia menatapku sejenak, seolah mencari kata-kata yang tepat. "Aku ingin kita berbicara tentang... Maya."

Nama itu membuat dadaku sedikit sesak. Aku tahu ini akan datang. Mungkin ada sesuatu yang harus diselesaikan, sesuatu yang tak bisa dihindari lagi.

"Maya?" tanyaku, mencoba terdengar biasa. "Ada apa dengan dia?"

Galaksi tampak terkejut dengan reaksiku yang terlihat tenang. "Aku tahu kalau Maya sering menunjukkan ketidaksukaannya terhadap kedekatan kita, Senja. Dia sering bilang kalau dia nggak nyaman aku dekat sama kamu. Aku tahu itu mungkin membuatmu merasa canggung, tapi... aku nggak ingin kamu merasa terbebani dengan perasaan orang lain. Aku hanya ingin kita berdua jujur tentang perasaan kita."

Aku terdiam, kata-kata itu mengendap dalam pikiranku. Maya memang tidak pernah menyembunyikan perasaannya tentang aku dan Galaksi. Dia jelas merasa cemburu, dan aku tidak tahu apakah itu karena dia menyukai Galaksi atau hanya karena perasaan tidak nyaman dengan kedekatanku dengan dia.

"Galaksi, aku... aku nggak tahu harus bagaimana," kataku, akhirnya membuka suara. "Maya merasa terancam dengan kita. Dia nggak suka melihat kita dekat, dan aku rasa itu membuat semuanya jadi rumit. Aku nggak ingin jadi masalah antara kalian berdua, dan aku juga tak ingin bermasalah dengannya."

Galaksi menatapku dengan penuh perhatian. "Senja, aku hanya ingin kamu tahu satu hal. Aku hanya menyukai kamu. Tidak ada yang lain. Aku nggak pernah melihat Maya lebih dari sekadar teman, dan aku nggak akan membiarkan itu mengubah apa yang aku rasakan terhadapmu. Tapi, aku tahu, kamu mungkin butuh waktu untuk memikirkan semuanya."

Aku menunduk, meresapi kata-katanya. Perasaan Galaksi jelas dan tegas, tetapi aku masih merasa bingung. Aku masih tidak tahu apakah aku siap untuk melangkah lebih jauh dengannya, atau apakah aku hanya takut dengan perubahan yang akan datang.

"Sebenarnya, Galaksi, aku... aku butuh waktu," jawabku pelan. "Aku perlu waktu untuk benar-benar memikirkan semuanya. Tentang kita, tentang apa yang aku rasakan, dan tentang perasaan Maya. Aku nggak ingin keputusan ini hanya karena aku merasa tertekan."

Galaksi mengangguk, seolah mengerti perasaanku. "Aku mengerti, Senja. Aku nggak akan terburu-buru. Aku hanya ingin kamu tahu kalau aku di sini untukmu, apapun yang terjadi. Kita bisa berjalan bersama, tapi aku nggak ingin memaksakanmu."

Aku merasa lega mendengar itu. Setidaknya, Galaksi tidak memaksaku untuk segera memberikan jawaban. Aku butuh waktu untuk mengklarifikasi perasaanku, dan mungkin, lebih penting lagi, aku butuh waktu untuk menyelesaikan semua yang ada di antara Maya dan aku.

"Terima kasih, Galaksi," kataku, tersenyum. "Aku akan berpikir lebih banyak tentang ini."

Setelah itu, kami menghabiskan waktu bersama, berbicara tentang hal-hal ringan, mencoba mengalihkan perhatian dari masalah yang sebenarnya mengganggu pikiran kami. Meskipun aku masih merasa bingung, ada rasa nyaman yang datang dari keberadaannya di dekatku. Itu adalah sesuatu yang sulit untuk dijelaskan, tetapi aku tahu, saat ini, aku harus memberi diriku waktu untuk memilih langkah selanjutnya.

Namun, saat aku melangkah keluar dari kafe, pikiran tentang Maya masih mengganggu. Aku tidak ingin menjadi penyebab masalah antara dia dan Galaksi. Aku ingin agar semuanya bisa baik-baik saja, tanpa ada yang terluka. Tapi aku juga tahu, kadang, kita tidak bisa menghindari kenyataan bahwa perasaan orang lain bisa memengaruhi kita, bahkan jika kita tidak berniat untuk melibatkan mereka.

Dengan pikiran yang masih terbagi, aku hanya bisa berharap waktu akan memberikan jawabannya.

To Be Continued...

Terpopuler

Comments

Siti Faridla Nuryani

Siti Faridla Nuryani

ribet

2024-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Aku, Senja
2 Bab 2: Luka yang Tak Terlupakan
3 Bab 3: Misteri yang Terkuak
4 Bab 4: Langkah Menuju Keberanian
5 Bab 5: Akhirnya Tersenyum Lagi
6 Bab 6: Suasana di Kampus
7 Bab 7: Api dalam Diam
8 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
9 Bab 8: Langit yang Mengerti
10 Bab 9: Menghadapi Perasaan yang Tumbuh
11 Bab 10: Langkah Baru
12 Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi
13 Bab 12: Langkah yang Tak Terduga
14 Bab 13: Pergulatan dalam Hati
15 Bab 14: Memantapkan Hati
16 Bab 15: Orang Ketiga
17 Bab 16: Klarifikasi
18 Bab 17: Luka yang Membuat Pergi
19 Bab 18: Luka di Jalan yang Salah
20 Bab 19: Perjuangan Galaksi yang Tak Kenal Lelah
21 Bab 20: Kesempatan Kedua untuk Galaksi
22 Bab 21: Keputusan Hati Senja
23 Bab 22: Pengorbanan Galaksi
24 Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
25 Bab 24: Menjaga Asa di Tengah Cobaan
26 Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan
27 Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga
28 Bab 27: Langkah Baru
29 Bab 28: Jejak Baru di Kehidupan Bersama
30 Bab 29: Gagal Romantisan
31 Bab 30: Malam yang Dinanti
32 Bab 31: Ketika Panggilan Itu Terdengar
33 Bab 32: Di Kampus dan Kafe
34 Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian
35 Bab 34: Kisah yang Terungkap
36 Bab 35: Keteguhan dan Kepercayaan
37 Bab 36: Keberanian Bersama
38 Bab 37: Rahasia yang Terungkap
39 Bab 38: Gaun Senja yang Mengejutkan
40 Bab 39: Harmoni dalam Kesibukan
41 Bab 40: Malam yang Ditunggu, Lagi-Lagi Gagal
42 Bab 41: Pertemuan Keluarga
43 Bab 42: Kehebohan di Kafe
44 Bab 43: Kegaduhan Bintang di Dapur
45 Bab 44: Liburan Tanpa Gangguan
46 Bab 45: Malam Pertama yang Romantis
47 Bab 46: Kembali ke Rumah, Awal Baru
48 Bab 47: Di Tengah Kampus dan Keheningan Rumor
49 Bab 48: Kejutan Galaksi dan Mode Merajuk Senja
50 Bab 49: Kabar Baik untuk Bintang dan Ummi Ratna
51 Bab 50: Cinta di Tengah Keramaian
52 Bab 51: Kesalahpahaman yang Kian Menumpuk
53 Bab 52: Menyembuhkan Luka yang Terabaikan
54 Bab 53: Jalan Menuju Pemahaman
55 Bab 54: Persiapan yang Semakin Matang
56 Bab 55: Kejutan yang Menunggu
57 Bab 56: Perjalanan Bersama
58 Bab 57: Langkah Baru
59 Bab 58: Kabar Bahagia
60 Bab 59: Mama Senja
61 Bab 60: Ummi Ratna Ikut Bahagia
62 Bab 61: Setelah Malam Penuh Kebahagiaan
63 Bab 62: Saat-Saat Manja yang Menggemaskan
64 Bab 63: Senja, Istri yang Menunggu Keajaiban
65 Bab 64: Senja, Cemburu, dan Mengidam yang Aneh
66 Bab 65: Hari yang Tenang, Harapan yang Membuncah
67 Bab 66: Hadiah Kecil dari Semesta
68 Bab 67: Wisuda yang Membawa Keajaiban
69 Bab 68: Kehidupan Baru yang Dimulai
70 Bab 69: Keputusan Senja
71 Bab 70: Tiga Tahun Kemudian
72 Bab 71: Rebutan Perhatian Ibu
73 Bab 72: Kejutan Kecil untuk Ayah
74 Bab 73: Keajaiban Dalam Keluarga Kecil
75 Bab 74: Rumah Kedua
76 Bab 75: Hadiah Kecil yang Bermakna
77 Bab 76: Mimpi yang Menjadi Kenyataan (Tamat)
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1: Aku, Senja
2
Bab 2: Luka yang Tak Terlupakan
3
Bab 3: Misteri yang Terkuak
4
Bab 4: Langkah Menuju Keberanian
5
Bab 5: Akhirnya Tersenyum Lagi
6
Bab 6: Suasana di Kampus
7
Bab 7: Api dalam Diam
8
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
9
Bab 8: Langit yang Mengerti
10
Bab 9: Menghadapi Perasaan yang Tumbuh
11
Bab 10: Langkah Baru
12
Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi
13
Bab 12: Langkah yang Tak Terduga
14
Bab 13: Pergulatan dalam Hati
15
Bab 14: Memantapkan Hati
16
Bab 15: Orang Ketiga
17
Bab 16: Klarifikasi
18
Bab 17: Luka yang Membuat Pergi
19
Bab 18: Luka di Jalan yang Salah
20
Bab 19: Perjuangan Galaksi yang Tak Kenal Lelah
21
Bab 20: Kesempatan Kedua untuk Galaksi
22
Bab 21: Keputusan Hati Senja
23
Bab 22: Pengorbanan Galaksi
24
Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
25
Bab 24: Menjaga Asa di Tengah Cobaan
26
Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan
27
Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga
28
Bab 27: Langkah Baru
29
Bab 28: Jejak Baru di Kehidupan Bersama
30
Bab 29: Gagal Romantisan
31
Bab 30: Malam yang Dinanti
32
Bab 31: Ketika Panggilan Itu Terdengar
33
Bab 32: Di Kampus dan Kafe
34
Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian
35
Bab 34: Kisah yang Terungkap
36
Bab 35: Keteguhan dan Kepercayaan
37
Bab 36: Keberanian Bersama
38
Bab 37: Rahasia yang Terungkap
39
Bab 38: Gaun Senja yang Mengejutkan
40
Bab 39: Harmoni dalam Kesibukan
41
Bab 40: Malam yang Ditunggu, Lagi-Lagi Gagal
42
Bab 41: Pertemuan Keluarga
43
Bab 42: Kehebohan di Kafe
44
Bab 43: Kegaduhan Bintang di Dapur
45
Bab 44: Liburan Tanpa Gangguan
46
Bab 45: Malam Pertama yang Romantis
47
Bab 46: Kembali ke Rumah, Awal Baru
48
Bab 47: Di Tengah Kampus dan Keheningan Rumor
49
Bab 48: Kejutan Galaksi dan Mode Merajuk Senja
50
Bab 49: Kabar Baik untuk Bintang dan Ummi Ratna
51
Bab 50: Cinta di Tengah Keramaian
52
Bab 51: Kesalahpahaman yang Kian Menumpuk
53
Bab 52: Menyembuhkan Luka yang Terabaikan
54
Bab 53: Jalan Menuju Pemahaman
55
Bab 54: Persiapan yang Semakin Matang
56
Bab 55: Kejutan yang Menunggu
57
Bab 56: Perjalanan Bersama
58
Bab 57: Langkah Baru
59
Bab 58: Kabar Bahagia
60
Bab 59: Mama Senja
61
Bab 60: Ummi Ratna Ikut Bahagia
62
Bab 61: Setelah Malam Penuh Kebahagiaan
63
Bab 62: Saat-Saat Manja yang Menggemaskan
64
Bab 63: Senja, Istri yang Menunggu Keajaiban
65
Bab 64: Senja, Cemburu, dan Mengidam yang Aneh
66
Bab 65: Hari yang Tenang, Harapan yang Membuncah
67
Bab 66: Hadiah Kecil dari Semesta
68
Bab 67: Wisuda yang Membawa Keajaiban
69
Bab 68: Kehidupan Baru yang Dimulai
70
Bab 69: Keputusan Senja
71
Bab 70: Tiga Tahun Kemudian
72
Bab 71: Rebutan Perhatian Ibu
73
Bab 72: Kejutan Kecil untuk Ayah
74
Bab 73: Keajaiban Dalam Keluarga Kecil
75
Bab 74: Rumah Kedua
76
Bab 75: Hadiah Kecil yang Bermakna
77
Bab 76: Mimpi yang Menjadi Kenyataan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!