Bab 15: Orang Ketiga

Hari-hari berlalu, dan aku semakin merasa bingung dengan semua perasaan ini. Setiap kali aku mencoba mengklarifikasi hatiku, semakin banyak yang muncul di luar dugaan. Ada satu hal yang tak bisa kuabaikan, dan itu adalah perasaan Maya.

Maya, yang sebenarnya hanya teman sekelas Galaksi, memang bukan sahabat dekatnya. Tetapi, setiap kali aku bertemu dengannya di kampus, ada sesuatu yang terasa aneh. Aku sering menangkap pandangannya yang tajam, seolah-olah dia tidak suka dengan kedekatanku dengan Galaksi. Bahkan, baru-baru ini, dia datang ke kafe milikku dan mengungkapkan semuanya.

Aku dan Maya jarang berbicara, tapi ada hal yang harus aku akui, Maya sangat berbeda dariku. Dia selalu tampil feminin, dengan pakaian rapi dan penampilan yang sangat memperhatikan setiap detail. Sedangkan aku? Aku lebih suka tampil dengan gaya tomboy, kaos longgar, celana jeans, dan sepatu kets. Aku merasa nyaman dengan itu, dan itu adalah siapa diriku. Namun, bagi Maya, penampilanku yang seperti ini justru menjadi hal yang aneh.

Hari itu, aku duduk di kafe, mencoba merenung sambil menyesap kopi, saat pintu terbuka dan Maya masuk. Dia langsung menuju mejaku, tanpa senyum, tanpa sapaan yang biasa. Begitu dia duduk, aku merasa suasana langsung berubah.

"Aku nggak suka, Senja," kata Maya, langsung to the point.

Aku menatapnya dengan bingung. "Apa maksud kamu?" tanyaku, merasa tidak nyaman dengan nada bicaranya.

Maya menarik napas panjang, lalu berkata, "Aku nggak suka kamu dekat dengan Galaksi. Kamu tahu, kamu bukan tipe yang cocok untuknya. Lihatlah dirimu. Kamu selalu pakai kaos longgar dan celana jeans. Kalau Galaksi terus-terusan dekat dengan kamu, aku nggak bisa diam saja."

Aku terdiam, terkejut dengan kata-katanya. "Maya, kita hanya teman. Kamu nggak bisa memaksakan perasaanmu pada Galaksi. Aku nggak tahu dia merasa apa, tapi aku hanya ingin dia bahagia."

Maya mendengus, seolah tidak puas dengan penjelasanku. "Aku tahu, Senja. Galaksi hanya fokus sama kamu, dan itu membuat aku semakin tidak tahan. Aku menyukai Galaksi, dan aku tidak suka melihat dia dekat dengan kamu. Kamu tidak cocok dengan dia," lanjut Maya, kali ini dengan nada yang lebih tajam.

Aku merasakan ketegangan yang aneh, dan untuk pertama kalinya, aku merasa seolah-olah aku menjadi pusat dari persaingan. Aku tidak pernah merasa ada hubungan lebih antara aku dan Galaksi, namun Maya jelas menunjukkan perasaan yang berbeda. Dia menganggap aku sebagai hambatan dalam hubungannya dengan Galaksi.

"Maya, aku nggak tahu apa yang kamu rasakan, tapi aku dan Galaksi belum ada apa-apa," jawabku, berusaha untuk tetap tenang. "Kamu harus bicara langsung sama Galaksi, bukan sama aku."

Maya menatapku dengan tatapan tajam, lalu bangkit dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku hanya bisa terdiam di tempatku, berusaha mencerna semuanya. Perasaan Maya yang terpendam, cemburu, dan mungkin bahkan rasa ketidaknyamanan terhadap gaya hidupku yang berbedaz semua itu membuatku semakin ragu.

Namun, yang paling membuatku bingung adalah perasaan Galaksi. Aku tahu dia hanya menyukai aku, tetapi Maya jelas menganggap kami berdua tidak cocok. Aku merasa seolah-olah aku menjadi orang ketiga dalam kehidupan Galaksi dan Maya, meskipun kenyataannya tidak ada hubungan antara aku dan Maya. Semua ini menambah kebingunganku.

Aku mulai memikirkan kata-kata Maya yang lebih terdalam, terutama tentang penampilanku yang dianggapnya tidak cocok untuk Galaksi. Aku tidak pernah berpikir tentang itu sebelumnya, karena bagiku, penampilan bukanlah segalanya. Namun, bagi Maya, itu adalah salah satu hal yang tampaknya sangat penting.

Tapi, yang lebih membingungkanku adalah Galaksi. Apakah dia benar-benar melihat penampilanku seperti yang dikatakan Maya? Apakah dia menganggap aku cocok dengan dirinya atau malah sebaliknya? Aku tahu selama ini dia selalu mendukungku apa adanya, dan dia tidak pernah mempermasalahkan penampilanku yang jauh dari kata 'feminim'. Aku merasa seharusnya tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain hanya untuk menyenangkan orang lain, termasuk Maya.

Aku memutuskan untuk merenung lebih lama. Maya jelas tidak menyukai kedekatanku dengan Galaksi. Mungkin dia merasa terancam, karena dia sudah menyukai Galaksi lebih lama, sepertinya. Aku tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi, tapi aku juga tidak bisa mengabaikan perasaan Maya begitu saja. Aku ingin mendengarkan pendapat Galaksi tentang semua ini. Aku ingin tahu apakah dia benar-benar ingin aku menjadi bagian dari hidupnya, meskipun aku tahu aku tidak sesuai dengan ekspektasi banyak orang.

Tak lama kemudian, aku menerima pesan dari Galaksi. “Senja, aku baru saja selesai tugas kampus. Ada waktu nggak? Kita bicara sebentar.”

Hati aku berdebar. Meskipun aku tahu dia hanya ingin mengobrol, aku tidak bisa menahan kegelisahan. Aku tidak ingin memperburuk keadaan dengan Maya, tetapi aku juga tidak ingin terus-terusan mengabaikan apa yang aku rasakan. Aku ingin tahu pasti apa yang dia inginkan dariku.

Aku membalas pesannya, “Ada, Galaksi. Kita ketemu di kafe, Aku akan menunggumu.”

Begitu pesan terkirim, aku merasa sedikit lebih tenang. Mungkin, percakapan dengan Galaksi akan memberikan kejelasan lebih tentang semuanya. Apakah dia benar-benar menyukaiku, atau apakah dia hanya merasa kasihan padaku? Aku tidak tahu, tapi aku berharap percakapan ini bisa memberikan jawaban.

To Be Continued...

Episodes
1 Bab 1: Aku, Senja
2 Bab 2: Luka yang Tak Terlupakan
3 Bab 3: Misteri yang Terkuak
4 Bab 4: Langkah Menuju Keberanian
5 Bab 5: Akhirnya Tersenyum Lagi
6 Bab 6: Suasana di Kampus
7 Bab 7: Api dalam Diam
8 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
9 Bab 8: Langit yang Mengerti
10 Bab 9: Menghadapi Perasaan yang Tumbuh
11 Bab 10: Langkah Baru
12 Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi
13 Bab 12: Langkah yang Tak Terduga
14 Bab 13: Pergulatan dalam Hati
15 Bab 14: Memantapkan Hati
16 Bab 15: Orang Ketiga
17 Bab 16: Klarifikasi
18 Bab 17: Luka yang Membuat Pergi
19 Bab 18: Luka di Jalan yang Salah
20 Bab 19: Perjuangan Galaksi yang Tak Kenal Lelah
21 Bab 20: Kesempatan Kedua untuk Galaksi
22 Bab 21: Keputusan Hati Senja
23 Bab 22: Pengorbanan Galaksi
24 Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
25 Bab 24: Menjaga Asa di Tengah Cobaan
26 Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan
27 Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga
28 Bab 27: Langkah Baru
29 Bab 28: Jejak Baru di Kehidupan Bersama
30 Bab 29: Gagal Romantisan
31 Bab 30: Malam yang Dinanti
32 Bab 31: Ketika Panggilan Itu Terdengar
33 Bab 32: Di Kampus dan Kafe
34 Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian
35 Bab 34: Kisah yang Terungkap
36 Bab 35: Keteguhan dan Kepercayaan
37 Bab 36: Keberanian Bersama
38 Bab 37: Rahasia yang Terungkap
39 Bab 38: Gaun Senja yang Mengejutkan
40 Bab 39: Harmoni dalam Kesibukan
41 Bab 40: Malam yang Ditunggu, Lagi-Lagi Gagal
42 Bab 41: Pertemuan Keluarga
43 Bab 42: Kehebohan di Kafe
44 Bab 43: Kegaduhan Bintang di Dapur
45 Bab 44: Liburan Tanpa Gangguan
46 Bab 45: Malam Pertama yang Romantis
47 Bab 46: Kembali ke Rumah, Awal Baru
48 Bab 47: Di Tengah Kampus dan Keheningan Rumor
49 Bab 48: Kejutan Galaksi dan Mode Merajuk Senja
50 Bab 49: Kabar Baik untuk Bintang dan Ummi Ratna
51 Bab 50: Cinta di Tengah Keramaian
52 Bab 51: Kesalahpahaman yang Kian Menumpuk
53 Bab 52: Menyembuhkan Luka yang Terabaikan
54 Bab 53: Jalan Menuju Pemahaman
55 Bab 54: Persiapan yang Semakin Matang
56 Bab 55: Kejutan yang Menunggu
57 Bab 56: Perjalanan Bersama
58 Bab 57: Langkah Baru
59 Bab 58: Kabar Bahagia
60 Bab 59: Mama Senja
61 Bab 60: Ummi Ratna Ikut Bahagia
62 Bab 61: Setelah Malam Penuh Kebahagiaan
63 Bab 62: Saat-Saat Manja yang Menggemaskan
64 Bab 63: Senja, Istri yang Menunggu Keajaiban
65 Bab 64: Senja, Cemburu, dan Mengidam yang Aneh
66 Bab 65: Hari yang Tenang, Harapan yang Membuncah
67 Bab 66: Hadiah Kecil dari Semesta
68 Bab 67: Wisuda yang Membawa Keajaiban
69 Bab 68: Kehidupan Baru yang Dimulai
70 Bab 69: Keputusan Senja
71 Bab 70: Tiga Tahun Kemudian
72 Bab 71: Rebutan Perhatian Ibu
73 Bab 72: Kejutan Kecil untuk Ayah
74 Bab 73: Keajaiban Dalam Keluarga Kecil
75 Bab 74: Rumah Kedua
76 Bab 75: Hadiah Kecil yang Bermakna
77 Bab 76: Mimpi yang Menjadi Kenyataan (Tamat)
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1: Aku, Senja
2
Bab 2: Luka yang Tak Terlupakan
3
Bab 3: Misteri yang Terkuak
4
Bab 4: Langkah Menuju Keberanian
5
Bab 5: Akhirnya Tersenyum Lagi
6
Bab 6: Suasana di Kampus
7
Bab 7: Api dalam Diam
8
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
9
Bab 8: Langit yang Mengerti
10
Bab 9: Menghadapi Perasaan yang Tumbuh
11
Bab 10: Langkah Baru
12
Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi
13
Bab 12: Langkah yang Tak Terduga
14
Bab 13: Pergulatan dalam Hati
15
Bab 14: Memantapkan Hati
16
Bab 15: Orang Ketiga
17
Bab 16: Klarifikasi
18
Bab 17: Luka yang Membuat Pergi
19
Bab 18: Luka di Jalan yang Salah
20
Bab 19: Perjuangan Galaksi yang Tak Kenal Lelah
21
Bab 20: Kesempatan Kedua untuk Galaksi
22
Bab 21: Keputusan Hati Senja
23
Bab 22: Pengorbanan Galaksi
24
Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
25
Bab 24: Menjaga Asa di Tengah Cobaan
26
Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan
27
Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga
28
Bab 27: Langkah Baru
29
Bab 28: Jejak Baru di Kehidupan Bersama
30
Bab 29: Gagal Romantisan
31
Bab 30: Malam yang Dinanti
32
Bab 31: Ketika Panggilan Itu Terdengar
33
Bab 32: Di Kampus dan Kafe
34
Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian
35
Bab 34: Kisah yang Terungkap
36
Bab 35: Keteguhan dan Kepercayaan
37
Bab 36: Keberanian Bersama
38
Bab 37: Rahasia yang Terungkap
39
Bab 38: Gaun Senja yang Mengejutkan
40
Bab 39: Harmoni dalam Kesibukan
41
Bab 40: Malam yang Ditunggu, Lagi-Lagi Gagal
42
Bab 41: Pertemuan Keluarga
43
Bab 42: Kehebohan di Kafe
44
Bab 43: Kegaduhan Bintang di Dapur
45
Bab 44: Liburan Tanpa Gangguan
46
Bab 45: Malam Pertama yang Romantis
47
Bab 46: Kembali ke Rumah, Awal Baru
48
Bab 47: Di Tengah Kampus dan Keheningan Rumor
49
Bab 48: Kejutan Galaksi dan Mode Merajuk Senja
50
Bab 49: Kabar Baik untuk Bintang dan Ummi Ratna
51
Bab 50: Cinta di Tengah Keramaian
52
Bab 51: Kesalahpahaman yang Kian Menumpuk
53
Bab 52: Menyembuhkan Luka yang Terabaikan
54
Bab 53: Jalan Menuju Pemahaman
55
Bab 54: Persiapan yang Semakin Matang
56
Bab 55: Kejutan yang Menunggu
57
Bab 56: Perjalanan Bersama
58
Bab 57: Langkah Baru
59
Bab 58: Kabar Bahagia
60
Bab 59: Mama Senja
61
Bab 60: Ummi Ratna Ikut Bahagia
62
Bab 61: Setelah Malam Penuh Kebahagiaan
63
Bab 62: Saat-Saat Manja yang Menggemaskan
64
Bab 63: Senja, Istri yang Menunggu Keajaiban
65
Bab 64: Senja, Cemburu, dan Mengidam yang Aneh
66
Bab 65: Hari yang Tenang, Harapan yang Membuncah
67
Bab 66: Hadiah Kecil dari Semesta
68
Bab 67: Wisuda yang Membawa Keajaiban
69
Bab 68: Kehidupan Baru yang Dimulai
70
Bab 69: Keputusan Senja
71
Bab 70: Tiga Tahun Kemudian
72
Bab 71: Rebutan Perhatian Ibu
73
Bab 72: Kejutan Kecil untuk Ayah
74
Bab 73: Keajaiban Dalam Keluarga Kecil
75
Bab 74: Rumah Kedua
76
Bab 75: Hadiah Kecil yang Bermakna
77
Bab 76: Mimpi yang Menjadi Kenyataan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!