Bab 14: Memantapkan Hati

Setelah beberapa hari berpikir, akhirnya aku memutuskan untuk kembali fokus pada apa yang benar-benar penting. Menikah dengan Galaksi, itu bukanlah keputusan yang bisa kuambil begitu saja. Aku harus memikirkannya matang-matang, meskipun Ummi Ratna sudah berharap begitu besar agar kami segera menikah. Aku paham betul maksudnya, bahwa ia ingin kami berada dalam hubungan yang halal, namun di sisi lain, aku tidak bisa mengabaikan perasaan bingung yang terus mengganggu hatiku.

Pagi itu, aku duduk di kafe, dengan secangkir kopi di tanganku, memandangi keluar jendela yang menyajikan pemandangan jalanan yang sibuk. Pikiranku melayang, mencoba merangkai kata-kata yang tepat untuk menjelaskan perasaanku pada Galaksi. Semua yang terjadi begitu cepat. Pertama kali bertemu, kami mulai mengenal satu sama lain, dan tiba-tiba kami sudah berada pada titik ini, di mana Ummi Ratna ingin kami menikah.

Aku tidak bisa menipu diriku sendiri. Aku merasa ada sesuatu yang kuat di antara kami. Galaksi bukan hanya teman, dia lebih dari itu. Namun, apakah aku sudah siap menghadapinya? Apakah aku siap untuk langkah besar seperti itu? Aku belum tahu pasti. Kadang, aku merasa aku sedang melangkah terlalu cepat, sementara kadang-kadang, aku merasa ini adalah jalan yang benar.

Kehadiran Galaksi dalam hidupku membuat semuanya terasa lebih ringan, lebih mudah, bahkan ketika aku merasa tertekan oleh perasaan-perasaan ini. Dia selalu ada untukku, memberikan perhatian, tapi aku sadar, kami belum cukup mengenal satu sama lain sepenuhnya. Bagaimana jika setelah menikah, aku malah merasa terjebak? Atau, bagaimana jika perasaan kami tidak bertahan lama?

Tiba-tiba pintu kafe terbuka, dan suara derap langkah kaki yang familiar mengalihkan pikiranku. Aku menoleh dan melihat Galaksi berjalan masuk dengan senyuman lebar di wajahnya. Hatinya seolah menyinari ruangan itu, namun dalam hatiku, ada sedikit kegelisahan yang tak bisa kubuang begitu saja.

"Senja," sapanya, mendekat dan duduk di hadapanku. "Kamu sudah lama di sini?"

Aku mengangguk sambil mengatur posisi dudukku. "Ya, aku butuh waktu untuk berpikir," jawabku, sedikit canggung. "Aku sudah berpikir banyak tentang tawaran Ummi Ratna."

Galaksi tersenyum, namun ekspresinya tampak sedikit lebih serius daripada biasanya. "Kamu sudah memutuskannya?" tanyanya pelan.

Aku terdiam, mengaduk kopi di gelas dengan sendirinya, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Aku nggak tahu, Galaksi. Aku takut kalau aku buru-buru. Tapi aku juga tahu bahwa kita sudah cukup dekat, kan?" Aku berhenti sejenak, menatap matanya. "Tapi aku juga nggak bisa mengabaikan perasaan bingung ini. Aku takut aku mungkin belum siap untuk hal sebesar itu."

Galaksi terdiam, seakan memahami kecemasanku. Dia tidak buru-buru memberikan jawaban atau menjelaskan apapun. Dia hanya menatapku dengan penuh perhatian, seolah memberi ruang bagi hatiku untuk berbicara.

"Senja, aku nggak akan memaksamu untuk apa pun," katanya lembut. "Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku di sini, dan aku siap menunggu. Kalau kamu merasa siap, aku akan sangat bahagia. Kalau tidak, aku akan tetap ada. Aku ingin kita berjalan bersama, bukan karena paksaan, tapi karena memang kita ingin itu."

Aku merasa sedikit lebih tenang mendengar kata-katanya, meskipun ada rasa yang masih mengganggu. Aku tahu, Galaksi adalah orang yang bisa diandalkan, tapi apakah aku cukup yakin untuk mengubah hidupku dan menerima peran baru dalam hidupnya? Aku tahu keputusan ini tidak hanya mempengaruhi diriku sendiri, tetapi juga keluargaku, terutama Ummi Ratna yang sudah menganggapku seperti anak kandungnya.

Tetapi, seperti yang Galaksi katakan, aku harus memutuskan sendiri, bukan karena paksaan, tapi karena keputusan itu datang dari hatiku sendiri.

"Galaksi," kataku pelan, "Aku butuh waktu lebih banyak. Aku ingin benar-benar memikirkan semuanya dengan tenang."

Galaksi mengangguk pelan, lalu mengulurkan tangannya. "Aku akan menunggumu, Senja. Kita punya waktu. Aku akan bersabar."

Aku ingin sekali meraih tangannya, namun kutahan sebisaku, merasakan kehangatan saat ia menatap mataku, yang membalut hatiku. Namun, perasaan bingung itu masih ada, membuatku terus berpikir tentang apa yang terbaik untukku dan untuk kami berdua.

Hari-hari berlalu, dan meskipun aku merasa lega dengan keputusan untuk memberi diri waktu lebih banyak, ada satu hal yang terus mengganggu pikiranku. Ummi Ratna. Wanita yang sudah memperlakukanku seperti anak sendiri. Aku bisa merasakan betapa besar harapan yang ia simpan agar aku bisa menikah dengan Galaksi. Setiap kali aku bertemu dengannya, ada tatapan yang penuh harap, seakan ia menunggu jawaban dariku.

Aku tahu, Ummi Ratna ingin yang terbaik untuk kami. Dia hanya ingin melihat kami bersama dalam ikatan yang sah, agar hubungan kami tidak terjebak dalam zona abu-abu yang tidak pasti. Namun, kadang aku merasa seperti berada di persimpangan jalan yang sulit. Aku tidak ingin mengecewakan Ummi Ratna, tapi di sisi lain, aku harus memastikan bahwa langkah ini adalah yang benar untukku, bukan karena tekanan atau harapan orang lain.

Hari itu, saat aku kembali ke apartemen setelah menutup kafe, aku menerima pesan singkat dari Ummi Ratna. Pesan yang seakan menyampaikan harapan besar, tapi juga menunjukkan kekhawatirannya.

“Senja, apakah kamu sudah memikirkan apa yang kita bicarakan? Galaksi sudah sangat serius dengan niatnya. Aku ingin kamu bahagia, dan aku percaya kalian bisa menjalani hidup bersama dengan baik.”

Aku menatap pesan itu, merasakan beratnya keputusan yang harus aku ambil. Ummi Ratna sudah menaruh harapan besar padaku, dan aku tidak ingin mengecewakannya. Tapi, aku juga tahu bahwa keputusan ini bukan hanya untuk Ummi Ratna, bukan hanya untuk Galaksi, tetapi juga untuk diriku sendiri.

Aku menghela napas, menekan ponsel ke dadaku. Aku harus menemukan jawaban untuk semua kebingunganku, harus memantapkan hatiku untuk melangkah ke depan. Tapi apakah aku cukup siap untuk itu?

To Be Continued...

Episodes
1 Bab 1: Aku, Senja
2 Bab 2: Luka yang Tak Terlupakan
3 Bab 3: Misteri yang Terkuak
4 Bab 4: Langkah Menuju Keberanian
5 Bab 5: Akhirnya Tersenyum Lagi
6 Bab 6: Suasana di Kampus
7 Bab 7: Api dalam Diam
8 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
9 Bab 8: Langit yang Mengerti
10 Bab 9: Menghadapi Perasaan yang Tumbuh
11 Bab 10: Langkah Baru
12 Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi
13 Bab 12: Langkah yang Tak Terduga
14 Bab 13: Pergulatan dalam Hati
15 Bab 14: Memantapkan Hati
16 Bab 15: Orang Ketiga
17 Bab 16: Klarifikasi
18 Bab 17: Luka yang Membuat Pergi
19 Bab 18: Luka di Jalan yang Salah
20 Bab 19: Perjuangan Galaksi yang Tak Kenal Lelah
21 Bab 20: Kesempatan Kedua untuk Galaksi
22 Bab 21: Keputusan Hati Senja
23 Bab 22: Pengorbanan Galaksi
24 Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
25 Bab 24: Menjaga Asa di Tengah Cobaan
26 Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan
27 Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga
28 Bab 27: Langkah Baru
29 Bab 28: Jejak Baru di Kehidupan Bersama
30 Bab 29: Gagal Romantisan
31 Bab 30: Malam yang Dinanti
32 Bab 31: Ketika Panggilan Itu Terdengar
33 Bab 32: Di Kampus dan Kafe
34 Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian
35 Bab 34: Kisah yang Terungkap
36 Bab 35: Keteguhan dan Kepercayaan
37 Bab 36: Keberanian Bersama
38 Bab 37: Rahasia yang Terungkap
39 Bab 38: Gaun Senja yang Mengejutkan
40 Bab 39: Harmoni dalam Kesibukan
41 Bab 40: Malam yang Ditunggu, Lagi-Lagi Gagal
42 Bab 41: Pertemuan Keluarga
43 Bab 42: Kehebohan di Kafe
44 Bab 43: Kegaduhan Bintang di Dapur
45 Bab 44: Liburan Tanpa Gangguan
46 Bab 45: Malam Pertama yang Romantis
47 Bab 46: Kembali ke Rumah, Awal Baru
48 Bab 47: Di Tengah Kampus dan Keheningan Rumor
49 Bab 48: Kejutan Galaksi dan Mode Merajuk Senja
50 Bab 49: Kabar Baik untuk Bintang dan Ummi Ratna
51 Bab 50: Cinta di Tengah Keramaian
52 Bab 51: Kesalahpahaman yang Kian Menumpuk
53 Bab 52: Menyembuhkan Luka yang Terabaikan
54 Bab 53: Jalan Menuju Pemahaman
55 Bab 54: Persiapan yang Semakin Matang
56 Bab 55: Kejutan yang Menunggu
57 Bab 56: Perjalanan Bersama
58 Bab 57: Langkah Baru
59 Bab 58: Kabar Bahagia
60 Bab 59: Mama Senja
61 Bab 60: Ummi Ratna Ikut Bahagia
62 Bab 61: Setelah Malam Penuh Kebahagiaan
63 Bab 62: Saat-Saat Manja yang Menggemaskan
64 Bab 63: Senja, Istri yang Menunggu Keajaiban
65 Bab 64: Senja, Cemburu, dan Mengidam yang Aneh
66 Bab 65: Hari yang Tenang, Harapan yang Membuncah
67 Bab 66: Hadiah Kecil dari Semesta
68 Bab 67: Wisuda yang Membawa Keajaiban
69 Bab 68: Kehidupan Baru yang Dimulai
70 Bab 69: Keputusan Senja
71 Bab 70: Tiga Tahun Kemudian
72 Bab 71: Rebutan Perhatian Ibu
73 Bab 72: Kejutan Kecil untuk Ayah
74 Bab 73: Keajaiban Dalam Keluarga Kecil
75 Bab 74: Rumah Kedua
76 Bab 75: Hadiah Kecil yang Bermakna
77 Bab 76: Mimpi yang Menjadi Kenyataan (Tamat)
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1: Aku, Senja
2
Bab 2: Luka yang Tak Terlupakan
3
Bab 3: Misteri yang Terkuak
4
Bab 4: Langkah Menuju Keberanian
5
Bab 5: Akhirnya Tersenyum Lagi
6
Bab 6: Suasana di Kampus
7
Bab 7: Api dalam Diam
8
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
9
Bab 8: Langit yang Mengerti
10
Bab 9: Menghadapi Perasaan yang Tumbuh
11
Bab 10: Langkah Baru
12
Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi
13
Bab 12: Langkah yang Tak Terduga
14
Bab 13: Pergulatan dalam Hati
15
Bab 14: Memantapkan Hati
16
Bab 15: Orang Ketiga
17
Bab 16: Klarifikasi
18
Bab 17: Luka yang Membuat Pergi
19
Bab 18: Luka di Jalan yang Salah
20
Bab 19: Perjuangan Galaksi yang Tak Kenal Lelah
21
Bab 20: Kesempatan Kedua untuk Galaksi
22
Bab 21: Keputusan Hati Senja
23
Bab 22: Pengorbanan Galaksi
24
Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
25
Bab 24: Menjaga Asa di Tengah Cobaan
26
Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan
27
Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga
28
Bab 27: Langkah Baru
29
Bab 28: Jejak Baru di Kehidupan Bersama
30
Bab 29: Gagal Romantisan
31
Bab 30: Malam yang Dinanti
32
Bab 31: Ketika Panggilan Itu Terdengar
33
Bab 32: Di Kampus dan Kafe
34
Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian
35
Bab 34: Kisah yang Terungkap
36
Bab 35: Keteguhan dan Kepercayaan
37
Bab 36: Keberanian Bersama
38
Bab 37: Rahasia yang Terungkap
39
Bab 38: Gaun Senja yang Mengejutkan
40
Bab 39: Harmoni dalam Kesibukan
41
Bab 40: Malam yang Ditunggu, Lagi-Lagi Gagal
42
Bab 41: Pertemuan Keluarga
43
Bab 42: Kehebohan di Kafe
44
Bab 43: Kegaduhan Bintang di Dapur
45
Bab 44: Liburan Tanpa Gangguan
46
Bab 45: Malam Pertama yang Romantis
47
Bab 46: Kembali ke Rumah, Awal Baru
48
Bab 47: Di Tengah Kampus dan Keheningan Rumor
49
Bab 48: Kejutan Galaksi dan Mode Merajuk Senja
50
Bab 49: Kabar Baik untuk Bintang dan Ummi Ratna
51
Bab 50: Cinta di Tengah Keramaian
52
Bab 51: Kesalahpahaman yang Kian Menumpuk
53
Bab 52: Menyembuhkan Luka yang Terabaikan
54
Bab 53: Jalan Menuju Pemahaman
55
Bab 54: Persiapan yang Semakin Matang
56
Bab 55: Kejutan yang Menunggu
57
Bab 56: Perjalanan Bersama
58
Bab 57: Langkah Baru
59
Bab 58: Kabar Bahagia
60
Bab 59: Mama Senja
61
Bab 60: Ummi Ratna Ikut Bahagia
62
Bab 61: Setelah Malam Penuh Kebahagiaan
63
Bab 62: Saat-Saat Manja yang Menggemaskan
64
Bab 63: Senja, Istri yang Menunggu Keajaiban
65
Bab 64: Senja, Cemburu, dan Mengidam yang Aneh
66
Bab 65: Hari yang Tenang, Harapan yang Membuncah
67
Bab 66: Hadiah Kecil dari Semesta
68
Bab 67: Wisuda yang Membawa Keajaiban
69
Bab 68: Kehidupan Baru yang Dimulai
70
Bab 69: Keputusan Senja
71
Bab 70: Tiga Tahun Kemudian
72
Bab 71: Rebutan Perhatian Ibu
73
Bab 72: Kejutan Kecil untuk Ayah
74
Bab 73: Keajaiban Dalam Keluarga Kecil
75
Bab 74: Rumah Kedua
76
Bab 75: Hadiah Kecil yang Bermakna
77
Bab 76: Mimpi yang Menjadi Kenyataan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!