Bab 8: Langit yang Mengerti

Hari-hari setelah insiden di taman belakang kampus berjalan seperti biasa. Namun, bagiku, semuanya tidak pernah benar-benar terasa biasa lagi. Ada hal yang terus mengusik pikiranku. Galaksi. Pria itu bukan hanya hadir di sekitarku, tetapi kini mulai memenuhi ruang-ruang kosong dalam pikiranku.

Aku tahu Galaksi belakangan selalu memperhatikan diriku lebih. Cara pria itu menatapku, memperlakukanku dengan kelembutan yang konsisten, atau guyonan receh yang selalu berhasil mencairkan suasana, semua itu adalah sinyal yang jelas. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Membuka hati bukanlah hal mudah bagi diriku. Karena aku benar-benar harus meyakinkan hatiku.

Di kantin siang itu, aku dan galaksi duduk di sudut ruangan seperti biasa. Aku sibuk mencoret-coret buku catatanku, mencoba menyelesaikan tugas kuliah. Galaksi, seperti biasa, memegang segelas capucino di tangannya sambil bersandar santai.

"Senja, lo tahu nggak?" Galaksi membuka pembicaraan tiba-tiba.

Aku melirik tanpa mengangkat kepala. "Apa lagi nih, fakta receh lo?"

Galaksi memasang ekspresi serius, tapi hanya untuk sesaat. "Bukan receh. Ini fakta ilmiah. Katanya, kalau lo sering bareng gue, peluang lo buat ketawa itu meningkat seratus persen."

Aku tersenyum tipis, menahan tawa. "Mungkin karena lo suka ngelawak, bukan karena lo lucu."

"Tapi tetep bikin lo ketawa kan?" balas Galaksi santai, senyum di wajahnya makin lebar.

Percakapan seperti ini sudah jadi rutinitas kami. Bagi Galaksi, itu caranya menunjukkan perasaan tanpa harus membuat Aku merasa tertekan. Bagiku, ini adalah momen-momen yang membuatku lupa akan segala keraguanku, meski hanya untuk sesaat.

Setelah beberapa saat hening, Aku akhirnya membuka suara. "Eh, Galaksi."

"Ya?"

"Lo capek nggak sih? Ngabisin waktu sama gue tiap hari?"

Galaksi mengernyit, seperti tidak percaya dengan pertanyaan itu. "Kenapa gue harus capek? Lo itu satu-satunya orang di kampus ini yang bikin gue nggak bosan."

Jawaban itu membuat Aku terdiam. Ada kehangatan dalam kata-katanya, sesuatu yang membuat hatiku berdesir pelan. Tapi seperti biasa, aku memilih menutupi perasaanku dengan canda.

"Yakin nggak bosan? Ntar lo ketagihan, gue nggak tanggung jawab."

"Ketagihan? Kayaknya sejak waktu itu gue udah, deh," jawab Galaksi santai, tapi dengan nada yang membuat Aku sedikit salah tingkah.

Hari itu, kampus sedang ada festival seni. Lapangan dipenuhi stand-stand mahasiswa yang memamerkan karya seni, makanan, hingga permainan. Aku berjalan-jalan bersama Rani, salah satu teman dekatku di kampus, menikmati suasana yang meriah.

"Eh, itu Galaksi, kan?" Rani menunjuk ke salah satu stand seni lukis.

Aku mengikuti arah pandangan Rani. Di sana, Galaksi sedang berdiri dengan kuas di tangan, melukis sesuatu di atas kanvas besar.

"Apa lagi sih dia? Sok artistik gitu," gumamku, tapi senyum kecil tak bisa aku tahan.

Aku dan Rani mendekati stand tersebut. Galaksi yang menyadari kehadiran kami langsung melambaikan tangan. "Eh, Rani, Senja! Sini-sini!"

Rani menyipitkan mata, menatap kanvas yang setengah jadi. "Ini lukisan apa, Galaksi? Abstrak banget kayaknya."

Galaksi pura-pura tersinggung. "Hei, ini seni. Lo nggak ngerti seni!"

Aku mendekat dan melihat lukisan itu lebih jelas. "Hmm, gue rasa Rani ada benarnya. Ini lebih mirip gambar anak TK daripada seni."

Galaksi meletakkan tangan di dadanya, berpura-pura kesal. "Lo nggak bisa liat potensi, ya. Ntar kalau gue jadi pelukis terkenal, jangan minta tanda tangan."

"Tunggu sampai itu kejadian," balasku sambil terkekeh.

Namun di balik semua candaan itu, Aku merasa hangat. Galaksi selalu tahu bagaimana membuat suasana terasa ringan, bahkan ketika Aku sendiri sedang memikirkan banyak hal.

Malam itu, di apartemenku, Aku duduk di balkon, menatap langit berbintang. Angin malam yang sejuk berembus, tapi pikiranku penuh dengan kehangatan.

Aku tahu Galaksi memiliki rasa untukku. Itu bukan sesuatu yang bisa aku sangkal lagi. Apalagi melihat sikap galaksi belakangan ini. Tapi setiap kali memikirkan hal itu, rasa insecure dalam diriku muncul kembali. Mengingat masa laluku yang berantakan.

Aku menghela napas panjang. "Kenapa sih gue selalu ngerasa nggak cukup?"

Bukan berarti aku tidak menyukai Galaksi. Aku tahu Galaksi adalah orang yang baik, tulus, dan selalu ada untukku. Tapi menerima perasaan seseorang seperti Galaksi adalah tanggung jawab besar, dan Aku tidak yakin siap untuk itu.

Namun, di balik semua keraguanku, ada satu hal yang Aku yakini. Galaksi tidak pernah memaksaku. Dia selalu sabar, menunggu, dan memberi ruang bagi diriku untuk menentukan langkahku sendiri.

Di tempat lain, Galaksi duduk di mejanya, memegang buku sketsa kecil. Tangannya dengan lincah menggambar sesuatu, wajah diriku. Ini adalah hal yang baru pertama kali dia lakukan, menggambar diriku ketika pikirannya penuh dengan diriku saat ini.

Dia tahu Aku tahu perasaannya, tapi dia tidak keberatan jika Aku butuh waktu. Yang penting baginya adalah melihat Aku bahagia, meskipun kebahagiaan itu mungkin bukan datang dari dirinya.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Itu dari diriku.

"Thanks buat hari ini, Galaksi. Lukisan lo jelek, tapi lo berhasil bikin hari gue jadi lebih baik."

Galaksi tersenyum lebar membaca pesan itu. Dia tahu, meskipun Aku belum memberikan jawaban atas perasaannya, aku perlahan mulai membuka diri.

Dengan cepat, Aku mengetik balasan.

"Apa pun buat lo, Senja. Ntar kalau gue jadi pelukis terkenal, gue bikin potret lo. Gratis, kok."

Tidak butuh waktu lama sebelum batasannya datang.

"Gue tunggu."

Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa. Aku dan Galaksi tetap sering bersama, bercanda, dan menghabiskan waktu di kantin atau perpustakaan. Tidak ada kecanggungan di antara kami berdua, meskipun ada perasaan yang menggantung.

Galaksi tidak pernah membahas soal perasaannya lagi, dan Aku merasa nyaman dengan itu. Dia tahu, pada akhirnya, dia harus menghadapi semua ini. Tapi untuk saat ini, dia hanya ingin menikmati momen-momen kecil bersama Galaksi, tanpa tekanan, tanpa beban.

"Galaksi," panggil Senja suatu hari.

Galaksi yang sedang menyeruput kopi hitamnya menoleh. "Ya?"

"Thanks," ujar diriku pelan, tapi penuh makna.

Galaksi tersenyum. Dia tidak bertanya apa-apa, tidak meminta penjelasan. Karena baginya, melihat aku tersenyum adalah jawaban dari semua keraguan yang pernah ada di hatinya.

To Be Continued...

Episodes
1 Bab 1: Aku, Senja
2 Bab 2: Luka yang Tak Terlupakan
3 Bab 3: Misteri yang Terkuak
4 Bab 4: Langkah Menuju Keberanian
5 Bab 5: Akhirnya Tersenyum Lagi
6 Bab 6: Suasana di Kampus
7 Bab 7: Api dalam Diam
8 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
9 Bab 8: Langit yang Mengerti
10 Bab 9: Menghadapi Perasaan yang Tumbuh
11 Bab 10: Langkah Baru
12 Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi
13 Bab 12: Langkah yang Tak Terduga
14 Bab 13: Pergulatan dalam Hati
15 Bab 14: Memantapkan Hati
16 Bab 15: Orang Ketiga
17 Bab 16: Klarifikasi
18 Bab 17: Luka yang Membuat Pergi
19 Bab 18: Luka di Jalan yang Salah
20 Bab 19: Perjuangan Galaksi yang Tak Kenal Lelah
21 Bab 20: Kesempatan Kedua untuk Galaksi
22 Bab 21: Keputusan Hati Senja
23 Bab 22: Pengorbanan Galaksi
24 Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
25 Bab 24: Menjaga Asa di Tengah Cobaan
26 Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan
27 Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga
28 Bab 27: Langkah Baru
29 Bab 28: Jejak Baru di Kehidupan Bersama
30 Bab 29: Gagal Romantisan
31 Bab 30: Malam yang Dinanti
32 Bab 31: Ketika Panggilan Itu Terdengar
33 Bab 32: Di Kampus dan Kafe
34 Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian
35 Bab 34: Kisah yang Terungkap
36 Bab 35: Keteguhan dan Kepercayaan
37 Bab 36: Keberanian Bersama
38 Bab 37: Rahasia yang Terungkap
39 Bab 38: Gaun Senja yang Mengejutkan
40 Bab 39: Harmoni dalam Kesibukan
41 Bab 40: Malam yang Ditunggu, Lagi-Lagi Gagal
42 Bab 41: Pertemuan Keluarga
43 Bab 42: Kehebohan di Kafe
44 Bab 43: Kegaduhan Bintang di Dapur
45 Bab 44: Liburan Tanpa Gangguan
46 Bab 45: Malam Pertama yang Romantis
47 Bab 46: Kembali ke Rumah, Awal Baru
48 Bab 47: Di Tengah Kampus dan Keheningan Rumor
49 Bab 48: Kejutan Galaksi dan Mode Merajuk Senja
50 Bab 49: Kabar Baik untuk Bintang dan Ummi Ratna
51 Bab 50: Cinta di Tengah Keramaian
52 Bab 51: Kesalahpahaman yang Kian Menumpuk
53 Bab 52: Menyembuhkan Luka yang Terabaikan
54 Bab 53: Jalan Menuju Pemahaman
55 Bab 54: Persiapan yang Semakin Matang
56 Bab 55: Kejutan yang Menunggu
57 Bab 56: Perjalanan Bersama
58 Bab 57: Langkah Baru
59 Bab 58: Kabar Bahagia
60 Bab 59: Mama Senja
61 Bab 60: Ummi Ratna Ikut Bahagia
62 Bab 61: Setelah Malam Penuh Kebahagiaan
63 Bab 62: Saat-Saat Manja yang Menggemaskan
64 Bab 63: Senja, Istri yang Menunggu Keajaiban
65 Bab 64: Senja, Cemburu, dan Mengidam yang Aneh
66 Bab 65: Hari yang Tenang, Harapan yang Membuncah
67 Bab 66: Hadiah Kecil dari Semesta
68 Bab 67: Wisuda yang Membawa Keajaiban
69 Bab 68: Kehidupan Baru yang Dimulai
70 Bab 69: Keputusan Senja
71 Bab 70: Tiga Tahun Kemudian
72 Bab 71: Rebutan Perhatian Ibu
73 Bab 72: Kejutan Kecil untuk Ayah
74 Bab 73: Keajaiban Dalam Keluarga Kecil
75 Bab 74: Rumah Kedua
76 Bab 75: Hadiah Kecil yang Bermakna
77 Bab 76: Mimpi yang Menjadi Kenyataan (Tamat)
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1: Aku, Senja
2
Bab 2: Luka yang Tak Terlupakan
3
Bab 3: Misteri yang Terkuak
4
Bab 4: Langkah Menuju Keberanian
5
Bab 5: Akhirnya Tersenyum Lagi
6
Bab 6: Suasana di Kampus
7
Bab 7: Api dalam Diam
8
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
9
Bab 8: Langit yang Mengerti
10
Bab 9: Menghadapi Perasaan yang Tumbuh
11
Bab 10: Langkah Baru
12
Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi
13
Bab 12: Langkah yang Tak Terduga
14
Bab 13: Pergulatan dalam Hati
15
Bab 14: Memantapkan Hati
16
Bab 15: Orang Ketiga
17
Bab 16: Klarifikasi
18
Bab 17: Luka yang Membuat Pergi
19
Bab 18: Luka di Jalan yang Salah
20
Bab 19: Perjuangan Galaksi yang Tak Kenal Lelah
21
Bab 20: Kesempatan Kedua untuk Galaksi
22
Bab 21: Keputusan Hati Senja
23
Bab 22: Pengorbanan Galaksi
24
Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
25
Bab 24: Menjaga Asa di Tengah Cobaan
26
Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan
27
Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga
28
Bab 27: Langkah Baru
29
Bab 28: Jejak Baru di Kehidupan Bersama
30
Bab 29: Gagal Romantisan
31
Bab 30: Malam yang Dinanti
32
Bab 31: Ketika Panggilan Itu Terdengar
33
Bab 32: Di Kampus dan Kafe
34
Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian
35
Bab 34: Kisah yang Terungkap
36
Bab 35: Keteguhan dan Kepercayaan
37
Bab 36: Keberanian Bersama
38
Bab 37: Rahasia yang Terungkap
39
Bab 38: Gaun Senja yang Mengejutkan
40
Bab 39: Harmoni dalam Kesibukan
41
Bab 40: Malam yang Ditunggu, Lagi-Lagi Gagal
42
Bab 41: Pertemuan Keluarga
43
Bab 42: Kehebohan di Kafe
44
Bab 43: Kegaduhan Bintang di Dapur
45
Bab 44: Liburan Tanpa Gangguan
46
Bab 45: Malam Pertama yang Romantis
47
Bab 46: Kembali ke Rumah, Awal Baru
48
Bab 47: Di Tengah Kampus dan Keheningan Rumor
49
Bab 48: Kejutan Galaksi dan Mode Merajuk Senja
50
Bab 49: Kabar Baik untuk Bintang dan Ummi Ratna
51
Bab 50: Cinta di Tengah Keramaian
52
Bab 51: Kesalahpahaman yang Kian Menumpuk
53
Bab 52: Menyembuhkan Luka yang Terabaikan
54
Bab 53: Jalan Menuju Pemahaman
55
Bab 54: Persiapan yang Semakin Matang
56
Bab 55: Kejutan yang Menunggu
57
Bab 56: Perjalanan Bersama
58
Bab 57: Langkah Baru
59
Bab 58: Kabar Bahagia
60
Bab 59: Mama Senja
61
Bab 60: Ummi Ratna Ikut Bahagia
62
Bab 61: Setelah Malam Penuh Kebahagiaan
63
Bab 62: Saat-Saat Manja yang Menggemaskan
64
Bab 63: Senja, Istri yang Menunggu Keajaiban
65
Bab 64: Senja, Cemburu, dan Mengidam yang Aneh
66
Bab 65: Hari yang Tenang, Harapan yang Membuncah
67
Bab 66: Hadiah Kecil dari Semesta
68
Bab 67: Wisuda yang Membawa Keajaiban
69
Bab 68: Kehidupan Baru yang Dimulai
70
Bab 69: Keputusan Senja
71
Bab 70: Tiga Tahun Kemudian
72
Bab 71: Rebutan Perhatian Ibu
73
Bab 72: Kejutan Kecil untuk Ayah
74
Bab 73: Keajaiban Dalam Keluarga Kecil
75
Bab 74: Rumah Kedua
76
Bab 75: Hadiah Kecil yang Bermakna
77
Bab 76: Mimpi yang Menjadi Kenyataan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!