Bab 6: Suasana di Kampus

Pagi itu kampus terlihat sibuk seperti biasa. Aku baru saja sampai setelah mengurus kafe kecilku di pagi hari. Dengan langkah cepat, Aku menuju gedung utama, tas selempangku bergoyang seiring langkahku. Saat melewati taman kampus, suara familiar terdengar memanggilku.

“Senja! Tungguin gue, dong!” teriak Hanan dari belakang.

Aku berhenti dan menoleh. Hanan berlari kecil menghampiriku sambil tersenyum lebar. “Lo selalu aja buru-buru, kayak dikejar waktu.”

“Ya jelas. Lo kan nggak ngerti rasanya ngejar kelas setelah kerja pagi-pagi,” jawabku datar.

Hanan tertawa kecil. “Lo keren banget sih, multitasking kayak gitu. Kalau gue, kayaknya udah tumbang duluan.”

Aku hanya mengangkat bahu. “Hidup itu soal tanggung jawab, Han. Kalau gue nggak usaha sekarang, siapa yang bakal ngelakuin buat gue?”

Hanan terdiam sejenak, lalu menepuk bahuku. “Santai, Senja. Lo nggak harus kuat sendirian, kok.”

“Ngomong-ngomong, lo mau ke mana?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan.

“Ke kelas, lah. Tapi sebelumnya, gue cuma mau kasih tau...” Hanan mendekat sambil menurunkan suaranya. “Lo tau nggak, tadi di grup kampus ada yang ngomongin lo lagi?”

Aku mengerutkan kening. “Ngomongin apa lagi?”

“Katanya lo sering banget bareng sama Galaksi akhir-akhir ini.”

Aku langsung melotot. “Dan itu masalah buat mereka?”

Hanan mengangkat bahu. “Gue nggak tau. Tapi lo tau sendiri, Galaksi itu pusat perhatian. Banyak yang penasaran, mungkin juga iri.”

“Han, serius deh, gue nggak ngerti kenapa orang suka ribet urusan yang nggak penting,” kataku dengan nada jengkel.

Hanan hanya tertawa. “Itulah kampus, Senja. Drama selalu ada. Tapi kalau lo butuh back-up, gue siap kok jadi bodyguard lo.”

Aku mendengus, lalu berjalan lebih cepat. “Mending lo urusin diri lo sendiri.”

Di sisi lain kampus, Galaksi sedang duduk di bawah pohon besar di taman. Buku catatannya terbuka, tapi dia lebih sibuk melamun daripada membaca. Arya, teman dekatnya, duduk di sebelahnya sambil menyandarkan punggungnya ke batang pohon.

“Lo kelihatan mikirin sesuatu,” ujar Arya.

Galaksi menghela napas. “Nggak ada apa-apa.”

“Bohong. Gue kenal lo terlalu lama buat percaya omongan itu. Ada hubungannya sama Senja, kan?”

Galaksi tersenyum tipis. “Lo ini kenapa semua langsung dikaitin ke Senja?”

“Karena lo beda, bro. Tiap kali ada dia, lo kayak lebih hidup.”

Galaksi tidak menjawab. Dia tahu Arya benar, tapi dia juga tahu bahwa perasaannya terhadapku masih terlalu rumit untuk dijelaskan, bahkan untuk dirinya sendiri.

Di kantin kampus, suasana sedikit canggung ketika Aku baru saja duduk bersama Hanan. Maya, salah satu mahasiswi terkenal, tiba-tiba datang menghampiri meja kami.

“Senja, gue bisa ngomong sebentar?” tanya Maya dengan senyum tipis yang terkesan formal.

Aku menatapnya bingung. “Ngomong apa?”

Maya duduk di depanku, pandangannya tajam. “Lo kenal dekat sama Galaksi, kan?”

Aku mengangguk perlahan. “Ya, kenal. Tapi kenapa?”

Maya melipat tangan di depan dada. “Gue cuma mau bilang, hati-hati. Galaksi itu punya banyak perhatian di kampus ini, dan nggak semua orang suka kalau lo terlalu dekat sama dia.”

Aku menatap Maya dengan ekspresi datar. “Kalau lo suka sama Galaksi, kenapa nggak bilang langsung ke dia? Kenapa ngomong ini ke gue?”

Maya terlihat sedikit terkejut, tapi dia segera tersenyum kecil. “Gue cuma peduli. Gue nggak mau ada drama yang nggak perlu.”

“Gue nggak punya waktu buat drama,” balas ku. “Lo nggak perlu khawatir.”

Maya berdiri dengan anggun. “Bagus kalau begitu.”

Setelah Maya pergi, Hanan memandangiku dengan ekspresi campur aduk antara kagum dan geli.

“Gila, Senja. Lo bener-bener ngomong gitu ke Maya? Hebat, sih,” ujar Hanan.

“Gue nggak peduli, Han. Kalau mereka punya masalah sama gue, itu urusan mereka,” jawabku sambil mengaduk minumannya.

Namun, jauh di dalam hatinya, Senja merasa terganggu. Dia tahu ini bukan pertama kalinya orang membicarakan hubungannya dengan Galaksi, dan dia mulai merasa tidak nyaman dengan perhatian yang tidak diinginkan itu.

Sore harinya, ketika Aku hendak pulang, Aku melihat Galaksi berdiri di dekat gerbang kampus. Dia melambaikan tangan begitu melihat aku mendekat.

“Lo nunggu siapa?” tanyaku.

“Lo, lah,” jawab Galaksi sambil tersenyum.

Aku mengernyit. “Lo kenapa?”

“Gue denger Maya ngomong sesuatu ke lo tadi siang,” katanya.

Aku langsung mendengus. “Lo tahu dari siapa?”

“Hanan. Dia nyeritain semuanya.”

Aku menghela napas. “Gue bener-bener nggak ngerti kenapa orang-orang ribet banget soal kita.”

Galaksi tertawa kecil. “Biarin aja. Orang selalu punya opini.”

“Masalahnya, gue nggak suka jadi bahan omongan,” kata Senja.

Galaksi menatapku dengan lembut. “Kalau itu bikin lo nggak nyaman, gue minta maaf. Tapi lo nggak harus peduli sama apa yang mereka pikirkan. Yang penting, lo tetap jadi diri lo.”

Aku terdiam. Kata-kata Galaksi selalu terasa menenangkan, meskipun dia masih ragu dengan perasaannya sendiri.

“Lo yakin?” tanyaku pelan.

“Yakin,” jawab Galaksi tanpa ragu.

Aku tersenyum kecil. Mungkin, untuk pertama kalinya, Aku merasa ada seseorang yang benar-benar mengerti dirinku tanpa meminta apa-apa.

Hari itu berakhir dengan tenang, tapi Aku tahu perjalanan ini masih panjang. Perasaanku terhadap Galaksi masih penuh keraguan, dan aku tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan. Tapi satu hal yang aku tahu pasti: keberadaan Galaksi di sisiku membuat segalanya terasa lebih mudah dihadapi.

To Be Continued...

Episodes
1 Bab 1: Aku, Senja
2 Bab 2: Luka yang Tak Terlupakan
3 Bab 3: Misteri yang Terkuak
4 Bab 4: Langkah Menuju Keberanian
5 Bab 5: Akhirnya Tersenyum Lagi
6 Bab 6: Suasana di Kampus
7 Bab 7: Api dalam Diam
8 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
9 Bab 8: Langit yang Mengerti
10 Bab 9: Menghadapi Perasaan yang Tumbuh
11 Bab 10: Langkah Baru
12 Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi
13 Bab 12: Langkah yang Tak Terduga
14 Bab 13: Pergulatan dalam Hati
15 Bab 14: Memantapkan Hati
16 Bab 15: Orang Ketiga
17 Bab 16: Klarifikasi
18 Bab 17: Luka yang Membuat Pergi
19 Bab 18: Luka di Jalan yang Salah
20 Bab 19: Perjuangan Galaksi yang Tak Kenal Lelah
21 Bab 20: Kesempatan Kedua untuk Galaksi
22 Bab 21: Keputusan Hati Senja
23 Bab 22: Pengorbanan Galaksi
24 Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
25 Bab 24: Menjaga Asa di Tengah Cobaan
26 Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan
27 Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga
28 Bab 27: Langkah Baru
29 Bab 28: Jejak Baru di Kehidupan Bersama
30 Bab 29: Gagal Romantisan
31 Bab 30: Malam yang Dinanti
32 Bab 31: Ketika Panggilan Itu Terdengar
33 Bab 32: Di Kampus dan Kafe
34 Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian
35 Bab 34: Kisah yang Terungkap
36 Bab 35: Keteguhan dan Kepercayaan
37 Bab 36: Keberanian Bersama
38 Bab 37: Rahasia yang Terungkap
39 Bab 38: Gaun Senja yang Mengejutkan
40 Bab 39: Harmoni dalam Kesibukan
41 Bab 40: Malam yang Ditunggu, Lagi-Lagi Gagal
42 Bab 41: Pertemuan Keluarga
43 Bab 42: Kehebohan di Kafe
44 Bab 43: Kegaduhan Bintang di Dapur
45 Bab 44: Liburan Tanpa Gangguan
46 Bab 45: Malam Pertama yang Romantis
47 Bab 46: Kembali ke Rumah, Awal Baru
48 Bab 47: Di Tengah Kampus dan Keheningan Rumor
49 Bab 48: Kejutan Galaksi dan Mode Merajuk Senja
50 Bab 49: Kabar Baik untuk Bintang dan Ummi Ratna
51 Bab 50: Cinta di Tengah Keramaian
52 Bab 51: Kesalahpahaman yang Kian Menumpuk
53 Bab 52: Menyembuhkan Luka yang Terabaikan
54 Bab 53: Jalan Menuju Pemahaman
55 Bab 54: Persiapan yang Semakin Matang
56 Bab 55: Kejutan yang Menunggu
57 Bab 56: Perjalanan Bersama
58 Bab 57: Langkah Baru
59 Bab 58: Kabar Bahagia
60 Bab 59: Mama Senja
61 Bab 60: Ummi Ratna Ikut Bahagia
62 Bab 61: Setelah Malam Penuh Kebahagiaan
63 Bab 62: Saat-Saat Manja yang Menggemaskan
64 Bab 63: Senja, Istri yang Menunggu Keajaiban
65 Bab 64: Senja, Cemburu, dan Mengidam yang Aneh
66 Bab 65: Hari yang Tenang, Harapan yang Membuncah
67 Bab 66: Hadiah Kecil dari Semesta
68 Bab 67: Wisuda yang Membawa Keajaiban
69 Bab 68: Kehidupan Baru yang Dimulai
70 Bab 69: Keputusan Senja
71 Bab 70: Tiga Tahun Kemudian
72 Bab 71: Rebutan Perhatian Ibu
73 Bab 72: Kejutan Kecil untuk Ayah
74 Bab 73: Keajaiban Dalam Keluarga Kecil
75 Bab 74: Rumah Kedua
76 Bab 75: Hadiah Kecil yang Bermakna
77 Bab 76: Mimpi yang Menjadi Kenyataan (Tamat)
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1: Aku, Senja
2
Bab 2: Luka yang Tak Terlupakan
3
Bab 3: Misteri yang Terkuak
4
Bab 4: Langkah Menuju Keberanian
5
Bab 5: Akhirnya Tersenyum Lagi
6
Bab 6: Suasana di Kampus
7
Bab 7: Api dalam Diam
8
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
9
Bab 8: Langit yang Mengerti
10
Bab 9: Menghadapi Perasaan yang Tumbuh
11
Bab 10: Langkah Baru
12
Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi
13
Bab 12: Langkah yang Tak Terduga
14
Bab 13: Pergulatan dalam Hati
15
Bab 14: Memantapkan Hati
16
Bab 15: Orang Ketiga
17
Bab 16: Klarifikasi
18
Bab 17: Luka yang Membuat Pergi
19
Bab 18: Luka di Jalan yang Salah
20
Bab 19: Perjuangan Galaksi yang Tak Kenal Lelah
21
Bab 20: Kesempatan Kedua untuk Galaksi
22
Bab 21: Keputusan Hati Senja
23
Bab 22: Pengorbanan Galaksi
24
Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
25
Bab 24: Menjaga Asa di Tengah Cobaan
26
Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan
27
Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga
28
Bab 27: Langkah Baru
29
Bab 28: Jejak Baru di Kehidupan Bersama
30
Bab 29: Gagal Romantisan
31
Bab 30: Malam yang Dinanti
32
Bab 31: Ketika Panggilan Itu Terdengar
33
Bab 32: Di Kampus dan Kafe
34
Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian
35
Bab 34: Kisah yang Terungkap
36
Bab 35: Keteguhan dan Kepercayaan
37
Bab 36: Keberanian Bersama
38
Bab 37: Rahasia yang Terungkap
39
Bab 38: Gaun Senja yang Mengejutkan
40
Bab 39: Harmoni dalam Kesibukan
41
Bab 40: Malam yang Ditunggu, Lagi-Lagi Gagal
42
Bab 41: Pertemuan Keluarga
43
Bab 42: Kehebohan di Kafe
44
Bab 43: Kegaduhan Bintang di Dapur
45
Bab 44: Liburan Tanpa Gangguan
46
Bab 45: Malam Pertama yang Romantis
47
Bab 46: Kembali ke Rumah, Awal Baru
48
Bab 47: Di Tengah Kampus dan Keheningan Rumor
49
Bab 48: Kejutan Galaksi dan Mode Merajuk Senja
50
Bab 49: Kabar Baik untuk Bintang dan Ummi Ratna
51
Bab 50: Cinta di Tengah Keramaian
52
Bab 51: Kesalahpahaman yang Kian Menumpuk
53
Bab 52: Menyembuhkan Luka yang Terabaikan
54
Bab 53: Jalan Menuju Pemahaman
55
Bab 54: Persiapan yang Semakin Matang
56
Bab 55: Kejutan yang Menunggu
57
Bab 56: Perjalanan Bersama
58
Bab 57: Langkah Baru
59
Bab 58: Kabar Bahagia
60
Bab 59: Mama Senja
61
Bab 60: Ummi Ratna Ikut Bahagia
62
Bab 61: Setelah Malam Penuh Kebahagiaan
63
Bab 62: Saat-Saat Manja yang Menggemaskan
64
Bab 63: Senja, Istri yang Menunggu Keajaiban
65
Bab 64: Senja, Cemburu, dan Mengidam yang Aneh
66
Bab 65: Hari yang Tenang, Harapan yang Membuncah
67
Bab 66: Hadiah Kecil dari Semesta
68
Bab 67: Wisuda yang Membawa Keajaiban
69
Bab 68: Kehidupan Baru yang Dimulai
70
Bab 69: Keputusan Senja
71
Bab 70: Tiga Tahun Kemudian
72
Bab 71: Rebutan Perhatian Ibu
73
Bab 72: Kejutan Kecil untuk Ayah
74
Bab 73: Keajaiban Dalam Keluarga Kecil
75
Bab 74: Rumah Kedua
76
Bab 75: Hadiah Kecil yang Bermakna
77
Bab 76: Mimpi yang Menjadi Kenyataan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!