dua puluh

Di hari Minggu,hari dimana seharusnya ia bersantai dan masih tertidur pulas dengan bantal dan gulingnya yang empuk.Namun,pada pukul setengah tujuh pagi,ia dikejutkan dengan dering telepon yang terus-menerus berbunyi.

Sandra mengerjap matanya,ia lalu mengulurkan tangannya untuk mencari dimana letak ponselnya,setelah dapat ia membuka ponselnya untuk melihat siapa yang mengganggu paginya yang damai ini.

Matanya sontak terbelalak melihat nama yang tertera di layar ponselnya.Jeandra Mahardika? Untuk apa laki-laki itu meneleponnya sepagi ini,dihari Minggu pula?

Dasar cowok gila! hardik Sandra dalam hati.

Dan disinilah Sandra sekarang,di dalam mobil laki-laki yang membuatnya terpaksa bangun pagi.Ia mendumel dan menyumpahi laki-laki itu dalam hati.Ia masih tak habis pikir,untuk apa laki-laki ini mengajaknya keluar sepagi ini,dihari Minggu pula?

Besok ujian,Sandra butuh mengistirahatkan diri dan otaknya.Semua rencana yang ia buat semalam,yang akan bersantai sambil menonton drama kesukaannya ditemani cemilan,gagal total karena laki-laki menyebalkan ini.

"Kita mau kemana,si?"tanya Sandra pada Jean dengan nada yang ketus.

"Bentar,"ujar Jean.

Bukannya menjawab pertanyaannya,laki-laki itu mengentikan mobilnya di salah satu minimarket,laki-laki itu turun dari mobil meninggalkan Sandra sendiri dan masuk kedalam minimarket sendirian.

Jean sialan!

Tak lama laki-laki itu kembali dengan membawa kantong belanja yang terlihat penuh.Dalam kantong itu,Sandra dapat melihat berbagai macam makanan ringan dan beberapa minuman kemasan disana.Sandra semakin merasa bingung,kemana laki-laki itu akan membawanya?

"Kak,Lo mau bawa gue kemana?" tanya Sandra sekali lagi.

Laki-laki itu menoleh kalau tersenyum."Puncak,kita piknik berdua."

Mendengar kata puncak,pundak Sandra merosot ke bawah, nyawanya sekarang dicabut detik itu juga mengingat bagaiman penampilannya saat ini.

Ia masih menggunakan baju santai yang ia pakai tidur,sendal jepit berwarna hitam,rambut yang di ikat asal-asalan,seta kacamata yang ia pakai.Dan yang lebih parah adalah ia belum mandi sama sekali,terbayang bagaimana urakannya penampilan Sandra saat ini.

"Kenapa Lo gak bilang ,kak?! Bisa balik dulu gak si?! Gue mau ganti baju,masa piknik penampilan gue begini?!"ujar Sandra dengan setengah emosi.

Mendengar Sandra mengomel dengan suara melengking ya,membuat Jean tertawa.

"Apaan si?!Gak ada yang lucu!" ujarnya emosi.Apa-apaan laki-laki itu,dia malah tertawa padahal jelas saat ini Sandra merasa kesal.

Sepanjang perjalanan diisi oleh musik asing yang tak pernah Sandra dengar sebelumnya,ia tak paham makna lagu yang diputar itu.Meski begitu ia tetap menikmatinya.

"San, ceritain dong tentang hidup Lo,"pinta Jean.

Sandra yang tadinya akan tertidur, mengurungkan niatnya ketika mendengar ucapan Jean.

"Cerita gimana?Masa iya gue harus ceritain gimana kehidupan gue dari gue lahir dari perut mamah sampai sekarang ini?" tanya Sandra.

Mendengar ucapan Sandra sontak Jean tertawa,tawa renyah yang Sandra rasa baru pertama kali ia dengar dari Jean.

"Ya gak gitu juga, maksudnya Lo cerita apa aja tentang hidup Lo,yang sekiranya gak masalah kalau Lo ceritain ke orang lain."

Sandra nampak berpikir,ia menerawang jalanan yang mulai ramai oleh kendaraan.

"Gue bingung,selama ini gue gak pernah cerita soal kehidupan pribadi gue SMA orang lain.Dulu kak Bram yang selalu kenalin gue ke orang-orang,dia selalu ucapin kalimat ini setiap kali kenalin gue ke orang lain.'Ini adik gue, namanya Sandra.Dia cuek,jadi jangan terlalu banyak diajak ngomong nanti dia risih.Dia juga gak suka jadi pusat perhatian,jadi kalau penasaran sama dia tanya gue aja'.Jadi kalau Lo sepenasaran itu sama gue,Lo tanya aja langsung sama kak Baram!" Ujar Sandra lalu tersenyum getir setelah.

Rasanya Sandra ingin melompat dari mobil dan membiarkan tubuhnya dihantam oleh kendaraan yang kini berlalu lalang.Sandra memang seperti ini,sering laki ia memikirkan cara mengakhiri hidup dengan hal yang paling menyakitkan.Ia ingin mengakhiri semuanya,beban di bahunya serta rasa sedih yang tak berkesudahan.Tapi semua itu hanyalah pikirannya, buktinya ia masih hidup dengan sehat sampai sekarang.Jika pikirannya sudah jernih dan normal kembali,ia akan mengutuk dirinya sendiri karena sudah berpikir untuk mengakhiri hidup.

"Lo hebat,San,"ujar Jean dengan nada lembut.

Sandra mengerutkan keningnya."Hebat karena?"

Laki-laki itu tidak menjawab,ia hanya tersenyum kecil ke arahnya lalu kembali fokus ke jalanan."Tidur aja,nanti kalau udah sampai gue bangunin."

Sandra mengangkat kedua bahunya,ia dengan emang hati memejamkan matanya dan masuk ke alam mimpi.

_____

Di tempat lain, Tiana sedang berdiri di depan rumah Candra. Cuaca sedikit mendung, juga ini terlalu pagi untuk berkunjung ke rumah seseorang. Di samping Tiana, ada sandi yang sedang tersenyum kecut melihat bagaimana gadis itu antusias membalas sebuah pesan,yang ia tebak itu adalah pesan dari Candra.

Tak lama pagar besar yang ada di depan mereka terbuka, memperlihatkan sosok Chandra yang benar-benar terlihat seperti orang yang baru bangun tidur. Terlihat dari penampilannya saat ini, rambut Candra acak-acakan, dua kancing bagian atas pakaian tidurnya terbuka, tak lupa kacamata yang selalu laki-laki itu pakai.

"Tiana? Sandi? Kalian ngapain pagi-pagi datang ke rumah orang?" tanya Candra to the point.

"Nih,Dia mau nganterin makanan buat Lo katanya,"ujar Sandi.

Di depan kedua laki-laki itu, Tiana tersenyum lebar, Ia lalu memberikan kotak bekal berukuran sedang yang sedari tadi ia pegang kepada Candra.

"Ini Can,gue bawa makanan buat Lo sarapan.Gue tau kalau weekend Lo selalu sendiri,jadi gue inisatif buat bawain ini,"ujar Tiana lalu tertawa,Sandi juga ikut tertawa bersamanya walau tak terdengar. Sementara Candra masih terlihat bengong sambil memperhatikan kotak makan yang diberikan oleh gadis itu.

"Tiana,Lo gak repot-repot bawain gue makanan kaya gini, gue bisa pesan makanan online,"ujar Candra.

Seketika wajah cerita Tiana berubah menjadi murung,lagi-lagi usahanya tak dihargai.

"Udahlah terima aja,Can! Tiana udah capek-capek masak makanan ini buat Lo.Liat tuh! Jarinya aja sampah berdarah karena buat makanan ini,"ujar Sandi setengah emosi.

Candra mengalihkan pandangannya ke arah tangan Tiana, dia melihat salah satu dari gadis itu dipakaikan plester. Ternyata benar gadis itu terluka, seketika Candra menjadi merasa bersalah.

"Yaudah,makasih banget ya, Tiana.Lain kali gak usah buatin gue makanan kalau Lo gak bisa,gue gak mau Lo kenapa-kenapa lagi kaya gini,"ujar Candra sambil mengelus pelan luka yang ada di tangan Tiana.Dan gadis itu sendiri tersenyum senang atas perlakuan Candra.

Sementara di samping Tiana, sandi mati-matian menahan sesak di dadanya. Sandi kembali menjadi sadar, sebesar apapun perhatian yang ia berikan pada gadis itu, akan kalah dengan perhatian kecil yang diberikan oleh Candra padanya.

Dari awal Sandi memang sudah kalah, gadis itu memang sudah menyukai Candra sejak lama.Tiana sudah menanamkan hati begitu dalam pada Candra, sehingga tak ada jalan lain bagi Sandi untuk merebut hati gadis itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!