tujuh belas

Malam ini di kotanya sedang diguyur hujan. Sejak sore tadi hujan sudah menampakkan diri di bumi,membasahi tanah dan menyebarkan bau khasnya.

Sandra tidak suka hujan, aromanya menganggu penciumannya dan suara berisiknya mengganggu telinga.Terkadang ia bertanya-tanya,kenapa banyak orang yang menyukai hujan? Padahal jelas,hujan itu berisik.Suara dari setiap rintiknya kadang tidak selaras dan membuat sakit telinga.Terlebih saat hujan semakin lebat,Sandra semakin sakit kepala dibuatnya.

Di kamar tidurnya,ia menatap langit-langit kamarnya yang polos.Dulu, sebelum kakaknya pergi untuk selamanya, laki-laki itu berjanji akan memberikannya lampu Tumblr warna-warni untuk yang gantung di langit-langit kamarnya. Tetapi, sebelum janji itu di tempati, kakaknya sudah pergi.Tak ada lampu tumblr atau apapun di sana,bahkan sampai saat ini.

Sandra menghela napas,bingung harus apa.Malam ini ia sendiri lagi di rumah,mamah dan papahnya pergi entah kemana,yang pasti dari ketika ia pulang sekolah rumahnya sudah dalam keadaan kosong.Untung saja dirinya selalu membawa kunci cadangan,jadi ia tidak perlu menunggu kedua orang tuanya pulang untuk bisa masuk ke dalam rumah. Walaupun terkadang Sandra memilih berjalan kaki sampai ke rumah Marvin karena ia tidak suka sendirian. Tapi kali ini dirinya memilih untuk sendiri. Sejak dua tahun yang lalu Ayah menyadari jika kesepian ternyata tidak usah buruk itu.

Dan sejak saat itu,Sandra suka kesendirian.

"Mau makan apa ya? Mungkin pesen makan online aja."monolognya. Sandra berdiri, yang mengambil ponselnya di atas nakal selalu menekan sebuah aplikasi di layar.Belum sempat ia memesan makanan,panggilan telepon masuk dari Jean.

Ada apa lagi ini, Tuhan? Batin Sandra kesal.

"Halo,"ujar Sandra setelah menerima telepon laki-laki itu.

"Buka pintu,gue di depan rumah Lo sekarang.Gue tau Lo sendiri,gue dapat informasi ini dari Marvin,gue juga udah izin sama nyokap Lo tadi."

Sandra menutup sambungan telepon dari Jean, ia boro-boro turun hanya untuk mengintip dari jendela. Dan benar saja, Jean sudah berdiri depan pintu rumahnya. Memakai jaket yang terlihat agak basah, mungkin karena laki-laki itu menggunakan motor menuju ke sini.

Sandra menghela napas,terlebih ketika satu pesan masuk dari mamahnya.Ia segera membuka pesan itu.

Mamah|

Nak, tadi ada temanmu namanya Jean telepon mamah, dia mau ke rumah katanya. Dia suka bawa makanan, kamu makan ya.Tolong bilang sama Jean jangan dulu pulang sebelum kami datang.Oh,iya pintu rumah gak usah ditutup supaya tetangga gak salah paham. Kalian duduk di ruang tamu aja, jangan lupa Jean suguhi minum yah.Sebentar lagi papah sama mamah pulang.

Setelah membaca pesan itu, Sandra segera membuka pintu walaupun Sebenarnya dia malas bertemu dengan Jean.

"Masuk,"ujar Sandra.

Jean mengangguk, Iya lalu masuk dengan segera dan mengambil posisi duduk paling nyaman disofa.

"Mau minum apa?"tanya Sandra.

Laki-laki itu menggeleng."Gak usah,gue bawa minum juga ini.Sini Lo duduk aja,kita makan bareng,gue bawa ketoprak,makanan kesukaan Lo,"ujar Jean.

"Kata siapa gue suka ketoprak?"

"Marvin,"jawab Jean.

Sudah ia duga,sepupu laknatnya itu pasti memberikan segala informasi tentangnya pad laki-laki itu.

Rasanya Sandra ingin menghabisi sepupu laknatnya itu. Dia tidak tahu seberapa jauh informasi tentangnya yang sudah Marvin berikan pada laki-laki di hadapan ini.

"Gue ambil piring dulu,"ujar Sandra.

Selamat Sandra berada di dapur,Jean berkeliling di ruang tamu, dia melihat bagaimana begitu banyak foto keluarga terpajang di sana. Sangat berbeda dengan rumah Jean, rumahnya sangat besar tetapi isinya kosong. Jangankan foto keluarga, figura bersama saya kecil saja sudah pecah karena menjadi korban amukan ayah dan ibunya.

Matanya tertarik melihat sebuah pigura berukuran kecil di sana, di sana ada sosok Sandra yang menggunakan seragam putih birunya, resep masak kakak yang mengenakan hoodie hitam kebesaran. Di sana, keduanya tersenyum sambil memegang es krim yang hampir habis.

Hanya melihat dari foto saja, Iya bisa merasakan kedekatan antara kakak beradik itu. Pantas saja Sandra merasa sangat terpukul saat kehilangan sosok kakaknya. Lagi pulang, siapa yang akan baik-baik saja ketika kehilangan sosok yang disayangi?

"Lagi liatin apa?"

Jean terkesiap karena tiba-tiba Sandra berada di belakangnya.

"Lo cantik ya,di foto itu,"ujarnya sambil menunjuk salah satu figura foto.

Sandra mengikuti arah tangan Jean yang menunjukkan salah satu fotonya."Biasa aja,"ujarnya.

Keduanya kini duduk di kursi yang sama. Mereka menikmati makanan masing-masing tanpa suara.

Jean memang seperti ini, cenderung fokus pada sesuatu di depannya.Jean tidak suka berbicara saat makan. Berbeda sekali dengan Sandra, sebenarnya gadis itu tipe orang yang sangat suka berbicara. Tapi, berhubung yang bersamanya saat ini adalah Jean, Ia jadi malas untuk berbicara.

Setelah makanan habis,Jean berdiri.

"Mau kemana?" tanya Sandra dengan ekspresi bingung.

"Mau ke dapur sekalian cuci ini,"ujar laki-laki itu sambil menunjuk piring di tangannya menggunakan dagu.

Sandra panik saat melihat Jean menuju ke area dapur, pasalnya sekarang dapur sedang dalam keadaan tidak baik. Banyak sekali piring kotor yang belum ia cuci.

Sandra segera berlari, mengejar langkah besar Jean. Namun sayangnya laki-laki itu sudah berada di sana,kini laki-laki itu sedang membersihkan piring yang tadi mereka gunakan juga piring-piring kotor yang belum sempat ia cuci sebelumnya.

"Udah jangan di terusin,nanti gue bersihin piringnya,"ujar Sandra sembari menarik lengan laki-laki itu agar menggantikan kegiatannya.

"Nanggung,Lo diem di situ,gak usah bawel!"ujar Jean.

Entah kenapa, ketika menatap mata tajam laki-laki itu membuat Sandra diam, Ia mengikuti ucapan laki-laki itu. Walau sebenarnya iya merasa tidak enak, akhirnya dia memilih untuk melihat Jean di depan pantry.

"Lo kenapa ke sini,kak?" tanya Sandra penasaran.

"Gue gak mau Lo kesepian,"jawab Jean dengan tegas. Laki-laki itu baru saja menyelesaikan kegiatan mencuci piring.

Jean berbalik, tatapannya bertemu dengan mata Sandra.Dalam jarak dua meter,ia menatap lekat mata Sandra,seolah laki-laki itu tidak ingin melepas pandangannya. Perlahan Jean maju, mengikis jarak diantara keduanya.

"Gue gak mau pacar gue kesepian, "ucapnya lembut sambil menyelipkan helaian rambut Sandra ke belakang telinga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!