sepuluh

Masih dengan segala rasa sedih yang bercampur dengan kesal. Dalam keadaan seperti ini rasanya Sandra ingin melarikan diri dari rumah. Tapi ia tahu melarikan diri tidak akan pernah menyelesaikan semuanya.

Melarikan diri hanya akan membuatnya memikul beban yang lebih berat lagi. Di sinilah Sandra sekarang, di sudut kamar menangis tersedu menatap foto kecilnya bersama dengan Bramasta.

"Kak..Sandra kangen sama kakak."

"Sandra kangen di panggil Laura sama kakak,"ujarnya berbicara pada pigura yang ia pegang.

"Kak,siapa yang udah tega nyakitin kakak? Apakah benar orang itu Gladis? Apa yang aku lihat itu bener kak?"

Meskipun Sandra melihat secara langsung bagaimana Gladis pergi meninggalkan kakaknya yang sedang kesakitan saat itu dan ia selalu berasumsi bahkan Gladis adalah pembunuh kakaknya,tapi dalam hati kecilnya ia tidak sepenuhnya yakin jika sahabat lamanya itu tega membunuh kakaknya.

"Kak..",lirih Sandra sambil menatap pigura kakaknya.

Sandra mengalihkan perhatiannya ketika ponselnya berbunyi,menandakan ada telepon masuk.Sandra mengambil ponselnya, dilihatnya nama Jean di layar ponselnya.

"Halo?"

"Halo,Lo lagi ngapain si? Lama banget jawab teleponnya." Ujar Jean dari sebrang sana.

"Kenapa?",tanya Sandra mengabaikan pertanyaan Jean.

"Suara Lo serak,kenapa?Lo sakit?"

"Bukan urusan Lo."

Dari sebrang sana Sandra dapat mendengar hembusan napas Jean yang terdengar menyebalkan.

"Ada perlu apa? Kalau Lo telepon mau bahas keberangkatan ke bandung,Lo bisa bicara langsung sama gue besok."

"Lo lagi gak baik-baik aja,kan?"

"Lo ngomong apa si? Gak jelas banget!"

"Oke,gue telepon mau minta maaf karena Sherly udah memperlakukan Lo gak baik di sekolah tadi.Ya walaupun perlakuan dia gak ada urusannya sama gue.Gue cuma takut Lo kenapa-kenapa karena gue."

"Maksud Lo?"

"Sherly itu mantan gue,dan gue tau dia marah karena Lo deket sama gue, Sherly gak sebaik tampilannya."

"Ya,gue tau."

"San,Lo harus tau kalau dia bisa lebih jahat daripada itu.Gue gak bisa jelasinnya.Tapi intinya Lo harus hati-hati dan jangan cari perkara lagi sama dia."

Sandra mengerutkan alisnya bingung, memangnya siapa yang cari perkara? Lagipula Sandra bukan orang yang iseng nyari perkara dengan orang lain.

"Udah kan? Gue matiin."

"Tunggu! satu lagi!"

Sandra menghela napasnya, jengah dengan kelakuan random Jean."Apa?"

"Lo abis nangis ya?"laki-laki itu menghela napas sebentar."Gue gak tau alasan Lo nangis,entah itu karena diputusin pacar Lo atau gimana.Tapi kalau memang Lo lagi sedih,nangis aja gak apa-apa.Gue ngomong gini karena gue sering kali liat Lo bersikap sok kuat dihadapan orang-orang.Lo selalu nutup diri dan gak mau menerima bahu orang lain untuk dijadikan sebagai sandaran saat Lo sedih dan capek.San,kalau emang Lo sedih dan butuh seseorang,Lo bisa cari mereka yang bersedia memberikan bahunya buat Lo,jadi jangan sedih sendirian."

Setelah mengucapkan kalimat itu,Jean menutup sambungan teleponnya.Sandra cukup bingung,ada apa? Kenapa Jean mengatakan hal itu?

Aneh,batinnya.

Meskipun begitu Sandra merasa sedikit lebih tenang dan merasa lebih hangat dari sebelumnya.

_____

Jam tujuh pagi.Semua siswa yang ikut dalam kegiatan tahunan OSIS berkumpul di aula sekolah.Hari ini,ada sekitar dua puluh siswa yang mewakili setiap kelas berkumpul,sudah untuk berangkat ke Bandung.

Diatas panggung ada sosok pria tua yang berpakaian rapi.Dia adalah pak Darma,kepala sekolah SMANSA.Di sampingnya ada Jeandra selaku ketua OSIS di dampingi oleh Tania selaku sekretaris.

"Selamat pagi semuanya."

Mendengar kepala sekolah mengucapkan salam,semua siswa serentak menjawab sapaan itu.

"Anak-anakku sekalian yang bapak banggakan,hari ini seperti yang telah di ketahui bersama bahwa kalian yang berdiri di sini adalah orang-orang terpilih yang mendapatkan kesempatan ikut dalam kegiatan tahunan yang rutin diadakan oleh sekolah kita."

Semua siswa mendengar dengan khidmat,fokus mereka hanya tertuju pada kepala sekolah.

"Selanjutnya,saya serahkan kepada Jean selalu ketua OSIS."

Setelah itu kepala sekolah turun dan meninggalkan tempatnya.

"Baik teman-teman semua,saya minta perhatiannya sebentar."

Di atas sana Jean dengan almamater kebanggaannya menarik perhatian semua orang.

"Seperti yang dikatakan kepala sekolah,hari ini kita akan melakukan agenda tahunan sekolah yang rutin diadakan tiap tahunnya yang masuk kedalam program OSIS.Dimana bukan hanya anggota OSIS yang ikut andil,melainkan kalian sebagai perwakilan setiap kelas juga ikut serta didalamnya.Jadi saya harap,kita bisa bekerja sama untuk mensukseskan program ini."

"Adapun nantinya agenda apa saja yang akan kita laksanakan,akan dibacakan oleh Tania selaku sekretaris OSIS.Namun, sebelumnya saya berharap kalian yang berada di sini benar-benar tulus mengikuti kegiatan ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun.Jika ada yang terpaksa silahkan tunjuk tangan."

Semua siswa saling melemparkan pandangan, beberapa saling untuk menunjuk sehingga menyebabkan keributan di aula.

"Harap tenang semuanya!",ujar pak Arif,berharap semua siswa kembali tenang.

"Baik,semua yang ada di sini saya anggap ikhlas mengikuti kegiatan ini,"ucap Jean.

"Selanjutnya,runtutan acara akan dibacakan oleh Tiana."

Iya nanti menggantikan posisi Jean, dari situ berdiri di depan mic untuk membacakan agenda acara yang akan dilakukan nanti.

"Langsung aja. Kita berangkat pukul 10.00 pagi menggunakan bus menuju kota Bandung. Nanti di Bandung kita akan pergi ke beberapa tempat seperti panti asuhan, kelong jembatan,beberapa sekolah yang fasilitasnya kurang memadai. Kegiatan berlangsung sampai pukul 05.00 sore. Jika tidak ada kendaraan lainnya maka kita akan segera pulang kembali ke sini."jelas Tiana. Semua siswa mengangguk paham.

"Jadi, Setelah berkunjung ke panti asuhan, teman-teman akan di bagi menjadi beberapa kelompok untuk meluncur ke beberapa titik tempat di sana. Setiap kelompok akan ditemani oleh anggota OSIS.Di sama kita akan bagi-bagi makanan dan hal lainnya,jika masih ada yang tidak jelas bisa langsung tanyakan pada saya atau anggota OSIS yang lain,paham?"

"Paham,"ucap mereka serentak.

"Baik, terimakasih. Sambil menunggu busnya datang. Kalian yang belum sarapan, boleh sarapan dulu. Silakan bubar nanti kita berkumpul lagi di sini. Ingat jangan sampai ada yang tertinggal."

Lalu semua yang ada di sana membubarkan diri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!