Jeandra

Jeandra

Satu

Seorang gadis cantik mengerjapkan matanya,ia terbangun karena merasakan sesuatu yang bawah di bawahnya.Sandra menegakkan tubuhnya,ia lalu beranjak dari tempat tidurnya.Matanya terbelalak saat mendapati bercak merah di ranjangnya yang memang dilapisi seprai warna biru muda.

Matanya terpejam,suara decakan keluar dari bibir gadis itu.

Hari ini adalah tahun ajaran baru.Hari dimana semua siswa baru yang akan menjadi murid SMA bergembira.Sandra pun awalnya merasakan hal yang sama,tapi ketika mengetahui dirinya datang bulan,semua rasa senang itu lenyap begitu saja.

Menurut perhitungannya,ia harusnya datang bulan satu Minggu lagi.Tapi sialnya,tamu bulanan ini malah datang lebih awal.

Dari luar ia mendengar pintu kamarnya terbuka,mamahnya terkejut ketika melihat anak gadisnya sudah bangun dengan wajah cemberut.

"Mamah kira kamu belum bangun,ayok siap-siap papah kamu udah mau berangkat tuh!" ujar mamahnya.

"Mah,aku lagi datang bulan.Sakit banget,"ujar Sandra lalu ia membalikkan tubuhnya membelakangi mamahnya. "Tuh,liat mah kalau gak percaya."

Mamahnya menghela napas lalu menggelengkan kepalanya."Ya sudah,nanti kamu bisa minum pereda nyeri setelah sarapan,"kata mamahnya berusaha membujuk Sandra untuk berangkat ke sekolah.Tidak mungkin kan di hari pertama sekolah Sandra harus bolos dengan alasan datang bulan.

"Mah,tapi..."

"Sandra,sudah sekarang kamu mandi dan bersihkan darahnya saja,biar nanti pakaiannya kamu cuci setelah sekolah,"ujar mamahnya lalu pergi.

Jika mamahnya sudah memanggil namanya dengan lembut seperti ini,dia tidak lagi bisa membantah.

"Dan satu lagi,jangan bersihkan darah di seprainya juga ya.Cepat ya nak."ujar mamahnya lalu benar-benar pergi.

Sandra menghela napasnya,ia lalu melepas seprai dari ranjangnya dan melangkah gontai ke arah kamar mandi yang memang berada di dalam Sandra memang sedikit manja tapi orang tuanya tidak pernah memanjakannya,mereka ingin Sandra menjadi anak yang mandiri.Meski terkadang ia mengeluh,tapi ia juga cukup bersyukur memiliki orang tua seperti mereka.

Sandra menjadi satu-satunya harapan papah dan mamahnya,ia juga menjadi satu-satunya yang bisa mereka banggakan dan juga menjadi satu-satunya alasan mereka bertahan.

Semenjak kepergian sang kakak, Bramasta.Keluarganya selalu mengandalkannya tentang banyak hal.Jadi,Sandra seperti menanggung lebih banyak beban lagi.Bukan berarti Sandra menganggap kedua orang tuanya sebagai beban.Tetapi,Sandra yang menyimpulkan sendiri kalau dia harus menjadi seseorang yang lebih kuat diantara mereka bertiga.

Dia harus lebih kuat dari papahnya yang selalu bangun jam 3 pagi setiap ada pertandingan sepak bola,untuk mengenang kebersamaannya dengan sang kakak.

Dia juga harus lebih kuat dari sang mamah yang selalu membeli sepatu untuk bermain futsal,padahal diantara mereka bertiga tidak ada yang suka bermain futsal selain kakaknya.

Laki-laki itu sudah pergi.Laki-laki yang masih menyisakan banyak tanya dalam kepalanya.

 

Pukul tujuh lebih lima belas menit,Sandra sudah sampai di depan kelasnya.Di lihatnya teman sekelasnya satu-persatu,diantara mereka ada yang tersenyum dan beberapa juga ada yang menyapanya.Sandra juga selalu membalas sapaan mereka,setiap kali ada yang memanggil namanya,Sandra hanya membalas mereka dengan sapaan 'Hai',lalu dirinya kembali berjalan sambil menunduk menuju ke bangku yang berada di sudut paling belakang kelas.

"Mungkin duduk di sini jadi pilihan yang pas."monolognya lalu tatapannya beralih ke luar jendela.

"Hai."

Sandra tersentak ketika seorang laki-laki yang duduk di depannya menyapa.

"Hai.."balas Sandra lalu tersenyum tipis.

"Gue Farhan,nama Lo siapa?" ujar Farhan mengulurkan tangannya ke arah Sandra.

Sandra membalas uluran tangan itu."Gue Sandra,"balas Sandra.

"Di samping gue ini namanya Galih,"ujar Farhan menunjuk ke teman di sampingnya yang sedang bermain ponsel.Melihat Galih yang masih bergeming,membuat Farhan menyenggol lengan Galih.

Galih menaikkan sebelah alisnya,seakan bertanya kenapa Farhan menyenggol dirinya.Farhan menunjuk Sandra dengan dagunya,seakan memberi kode agar dia memperkenalkan diri pada Sandra.

Galih membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Sandra, laki-laki itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya."Gue Galih."

"Sandra,"balas Sandra berniat mengakhiri percakapan.Namun,laki-laki bernama Farhan itu malah berbicara banyak hal padanya,bahkan sampai menanyakan nomor teleponnya.

Jujur saja,Sandra merasa risih.Tapi,ia tidak memberikan kesan pertama yang buruk pada seseorang yang baru ia kenal.Setidaknya ia harus bersikap baik untuk saat ini.

"Jadi,kenapa Lo milih ambil jurusan IPA? Ya meskipun gue tau sebagain besar cewek pasti ambil jurusan ini,"ujar Galih.

"Hmm,gak ada alasan khusus di,cuma mamah gue nyaranin gue masuk jurusan ini,"jawab Sandra.

Farhan dan Galih mengangguk secara bersamaan.

"Kalau gue si,menganggap anak IPA itu spesial."Jawaban dari Farhan berhasil membuat Sandra dan Galih menatapnya heran.

"Maksudnya gimana?",tanya Sandra penasaran.

"Ya gue liat di film kebanyakan yang ceritain tentang SMA itu yang di bahas,pasti jurusan IPA.Terus dari dulu anak IPA itu pasti dikenal sebagai anak yang pintar dan selalu jadi contoh buat jurusan lain,sedangkan IPS selalu di kenal sebagai jurusan anak bandel.Coba deh orang yang gak pinter sekalipun kalau masuk jurusan IPA pasti mereka berpikir kalau orang itu pinter.Makanya gue bilang kalau jurusan IPA itu spesial." Jelas Farhan panjang lebar.

Galih menganggukkan kepalanya."Bener juga,padahal gak semua anak IPS itu bandel.Tapi,entah kenapa stigma orang-orang tentang orang yang masuk IPS itu kalau gak bandel ya pemalas.Bahkan,gak sedikit dari mereka yang beranggapan kalau anak IPS itu adalah mereka yang gak tau tujuan kedepannya mau kemana."sahut Galih.

Pembahasan mengenai anak IPA dan IPS terus berlanjut,bahkan tak terasa mereka membahas itu sampai bel istirahat pertama berbunyi.

Sandra,Galih dan Farhan masih asyik duduk di bangku mereka masing-masing, sedangkan teman-temannya yang lain sudah berhamburan ke kantin untuk mengisi perut.

"Eh,udahan dulu ngobrolnya,kita ke kantin.Emangnya kalian gak laper apa?" tanya Galih.

Ketiganya lalu beranjak dan berjalan secara bersamaan menuju kantin.Sandra yang tadinya risih,mulai merasa nyaman berteman dengan kedua teman barunya itu.Mungkin karena pembawaan mereka yang ceria dan banyak bicara sehingga mudah bagi orang lain untuk merasa nyaman berteman dengan mereka.

"San,Lo cerita dong tentang diri Lo.Dari tadi Lo diem mulu,malah Lo gak berbaur sama temen-temen kelas yang lain,"ujar Farhan.

Memang benar sedari awal Sandra hanya diam.Bahkan ketika yang lain saling menyapa dan berkenalan,Sandra hanya duduk diam di bangkunya.Kalau saja tadi Farhan tidak mengajaknya berkenalan,mungkin sampai saat ini ia sendirian dan tidak melakukan apapun di kelas.

Ketika sampai di kantin,suasana begitu ramai.Bahkan mereka bertiga sudah tidak bisa lagi mencari tempat yang nyaman untuk duduk dan menikmati makanan mereka.

"Sandra!" Dari kejauhan sosok laki-laki datang menghampirinya mereka.

"Itu siapa,San?" Tanya Farhan pada Sandra.

"Itu kak Marvin, sepupu gue."

Saat Marvin sudah berada di depan mereka,tanpa aba-aba laki-laki itu menarik tangan Sandra."Kalian ikut gue."

Farhan dan Galih saling bertatapan,lalu mereka pun mengikuti langkah Sandra dan Marvin.

Setelah cukup lama berjalan melewati beberapa meja di kantin yang cukup luas ini, akhirnya mereka sampai di sebuah meja panjang yang sudah terisi beberapa siswa di sana.

"Lo sama dia temen Lo gabung sama kita aja,sini duduk."ujar Marvin pada sepupu dan kedua temannya.

Galih dan Farhan mengangguk,mereka langsung mengambil posisi duduk.

Sandra menatap oramg-orang di meja itu."Gak usah,gue cari tempat lain aja."

"Gak ada tempat lain Sandra,udah pada penuh.Udah duduk di sini aja." Ujar Marvin sembari menepuk tempat kosong di sampingnya.

Malas berdebat, akhirnya Sandra memilih untuk duduk di samping Marvin, meskipun ia sedikit risih karena di depannya ada orang yang tidak ia kenal.

"Hai,Sandra.Jangan takut gitu,gue sama yang lain gigit kok."ucap siswa dengan sedikit bergelombang dan seragam yang sedikit terbuka sehingga menampilkan kaos hitam didalamnya.

Sandra hanya tersenyum menanggapinya.

"Gue udah pesanin,mie goreng sama es teh manis buat Lo,"ucap Marvin,lalu tatapannya beralih pada kedua teman Sandra."Kalau kalian dua persen sendiri aja."

"Han,Lo aja yang pesen,gue nasi goreng sama es teh jeruk ya."

Sandra melirik sekilas laki-laki di depannya.Menyadari itu Marvin memperkenalkan laki-laki itu pada Sandra.

"Yang di depan Lo namanya Jeandra,Lo bisa panggil dia Jean.Dia Katua OSIS di sini.Kalau Lo mau kenalan,nanti aja setelah makan." Ujar Marvin yang hanya di tanggapi anggukan oleh Sandra.

Suasana Kantin semakin ramai, sayup-sayup ia mendengar seseorang berbisik-bisik menyebut nama Jean.Ia melirik sekilas,terlihat jelas beberapa siswi menatap ke arahnya.Ia kembali memalingkan wajahnya.

"Itu cewek di depan Jean.siapa?"

"Gak tau,kok bisa sih gabung sama Jeans dan teman-temannya."

"Tau,gue iri banget.Mana dia duduk sampingan sama Marvin."

Sandra menatap oramg-orang yang satu meja dengannya.Ia baru menyadari jika hanya dirinya, perempuan yang duduk di sana.Pantas saja dia dibicarakan.Sandra juga sedikit mengerti,alasan orang-orang itu menatapnya.Ternyata kakak sepupu dan teman-temannya adalah siswa yang populer di sekolah.

Tapi apa untungnya menjadi siswa yang populer? Ah entahlah,tidak udah dipikirkan.Lebih baik ia segera menghabiskan makanannya dan segera pergi dari sini.

Kembali ke kelas sepertinya adalah pilihan yang baik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!