Scandal Pewaris Tunggal
Sebuah mobil sport melintasi jalanan ibu kota yang mulai lenggang karna malam telah larut.
Tipe mobil yang harusnya dapat berlari kencang membelah jalan kali ini melintasi dengan kecepatan yang bisa dibilang sangat santai.
Suara alunan musik slow mengiringi perjalanan pria berwajah tampan, Boy pria tampan yang cool.
Lampu kota berpijar remang. Boy memasuki area perumahan elit dengan tatanan taman yang sangat tertata rapi.
Mata pria itu terus lurus menatap jalan dan fokus, sesekali keluar lirik lagu dari bibirnya yang sensual mengikuti alunan musik.
Kini matanya melihat ke kiri dan ke kanan memperhatikan setiap sudut dalam cahaya lampu.
Pandangan Boy terpaku pada sebuah rumah mewah di sebelah kanan jalan. Dari dalam rumah itu nampak bayangan beberapa orang menunjukkan adegan seperti perkelahian. Pria itu memperlambat laju kendaraannya dan dengan seksama memperhatikan apa yang dia lihat.
Perlahan tapi pasti, Boy menghentikan mobilnya di seberang jalan. Matanya terus memperhatikan adegan demi adegan yang terjadi di depan matanya. Kejadian itu sangat jelas meski dia tidak dapat melihat dengan jelas wajah pemerannya.
Tidak berselang lama terdengar suara sirine mobil Polisi semakin mendekat ke arahnya.
Beberapa orang pria berlarian masuk ke dalam mobil yang terparkir di depan pintu gerbang rumah mewah itu.
Boy dapat mengambil kesimpulan bahwa mereka adalah pelaku perampokan atau sejenisnya.
Suara sirine semakin mendekat, beberapa mobil polisi berondongan dengan laju yang sangat cepat.
"Aku harus pergi dari sini. Aku tidak mau ikut campur urusan mereka."
Boy melajukan mobilnya dengan cepat untuk menghindari hal yang tidak dia harapkan.
Naas, saat pria itu melarikan mobil sorotnya, salah satu mobil polisi sedang mengejarnya dan mencoba mengimbangi serta menghentikan mobil Boy.
"Sialan! Kenapa mobil itu terus mengikutiku?"
Boy semakin mempercepat laju kendaraannya dan mencoba menghindari kejaran polisi yang masih setia mengikutinya.
"Kalian pikir kalian bisa mengejarku! Seharusnya kalian mengurusi yang lain dari pada harus mengerjarku!"
Boy semakin lincah menguasai laju sport miliknya seolah sedang berada di lintasan balap mobil. Mobil polisi semakin tertinggal jauh dan lambat laun menghilang dari pandangan Boy.
"Akhirnya kalian menyerah juga," ucap pria itu lega dan mengurangi kecepatan.
Mobilnya terus melaju hingga di persimpangan jalan. Tepat di bawah lampu merah, mata pria itu terbuka sempurna. Dua mobil polis sudah menghadangnya seolah siap beradu muka dengan sport miliknya.
"Sialan!! Kenapa jadi aku yang mereka kejar?!"
Boy memukul setirnya dengan kasar.
Boy mulai memutar otak mencari jalan keluar untuk menghindari Polisi. Sebelah kiri terdapat jalan sedikit sempit.
"Jalan ini pasti cukup untuk aku lewati," ucapnya membelokkan mobil, mematikan lampu mobil dan hanya menyisakan lampu kota saja.
"Aku harus keluar dari masalah ini. Aku harus mencari tempat yang aman, setelah itu aku harus mencari bantuan."
Boy melihat ke segala arah untuk memastikan bahwa dia sudah aman. Setelah di rasa aman, pria itu kembali menuju jalan utama, sekali lagi dia memperhatikan sekitar dengan sedetail mungkin.
Setelah semua kosong dan tidak ada lagi mobil Polisi, Boy melajukan mobil sportnya menyusuri jalan Tol luar kota.
"Sepertinya aku harus meninggalkan kota ini untuk sementara waktu. Aku tidak ingin terlibat dalam kasus apapun."
Pria itu menarik napas lega saat dia sudah berada jauh dari kota yang membuatnya hampir terbunuh.
Boy memasuki sebuah kota kecil yang sangat sepi, wajar saja karna malam sudah semakin larut bahkan sudah hampir pagi lagi. Matanya mulai lelah dan berat.
"Aku harus mencari penginapan dan beristirahat," ucap Boy sambil melihat ke kanan dan ke kiri mencari hotel.
"Tidak, aku tidak boleh menginap di hotel besar," ucapnya saat melihat nama hotel dengan bangunan yang cukup besar.
Pria itu kembali melajukan kendaraannya menyusuri setiap sudut kota.
"Sialan!! Apa tidak ada hotel lagi di sini?"
Boy terpaksa memutar balik dan menuju hotel yang sempat dia lewati.
Boy memarkirkan mobilnya di tempat yang sedikit tersembunyi dan tidak terlalu terekspose.
"Maaf Tuan, kamar kami tinggal tersisa kamar VVIP," ucap salah satu petugas hotel.
"Aku ambil satu."
"Baik Tuan. Silahkan ini kunci kamar Anda. Semoga Anda merasa nyaman menginap di hotel kami."
"Terimakasih."
Boy mengambil kunci dan berjalan menuju kamar yang ditunjukkan oleh petugas.
Sesampainya di kamar, pria itu mengunci rapat pintu dan merebahkan tubuhnya.
Sebelum matanya terpejam, dia mengambil ponsel dari saku celana dan menekan salah satu kontak.
Beberapa kali Boy harus mengulangi panggilan hingga seseorang di seberang sana menjawab.
"Kenapa lama sekali?!"
"Ada apa? Ini masih malam kami sudah menggangguku."
"Aku butuh bantuanmu. Aku ingin kamu menemuiku besok pagi!"
"Iya, besok aku akan menemuimu," ucap orang di seberang dengan malas.
Hubungan telepon mati.
"Ah, sialan!"
Boy kembali menekan nomor yang sama.
"Apa lagi? Besok aku akan menemuimu, jangan khawatir," ucap orang itu kesal.
"Bodoh!! Kenapa kamu tidak tanya aku berada di mana saat ini?!"
"Paling juga kamu sedang dikamar dan tidak bisa tidur makanya kamu menggangguku."
"Sok tau! Sekarang aku sedang berada di kamar hotel."
"What??!! Kamu bilang hotel? Sedang apa kamu malam-malam begini di hotel? Bukannya kamu tidak ada jadwal keluar kota?"
"Ceritanya panjang. Besok kamu harus menemuiku di hotel Arrnoth di kota S!"
"Kamu gila! Ngapain kamu di kota itu?" tanya orang di seberang sana heran.
"Besok aku akan ceritakan semua, tapi ingat! Jangan ada satu orang pun yang mengetahui keberadaanku. Apa bila ada yang mencari tau atau bertanya padamu tentang keberadaanku, bilang saja kamu tidak tau! Tidak terkecuali keluargaku, kamu juga harus merahasiakan keberadaanku pada mereka!"
"Sebenarnya ada apa? Apa kamu kabur?" tanya seseorang di seberang.
"Jangan banyak tanya! Aku sudah mengantuk, aku tunggu kamu besok pagi."
boy menutup ponselnya dan melemparkan di samping tubuhnya.
Boy merentangkan tangan dan menatap langit-langit kamar.
"Kenapa jadi seperti ini?" ucapnya masih tidak percaya dengan apa yang dia alami malam ini.
Kembali bayangan kejadian di rumah itu terlintas jelas dalam ingatannya. Ada tanda tanya besar dalam benak pria itu tentang tragedi yang dia lihat.
Boy mencoba melupakan apa yang sudah dia lewati dan mulai memejamkan mata berusaha untuk tidur. Rasa kantuk dan lelah membuat pria itu dengan cepat dapat memasuki alam mimpi dan melupakan apa yang telah dia alami.
Malam semakin cepat berlalu dan berganti pagi. Tangan Boy menarik selimut dan menutupi tubuhnya hingga tidak menyisakan bagian tubuh manapun bisa terlihat.
Matanya masih terasa berat untuk terbuka, kembali pria itu terlelap dalam dekapan pagi hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Dhina ♑
What...tragedi
2021-08-29
0
KIA Qirana
Ceritanya seruuu
Kasihan andai Boy tak bisa menghindari masalah
2021-08-16
0
putrimaharani
Hai kak, aku hadir dengan membawa jempol merah dan rate 5 untukmu. Tetap semangat dalam menulis ya dan teruskan upnya. Silahkan mampir kembali di karyaku berjudul different world. Tks :)
2020-10-25
1