Berkembang dalam Pertarungan

Golem Badak, yang kini bertransformasi menjadi bola batu berduri kristal, mulai berputar dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Suara gesekan tajam dan getaran tanah menandakan ancaman yang tidak bisa diremehkan.

Namun Wira masih berdiri dengan penuh percaya diri di antara golem dan macan kumbang yang masih menjalani evolusi. Ia tak akan membiarkan makhluk itu celaka di hadapannya.

Dengan cepat, Wira menarik napas dalam-dalam dan memfokuskan energinya. Teknik Wesi Yo Wesi ia perkuat hingga maksimal. Lapisan energi Ki yang melindungi kulitnya kini berubah menjadi hitam legam seperti baja yang sangat kokoh, memancarkan kilau seakan tak dapat dihancurkan.

“Bring it on!” serunya, seraya kuda-kuda.

***

Golem Badak yang telah berubah menjadi bola batu berduri, melesat layaknya bola besi yang ditembakkan dari meriam. Wira tak gentar. Ia menyambut serangan itu dengan pukulan keras. Benturan pertama menggema bak palu besar menghantam gong raksasa.

Ledakan energi tercipta dari bentrokan itu, menimbulkan percikan listrik menyambar di sekitar mereka.

BRAAK! BRAAK! BRAAK!

Mereka saling serang tanpa henti. Golem Badak terus berputar dan menekan dengan intensitas yang semakin brutal. Wira membalas dengan pukulan beruntun, layaknya senapan gatling yang ditembakkan tanpa henti.

Namun, setiap pukulan yang Wira layangkan meninggalkan luka dan retakan di tangannya. Rasa perih mulai menjalar dari buku-buku jarinya ke seluruh lengan. ‘Sial, kristal ini terlalu keras!’ pikirnya, tetapi tekadnya tak tergoyahkan. Ia menggertakkan gigi, matanya penuh amarah.

Serangan Golem Badak semakin cepat dan ganas. Setiap kali duri kristal menyentuh tubuh Wira, lapisan energi Ki yang menyelimuti tubuhnya mulai retak sedikit demi sedikit. Lututnya mulai goyah, napasnya berat, namun ia tidak akan mundur. Sekali ia bergerak, macan kumbang di belakangnya akan menjadi daging giling.

Di tengah tekanan itu, pandangannya mulai kabur. Rasa sakit menyelimuti kesadarannya. Energi Ki yang ia kerahkan semakin tipis. 'Ini berbahaya, aku tidak ingin Sumba marah padaku.' Wira membayangkan Sumba yang kecewa karena ia tidak kembali membawa kristal monster.

Namun, tepat saat itu, sesuatu yang aneh terjadi.

Tiba-tiba, Wira merasa dunia di sekitarnya terasa melambat. Di balik debu dan kilatan cahaya pertempuran, Wira melihat titik-titik cahaya samar pada bola berduri yang berputar di depannya. Titik-titik itu tampak berkedip, seperti bintang yang terperangkap di dalam kristal.

‘Apa ini?’ pikirnya bingung. Nalurinya mendesaknya untuk mencoba sesuatu. Dengan tenaga tersisa, Wira melayangkan pukulan tepat ke salah satu titik cahaya tersebut.

“HAAAA!” Teriakannya membelah udara.

Tinjunya menghantam titik cahaya itu dengan tepat. Seketika, terdengar jeritan kesakitan dari Golem Badak. Putarannya melambat drastis, dan tubuh batu itu bergetar tak terkendali. Dengan cepat Wira memberikan tendangan pada titik cahaya yang lain, membuat bola berduri itu terpental ke belakang.

Mata Wira membelalak Setelah berhasil menendang mundur serangan Golem Badak. ‘Apa mungkin cahaya yang aku lihat sebenarnya adalah kelemahannya!’ ia sama sekali tidak mengira dapat melakukan sesuatu yang menakjubkan seperti itu.

Wira berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Dengan cepat dia pun menyadari bahwa lapisan energi Ki yang tanpa sadar telah melapisi otaknya memungkinkan dia untuk melihat titik-titik lemah pada struktur lawan. Teknik ini muncul secara spontan, hasil dari dorongan batas kemampuannya.

“Gila, keren banget gweh coy!” ia berteriak keras, merasa bangga karena bisa menciptakan dua teknik dalam satu pertarungan. Wira pun menamai teknik barunya dengan mana.

"Rosasinsin!." Serunya lantang.

Merasakan rasa sakit luar biasa dari pukulan Wira yang tepat mengenai titik vitalnya, Golem Badak mengerti bahwa pertarungan ini tak bisa dimenangkannya. Dengan cepat, tubuhnya kembali bertransformasi menjadi bola batu berduri, namun kali ini bukan untuk menyerang, melainkan untuk melarikan diri.

“Hei! Kau pikir mau lari ke mana?! Kembalilah dan serahkan kristalmu!” teriak Wira sembari berlari mengejar.

Golem Badak mulai bergulir cepat, melaju di antara pepohonan. Namun, Wira tak membiarkannya lolos begitu saja. Dengan mengerahkan energi Ki pada jantungnya, adrenalin membanjiri aliran darahnya, membuat kecepatannya melonjak tajam. Tubuhnya bergerak lincah seperti kilatan bayangan, menyusul Golem Badak dalam sekejap.

Tubuh Wira terasa berdenyut panas, asap mulai keluar dari pori-pori kulit, darahnya hampir mendidih, tapi ia tak peduli. Fokusnya hanya saat satu yakni menghentikan Golem Badak yang akan kabur. Ia kembali mengaktifkan teknik Rosasinsin, yang membuatnya dapat melihat titik lemah yang ditandai dengan cahaya di permukaan bola batu.

“Sekarang atau tidak sama sekali!” seru Wira.

Dengan secepat kilat, ia melontarkan pukulan bertubi-tubi ke titik-titik cahaya tersebut.

BAM! BAM! BAM!

Setiap pukulannya menghasilkan suara dentuman keras, menghentakkan Golem Badak ke berbagai arah. Bola batu berduri itu terpental liar, tapi Wira tak memberi jeda. Ia terus mengejarnya, menghantam berulang kali, membelokkan jalur Golem seperti sedang bermain bola raksasa.

Golem Badak semakin lemah, retakan mulai menjalar di seluruh tubuhnya. Setiap serangan Wira terasa seperti palu godam yang menghancurkan lapis demi lapis pertahanannya, akibat titik lemah Golem Badak semakin melebar.

"Samber Gledek!" Dengan satu teriakan penuh tenaga, Wira melancarkan pukulan pamungkas ke titik paling terang.

DUARR!

Golem Badak meledak dalam kilatan cahaya dan serpihan kristal beterbangan di udara. Debu dan pecahan batu jatuh berserakan di sekelilingnya. Wira berdiri di tengah kekacauan, napas memburu, asap mengepul dari tubuhnya, matanya terpejam mencoba menenangkan tubuhnya yang masih terpengaruh oleh adrenalin.

"Akhirnya aku mendapatkan hadiah untuk Sumba." Wira mengambil kristal Golem Badak dari pecahan tubuh monster tersebut.

***

Sumba masih menunggu dengan sabar meskipun Wira belum juga kembali. Di dekatnya, Kinta yang baru saja menyelesaikan evolusi berdiri dengan penampilan baru yang mengintimidasi.

Meski masih terlihat seperti anjing zombie, kali ini ada sesuatu yang berbeda. Selain ukuran tubuh Kinta yang membesar, sinar kebiruan berpendar samar dari dalam tubuhnya, menciptakan aura misterius yang menegaskan kekuatannya telah meningkat.

Kinta menyalak keras, matanya berkilat penuh tanya, seakan berkata, “Di mana Tuan?”. Sumba hanya mendengus pelan, seolah enggan menjawab. Matanya yang tajam tetap fokus ke kejauhan.

Terdengar suara ledakan beberapa kali dari atas bukit, Sumba sadar jika saat ini tuannya pasti sedang bertarung. Kinta yang tidak sabar menunjukkan hasil evolusinya, berpikir untuk menyusul Wira.

Namun tiba-tiba, suara dentuman keras memecah kesunyian. Kedua hewan itu serempak menoleh ke arah sumber suara. Dari balik kabut tipis, muncul sosok yang mereka kenali. Wira berjalan perlahan, bajunya compang-camping, beberapa bagian bahkan robek hingga memperlihatkan luka memar yang belum sempat sembuh. Namun sorot matanya penuh kehangatan seperti biasanya.

Melihat Kinta, wajah Wira langsung berseri. “Oh, Kinta! Kau sudah sadar!” katanya dengan senyum riang. Kinta menggonggong riang, ekornya berkibas penuh semangat.

Sumba menyipitkan matanya, ekspresi datarnya mulai mencair. Meski ia tak menunjukkan banyak emosi, jelas ada kelegaan di sana. Namun, perhatian keduanya segera teralih ke sesuatu di pundak Wira.

Seekor macan kumbang tergolek lemah, bulunya yang mengilap tampak kontras dengan kondisi Wira. Tatapan Kinta dan Sumba serempak berubah tajam. Sorot mata mereka penuh tanya — dan sedikit harap.

Seakan-akan keduanya bertanya serempak, “Makanan?”

Wira terkekeh pelan dan menggeleng. “Bukan, dia bukan makanan,” katanya tegas.

Episodes
1 Semaraksa
2 Sosok Aneh
3 Mundur
4 Demam
5 Goblin
6 Pelatihan Peliharaan
7 Satu-satunya Jawaban
8 Takut akan kehilangan
9 Latihan
10 Meninggalkan Basecamp
11 Beruang Tanah
12 Kesalahan Kecil
13 Kristal Monster
14 Golem
15 Berkembang dalam Pertarungan
16 Goa Tambang
17 Dungeon
18 Hirarki Dungeon
19 Orc King
20 Penjaga Terakhir
21 Ogre Dua Kepala
22 22. Item Drop
23 Layar Status
24 Perdagangan yang Menguntungkan
25 Dua Sosok Menyeramkan
26 Mempelajari Dasar Sihir
27 Badai yang Mereda
28 Berjualan
29 Pelatihan
30 Sarang Harpy
31 Harpy
32 32. World of Terror
33 Penaklukan
34 Rencana Masa Depan
35 Jamur Raksasa
36 Peningkatan
37 ROSO
38 Akhir dari Teror
39 Para Hyena
40 Pemuda Aneh
41 Kompensasi
42 Puncak Gunung
43 Naga Es
44 Transformasi
45 Wanita di Telepon
46 Meninggalkan Puncak Gunung
47 Statistik terbaru
48 Pelajaran Penting
49 Asisten Dungeon
50 Mengganti tipe Dungeon
51 Seorang Koki
52 Fallen Queen, Irena
53 Aroma Sedap
54 Chefulfu
55 Sistem Upeti
56 Pasukan Penaklukan
57 Pasukan Penaklukan 2
58 Lich
59 Hadiah Bonus
60 Logam Ajaib
61 World Class Item
62 Benih Titipan
63 Turun Gunung
64 Jalan menuju Desa
65 Geng Lentik
66 Desa Sikilsemar
67 Hadiah dari Keponakan
68 Ending arc 1 Semaraksa
69 Perpisahan
70 Pembegalan
71 Rumah
72 Sepupu
73 Bunga Es
74 Kill Him NOW!
75 Pembersihan Parasite
76 Tur guide
77 Tour Guide
78 Klarifikasi
79 Penculikan
80 Tamparan
81 SWF
82 Penyidik
83 Anak Baru
84 Semalam Dengannya
85 Awal Bencana
86 Alasan untuk membawanya pulang
87 Gerbang yang ditutup
88 Fakta yang berputar
89 Tawaran yang tidak bisa ditolak
90 Turun di tengah jalan
91 Evakuasi
92 Membangun benteng
93 Voidwalker
94 Job
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Semaraksa
2
Sosok Aneh
3
Mundur
4
Demam
5
Goblin
6
Pelatihan Peliharaan
7
Satu-satunya Jawaban
8
Takut akan kehilangan
9
Latihan
10
Meninggalkan Basecamp
11
Beruang Tanah
12
Kesalahan Kecil
13
Kristal Monster
14
Golem
15
Berkembang dalam Pertarungan
16
Goa Tambang
17
Dungeon
18
Hirarki Dungeon
19
Orc King
20
Penjaga Terakhir
21
Ogre Dua Kepala
22
22. Item Drop
23
Layar Status
24
Perdagangan yang Menguntungkan
25
Dua Sosok Menyeramkan
26
Mempelajari Dasar Sihir
27
Badai yang Mereda
28
Berjualan
29
Pelatihan
30
Sarang Harpy
31
Harpy
32
32. World of Terror
33
Penaklukan
34
Rencana Masa Depan
35
Jamur Raksasa
36
Peningkatan
37
ROSO
38
Akhir dari Teror
39
Para Hyena
40
Pemuda Aneh
41
Kompensasi
42
Puncak Gunung
43
Naga Es
44
Transformasi
45
Wanita di Telepon
46
Meninggalkan Puncak Gunung
47
Statistik terbaru
48
Pelajaran Penting
49
Asisten Dungeon
50
Mengganti tipe Dungeon
51
Seorang Koki
52
Fallen Queen, Irena
53
Aroma Sedap
54
Chefulfu
55
Sistem Upeti
56
Pasukan Penaklukan
57
Pasukan Penaklukan 2
58
Lich
59
Hadiah Bonus
60
Logam Ajaib
61
World Class Item
62
Benih Titipan
63
Turun Gunung
64
Jalan menuju Desa
65
Geng Lentik
66
Desa Sikilsemar
67
Hadiah dari Keponakan
68
Ending arc 1 Semaraksa
69
Perpisahan
70
Pembegalan
71
Rumah
72
Sepupu
73
Bunga Es
74
Kill Him NOW!
75
Pembersihan Parasite
76
Tur guide
77
Tour Guide
78
Klarifikasi
79
Penculikan
80
Tamparan
81
SWF
82
Penyidik
83
Anak Baru
84
Semalam Dengannya
85
Awal Bencana
86
Alasan untuk membawanya pulang
87
Gerbang yang ditutup
88
Fakta yang berputar
89
Tawaran yang tidak bisa ditolak
90
Turun di tengah jalan
91
Evakuasi
92
Membangun benteng
93
Voidwalker
94
Job

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!