Golem

Wira segera meninggalkan grobak, bergegas mengejar macan kumbang yang telah memangsa kambing gunung incarannya. Ia melompat dari satu batu ke batu lainnya untuk mendaki tebing tinggi dengan cepat. Sesampainya di puncak, pandangannya menyapu sekeliling, tetapi tidak ada tanda-tanda kambing gunung maupun macan kumbang.

Namun, bercak darah di tanah menjadi petunjuk yang jelas. Tanpa ragu, Wira berlari secepat mungkin mengikuti bercak darah. Dirinya didera kekhawatiran bahwa macan kumbang telah memakan kristal yang sangat dibutuhkan Sumba.

"Anak itu begitu pemilih," pikir Wira. "Kinta sudah mengalami evolusi keduanya, sementara Sumba belum satu kali pun."

Hutan Semaraksa yang semakin berbahaya akibat anomali dan makhluk-makhluk evolusi membuat Wira tak ingin mengambil risiko. Layaknya kasih sayang seorang ayah, ia ingin memastikan Sumba dan Kinta bisa menjadi lebih kuat dan bertahan hidup di hutan yang kian berbahaya.

Setelah berlari tanpa henti, Wira akhirnya menemukan macan kumbang tersebut. Namun, ia terlambat. Kristal kambing gunung sudah ditelan sepenuhnya oleh hewan buas itu.

Wira seketika jatuh berlutut, "Tidaaak! Ini gawat!" Teriak Wira histeris, membayangkan wajah kecewa Sumba.

Macan kumbang menggeram, menatap Wira dengan waspada meski tubuhnya mulai bergetar akibat proses evolusi yang menyakitkan. Wira menatap hewan itu dengan seksama. Kemudian sebuah ide gila terlintas di benaknya, 'Bagaimana kalau aku mengambil kristal dari dalam perutnya?'

Namun, ia segera menggelengkan kepala. "Tidak mungkin," gumamnya. "Kristal monster langsung meleleh begitu masuk ke dalam mulut." Kenangan saat ia menyerap kristal beruang tanah dan berevolusi, kembali terlintas di pikirannya.

Ia memerhatikan macan kumbang lebih seksama. Hewan itu jelas berjuang untuk tetap sadar, tetapi tubuhnya sudah tak mampu bertahan lama. Wira menghela napas panjang. Baginya, menyerang lawan yang tak berdaya adalah kehinaan.

Prinsipnya yang dia pegang adalah selama tak ada dendam, ia tidak akan membunuh lawan yang sudah tidak berdaya. Mengingat hal itu, Wira pun memutuskan merelakan kristal kambing gunung.

"Selamat berevolusi," ucap Wira lembut. "Aku akan pergi sekarang." Ia berbalik, bersiap kembali. "Sumba pasti kecewa, tapi apa boleh buat."

Tiba-tiba, suara tubuh jatuh terdengar dari belakang. Macan kumbang akhirnya tumbang, tak mampu lagi menahan rasa sakit akibat evolusi. Wira berhenti sejenak, berharap ada solusi lain.

'Andai saja ada monster lain yang bisa diburu untuk menggantikan kristal kambing gunung ini,' pikirnya pahit sambil menatap tebing di bawah.

DUUM! DUUM!

Getaran keras mengguncang tanah, disusul suara langkah kaki yang berat dan dalam. Mengaktifkan Seismic Sense, Wira merasakan kehadiran anomali mendekat. Wajahnya mengeras saat melihat gambaran jelas dari makhluk tersebut.

“Golem?” gumamnya, bingung.

Makhluk itu mendekat, berjalan dengan dua kaki kecil yang menyangga tubuh besar. Lengannya panjang dan kekar, kulitnya terbentuk dari batu kasar dengan kristal biru berkilauan menjulang dari punggungnya. Sebuah cula besar menonjol dari hidungnya, menegaskan bahwa makhluk ini adalah hasil evolusi dari badak.

'Badak... berevolusi jadi seperti ini?' pikir Wira, matanya menyipit mencoba mencari lebih banyak petunjuk.

Monster itu mendengus ganas, langkahnya bergetar seolah bumi tak sanggup menahan bobotnya. Dengan cepat, Wira sadar bahwa macan kumbang yang tak berdaya akan menjadi sasaran empuk bagi makhluk ini.

Groaar! Golem mulai menyerang.

Sebuah batu besar melayang deras, mengarah tepat ke tubuh macan kumbang yang tak berdaya. Tanpa berpikir panjang, Wira melesat seperti kilat, berdiri di antara batu dan macan kumbang.

"Wesi Yo Wesi!" serunya sambil memasang kuda-kuda kokoh.

BRAAAK!

Dentuman keras menggema saat batu besar itu menghantam tubuh Wira. Debu dan pecahan batu berhamburan di udara. Macan kumbang membuka matanya lebar-lebar, terkejut melihat pemuda itu masih berdiri tegap, nyaris tak bergeming.

"Tidak buruk," ujar Wira dengan senyum sombong di bibirnya. Ia telah menggunakan teknik pertahanan dari gaya bertarung Raksanjukel, melapisi seluruh tubuhnya dengan energi Ki. Lapisan energi tersebut membuat tubuhnya sekeras baja, mampu meredam serangan seberat apa pun.

Wira menoleh ke belakang, menatap macan kumbang yang masih berusaha menyelesaikan proses evolusinya. "Tenang saja. Tetap fokus pada evolusimu, biar aku yang akan melayani Badak batu ini." ucapnya percaya diri, senyum dan kedipan mata yang dia lemparkan seakan berusaha meyakinkan. Macan kumbang hanya terdiam melihatnya.

Jiwa petarungnya bergejolak. Rasa hormat terhadap macan kumbang yang tidak berdaya mendorong Wira untuk melindunginya. Ia tak akan membiarkan makhluk itu mati begitu saja.

Lagipula ada keuntungan lain yang membuat Wira harus mengalah Golem. “Baiklah,” dia begitu bersemangat, mengepalkan jari-jari tangannya hingga berbunyi gemeretak. “Ini pasti merupakan keberuntunganku karena menemukan hadiah untuk Sumba.”

"Akan aku membawa kristal Golem sebagai permintaan maafku pada Sumba!." Wira tersenyum lebar, bersiap bertarung.

***

Golem itu melesat dengan kecepatan yang tak sesuai dengan ukurannya, culanya yang tajam bersinar di bawah sinar matahari, siap menghancurkan apapun yang menghalangi jalannya.

Wira berdiri tegak, napasnya teratur, bersiap menghadapi serangan. Energi Ki melapisi tubuhnya seperti baju zirah tak kasat mata. Dia ingin menguji batas kekuatan teknik barunya, sebuah pilihan yang mungkin akan dia sesali.

BLAM!

Suara benturan menggema keras. Dunia seakan berguncang saat cula kristal milik Golem menghantam tepat di perut Wira. Rasa sakit membakar tubuhnya seketika. Matanya terbelalak, darah segar menyembur dari mulutnya. Lapisan Ki yang melindunginya retak tertembak cula kristal.

“GHAK!” Wira tersedak, tubuhnya terdorong mundur sejauh beberapa meter. Rasa panas menusuk di ulu hati. ‘Sialan, aku terlalu sombong!’ pikirnya, penyesalan berputar-putar di benaknya disertai rasa sakit yang menusuk perutnya.

Macan kumbang yang sedang menjalani evolusi hanya bisa memandang heran, tubuhnya tak mampu bergerak. Jarak antara Wira dan macan kumbang semakin menipis, tinggal sejengkal sebelum keduanya terhimpit oleh Golem yang penuh amarah.

Namun, tepat sebelum itu terjadi, Wira menghentikan dorongan Golem Badak. Tumitnya menancap kuat di tanah, otot-otot tubuhnya menegang berusaha sekuat tenaga bertahan. Energi Ki mengalir deras ke seluruh tubuhnya hingga membuat kulitnya semakin menghitam layaknya besi.

Wira menarik napas dalam-dalam dan menyeringai penuh percaya diri. “Apa kau berharap bisa membunuh dua lalat dalam satu tepukan?” Wira tersenyum penuh provokasi.

"Maaf, tapi aku harus mengecewakanmu." Tangannya mencengkeram kuat kepala Golem yang masih menekan perutnya. Dengan gerakan secepat kilat, lututnya melayang dan menghantam wajah Golem..

BAM! BAM! BAM!

Setiap hantaman lutut memecahkan sebagian kristal di wajah Golem. Monster itu meraung, berusaha memberontak, namun cengkeraman Wira terlalu kuat. Golem Badak berusaha melepaskan diri dengan mengangkat kepalanya dari cengkraman Wira. Sadar dirinya tak bisa menahan lebih lama, Wira melepaskan kepala Golem lalu berputar cepat.

“Rasakan ini, Lesus Gledek!.” serunya.

Kaki Wira melayang dalam tendangan berputar yang menghantam kepala Golem dengan kekuatan penuh, menimbulkan ledakan petir kuning yang menyilaukan.

DUAAARR!

Tubuh raksasa Golem terpelanting puluhan meter, menghantam pepohonan yang tumbang berderak akibat benturannya. Asap mengepul dari wajah Golem Badak akibat serangan Wira.

Wira terbatuk-batuk karena merasa tekanan kuat setelah menggunakan teknik dari seni beladiri Raksanjukel, darah menetes dari bibirnya karena luka dan tekanan.

Namun seakan tidak masalah dengan semua itu, dengan penuh gaya, ia mengusap hidungnya menggunakan ibu jari sambil bergumam, “Wuuuuaaaa...” Sebuah provokasi klasik yang membuat Golem semakin murka.

Macan kumbang yang setengah sadar menyaksikan aksi itu dengan tatapan kagum, terpesona melihat Wira yang terlihat sangat kuat dan penuh gaya.

Namun, meski tampak penuh percaya diri, Wira tahu luka di perutnya tak bisa diabaikan. Ia merasakan sakit yang menjalar tajam. Perlahan, ia mengalirkan energi Ki ke dalam tubuhnya, berfokus pada luka tersebut.

“Mari kita coba sesuatu yang baru...” bisiknya pelan.

Perlahan-lahan, sensasi hangat menyebar dari perutnya, rasa sakit mulai berkurang. Jaringan otot dan kulitnya mulai beregenerasi. Tak hanya itu, staminanya yang terkuras juga perlahan pulih.

Senyum puas muncul di wajahnya. “Teknik ini bukan hanya menyembuhkan, tapi juga memulihkan stamina.” Ia mengangguk mantap. “Aku akan menamainya ‘Tak Ngasosek’.” Wira senang setelah berhasil menciptakan teknik baru untuk digabungkan ke dalam seni beladiri Raksanjukel.

Sementara itu, di kejauhan, Golem kembali bangkit. Suara berderak terdengar ketika tubuhnya mulai berubah. Kristal-kristal biru muncul dari seluruh tubuhnya, menjadikannya seperti pandak batu raksasa.

Golem mengerang, tubuhnya mulai berputar cepat, berubah menjadi bola berduri mematikan.

Wira menyipitkan mata, membaca setiap gerakan Golem dengan fokus penuh. “Serangan yang mudah ditebak...” gumamnya sambil mengepalkan tangan. Energi Ki berdenyut di seluruh tubuhnya, siap menghadapi serangan berikutnya.

Episodes
1 Semaraksa
2 Sosok Aneh
3 Mundur
4 Demam
5 Goblin
6 Pelatihan Peliharaan
7 Satu-satunya Jawaban
8 Takut akan kehilangan
9 Latihan
10 Meninggalkan Basecamp
11 Beruang Tanah
12 Kesalahan Kecil
13 Kristal Monster
14 Golem
15 Berkembang dalam Pertarungan
16 Goa Tambang
17 Dungeon
18 Hirarki Dungeon
19 Orc King
20 Penjaga Terakhir
21 Ogre Dua Kepala
22 22. Item Drop
23 Layar Status
24 Perdagangan yang Menguntungkan
25 Dua Sosok Menyeramkan
26 Mempelajari Dasar Sihir
27 Badai yang Mereda
28 Berjualan
29 Pelatihan
30 Sarang Harpy
31 Harpy
32 32. World of Terror
33 Penaklukan
34 Rencana Masa Depan
35 Jamur Raksasa
36 Peningkatan
37 ROSO
38 Akhir dari Teror
39 Para Hyena
40 Pemuda Aneh
41 Kompensasi
42 Puncak Gunung
43 Naga Es
44 Transformasi
45 Wanita di Telepon
46 Meninggalkan Puncak Gunung
47 Statistik terbaru
48 Pelajaran Penting
49 Asisten Dungeon
50 Mengganti tipe Dungeon
51 Seorang Koki
52 Fallen Queen, Irena
53 Aroma Sedap
54 Chefulfu
55 Sistem Upeti
56 Pasukan Penaklukan
57 Pasukan Penaklukan 2
58 Lich
59 Hadiah Bonus
60 Logam Ajaib
61 World Class Item
62 Benih Titipan
63 Turun Gunung
64 Jalan menuju Desa
65 Geng Lentik
66 Desa Sikilsemar
67 Hadiah dari Keponakan
68 Ending arc 1 Semaraksa
69 Perpisahan
70 Pembegalan
71 Rumah
72 Sepupu
73 Bunga Es
74 Kill Him NOW!
75 Pembersihan Parasite
76 Tur guide
77 Tour Guide
78 Klarifikasi
79 Penculikan
80 Tamparan
81 SWF
82 Penyidik
83 Anak Baru
84 Semalam Dengannya
85 Awal Bencana
86 Alasan untuk membawanya pulang
87 Gerbang yang ditutup
88 Fakta yang berputar
89 Tawaran yang tidak bisa ditolak
90 Turun di tengah jalan
91 Evakuasi
92 Membangun benteng
93 Voidwalker
94 Job
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Semaraksa
2
Sosok Aneh
3
Mundur
4
Demam
5
Goblin
6
Pelatihan Peliharaan
7
Satu-satunya Jawaban
8
Takut akan kehilangan
9
Latihan
10
Meninggalkan Basecamp
11
Beruang Tanah
12
Kesalahan Kecil
13
Kristal Monster
14
Golem
15
Berkembang dalam Pertarungan
16
Goa Tambang
17
Dungeon
18
Hirarki Dungeon
19
Orc King
20
Penjaga Terakhir
21
Ogre Dua Kepala
22
22. Item Drop
23
Layar Status
24
Perdagangan yang Menguntungkan
25
Dua Sosok Menyeramkan
26
Mempelajari Dasar Sihir
27
Badai yang Mereda
28
Berjualan
29
Pelatihan
30
Sarang Harpy
31
Harpy
32
32. World of Terror
33
Penaklukan
34
Rencana Masa Depan
35
Jamur Raksasa
36
Peningkatan
37
ROSO
38
Akhir dari Teror
39
Para Hyena
40
Pemuda Aneh
41
Kompensasi
42
Puncak Gunung
43
Naga Es
44
Transformasi
45
Wanita di Telepon
46
Meninggalkan Puncak Gunung
47
Statistik terbaru
48
Pelajaran Penting
49
Asisten Dungeon
50
Mengganti tipe Dungeon
51
Seorang Koki
52
Fallen Queen, Irena
53
Aroma Sedap
54
Chefulfu
55
Sistem Upeti
56
Pasukan Penaklukan
57
Pasukan Penaklukan 2
58
Lich
59
Hadiah Bonus
60
Logam Ajaib
61
World Class Item
62
Benih Titipan
63
Turun Gunung
64
Jalan menuju Desa
65
Geng Lentik
66
Desa Sikilsemar
67
Hadiah dari Keponakan
68
Ending arc 1 Semaraksa
69
Perpisahan
70
Pembegalan
71
Rumah
72
Sepupu
73
Bunga Es
74
Kill Him NOW!
75
Pembersihan Parasite
76
Tur guide
77
Tour Guide
78
Klarifikasi
79
Penculikan
80
Tamparan
81
SWF
82
Penyidik
83
Anak Baru
84
Semalam Dengannya
85
Awal Bencana
86
Alasan untuk membawanya pulang
87
Gerbang yang ditutup
88
Fakta yang berputar
89
Tawaran yang tidak bisa ditolak
90
Turun di tengah jalan
91
Evakuasi
92
Membangun benteng
93
Voidwalker
94
Job

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!