Bab 7

Keyra mendengus kesal, setiap ingat perkataan Alexio. Kemudian, ia beralih, menatap apartemen yang memancarkan kemewahan sejak pintu utama dibuka. Lantai marmer, lampu gantung kristal yang besar, ruangan luas yang dipenuhi furnitur berkelas dan sofa dan karpet persia yang lembut menghias lantai.

"Dia benar-benar kaya. Apartemen saja bisa semewah ini," gumam Keyra. Sepertinya ia lupa jika ia berasal dari keluarga yang mempunyai kekayaan tidak jauh berbeda dengan Alexio. Tapi, ini pertama kalinya ia masuk ke apartemen yang sangat mewah karena biasanya, ia hanya mengunjungi apartemen milik mantan kekasihnya yang tidak ada apa-apanya dibandingkan apartemen milik suaminya.

"Aku penasaran dengan kamar tidur nya," gumam Keyra. Dia berlari kecil menaiki anak tangga dengan mata yang melihat jendela besar yang ada di sisi, menampilkan pemandangan kota yang spektakuler. Bahkan ia bisa melihat sekilas, dapur yang tidak kalah mewah. "Tidak ada pelayan di sini, apa dia mengerjakan pekerjaan rumah sendirian?" gumam Keyra. "Oh, atau jangan-jangan, dia ingin aku yang mengerjakan semua ini?" Keyra nampak terkejut dengan pemikirannya sendiri. Apalagi, Alexio mengatakan jika ia harus mengikuti aturannya selama tinggal di apartemen ini. Dia jadi berfikir, jika Alexia benar-benar akan memperbudak nya.

"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi," geram Keyra. Kini, ia berdiri di depan pintu kamar yang cukup besar, yang ia yakini adalah kamar utama.

Dia membuka pintu perlahan dan langsung di manjakan dengan interior yang sangat menawan dengan tempat tidur king size. "Wow, kamarnya sangat besar seperti milik kak Keyvan," gumam Keyra. Dia terdiam sejenak, menyebut nama Keyvan membuatnya ingin tahu kabar keluarganya saat ini. Tapi, ia terlalu takut untuk menghubungi mereka. Sampai ia teringat seseorang.

"Amelia," gumam Keyra. Dia buru-buru mengambil ponselnya dan menghubungi sahabatnya. "Angkat, Mel!" gumam Keyra.

"Ha-halo, Key, ada apa? Maksud ku, bagaimana kabarmu? Apa suamimu memperlakukan mu dengan baik?" tanya Amelia.

"Ya, dia memperlakukan ku dengan baik," lirih Keyra.

"Lalu, ada apa kau menghubungi ku? Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Amelia.

"O-oh itu, keluargaku ... " Keyra menjeda ucapannya yang membuat Amelia menarik nafas, seolah tahu apa Keyra pikirkan.

"Setelah kau resmi menikah, banyak berita-berita yang muncul di media tentang pernikahan kalian. Dan, aku yakin keluargamu tahu akan hal itu. Tapi, aku tidak tahu reaksi ataupun tanggapan mereka seperti apa setelah mendengar semua itu. Dan saat aku ingin mencari tahu melalui kak Keyvan, ternyata Kakakmu itu sedang berbulan madu ke Paris," terang Amelia.

"Begitu, ya. Terima kasih, Mel. Ya, sudah kalau begitu, aku tutup dulu teleponnya." Keyra menggenggam erat ponselnya dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi, itu artinya, di Paris kira-kira masih jam 2 dini hari.

"Hah, sepertinya kak Keyvan sudah menemukan kebahagiaannya. Harusnya, aku ikut senang. Nanti siang saja, aku akan mencoba menghubunginya," gumam Keyra.

...****************...

Di restoran, tepatnya di ruang VIP yang cukup luas, seorang gadis duduk dengan postur kaku di kursinya, seolah-olah takut bergerak.

Dia melirik ke arah dua pria yang duduk berhadapan dengan nafas yang tertahan dan pergerakan tangan yang gelisah di pangkuannya.

"Bi-bisakah kalian hentikan semua ini?" pinta gadis itu dengan nada yang hati-hati, mencoba memecah keheningan. "Oh, ayolah! Kalian sudah menjadi keluarga sekarang dan rencana kalian juga sudah berhasil. Kalian dengar sendiri saat Keyra menelepon, bukan? Apalagi yang kalian inginkan, hah?" Amelia, itulah gadis yang saat ini duduk di tengah-tengah dua keluarga besar yang dulu sempat bersitegang karena menjadi saingan dalam dunia bisnis. Siapa lagi jika bukan keluarga Dirgantara dan keluarga Wiratama.

"Sudah lama tidak bertemu, kau masih saja sama seperti dulu, tua Bangka," ejek Kevin.

"Jangan mengejekku! Bagaimanapun juga, aku lebih tua darimu. Harusnya, kau menghormati ku dan bicara yang sopan, dasar bocah ingusan," ledek Alex, tidak mau kalah.

Amelia menarik nafas dalam-dalam, kalimat yang mereka lontarkan, bukannya meredakan ketegangan, tapi justru menyulut percikan api yang menjurus ke perdebatan.

"Aku tidak tahan lagi," batin Amelia.

"Baiklah, aku pergi saja. Silahkan kalian lanjutkan!" Amelia berdiri dari kursinya, namun buru-buru di tahan oleh Alex.

"Kau mau kemana, hah? Apa uncle memintamu untuk pergi?"

"Lalu, aku harus apa? Menyaksikan kalian bertengkar?"

Baik Alex maupun Kevin terlihat mengambil nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Kemudian, mereka kembali melirik tajam satu sama lain, yang membuat Amelia memutar kedua bola matanya. "Sepertinya, aku memang harus pergi dari sini," batin Amelia.

"Alex Wiratama!"

"Kevin Dirgantara!"

Mereka saling memanggil nama satu sama lain secara bersamaan, dan kemudian ...

"Akhirnya kita menjadi besan juga, aku senang sekali," ujar Kevin

"Iya, aku tidak menyangka semua akan berjalan semudah ini," timpal Alex

Amelia melongo melihat kedua pria paruh baya itu terlihat begitu bahagia, tidak seperti saat pertama mereka duduk berhadapan dan sempat bersitegang.

"Aku pikir mereka akan bertengkar. Tapi ternyata ... Hah, mereka benar-benar aneh," batin Amelia

Terpopuler

Comments

Wild Rose 🌹🌹

Wild Rose 🌹🌹

lah kasihan Keyra 🤣🤣🤣 ternyata best freiend juga ikut bersengkokol menjebaknya🤣🤣l

2025-03-19

2

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

ooh makanya saat Nerima tlfon gugup jdi dia ada di antara papa n mertuanya Kay.

2024-12-31

1

awesome moment

awesome moment

nha kn...bnr. pasti rencana 2 kelg anh n

2025-03-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!