Kebaikan Erlangga

Di puskesmas

Erlangga menelpon sang Bunda untuk memberitahukan keadaan Neneknya. Winda cukup lega mendengar penjelasan Erlangga.

"Kamu jangan pulang sebelum Nenekmu sembuh ya, Bang."

"Iya, Bunda."

"Kalau Nenek mau, bawa saja ke sini, Bang."

"seorang dokter muda masuk ke ruangan Bu Fatimah untuk memeriksanya. Karena sudah waktunya diperiksa kembali. Dokter tersebut terkejut melihat keberadaan pria tampan di dalam ruangan Bu Fatimah.

"Permisi."

"Iya dok, Silahkan."

Dokter tersebut memeriksanya.

"Bagaimana Bu, apa masih sesak?"

"Sudah tidak, dok."

"Alhamdulillah... "

"Dok, bagaimana dengan Nenek saya?"

"Oh, anda cucunya?"

"Iya."

"InsyaAllah sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Ini nanti resep yang harus ditebus."

"Terima kasih, dok."

"Sama-sama."

Dokter pun keluar dari kamar Bu Fatimah.

Lagi-lagi Erlangga menjadi perbincangan perawat dan dokter di puskesmas tersebut. Apa lagi mereka melihat mobil Erlangga yang terparkir di halaman puskesmas. Mereka menduga-duga siapa Erlangga.

Erlangga ingin membawa Neneknya ke rumah sakit yang ada di kota. Namun Bu Fatimah menolak dengan alasan dirinya sudah lebih baik. Jadi, Erlangga hanya bisa menurutinya.

Sore harinya.

Bu Endang dan Aira benar-benar kembali ke puskesmas. Mereka membawa makanan untuk Erlangga dan Bu Fatimah.

"Maaf, Nak Er. Kami baru bisa kembali. Tadi masih ke sawah."

"Nggak pa-pa, mbah. Ini mbah dan Aira bawa apa? Kok repot-repot?"

"Nak Er pasti belum makan siang. Ini ada nasi, dadar jagung, sama sayur asem."

"Wah, pasti enak ini Mbah."

Erlangga pun menyantap makanan yang dibawa Bu Endang. Bu Fatimah tersenyum melihatnya.

Erlangga yang sederhana. Ia tidak pernah memilih makanan apa yang harus ia makan. Dari kecil ia sudah belajar dari sang Bunda untuk hidup sederhana. Yang penting makanan sehat dan bergizi. Meski ia sempat tinggal di luar negeri, tapi seleranya tetap Indonesia.

"Nenek mau makan juga?"

"Nanti malam saja. Tadi siang kan sudah, jatah dari puskesmas."

"Ya sudah."

Tidak lama kemudian ada beberapa tetangga Bu Fatimah yang datang menjenguk. Mereka membawa pisang susu untuk Bu Fatimah.

"Lho ini cucumu, Fat? Yang katanya kuliah di luar negeri itu toh?"

"Iya, itu cucuku."

"Owalah leh, ganteng tenan koe. Coba gelem karo putuku yo (coba mau sama cucuku ya)?" Sahut lainnya.

Erlangga hanya mengulum senyum mendengar perkataan mereka. Meski begitu ia masih sangat paham bahasa Jawa.

Karena banyaknya orang di dalam ruangan itu, Erlangga pun keluar sebentar untuk sekedar membeli minuman dingin di kantin puskesmas. Lalu ia duduk di kursi tunggu yang ada di depan kantin.Tidak lama kemudian, Erlangga melihat Aira keluar.

"Aira, mau kemana?"

"Eh, Mas. Itu mau beli air buat tamunya."

"Oh iya, aku lupa. Biar aku yang beli."

"Iya Mas."

Erlangga pun membeli air mineral untuk tamu Neneknya.

Setelah beberapa menit kemudian, mereka pun pamit pulang karena hari sudah sangat sore hampir Maghrib. Bu Endang pun juga pamit. Aira sudah menawarkan diri untuk menjaga Bu Fatimah malam ini, namun Erlangga menolaknya.

"Biar aku yang jaga Nenek. Besok pagi saja tolong ke sini gantiin aku sebentar. Aku ingin pulang ke rumah Nenek sebentar."

"Iya, Mas."

Setelah kepergian mereka, Erlangga kembali ke kamar Neneknya. Waktunya shalat Maghrib, Erlangga pun segera shalat. Ia shalat di Musholla puskesmas. Setelah shalat, ia menyuapi Neneknya.

"Sudah, Er. Nenek sudah kenyang. "

"Hem.. ya sudah. Ayo minum dulu."

Erlangga memberikan obat untuknya.

"Ee tangan Nenek sudah bisa digerakkan."

"Alhamdulillah kalau begitu. "

"Kalau bisa bilang sama dokternya Er, jangan lama-lama Nenek opnamenya. Nggak betah di sini, Er."

Erlangga tersenyum mendengar permintaan Neneknya.

"Kok malah senyum, Er?"

"Nenek kayak anak kecil. Tenang saja, kalau Nenek sudah benar-benar sembuh, pasti disuruh pulang."

Bu Fatimah pura-pura ngambek.

"Sudah adzan isyak, Er mau shalat dulu ya."

"Hem... "

Erlangga kembali pergi ke musholla untuk shalat.

Hari ini Erlangga menjadi trending di puskesmas tersebut. Pemuda sholeh, kaya raya, sopan dan tampan. Begitu kira-kira topik yang dibahas perawat dan dokter perempuan.

Setelah shalat, Erlangga cari angin sebentar. Ia duduk di depan musholla. Ia tidak sendiri, namun ada Bapak-bapak yang juga baru selesai shalat. Ia mengajak Erlangga ngobrol. Ternyata Bapak tersebut sedang menjaga istrinya yang sedang sakit asam lambung. Istrinya sudah lima hari dirawat namun belum ada perkembangan. Mau di bawa ke rumah sakit, ia tidak punya cukup uang. Meski biaya dijamin BPJS, namun untuk lainnya pasti butuh biaya. Apa lagi mereka punya anak yang masih kecil dan tidak bisa ditinggal kau kalau seandainya Ibunya opname di rumah sakit. Bapak tersebut bingung. Erlangga tidak tega mendengar cerita Bapak itu.

"Bapak, rumahnya di mana?"

"Sekitar satu kilo meter dari sini, Mas."

"Bapak saya ingin sekali membantu Bapak, tapi saya tidak punya cukup waktu. Begini saja... "

Erlangga mengeluarkan beneran lembar uang ratusan dari dalam dompetnya.

"Ini uang untuk Bapak. Besok bawa istri Bapak pulang dan berobat ke dokter spesialis di kota. Jadi istri Bapak tidak perlu opname."

"Ya Alkah, ini banyak sekali Mas."

"Nggak pa-pa Pak, mungkin ini cukup untuk berobat Ibu dan keperluan lainnya."

"MasyaAllah... mimpi apa saya semalam. Mas, Terima kasih banyak. Mas ini manusia apa malaikat?"

Bapak tersebut meraba tubuh Erlangga, ia takut Erlangga ini malaikat yang berubah wujud jadi manusia.

Erlangga menyentuh tangan Bapak itu.

"Pak, saya sama seperti Bapak."

"Tapi Mas ini baik sekali. Kita baru ketemu hari ini. Tapi Mas ini sudah memberi saya bantuan sebesar ini. Saya harus membalasnya dengan apa?"

"Cukup do'akan saja, Pak. Saya ke dalam dulu. Semoga istri Bapak segera sembuh ya."

"Sekali lagi, Terima kasih."

"Iya, Pak." Erlangga mengusap bahu Bapak itu lalu pergi masuk ke dalam.

Sampai di dalam kamar, ternyata Neneknya sudah terlelap. Mungkin pengaruh obat yang diminum. Untuk menemani kesendiriannya, Erlangga pun melihat-lihat handphone-nya. Ia tersenyum tatkala melihat foto kecilnya bersama sepupu-sepupunya.

"Si jutek. Apa kabarmu?" Lirihnya.

Tiba-tiba ada pesan masuk di handphonenya. Dan ternyata nomor baru.

💌+628585XXXXXX

Assalamu'alaikum.

Erlangga, ini saya Qonita. Maaf sudah mengganggu. Apa ada waktu untuk besok? Saya ingin minta bantuanmu.

Erlangga mengingat-ingat dari mana Qonita punya nomornya. Ia baru ingat kalau kemarin Pak Dion meminta nomornya.

^^^💌 Erlangga^^^

^^^Wa'alaikum salam^^^

^^^Maaf untuk besok saya tidak bisa. Saya sedang di luar kota sampai batas waktu yang tidak ditentukan.^^^

Qonita mengerutkan keningnya saat membaca balasan dari Erlangga. Ia bertanya-tanya dalam hatinya. Sebenarnya kemana dan ngapain Erlangga ke luar kota. Namun ia cukup tahu diri untuk tidak bertanya lebih jauh.

💌+628585XXXXX

Baiklah, kabari saja kalau sudah kembali. Save nomorku ya.

^^^💌Erlangga^^^

^^^Oke^^^

Setelah membalas pesan dari Qonita, Erlangga membenarkan selimut Neneknya. Kemudian ia menyandarkan diri di kursi. Malam ini ia akan tidur di kursi itu.

Bersambung....

...****************...

Terpopuler

Comments

Sri Rahayu

Sri Rahayu

wahh Qonita...gercep utk mendekati Erlangga....di kampung Aira jg kesengsem dgn Erlangga....tp jodoh ada ditangan Author 🤩🤩🤩....tp ada salah satu anak Fatin yg dulu suka jutek sama Er....blm ketemu mereka setelah dewasa 😘😘😘

2024-12-02

2

Ani

Ani

wah siapa nih si Jutek. duh kumbang seekor ini banyak sekali bunga bermekaran yang pingin dihinggapi 😊😊😊😊😊😊

2024-12-02

2

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

smg er dapat jodoh yg trbaik siaospun itu yg penting memahami er dan tdk ada niat licik..dan kebaikan er jd jln jodohy yg trbaik

2024-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Kembalinya Erlangga
2 Hari pertama
3 Pulang kampung
4 Kebaikan Erlangga
5 Masakan Erlangga
6 Sepeda kayuh
7 Kembali ke Surabaya
8 Asisten pribadi
9 Anak Bunda
10 Rifka Zakiyah Abraham
11 Konspirasi
12 Masalah Hati
13 Jepit rambut
14 Pandangan Mata
15 Cinta dalam hati
16 Tidak dapat tidur
17 Pertemuan keluarga
18 Curhatan Mami Fatin
19 Pengakuan Erlangga
20 Opa Sakit
21 Tugas Erlangga
22 Kena prank
23 Mimpi apa semalam
24 Ujian kecil
25 Menggoda istri
26 Demam
27 Kunjungan istri
28 Obat dosis rendah
29 Pengajian
30 Negeri dongeng
31 Suite room
32 Pagi yang syahdu
33 Keluarga besar
34 Makan malam romantis
35 Pulang ke rumah
36 Suami idaman
37 Tamu tak diundang
38 Berbohong demi kebaikan
39 Buka puasa
40 Rumah Opa
41 Perkara lipstik
42 Menghadapi pebinor
43 Bulan madu yang tertunda
44 Pulang ke rumah nenek
45 Diratukan suami
46 Pulang dari rumah sakit
47 Membawa nenek ke Surabaya
48 Perkembangan
49 Kado spesial
50 Ngidam
51 Ingin timun Jepang
52 Ahmad
53 Pengakuan Rifki
54 Lamaran
55 Menggoda Rifki
56 Pernikahan trending topik
57 Menggoda istri
58 Resepsi pernikahan R&A
59 Maaf sudah menyakitimu
60 Ularnya gigit
61 Keluarga Aira
62 Pulang ke Jakarta
63 Menginap di rumah Mami
64 Suka dan duka
65 Dunia seakan runtuh
66 Lahirnya si kembar
67 Kabar bahagia
68 Aqiqah
69 Honeymoon yang tertunda
70 Kembali ke rumah
71 Satu tahun kemudian
72 Novel baru
73 Happy Ending
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Kembalinya Erlangga
2
Hari pertama
3
Pulang kampung
4
Kebaikan Erlangga
5
Masakan Erlangga
6
Sepeda kayuh
7
Kembali ke Surabaya
8
Asisten pribadi
9
Anak Bunda
10
Rifka Zakiyah Abraham
11
Konspirasi
12
Masalah Hati
13
Jepit rambut
14
Pandangan Mata
15
Cinta dalam hati
16
Tidak dapat tidur
17
Pertemuan keluarga
18
Curhatan Mami Fatin
19
Pengakuan Erlangga
20
Opa Sakit
21
Tugas Erlangga
22
Kena prank
23
Mimpi apa semalam
24
Ujian kecil
25
Menggoda istri
26
Demam
27
Kunjungan istri
28
Obat dosis rendah
29
Pengajian
30
Negeri dongeng
31
Suite room
32
Pagi yang syahdu
33
Keluarga besar
34
Makan malam romantis
35
Pulang ke rumah
36
Suami idaman
37
Tamu tak diundang
38
Berbohong demi kebaikan
39
Buka puasa
40
Rumah Opa
41
Perkara lipstik
42
Menghadapi pebinor
43
Bulan madu yang tertunda
44
Pulang ke rumah nenek
45
Diratukan suami
46
Pulang dari rumah sakit
47
Membawa nenek ke Surabaya
48
Perkembangan
49
Kado spesial
50
Ngidam
51
Ingin timun Jepang
52
Ahmad
53
Pengakuan Rifki
54
Lamaran
55
Menggoda Rifki
56
Pernikahan trending topik
57
Menggoda istri
58
Resepsi pernikahan R&A
59
Maaf sudah menyakitimu
60
Ularnya gigit
61
Keluarga Aira
62
Pulang ke Jakarta
63
Menginap di rumah Mami
64
Suka dan duka
65
Dunia seakan runtuh
66
Lahirnya si kembar
67
Kabar bahagia
68
Aqiqah
69
Honeymoon yang tertunda
70
Kembali ke rumah
71
Satu tahun kemudian
72
Novel baru
73
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!