Pulang kampung

Setelah selesai melakukan pertemuan, Erlangga dan Papa kembali ke perusahaan. Sebelumnya Pak Dion meminta nomor kontak Erlangga takut sewaktu-waktu butuh.

Sore pun tiba. Sudah waktunya mereka pulang ke rumah. Semua staf karyawan bersiap untuk pulang. Papa dan Erlangga shalat Ashar di kantor sebelum pulang ke rumah, karena biasanya kalau sore jalanan akan lebih macet. Mereka takut waktu shalat Ashar mepet.

Selama perjalanan pulang, Papa bercerita tentang kedua adik Pras yang saat ini berada di pesantren, yaitu Syakir dan Syakira.

"Kapan waktunya kunjungan, Pa?"

"Satu minggu lagi. "

"Er mau ikut, Pa."

"Harus, karena Syakira selalu menanyakan abangnya. "

Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah. Winda duduk di kursi depan rumah menyambut kedatangan mereka. Ia meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangannya. Erlangga pun mencium punggung tangan Bunda Winda.

"Bang, gimana kesan pertama jadi CEO?"

"Ya... lumayan."

"Lumayan apa, Bang?"

"Lumayan menyenangkan. Er ke dalam dulu ya, Bun. Lihat suami Bunda udah ngelirik dari tadi. Haha... "

Pras kesal karena ia tidak ditanyakan apa-apa oleh istrinya.

"Gitu ya, sekarang? Mentang-mentang sudah ada Er."

"Hehe... Papa jangan ngambek dong. Udah tua masih suka ngambek."

Winda merangkul suaminya dan melangkah menuju kamar.

Erlangga sudah masik ke kamarnya.

Ia membuka buku agendanya. Masih banyak yang harus ia lakukan ke depannya. Erlangga belum ke kampung Neneknya di Kediri. Nenek dari Mama Erlangga tinggal sendiri di kampung. Sudah tidak ada satu keluarga pun di sana. Beruntung tetangga Nenek yang bernama Bu Endang orangnya baik. Bahkan salah satu cucunya ia relakan untuk tinggal bersama Nenek agar bisa menjaganya. Pras selama ini masih mengirimkan sejumlah uang untuk mertuanya itu. Bahkan Pras juga membayar cucu Bu Endang. Hitung-hitung balas budi. Karena anak tersebut pun sampai tidak jadi ke kota untuk bekerja karena menjaga Nenek. Bagi Pras tidak ada mantan mertua. Walau bagaimana pun Bu Fatimah Neneknya Erlangga, Putra mahkotanya. Erlangga juga belum main ke rumah Om Juna dan Tante Mimi.

Keesokan harinya.

Setelah shalat Shubuh, Erlangga mengaji sebentar. Setelah itu ia berolahraga di tempat olahraga yang berada di lantai paling atas rumahnya. Tiba-tiba handphone Erlangga berdering. Erlangga menghentikan kegiatannya dan melihat handphonenya.

"Nenek... "Lirihnya.

Ia segera menerima panggilan telpon.

"Assalamu'alaikum.... "

Bulan suara Nenek yang ia dengar, tapi suara seorang wanita muda dari seberang sana.

"Wa'alaikum salam.... "

"E... maaf ini Mas Er?"

"Iya... kamu?"

"Ini Aira, Mas."

"Oh iya Aira, maaf aku lupa. Kenapa kamu menelpon dari nomor Nenek?"

"Maaf, Mas. Tadi sebelum pingsan Mbah Fatimah minta Aira suruh telpon Mas Er. Beliau saat ini sedang ada di ruang UGD puskesmas, Mas."

"Apa, kenapa dengan Nenek?"

"Maaf Mas, tadi Mbah Fatimah nyapu di belakang rumah. Saat mau ambil sampah ndak lihat kalau ada ular. Beliau digigit ular, Mas."

"Astagfirullah....bagaimana keadaan Nenek?"

"Mbah ndak belum sadar, Mas. Tadi Masku yang gendong Mbah ke puskesmas.

" Aira, tolong kabari selanjutnya. Aku akan segera berangkat ke sana."

"Baik, Mas."

Erlangga segera turun dan pergi ke kamar orang tuanya. Winda membuka pintu kamarnya. Ia melihat mata Erlangga sudah berkaca-kaca. Anak itu sangat sensitif sejak kecil. Apa lagi setelah dirinya mengalami trauma dulu.

"Ada apa, Bang?"

Tanpa berkata, Erlangga memeluk sang Bunda.

Winda yang sudah memahami putranya pun mengusap punggungnya.

"Hei, ada apa?"

"Bunda, nenek digigit ular, saat ini sedang di UGD. "

"Innalillah.... siapa yang kasih kabar, Bang?"

"Aira yang telpon pakai handphone Nenek. Bunda, Er mau ke sana. Tolong bilang Papa Er nggak bisa ke kantor. "

"Iya, Papamu lagi mandi. Nanti Bunda bilang. Kamu jangan terlalu panik ya. Kamu harus berpikir jernih. InsyaAllah Nenek baik-baik saja."

"Iya, Bun."

Erlangga kembali ke kamarnya. Ia segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Dengan tergesa-gesa, ia pamit kepada orang rumah.

"Hati-hati, Er."

"Iya, Oma."

"Bang, nanti kabari kami ya."

"Iya, Bun."

Erlangga tancap gas. Ia melewati jalan tol agar lebih cepat sampai di Kediri. Selama perjalanan, Erlangga terus menghubungi nomor Neneknya menanyakan perkembangannya. Ternyata Bu Fatimah sudah sadar. Racunnya sudah bisa dinetralisir. Namun Bu Fatimah harus tetap dirawat inap di puskesmas untuk memulihkan tubuhnya. Karena racunnya sudah sedikit menyebar sehingga membuat tenaganya terkuras dan ia tidak dapat menggerakkan tangannya.

Erlangga menaikkan kecepatan mobil. Ia sangat mengkhawatirkan Neneknya. Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya ia sampai di kampung. Erlangga meminta Aira untuk mengirim lokasi puskesmas. Karena Erlangga tidak tahu letak puskesmas. Ia lansung menuju ke sana.

"Aira, aku sudah di depan puskesmas."

"Nenek ada di kamar apa?"

"Kamar Dahlia 1, Mas."

"Baiklah, aku ke sana. Terima kasih."

Sebelum Aira menjawabnya, Erlangga sudah menutup telponnya. Ia segera masuk dan mencari kamar tersebut. Karena puskesmas tidak terlalu luas dan hanya satu lantai, mudah bagi Erlangga menemukan kamar Neneknya.Aira sedang berdiri di pintu kamar. Di dalam sudah ada Bu Endang.

"Mas... "

"Aira, mana Nenek?"

"Di dalam Mas, mari masuk."

Bu Fatimah berbaring tak berdaya di atas brangkar.

"Nenek... "

"Er... Er.... "

"Maafkan Er baru sempat mengunjungi Nenek."

"Nenek tahu, Er sibuk."

Erlangga mengusap tangan Neneknya. Ia menahan air matanya. Bu Fatimah mengusap pipi Erlangga.

"Nenek sudah makan?"

Bu Fatimah mengangguk.

"Sudah kok, Nak Er. Tadi Aira yang suapin." Sahut Bu Endang."

"Aira, Mbah Endang. Terima kasih sudah menjaga Nenekku."

"Sama-sama, leh."

"Mbah Endang sama Aira pulang saja dulu. Mungkin kalian mau istirahat. Biar Er yang jaga Nenek."

"Nak Er, ndak capek? "

"Tidak, Mbah."

"Ya sudah, kalau begitu Mbah pulang dulu. Nanti sore kita ke sini lagi. Oh iya Nak Er, administrasinya masih kurang tadi."

"Iya, Mbah nanti buat Er yang urus."

Erlangga belum makan. Tadi saat berangkat ia tidak sempat makan. Di pertengahan jalan ia sempat berhenti sebentar di rest area untuk membeli roti di minimarket. Baru sekarang ia sempat memakan rotinya.

Bu Endang dan Aira pulang dengan menggunakan sepeda ontel. Jarak antara rumah mereka dan puskesmas sekitar 500 meter.

"Nduk, Erlangga tambah ganteng yo?"

"Iya, Mbah." Jawab Aira, seraya tersenyum.

"Ganteng banget, bukan hanya ganteng. Dia penyayang dan sangat baik. Aku hanya bisa berandai menjadi pasangannya." Batin Aira.

"Aduh aduh.. nduk, pelan."

"Maaf mbah, Aira ndak lihat ada batu. "

"Makanya yang fokus, nduk. Jangan keinget si toleh."

"Mbah, apaan sih."

"Hehe... mbah bercanda."

Aira mengatuh sepedanya dengan penuh semangat. Entah mengapa hatinya saat ini sedang berbunga-bunga.

Bersambung...

...****************...

Terpopuler

Comments

Kak Yuniah

Kak Yuniah

mending sama Aira aja er jgn sama Qonita itu,,Aira jlas ngerawat nenekmu walaupun di bayar tpi tulus menyayanginya

2024-12-02

2

flower

flower

kok srek nya sama Aira ya.. kalau sama qonita gimana gitu

2024-12-02

1

Jenong Nong

Jenong Nong

Qonita udah jelas g cocok kyaknya dia g tulus klo Aira ntah ya rasanya g srek jg yg lain aja thor... 😂😂❤❤🙏🙏

2024-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 Kembalinya Erlangga
2 Hari pertama
3 Pulang kampung
4 Kebaikan Erlangga
5 Masakan Erlangga
6 Sepeda kayuh
7 Kembali ke Surabaya
8 Asisten pribadi
9 Anak Bunda
10 Rifka Zakiyah Abraham
11 Konspirasi
12 Masalah Hati
13 Jepit rambut
14 Pandangan Mata
15 Cinta dalam hati
16 Tidak dapat tidur
17 Pertemuan keluarga
18 Curhatan Mami Fatin
19 Pengakuan Erlangga
20 Opa Sakit
21 Tugas Erlangga
22 Kena prank
23 Mimpi apa semalam
24 Ujian kecil
25 Menggoda istri
26 Demam
27 Kunjungan istri
28 Obat dosis rendah
29 Pengajian
30 Negeri dongeng
31 Suite room
32 Pagi yang syahdu
33 Keluarga besar
34 Makan malam romantis
35 Pulang ke rumah
36 Suami idaman
37 Tamu tak diundang
38 Berbohong demi kebaikan
39 Buka puasa
40 Rumah Opa
41 Perkara lipstik
42 Menghadapi pebinor
43 Bulan madu yang tertunda
44 Pulang ke rumah nenek
45 Diratukan suami
46 Pulang dari rumah sakit
47 Membawa nenek ke Surabaya
48 Perkembangan
49 Kado spesial
50 Ngidam
51 Ingin timun Jepang
52 Ahmad
53 Pengakuan Rifki
54 Lamaran
55 Menggoda Rifki
56 Pernikahan trending topik
57 Menggoda istri
58 Resepsi pernikahan R&A
59 Maaf sudah menyakitimu
60 Ularnya gigit
61 Keluarga Aira
62 Pulang ke Jakarta
63 Menginap di rumah Mami
64 Suka dan duka
65 Dunia seakan runtuh
66 Lahirnya si kembar
67 Kabar bahagia
68 Aqiqah
69 Honeymoon yang tertunda
70 Kembali ke rumah
71 Satu tahun kemudian
72 Novel baru
73 Happy Ending
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Kembalinya Erlangga
2
Hari pertama
3
Pulang kampung
4
Kebaikan Erlangga
5
Masakan Erlangga
6
Sepeda kayuh
7
Kembali ke Surabaya
8
Asisten pribadi
9
Anak Bunda
10
Rifka Zakiyah Abraham
11
Konspirasi
12
Masalah Hati
13
Jepit rambut
14
Pandangan Mata
15
Cinta dalam hati
16
Tidak dapat tidur
17
Pertemuan keluarga
18
Curhatan Mami Fatin
19
Pengakuan Erlangga
20
Opa Sakit
21
Tugas Erlangga
22
Kena prank
23
Mimpi apa semalam
24
Ujian kecil
25
Menggoda istri
26
Demam
27
Kunjungan istri
28
Obat dosis rendah
29
Pengajian
30
Negeri dongeng
31
Suite room
32
Pagi yang syahdu
33
Keluarga besar
34
Makan malam romantis
35
Pulang ke rumah
36
Suami idaman
37
Tamu tak diundang
38
Berbohong demi kebaikan
39
Buka puasa
40
Rumah Opa
41
Perkara lipstik
42
Menghadapi pebinor
43
Bulan madu yang tertunda
44
Pulang ke rumah nenek
45
Diratukan suami
46
Pulang dari rumah sakit
47
Membawa nenek ke Surabaya
48
Perkembangan
49
Kado spesial
50
Ngidam
51
Ingin timun Jepang
52
Ahmad
53
Pengakuan Rifki
54
Lamaran
55
Menggoda Rifki
56
Pernikahan trending topik
57
Menggoda istri
58
Resepsi pernikahan R&A
59
Maaf sudah menyakitimu
60
Ularnya gigit
61
Keluarga Aira
62
Pulang ke Jakarta
63
Menginap di rumah Mami
64
Suka dan duka
65
Dunia seakan runtuh
66
Lahirnya si kembar
67
Kabar bahagia
68
Aqiqah
69
Honeymoon yang tertunda
70
Kembali ke rumah
71
Satu tahun kemudian
72
Novel baru
73
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!