...Paviliun Bunga suci ...
Pendekar dewa degan mudahnya memukul pasukan aliansi. Tidak ada yang mampu bertahan lebih dari tiga jurus dan serangan. Berbagai panah dan senjata yang menghantam tubuh mereka pun terpental lantaran aura Qi yang mereka pancarkan.
Para pendekar tingkat lanjut memang sangup membuat aura seperti itu namun Qi mereka belum cukup tinggi untuk menyalurkannya keseluruh tubuh mereka. Wal hasil hanya sebagian tangan dan senjata mereka sahaja yang sanggup di aliri tenaga dalam.
Walaupun itu cukup untuk menahan sepuluh serangan saat berhadapan dengan pendekar tingkat dewa namun untuk seterusnya itu akan sulit sebab perbedaan Qi yang terlalu jauh.
Dalam beberapa menit saja anggota pasukan aliansi dapat disapu dengan mudah dengan dalam pertarungan. Ribuan mayat tergeletak dalam tanah dan belum ada tanda tanda ada korban dari pihak lawan.
Para pimpinan pasukan aliansi merapatkan giginya. Mereka sangat geram mengingat korban yang berjatuhan dan serangan mereka seperti tidak memberikan tekanan sedikit pun bagi pihak lawan.
...Rapat dadakan...
Rapat dadakan memang berlangsung di tengah pertempuran. Mereka masih heran dengan kota ini. Kota yang berisikan orang orang dari sakte Paviliun bunga suci tidak tampak seperti kota. Tidak ada tanda tanda keberadaan orang yang mendiami kota ini.
Tidak ada yang menyangka akan terjadi seperti ini. Informasi rahasia mereka sepertinya telah bocor. Pemimpin pusat mulai menyusun strategi ulang dan memerintahkan pasukan mereka di setiap bagian untuk menyisir, tapi mereka harus bergerak diam diam .
Tanpa mereka sadari dari arah utara telah terjadi pertempuran sengit yang berat sebelah dan jumlah pasukan mereka seperti tidak memberikan jaminan kemenangan untuk mereka.
Ketakutan mereka akan kekutan pendekar tingakat dewa membutakan mereka akan kejernihan pikiran. Mereka sama sekali tidak sadar akan pasukan aliansi di bagian utara.
Kehati hatian merek pun terkesan amat berlebihan. Mereka sangat berpikir panjang dengan mengambil keputusan. Hasil rapat pun sangat jauh dari kebenaran jiwa kesatria. Pada akhirnya mereka hanya sekumpulan orang yang berusaha membalas dendam tapi takut kematian.
...Kembali ke utara...
Pendekar tingkat dewa dengan mudahnya membunuh pasukan aliansi. Itu terbukti dari satu kali pukulannya sahaja mampu membunuh pendekar tingkat atas. Tidak heran lagi dalam beberapa menit sudah hampir separuh pasukan aliansi tergeletak jatuh di tanah tanpa bernyawa.
Kebal senjata kebal pukulan. Panah dan senjata pisau kecil seperti gigitan semut bagi mereka. Belum lagi serangan mereka yang amat mengerikan. Dalam pukulan yang di aliri Qi sanggup membunuh pendekar tingkat atas dengan sekali pukulan.
Sedangkan pedang yang mereka aliri energi Qi sanggup melibaskan tenaga dalam yang mampu membunuh ratusan pendekar tingkat atas dengan mudah dan untuk pendekar tingkat lanjut itu akan memberikan luka yang fatal.
Para pemimpin pasukan aliansi yang beberapa kali adu jurus dengan pendekar dewa sangat kelabakan. Memang mereka berada di tingkat pendekar lanjut tahap puncak namun itu belum cukup untuk mengimbangi puluhan jurus dari lawan mereka. Pasukan hanya menggerutu mengingat rencana ketua sakte mereka yang tidak merelakan dendam mereka .
“ Hmph, jika sahaja ketua tidak bodoh dan merelakan dendam mereka tentu kejadian ini takan terjadi”.
Pandanganya sedikit teralihkan saat melihat lautan manusia yang mati sia sia. Dia sedang kabur dari kejaran pendekar dewa.
Melihat para pemimpin mereka kabur moral pasukan turun dan mencoba mengikuti nya. Ratusan ribu kini tinggal puluhan ribu sahaja. Terlihat penampakan lautan manusia yang mencoba berlari menyelamatkan diri. Mereka tidak sadar dengan siapa mereka hadapi.
Wusssss
Wussss
Wussss
Sebuah cahaya terbang di atas sebuah pasukan. Benar sekali, mereka adalah pendekar tingkat dewa yang mampu terbang layak nya burung, terlebih lagi saat mereka terbang kecepatan mereka di bilang sangat cepat.
Dalam beberapa helaan nafas mereka sudah menghadang pasukan aliansi, mereka adalah ribuan pasukan tingkat dewa yang menghadang di depan. Mereka hendak berbalik namun sayang tidak ada jalan lagi. Di depan ada pendekar tingkat dewa di belakang ada pendekar tingkat lanjut tahap puncak.
“ Sial sial sial”.
“ Apa gunanya uang banyak bila tiada ada kehidupan”.
“Brengsek semua uang ku sahaja belum ku nikmati tpi sekarng kamatian harus aku temui”.
“Jika aku berhasil selamat dari peperangan ini aku akan berhenti jadi pendekar, menjadi tani atau pedagang mungkin lebih baik”.
Banyak yang mengumpat , banyak yang menggerutu dan banyak yang mengungkapkan doa doa mereka. Namun sayang mereka bertemu dewa kematian yang tidak pandang bulu.
Mau maju kedepan atau mundur ke belakang hanya kematian shaja yang mereka tuju. Banyak penyesalan bagi mereka yang mengikuti misi ini, tidak sedikit yang mengutuk pimpinan pasukan dan ketua sekte mereka yang bodoh.
“ Dasar ketua ba*bi, kau beri aku 10.000 koin emas pun jika tahu misinya akan seperti ini tentu aku akan menolaknya”.
“ Ketua sekte brengsek ini bukan lagi misi, ini bunuh diri”.
Berbagai celaan dan kekesalan mereka ungkapkan, walaupun di samping mereka ada pimpinan mereka. Para prajurit ini tidak lagi menunjukan rasa hormat dan takut sedikit pun. Pimpinan pasukan pun menanggapinya dengan tersenyum kecut dan mencoba berlari menyelamatkan diri.
Kurang dari setengah jam pasukan aliansi telah habis di bantai dengan mudahnya oleh anggot sakte Paviliun Bunga suci dengan cepat. Penampakan yang terlihat sekarang bukan lagi tanah hijau dengan rumput melainkan darah segar dengan mayat tidak bernyawa.
Di sisi yang lain anggota sekte Paviliun Bunga Suci tidak ada korban di pihak mereka. Hanya beberapa dari mereka yang mengalami luka ringan yang membutuhkan sedikit pengobatan.
Seseorang yang seperti assasin menghampiri tetua sakte Paviliun Bunga Suci.
“ Lapor tetua, pasukan aliansi sedang melacak keberadaan kita. Mereka meniyisiri setiap kota untuk menemuka kita. Tidak ada pergerakan mencurigakan menurut ku, tapi mereka memiliki kurang lebih enam ratus ribu pasukan dengan dua ratusan pasukan di timur, barat dan selatan”. Ucap peria muda ini dengan menekukan sebelah kakinya.
“ Hahahahah ahahhahah hahahh, tenang sahaja mereka ini bukan tandingan kita. Mereka kesini hanya menghantarkan nyawa sahaja, kau terus awasi dan berikan laporan selalu. Selidiki apa mereka memiliki senjata rahasia” balas seorang tetua yang berpawakan gemuk dengan kepala botaknya.
“Siap laksanakan”.
Perlahan pria pengintai yang seperti assasin itu menghilang dalam gelapnya malam. Para tetua sakte Paviliun Bunga Suci dan pasukannya kembali ke tempat persembunyian mereka.
Sakte Paviliun Bunga suci sejak dari awal sudah mempersiapkan ruang bawah tanah yang tidak akan seorang pun tahu. Lantaran impian mereka akan ideologi mereka membuat sejak dari dulu ruang bawah tanah sudah ada dan bahkan tiap tahun nya selalu mengalami renovasi serta perbaikan. Kini ruangan bawah tanah tersebut pun sanggup menampung seluruh orang di kota kecil ini.
...Kembali ke pasukan aliansi pusat...
Setelah hampir setengah jam menyisiri kota, para pasukan kusus di bawah naungan pasukan alisansi kembali dengan tangan kosong. Tiada ada yang bisa mereka laporkan. Mereka tidak menemukan apa pun di dalam kota. Semua kosong tidak berpenghuni, barang barang berharga pun tidak mereka temui.
Tapi ada sebuah laporan kusus yang mencengangkan seluruh pimpinan aliansi.
“ Apa, bagaiman ini terjadi, sialan aku lupa keberadaan pasukan di utara”. Ucap peria paruh baya yang bermantel hitam menepuk jidatnya dan memperjelek mukanya dengan mencakar mukanya sendiri.
Halllooo
Para readers.
Jangan lupa yahh.
Klik tombol like yaaa.
Kalo bisa kasih aku kritik dan saran nya di kolom komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Hadi Hadi
up
2020-09-23
1
Sari Istiqomah
Assalamualaikum semangat berkarya thor
Aku sudah like ya, mampir yuk keceritaku
Dia Untukku. Terimah Kasih
2020-09-21
2
fajar khafidin
Semangat Thor!!!!!
2020-09-20
1