Bab 20 Pengejaran Terakhir

Langit mulai berubah, menandakan pergantian malam menuju fajar. Hutan yang gelap kini sedikit lebih terang dengan semburat oranye di cakrawala. Raka, Nadia, dan Pak Hasan terus melangkah dengan sisa tenaga yang mereka miliki. Mereka berhasil mendekati perbatasan hutan, tetapi ancaman masih membayangi.

"Lo lihat itu?" bisik Raka sambil menunjuk ke arah depan. Sebuah jalan setapak kecil dengan lampu redup menandai akhir dari hutan lebat.

"Jakarta," jawab Nadia lirih. Napasnya tersengal, tetapi matanya penuh harapan. "Kita hampir sampai."

Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara gemerisik kembali terdengar di belakang mereka. Suara langkah kaki cepat yang berusaha menutupi jejaknya.

"Mereka ngejar kita lagi," bisik Pak Hasan dengan nada serius.

Raka langsung mengambil posisi siaga. "Nadia, lo bawa Pak Hasan ke jalan itu. Gue tahan mereka di sini."

Nadia menatap Raka dengan ragu. "Lo nggak bisa sendirian, Raka! Mereka lebih banyak!"

"Percaya sama gue," jawab Raka tegas. "Kalau gue nggak tahan mereka sekarang, kita semua bakal ketangkep."

Pak Hasan meletakkan tangannya di bahu Raka. "Hati-hati, Nak. Kita nggak akan ninggalin lo."

Raka mengangguk tanpa berkata apa-apa. Ia menunggu sampai Nadia dan Pak Hasan mulai bergerak menuju jalan setapak sebelum ia mengambil posisi di balik pohon besar. Di tangannya, ia memegang sebuah batang kayu—satu-satunya senjata yang ia temukan di hutan.

**Pertempuran di Tengah Hutan**

Tiga pria muncul dari balik semak-semak, wajah mereka menunjukkan tekad untuk menangkap. Salah satu dari mereka membawa senjata api, sementara yang lainnya bersenjatakan pisau.

"Keluar, bocah! Gue tahu lo di situ!" teriak salah satu dari mereka.

Raka tidak menjawab. Ia menunggu dengan sabar sampai mereka mendekat, menyusun rencana di kepalanya. Ketika salah satu pria bersenjata pisau melangkah cukup dekat, Raka melompat keluar dari persembunyiannya dan menghantamkan batang kayu itu ke kakinya, membuat pria itu jatuh tersungkur.

"Kurang ajar!" teriak pria yang lain sambil mengarahkan senjatanya ke Raka.

Sebelum pria itu sempat menarik pelatuk, Raka melemparkan kayu ke arah wajahnya, cukup untuk mengalihkan perhatian. Ia segera menerjang, merebut senjata dari tangan pria itu, meskipun harus menerima pukulan keras di rusuknya.

Pertarungan berlangsung sengit. Meskipun jumlah mereka lebih banyak, Raka menggunakan kecepatan dan kecerdasannya untuk melawan. Ia berhasil menjatuhkan dua dari mereka, tetapi yang terakhir, pria dengan tubuh besar, memberikan perlawanan sengit.

Pria itu mendorong Raka ke tanah, menindihnya dengan berat tubuhnya. "Lo pikir bisa ngelawan kami?"

Raka menggertakkan gigi, mencoba melawan meskipun tubuhnya mulai lemah. Ia meraba-raba tanah di sekitarnya, mencari sesuatu yang bisa digunakan, sampai akhirnya tangannya menemukan sebuah batu. Dengan sekuat tenaga, ia menghantamkan batu itu ke kepala pria tersebut, membuatnya jatuh ke samping.

Raka bangkit dengan napas terengah, memandang ketiga pria yang kini terkapar di tanah. Tapi ia tahu, ini belum selesai.

**Di Ujung Jalan**

Sementara itu, Nadia dan Pak Hasan berhasil mencapai jalan setapak. Dari kejauhan, terlihat sebuah truk tua yang sedang melintas. Nadia melambaikan tangan dengan panik.

"Berhenti! Tolong!" teriaknya.

Sopir truk, seorang pria tua dengan wajah penuh keriput, memperlambat laju truknya dan membuka jendela. "Ada apa, Nak?"

"Kami butuh bantuan. Ada orang yang mengejar kami," jawab Nadia cepat.

Tanpa banyak bertanya, pria itu membuka pintu belakang truknya. "Cepat naik. Gue bakal bawa kalian keluar dari sini."

Nadia membantu Pak Hasan naik ke dalam truk, tetapi ia terus menoleh ke arah hutan, berharap melihat Raka muncul.

"Dia pasti datang," gumamnya pelan.

Tidak lama kemudian, suara langkah tergesa terdengar. Raka muncul dari balik pepohonan, wajahnya penuh luka, tetapi matanya tetap menyala dengan tekad.

"Nadia! Pak Hasan!" serunya sambil berlari ke arah mereka.

Nadia langsung melompat turun dari truk untuk membantunya. "Lo berhasil?"

Raka mengangguk sambil tersenyum lelah. "Mereka nggak akan ngikutin kita lagi. Tapi kita harus cepat pergi."

Mereka berdua naik ke truk, dan pria tua itu segera menancapkan gas, membawa mereka menjauh dari hutan menuju jalan raya yang mulai ramai oleh kendaraan pagi.

Di dalam truk, suasana hening sejenak. Ketiganya duduk berdampingan, saling menatap dengan kelelahan tetapi juga rasa lega. Mereka tahu bahwa perjuangan belum selesai, tetapi setidaknya untuk saat ini, mereka berhasil keluar dari ancaman terdekat.

"Ini belum selesai," kata Pak Hasan, memecah keheningan.

"Kita masih harus bawa bukti ini ke tempat yang aman. Jakarta mungkin penuh dengan musuh, tapi di sana juga ada harapan."

Raka menatap keluar jendela, melihat matahari yang mulai terbit. Sinar lembutnya menerobos kaca truk, seolah memberi penghiburan setelah malam yang panjang. "Apa pun yang terjadi, gue nggak akan biarin mereka menang. Kita bakal terus maju."

Nadia menyandarkan kepala ke dinding truk, mencoba mengatur napas yang masih tersengal.

“Tapi kita harus hati-hati. Semakin dekat kita ke Jakarta, semakin besar juga resikonya. Mereka nggak akan berhenti ngejar kita, Raka.”

Raka mengangguk. “Gue tahu. Tapi kita udah sejauh ini. Lo lihat tadi? Mereka kalah karena kita nggak nyerah. Ini soal waktu, dan gue yakin kita bakal menang kalau kita bertahan.”

Sopir truk itu, yang sejak tadi diam mendengarkan, akhirnya bersuara.

“Kalian anak-anak muda yang kuat. Gue nggak tahu apa yang kalian hadapi, tapi semangat kayak gitu yang bikin hidup ini berarti. Selama kalian percaya sama diri sendiri, nggak ada yang nggak mungkin.”

Kata-kata sederhana itu membuat ketiganya saling menatap. Mereka tahu perjalanan ini masih panjang dan penuh tantangan. Tapi untuk pertama kalinya sejak malam itu, ada rasa percaya bahwa mereka tidak sendiri, bahwa ada orang-orang yang mungkin tanpa mereka sadari, akan menjadi bagian dari perjuangan ini.

Di tengah deru truk yang terus melaju, matahari kini sepenuhnya terbit, menyinari jalanan yang mulai ramai. Bagi Raka, Nadia, dan Pak Hasan, ini adalah awal dari babak baru, sebuah pertempuran terakhir di tengah hiruk-pikuk Jakarta yang tak pernah tidur. Mereka tahu, di sana ada kegelapan yang menunggu, tetapi juga ada cahaya harapan yang masih harus mereka kejar.

Truk melaju kencang di jalanan yang mulai dipenuhi aktivitas pagi. Raka, Nadia, dan Pak Hasan duduk dalam keheningan, masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri, namun hati mereka terikat pada satu tujuan: menyelesaikan misi ini, apapun risikonya.

Sesekali, Raka melirik ke luar jendela, matanya tajam mengamati setiap kendaraan yang lewat. Ia tahu, meski mereka sudah keluar dari hutan, ancaman belum sepenuhnya hilang. Jakarta, kota yang penuh harapan dan bahaya, akan menjadi medan terakhir mereka.

"Jalan ini... mengingatkan gue sama masa lalu," kata Pak Hasan, suaranya serak, seolah berbicara pada dirinya sendiri.

"Dulu, waktu gue masih muda, gue sering lewat sini. Tapi nggak pernah bayangin bakal sampai di titik ini."

Nadia menoleh pada Pak Hasan, memberi tatapan lembut. "Pak, kita semua ngalamin hal yang nggak terduga. Kita bisa melewati ini bareng-bareng."

Pak Hasan tersenyum tipis, matanya terlihat lelah, namun penuh semangat.

"Lo bener, Nak. Kadang, jalan kita nggak jelas, tapi selama kita terus maju, kita pasti sampai."

Raka menatap jauh ke depan, matanya berbinar dengan tekad.

"Kita harus sampai ke sana, Pak. Kita nggak boleh berhenti sebelum kebenaran terungkap."

Di kejauhan, terlihat gedung-gedung tinggi Jakarta mulai mendekat. Lampu-lampu kota bersinar dalam gelapnya pagi, seperti tanda bahwa dunia mereka akan segera berubah. Ada bahaya yang menanti, tetapi di balik itu, ada kesempatan untuk mengubah segalanya.

Raka menarik napas dalam-dalam. "Ini baru permulaan."

Di jalan yang penuh tantangan ini, mereka tahu tidak ada yang pasti. Namun, satu hal yang pasti: mereka akan berjuang sampai akhir, karena meskipun Jakarta penuh dengan musuh dan rintangan, mereka tahu bahwa kebenaran yang mereka bawa adalah senjata yang tak akan pernah bisa dihentikan.

Episodes
1 Chapter 1 Bab 1 Selamat Datang di Jakarta
2 Bab 2 Kos Kosan di Gang Sempit
3 Bab 3 Jalan yang Berbeda
4 Bab 4 Titik Balik
5 Bab 5 Mencari Jalan Baru
6 Bab 6 Keringan dan Keberanian
7 Bab 7 Menghadapi Badai
8 Bab 8 Jalan Baru yang Berliku
9 Bab 9 Pilihan yang Tak Terduga
10 Bab 10 langkah Awal di Jalur Baru
11 Bab 11 Kejutan di Tengah Kesibukan
12 Bab 12 Kebenaran yang Terkuak
13 Bab 13 Konspirasi di Balik Pintu Tertutup
14 Bab 14 Langkah ditengah Ancaman
15 Bab 15 Persengkongkolan yang Terkuak
16 Bab 16 Kejaran Tanpa Henti
17 bab 17 Kejaran Berlanjut
18 Bab 18 Perpecahan dan Perlawanan
19 Bab 19 Perjuangan ditengah Bayangan
20 Bab 20 Pengejaran Terakhir
21 Bab 21 Pintu Gerbang Jakarta
22 Bab 22 Langkah Pertama
23 Bab 23 Labirin Jakarta
24 Bab 24 Jaringan Tak Terlihat
25 Bab 25 di Balik Bayang-Bayang
26 Bab 26 Langkah di Ujung Keputusan
27 Bab 27 Jaring yang Mengencang
28 Bab 28 Jejak di Tengah Kota
29 Bab 29 Langka Menuju Sarang
30 Bab 30 Titik Balik
31 Bab 31 Jalan Gelap Terbuka
32 Bab 32 Api Dalam Gelap
33 Bab 33 Perang Bayangan
34 Bab 34 Kepungan Tak Terduga
35 Bab 35 Jalan Tak Terlihat
36 Bab 36 Antara Dua Dunia
37 Bab 37 Titik Terendah
38 Bab 38 Dibalik Bayang-Bayang
39 Bab 39 Jejak di Tengah Gelap
40 Bab 40 Api di Tengah Hujan
41 Bab 41 Jejak Kegelapan
42 Bab 42 di Balik Bayang Jakarta
43 Bab 43 Pertempuran dalam Bayang-Bayang
44 Bab 44 Awal dari Akhir
45 Bab 45 Berlanjut
46 Bab 46 Perangkap Tak Terduga
47 Bab 47 Akhir dan Awal Baru
48 Chapter 2 Bab 48 Awal Baru
49 Bab 49 Hari Pertama Kerja Bengkel
50 Bab 50 Membantu Rina
51 Bab 51 Kehadiran Bayu
52 Bab 52 Bertemu Nadia
53 Bab 53 Pertarungan Bebas
54 Bab 54 Awal Hari yang Biasa
55 Bab 55 Melawan Ical
56 Bab 56 Dunia yang Lebih Gelap
57 Bab 57 Raka Memutuskan untuk Menerima Tawaran Arman
58 bab 58 Ikut Nadia
59 Bab 59 Adegan awal
60 Bab 60 Tatap Muka
61 Bab 61 Hari Pertandingan
62 Bab 62 Informasi dari Bayu
63 Bab 63 Pembicaraan Kecil
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Chapter 1 Bab 1 Selamat Datang di Jakarta
2
Bab 2 Kos Kosan di Gang Sempit
3
Bab 3 Jalan yang Berbeda
4
Bab 4 Titik Balik
5
Bab 5 Mencari Jalan Baru
6
Bab 6 Keringan dan Keberanian
7
Bab 7 Menghadapi Badai
8
Bab 8 Jalan Baru yang Berliku
9
Bab 9 Pilihan yang Tak Terduga
10
Bab 10 langkah Awal di Jalur Baru
11
Bab 11 Kejutan di Tengah Kesibukan
12
Bab 12 Kebenaran yang Terkuak
13
Bab 13 Konspirasi di Balik Pintu Tertutup
14
Bab 14 Langkah ditengah Ancaman
15
Bab 15 Persengkongkolan yang Terkuak
16
Bab 16 Kejaran Tanpa Henti
17
bab 17 Kejaran Berlanjut
18
Bab 18 Perpecahan dan Perlawanan
19
Bab 19 Perjuangan ditengah Bayangan
20
Bab 20 Pengejaran Terakhir
21
Bab 21 Pintu Gerbang Jakarta
22
Bab 22 Langkah Pertama
23
Bab 23 Labirin Jakarta
24
Bab 24 Jaringan Tak Terlihat
25
Bab 25 di Balik Bayang-Bayang
26
Bab 26 Langkah di Ujung Keputusan
27
Bab 27 Jaring yang Mengencang
28
Bab 28 Jejak di Tengah Kota
29
Bab 29 Langka Menuju Sarang
30
Bab 30 Titik Balik
31
Bab 31 Jalan Gelap Terbuka
32
Bab 32 Api Dalam Gelap
33
Bab 33 Perang Bayangan
34
Bab 34 Kepungan Tak Terduga
35
Bab 35 Jalan Tak Terlihat
36
Bab 36 Antara Dua Dunia
37
Bab 37 Titik Terendah
38
Bab 38 Dibalik Bayang-Bayang
39
Bab 39 Jejak di Tengah Gelap
40
Bab 40 Api di Tengah Hujan
41
Bab 41 Jejak Kegelapan
42
Bab 42 di Balik Bayang Jakarta
43
Bab 43 Pertempuran dalam Bayang-Bayang
44
Bab 44 Awal dari Akhir
45
Bab 45 Berlanjut
46
Bab 46 Perangkap Tak Terduga
47
Bab 47 Akhir dan Awal Baru
48
Chapter 2 Bab 48 Awal Baru
49
Bab 49 Hari Pertama Kerja Bengkel
50
Bab 50 Membantu Rina
51
Bab 51 Kehadiran Bayu
52
Bab 52 Bertemu Nadia
53
Bab 53 Pertarungan Bebas
54
Bab 54 Awal Hari yang Biasa
55
Bab 55 Melawan Ical
56
Bab 56 Dunia yang Lebih Gelap
57
Bab 57 Raka Memutuskan untuk Menerima Tawaran Arman
58
bab 58 Ikut Nadia
59
Bab 59 Adegan awal
60
Bab 60 Tatap Muka
61
Bab 61 Hari Pertandingan
62
Bab 62 Informasi dari Bayu
63
Bab 63 Pembicaraan Kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!