Bab 18 Perpecahan dan Perlawanan

Keputusan untuk berpencar membuat suasana semakin tegang. Waktu terasa begitu lambat ketika Raka memberikan dokumen itu kepada Nadia. “Simpan ini baik-baik. Kalau mereka nangkep gue, lo yang bawa ini ke tujuan.”

Nadia mengangguk dengan berat hati. Matanya menatap Raka penuh kecemasan. “Hati-hati, Raka.”

Raka mengangguk kecil, berusaha menyembunyikan kekhawatiran yang sama. “Gue bakal baik-baik aja. Jalan terus. Kita semua harus selamat.”

Dengan langkah ragu, Nadia dan Pak Hasan mulai bergerak ke arah barat, sementara Raka berlari ke arah yang berlawanan. Suara langkah kaki para pengejar semakin mendekat, membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Namun, ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk memberi Nadia dan Pak Hasan waktu adalah dengan mengalihkan perhatian para musuh.

**Umpan di Tengah Gelap**

Raka terus berlari melalui semak-semak dan pepohonan yang rapat. Ia dengan sengaja membuat suara, memastikan langkahnya cukup keras untuk menarik perhatian musuh. Taktiknya berhasil. Teriakan dari belakang semakin terdengar jelas.

“Dia ada di sana! Cepat kejar!”

Raka menoleh sekilas. Tiga orang pria dengan senjata api sedang mengejarnya. Ia melompat melewati batang pohon tumbang dan menyelinap di antara semak-semak yang lebih lebat, memanfaatkan lingkungan sekitar untuk menyulitkan para pengejarnya.

Salah satu pria itu melepaskan tembakan. Peluru mengenai batang pohon di sebelah Raka, serpihannya hampir melukai wajahnya. Namun, ia tidak berhenti. Dengan napas yang semakin berat, ia akhirnya menemukan sebuah celah kecil di antara dua pohon besar, cukup untuk membuat tubuhnya bersembunyi.

Raka berhenti di sana, menahan napas, berusaha mengendalikan detak jantungnya yang begitu kencang. Ia mendengar suara langkah kaki semakin dekat. Salah satu pria berhenti tepat di depan tempat persembunyiannya.

“Dia pasti di sekitar sini. Cari baik-baik!”

Raka menggenggam batu kecil yang ia temukan di tanah. Ia tahu, jika ketahuan, ia harus melawan. Meski tubuhnya sudah lelah, tekadnya tetap kuat. Dengan hati-hati, ia melempar batu itu ke arah semak-semak di sebelah kiri.

Suara batu yang jatuh membuat pria itu bereaksi. “Di sana! Gue dengar sesuatu!”

Pria itu dan dua rekannya langsung bergerak ke arah suara, meninggalkan Raka yang masih bersembunyi di balik pohon. Ia menghela napas lega, tetapi tahu bahwa ini hanya kemenangan kecil. Mereka akan terus mencari sampai dia ditemukan.

**Pak Hasan dan Nadia dalam Bahaya**

Sementara itu, Nadia dan Pak Hasan terus bergerak ke arah barat. Pak Hasan terlihat semakin lelah, namun ia berusaha menutupi hal itu dari Nadia. Mereka tahu bahwa mereka tidak boleh berhenti, karena dokumen yang mereka bawa terlalu berharga untuk jatuh ke tangan musuh.

Namun, langkah mereka terhenti ketika tiba-tiba dua pria muncul dari balik pepohonan di depan mereka. Mereka bersenjata, dan tatapan mereka penuh dengan ancaman.

“Nggak usah banyak tingkah,” kata salah satu pria itu sambil mengarahkan senjata ke mereka. “Serahin barang yang kalian bawa!”

Nadia menggenggam erat tasnya. “Lo nggak akan dapetin apa-apa dari kami.”

Pak Hasan berdiri di depan Nadia, mencoba melindunginya. “Lo nggak tahu apa yang lo lakuin. Ini soal hidup orang banyak. Jangan bikin kesalahan.”

Pria itu tertawa sinis. “Hidup orang banyak? Yang gue tahu, kalian cuma bakal mati di sini.”

Tiba-tiba, suara tembakan terdengar dari kejauhan. Salah satu pria itu mengalihkan pandangannya, memberikan kesempatan bagi Nadia untuk bertindak. Dengan cepat, ia melemparkan batu besar ke arah pria yang memegang senjata, membuatnya kehilangan keseimbangan. Pak Hasan memanfaatkan momen itu untuk menyerang pria lainnya, mendorongnya hingga terjatuh.

“Mundur, Nadia! Lari sekarang!” teriak Pak Hasan.

Nadia ragu, tetapi ia tahu bahwa ia harus melindungi dokumen itu. Dengan berat hati, ia mulai berlari meninggalkan Pak Hasan yang masih bergulat dengan salah satu pria bersenjata.

**Raka Bertemu Bahaya Baru**

Sementara itu, Raka berhasil keluar dari area pengejarannya, tetapi ia tidak menyadari bahwa ia justru menuju ke arah lain yang lebih berbahaya. Suara langkah kaki di belakangnya kini semakin jauh, namun suara mesin mobil mendekat dari depan. Ia menyadari bahwa musuh tidak hanya mengejarnya di darat, tetapi juga telah mengatur perimeter di sekitar hutan.

Raka berhenti di tengah jalan kecil yang dikelilingi pepohonan. Mobil hitam itu berhenti beberapa meter di depannya, dan tiga pria keluar dari dalamnya. Salah satu dari mereka adalah pria kekar yang pernah ia hadapi sebelumnya.

“Kali ini, lo nggak punya tempat untuk lari, Raka,” kata pria itu dengan senyum dingin.

Raka berdiri tegak, menatap mereka tanpa gentar. Ia tahu, melarikan diri bukan lagi pilihan. Ia harus menghadapi mereka dengan segala yang ia miliki.

“Kalau lo pikir gue bakal nyerah, lo salah besar,” jawab Raka sambil mengepalkan tinjunya.

Pria itu hanya tertawa, lalu memberikan isyarat kepada dua orang lainnya untuk maju. Pertarungan sengit pun tak terhindarkan. Raka melawan dengan segala kekuatannya, menggunakan kecepatan dan kecerdasannya untuk menghindari serangan mereka. Namun, jumlah mereka terlalu banyak, dan Raka mulai terdesak.

Di tengah situasi yang kacau, sebuah suara dari arah hutan membuat semua orang berhenti sejenak. Dari balik semak-semak, Nadia muncul dengan sebatang kayu besar di tangannya. Tanpa pikir panjang, ia menyerang salah satu pria yang mendekati Raka, membuat pria itu terjatuh.

“Kita nggak bisa terus lari, Raka,” kata Nadia dengan napas tersengal. “Kita lawan mereka bersama.”

Raka tersenyum kecil meskipun tubuhnya sudah penuh luka. “Kalau gitu, ayo kita habisin ini sekarang.”

Pertarungan itu berlanjut dengan sengit. Raka dan Nadia bertarung bahu membahu melawan para pria bersenjata itu. Meski kalah jumlah dan kekuatan, mereka tidak menyerah. Di balik perjuangan mereka, ada harapan untuk kebenaran yang harus diperjuangkan, apa pun risikonya.

Raka dan Nadia yang berdiri tegap, meskipun tubuh mereka penuh luka. Ancaman belum berakhir, tetapi mereka bertekad untuk terus maju, apa pun yang harus mereka hadapi di depan.

Raka dan Nadia berdiri berdampingan, napas mereka tersengal-sengal, tubuh penuh luka, tetapi mata mereka memancarkan keteguhan yang tak tergoyahkan. Dua pria bersenjata masih berdiri di depan mereka, meskipun salah satu dari mereka sudah mulai mundur, menyadari bahwa Raka dan Nadia bukan lawan yang mudah ditaklukkan.

“Ayo, lo masih mau coba?” Raka berteriak sambil mengepalkan tinjunya.

Pria kekar yang tadi memimpin kelompok itu menyeringai dingin.

“Lo pikir menang satu ronde berarti lo aman?

"Lo cuma memperpanjang waktu lo buat mati.”

Tiba-tiba, suara dari walkie-talkie yang dibawa pria itu memecah suasana.

“Kita kehilangan jejak kelompok lain. Fokus ke sasaran utama. Kalau dokumen itu lepas, kita habis!”

Mendengar perintah itu, pria kekar melirik ke arah Raka dan Nadia dengan tatapan tajam. “Lo berdua beruntung. Tapi jangan pikir ini selesai.”

Dengan gerakan cepat, pria itu memberi isyarat kepada anak buahnya untuk mundur. Mereka masuk kembali ke dalam mobil hitam dan pergi meninggalkan Raka dan Nadia di tengah hutan yang sunyi.

Nadia terjatuh di tanah, memegangi lengannya yang tergores. “Mereka pergi... kenapa mereka pergi?”

Raka, meski lelah, segera berjongkok di sebelah Nadia.

“Bukan karena mereka takut. Mereka hanya ganti strategi. Ini belum selesai.”

Dia memandang ke arah jalan tempat mobil itu pergi, pikirannya penuh dengan berbagai kemungkinan buruk. Mereka tahu bahaya masih mengintai, tetapi ini adalah waktu untuk mengatur ulang rencana dan menyembuhkan luka sebelum menghadapi pertarungan berikutnya.

“Sekarang, kita harus cari Pak Hasan,” kata Raka, membantu Nadia berdiri. “Dia juga dalam bahaya.”

Nadia mengangguk pelan. “Kita nggak boleh menyerah. Kita harus bawa bukti ini ke tempat yang aman.”

Dengan langkah yang berat tetapi penuh tekad, mereka melangkah lebih dalam ke hutan, tahu bahwa perjuangan mereka baru saja dimulai. Di balik bayangan pepohonan, bahaya lain sudah menanti, tetapi mereka berdua tahu bahwa mereka tidak akan berhenti, apapun yang terjadi.

Raka dan Nadia melangkah ke depan, siap menghadapi apa pun yang akan datang. Karena di dunia yang penuh kegelapan, satu langkah kecil menuju cahaya adalah langkah yang paling berarti.

Episodes
1 Chapter 1 Bab 1 Selamat Datang di Jakarta
2 Bab 2 Kos Kosan di Gang Sempit
3 Bab 3 Jalan yang Berbeda
4 Bab 4 Titik Balik
5 Bab 5 Mencari Jalan Baru
6 Bab 6 Keringan dan Keberanian
7 Bab 7 Menghadapi Badai
8 Bab 8 Jalan Baru yang Berliku
9 Bab 9 Pilihan yang Tak Terduga
10 Bab 10 langkah Awal di Jalur Baru
11 Bab 11 Kejutan di Tengah Kesibukan
12 Bab 12 Kebenaran yang Terkuak
13 Bab 13 Konspirasi di Balik Pintu Tertutup
14 Bab 14 Langkah ditengah Ancaman
15 Bab 15 Persengkongkolan yang Terkuak
16 Bab 16 Kejaran Tanpa Henti
17 bab 17 Kejaran Berlanjut
18 Bab 18 Perpecahan dan Perlawanan
19 Bab 19 Perjuangan ditengah Bayangan
20 Bab 20 Pengejaran Terakhir
21 Bab 21 Pintu Gerbang Jakarta
22 Bab 22 Langkah Pertama
23 Bab 23 Labirin Jakarta
24 Bab 24 Jaringan Tak Terlihat
25 Bab 25 di Balik Bayang-Bayang
26 Bab 26 Langkah di Ujung Keputusan
27 Bab 27 Jaring yang Mengencang
28 Bab 28 Jejak di Tengah Kota
29 Bab 29 Langka Menuju Sarang
30 Bab 30 Titik Balik
31 Bab 31 Jalan Gelap Terbuka
32 Bab 32 Api Dalam Gelap
33 Bab 33 Perang Bayangan
34 Bab 34 Kepungan Tak Terduga
35 Bab 35 Jalan Tak Terlihat
36 Bab 36 Antara Dua Dunia
37 Bab 37 Titik Terendah
38 Bab 38 Dibalik Bayang-Bayang
39 Bab 39 Jejak di Tengah Gelap
40 Bab 40 Api di Tengah Hujan
41 Bab 41 Jejak Kegelapan
42 Bab 42 di Balik Bayang Jakarta
43 Bab 43 Pertempuran dalam Bayang-Bayang
44 Bab 44 Awal dari Akhir
45 Bab 45 Berlanjut
46 Bab 46 Perangkap Tak Terduga
47 Bab 47 Akhir dan Awal Baru
48 Chapter 2 Bab 48 Awal Baru
49 Bab 49 Hari Pertama Kerja Bengkel
50 Bab 50 Membantu Rina
51 Bab 51 Kehadiran Bayu
52 Bab 52 Bertemu Nadia
53 Bab 53 Pertarungan Bebas
54 Bab 54 Awal Hari yang Biasa
55 Bab 55 Melawan Ical
56 Bab 56 Dunia yang Lebih Gelap
57 Bab 57 Raka Memutuskan untuk Menerima Tawaran Arman
58 bab 58 Ikut Nadia
59 Bab 59 Adegan awal
60 Bab 60 Tatap Muka
61 Bab 61 Hari Pertandingan
62 Bab 62 Informasi dari Bayu
63 Bab 63 Pembicaraan Kecil
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Chapter 1 Bab 1 Selamat Datang di Jakarta
2
Bab 2 Kos Kosan di Gang Sempit
3
Bab 3 Jalan yang Berbeda
4
Bab 4 Titik Balik
5
Bab 5 Mencari Jalan Baru
6
Bab 6 Keringan dan Keberanian
7
Bab 7 Menghadapi Badai
8
Bab 8 Jalan Baru yang Berliku
9
Bab 9 Pilihan yang Tak Terduga
10
Bab 10 langkah Awal di Jalur Baru
11
Bab 11 Kejutan di Tengah Kesibukan
12
Bab 12 Kebenaran yang Terkuak
13
Bab 13 Konspirasi di Balik Pintu Tertutup
14
Bab 14 Langkah ditengah Ancaman
15
Bab 15 Persengkongkolan yang Terkuak
16
Bab 16 Kejaran Tanpa Henti
17
bab 17 Kejaran Berlanjut
18
Bab 18 Perpecahan dan Perlawanan
19
Bab 19 Perjuangan ditengah Bayangan
20
Bab 20 Pengejaran Terakhir
21
Bab 21 Pintu Gerbang Jakarta
22
Bab 22 Langkah Pertama
23
Bab 23 Labirin Jakarta
24
Bab 24 Jaringan Tak Terlihat
25
Bab 25 di Balik Bayang-Bayang
26
Bab 26 Langkah di Ujung Keputusan
27
Bab 27 Jaring yang Mengencang
28
Bab 28 Jejak di Tengah Kota
29
Bab 29 Langka Menuju Sarang
30
Bab 30 Titik Balik
31
Bab 31 Jalan Gelap Terbuka
32
Bab 32 Api Dalam Gelap
33
Bab 33 Perang Bayangan
34
Bab 34 Kepungan Tak Terduga
35
Bab 35 Jalan Tak Terlihat
36
Bab 36 Antara Dua Dunia
37
Bab 37 Titik Terendah
38
Bab 38 Dibalik Bayang-Bayang
39
Bab 39 Jejak di Tengah Gelap
40
Bab 40 Api di Tengah Hujan
41
Bab 41 Jejak Kegelapan
42
Bab 42 di Balik Bayang Jakarta
43
Bab 43 Pertempuran dalam Bayang-Bayang
44
Bab 44 Awal dari Akhir
45
Bab 45 Berlanjut
46
Bab 46 Perangkap Tak Terduga
47
Bab 47 Akhir dan Awal Baru
48
Chapter 2 Bab 48 Awal Baru
49
Bab 49 Hari Pertama Kerja Bengkel
50
Bab 50 Membantu Rina
51
Bab 51 Kehadiran Bayu
52
Bab 52 Bertemu Nadia
53
Bab 53 Pertarungan Bebas
54
Bab 54 Awal Hari yang Biasa
55
Bab 55 Melawan Ical
56
Bab 56 Dunia yang Lebih Gelap
57
Bab 57 Raka Memutuskan untuk Menerima Tawaran Arman
58
bab 58 Ikut Nadia
59
Bab 59 Adegan awal
60
Bab 60 Tatap Muka
61
Bab 61 Hari Pertandingan
62
Bab 62 Informasi dari Bayu
63
Bab 63 Pembicaraan Kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!